Makanan yang bergizi, pengendalian berat badan, dan aktivitas fisik merupakan program terapi untuk pasien diabetes melitus. Namun, banyak pasien yang sulit untuk menjalankan gaya hidup sehat tersebut, sehingga pasien harus bergantung pada obat-obatan untuk terapi. Selain pengobatan modern, pengobatan tradisional telah digunakan sejak lama dan berperan penting sebagai pengobatan alternatif. Berbagai jenis senyawa metabolit sekunder seperti tannin dan flavonoid telah diidentifikasi sebagai penghambat enzim hidrolitik α-amilase dan α-glukosidase yang membantu mempertahankan fungsi sel serta menurunkan kadar glukosa darah. Salah satu tanaman yang memiliki potensi tersebut yaitu tanaman landep (Barleria prionitis L.). Penelitian ini mengevaluasi ekstrak daun landep (Barleria prionitis L.) sebagai kandidat antidiabetes dengan metode ekstraksi sokletasi dan maserasi. Simplisia daun daun landep diekstraksi menggunakan etanol 70%. Pengujian potensi sebagai antidiabetes dilakukan dengan metode Nelson Somogyi. Hasil uji fitokimia ekstrak daun landep metode maserasi (ELM) dan sokletasi (ELS) mengandung alkaloid, flavonoid, dan tannin. Efektivitas penurunan kadar glukosa berupa EC50 ELS sebesar 18,28±0,04 mg/L dan ELM sebesar 22,63±0,01 mg/L. Perbandingan kedua metode ekstraksi ini menunjukkan adanya perbedaan kualitatif dalam kandungan fenolik dan flavonoid serta efektivitas penurunan kadar glukosa. Secara keseluruhan, metode sokhletasi untuk ekstraksi daun landep dalam memperoleh zat sebagai kandidat antidiabetes lebih efektif dibandingkan dengan maserasi.