Waste is something that is always produced daily. Therefore, its management is a challenge, both on a micro and macro scale. Human activities related to household waste management contribute to climate change and this is a concern for farmers, including urban farmers. Climate change that occurs can have a negative impact on agricultural activities. On the other hand, farmers also need to manage their urban agricultural land efficiently. This extension aims to increase public understanding of how to process household waste into liquid organic fertilizer independently. The method used is quantitative, using a questionnaire during the extension to assess community knowledge. The extension also demonstrated the processing of waste into liquid organic fertilizer, by showing simple tools, materials, and procedures. In addition, post-extension assistance was also provided to increase community capacity in managing waste into liquid organic fertilizer. The results showed that there was an increase in community knowledge regarding waste management. Ultimately, this initiative provides ongoing support to the community, helping them successfully process household organic waste into liquid organic fertilizer. Thus, the efforts made by the community in processing waste can potentially mitigate climate change. Sampah merupakan sesuatu yang selalu dihasilkan dalam kehidupan. Oleh karena itu, pengelolaannya menjadi tantangan, baik dalam skala mikro maupun makro. Aktivitas manusia terkait pengelolaan sampah rumah tangga berkontribusi terhadap perubahan iklim dan hal ini menjadi perhatian bagi para petani, termasuk petani perkotaan. Perubahan iklim yang terjadi dapat memberikan dampak negatif terhadap kegiatan pertanian. Di sisi lain, para petani juga perlu mengelola lahan pertanian perkotaannya secara efisien. Penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang cara mengolah sampah rumah tangga menjadi pupuk organik cair secara mandiri. Metode yang digunakan adalah kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner saat penyuluhan untuk menilai pengetahuan masyarakat. Dalam penyuluhan juga didemonstrasikan pengolahan sampah menjadi pupuk organik cair, dengan memperlihatkan alat, bahan, dan prosedur sederhana. Disamping itu, juga dilakukan pendampingan pasca penyuluhan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melakukan pengelolaan sampah menjadi pupuk organik cair. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat terkait pengelolaan sampah. Pada akhirnya, inisiatif ini memberikan dukungan berkelanjutan kepada masyarakat, membantunya berhasil memproses sampah organik rumah tangga menjadi pupuk organik cair. Dengan demikian, usaha yang dilakukan masyarakat dalam pengolahan sampah ini dapat berpotensi untuk memitigasi perubahan iklim.