Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

DESAIN SABIT PERKEBUNAN SALAK UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS Nastiti Septi Kinasih; Hari Purnomo
Spektrum Industri Vol. 10 No. 1: April 2012
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v10i1.1624

Abstract

Salak merupakan komoditas unggulan dari Kabupaten Sleman. Saat ini proses produksi pertanian salak masih dilakukan secara tradisional menggunakan sabit yang tidak ergonomis sehingga banyak salak yang rusak saat di panen dan tidak jarang petani tertusuk duri pohon salak karena ujung handle sabit yang terlalu pendek. Selain itu petani juga sering mengalami keluhan fisik dan kelelahan karena sabit yang digunakan cukup berat dan kurang tajam. Dengan penerapan metode Quality Function Deployment (QFD) berdasarkan voice of custumer melalui pendekatan partisipatori didapatkan sebuah sabit yang dapat mengakomodir keinginan petani, yaitu sabit yang handlenya panjang dan tidak licin dengan tekstur gelombang, sesuai dengan dimensi tubuh petani dan tajam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa desain sabit yang diinginkan petani mampu menurunkan keluhan muskuloskeletal sebesar 34,51%, penurunan kelelahan sebesar 13,74% serta peningkatan produktivitas sebesar 43,95%. Kata Kunci : Sabit, QFD, Keluhan Muskuloskeletal, Kelelahan, Produktivitas
DESAIN TAS KANTOR WANITA BERBAHAN LEMBARAN SABUT KELAPA (LESKAP) Hari Purnomo; Dian Janari; Tri Apri Yudianto
Spektrum Industri Vol. 12 No. 1: April 2014
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v12i1.1649

Abstract

Indonesia sebagai Negara yang beriklim tropis memiliki areal perkebunan kelapa luas yang menghasilkan buah, daun dan kayu serta limbah. Limbah sabut kelapa seringkali diabaikan dan tidak dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Daging buah adalah komponen utama buah kelapa, sedangkan sabut, tempurung, dan air buah merupakan hasil samping. Sebagian besar petani hanya membuang sabut kelapa atau memanfaatkan untuk kerajinan seperti sapu, keset dan tali tambang. Sabut kelapa jarang dimanfaatkan menjadi produk dengan sentuhan teknologi yang bernilai jual tinggi. Penelitian ini merupakan pemanfaatan limbah serat sabut kelapa dijadikan produk tas kantor wanita dengan teknologi komposit. Lembaran sabut kelapa (leskap) dengan teknologi komposit dilakukan dengan penggabungan serat sabut kelapa dengan karet alam yang di pres selama 30 menit dengan suhu 100oc. Desain tas dibuat beberapa alternatif yang selanjutnya dilakukan seleksi konsep dan dilakukan penilaian konsep dengan scoring. Hasil seleksi konsep didapat : (a) Konsep desain 5 dijadikan sebagai desain A; (b) Konsep desain 8 dijadikan sebagai desain B; (c) Konsep desain 10 dijadikan sebagai desain C; (d) Konsep desain 3, 6, 7 digabung yang dijadikan desain D. Sedangkan konsep desain 1,2,4 dan 9 tidak diikutkan dalam penilaian konsep. Berdasarkan scoring terpilih konsep desain D dengan nilai 3,0. Spesifikasi tas wanita yang terpilih adalah : (a) Model tas jinjing dan selempang; (b) Warna tas hitam dan coklat; (c) lebar atas 40 cm; (d) lebar bawah 35 cm; (d) Tali tas jinjing dan selempang warna hitam; (f) Tinggi 30 cm; (g) Panjang tali selempang 120 cm; dan (h) Panjang tali jinjing 23 cm. Kata kunci : leskap, seleksi konsep, scoring, tas kantor wanita
RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS, PENGHANCUR DAN PENGAYAK SABUT KELAPA Hari Purnomo; Dian Janari
Spektrum Industri Vol. 13 No. 1: April 2015
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12928/si.v13i1.1838

Abstract

Penggunaan serat alam sebagai bahan baku industri mempunyai beberapa kelebihan yaitu mudah didapatkan dengan harga yang murah, mudah diproses, densitasnya rendah, ramah lingkungan, dan dapat diuraikan secara biologi. Salah satu serat alam yang banyak terdapat di Indonesia yaitu serat sabut kelapa. Potensi sabut kelapa sangat besar, akan tetapi belum dapat dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif karena kurangnya teknologi alat yang dapat memisahkan komponen-komponen buah kelapa. Tujuan penelitian ini adalah membuat mesin pengolah sabut kelapa tiga tahap dengan fungsi pengupas, penghancur sabut dan pengayak serat dalam satu konstruksi mesin menggunakan pendekatan ergonomi partisipatori. Hasil penelitian desain pengolah sabut kelapa dirancang dengan menggunakan penggerak mesin diesel 8 HP sebagai pengganti motor listrik, ukuran panjang pengayak 2m, menggunakan reducer UCF 50 untuk mengurangi kecepatan putaran menjadi 50 rpm, jaring pengayak dengan ukuran 2 cm agar pengayakan serat pendek menjadi lebih cepat, panjang handle dengan ukuran 11 cm, diameter handle dengan ukuran 3,5 cm dan tinggi handle dengan ukuran 140 cm. Rancangan mesin yang dibuat mampu mengolah 30 butir kelapa dengan waktu 43 menit atau sekitar 42 butir kelapa per jam. Kata kunci: Sabut kelapa, mesin pengolah sabut kelapa, ergonomi partisipatori.