Claim Missing Document
Check
Articles

Deteksi Keragaman Genotip Hibrid Ikan Lele Sangkuriang, Mutiara Transgenik dan Non Transgenik Pada Keturunan Pertama Buwono, Ibnu Dwi; Lathifah, Asri Ulfah; Subhan, Ujang
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 14, No 1 (2018): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (437.595 KB) | DOI: 10.14203/jbi.v14i1.3671

Abstract

ABSTRACTThe genotypic diversity showed by the hybrid crossbreed of transgenic Mutiara (carrying African catfish growth hormone) with non-transgenic catfish (Mutiara or Sangkuriang strain) high enough (many polymorphic fragments) in the first offspring. The aims of the study were to detect genotypic diversity from Sangkuriang catfish, transgenic Mutiara, non-transgenic Mutiara and first offspring (hybrid F1) with RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) marker using 2 primary types (OPA-03 and OPA-06). Experimental method is exploratively used in this research with qualitative descriptive analysis. The amplification results show the OPA-03 primer (5-AGTCAGCCAC-3 ) is the best primer that visualizes fragments (polymorphic and monomorphic) in all samples. The genetic relationship of the test fish using the NTSYSpc program shows that the OPA-03 phenogram in the first progeny of crossing the transgenic Mutiara male and Sangkuriang female has more genotypic diversity than other crosses. The first offspring of the broodstock crosses of the same strain (Sangkuriang and Sangkuriang) had a kinship of 70%, the crosses between non-transgenic Mutiara with Sangkuriang had 79% genetic similarity. The highest genetic similarity index (82%) was obtained from the first progeny of crossing transgenic Mutiara with Sangkuriang.Keywords: polymorphism, RAPD, phenogram, crossing, transgenesis
DETEKSI KERAGAMAN GENOTIP HIBRID IKAN LELE SANGKURIANG, MUTIARA TRANSGENIK DAN NON TRANSGENIK PADA KETURUNAN PERTAMA Buwono, Ibnu Dwi; Lathifah, Asri Ulfah; Subhan, Ujang
JURNAL BIOLOGI INDONESIA Vol 14, No 1 (2018): JURNAL BIOLOGI INDONESIA
Publisher : Perhimpunan Biologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/jbi.v14i1.3671

Abstract

ABSTRACTThe genotypic diversity showed by the hybrid crossbreed of transgenic Mutiara (carrying African catfish growth hormone) with non-transgenic catfish (Mutiara or Sangkuriang strain) high enough (many polymorphic fragments) in the first offspring. The aims of the study were to detect genotypic diversity from Sangkuriang catfish, transgenic Mutiara, non-transgenic Mutiara and first offspring (hybrid F1) with RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) marker using 2 primary types (OPA-03 and OPA-06). Experimental method is exploratively used in this research with qualitative descriptive analysis. The amplification results show the OPA-03 primer (5'-AGTCAGCCAC-3 ') is the best primer that visualizes fragments (polymorphic and monomorphic) in all samples. The genetic relationship of the test fish using the NTSYSpc program shows that the OPA-03 phenogram in the first progeny of crossing the transgenic Mutiara male and Sangkuriang female has more genotypic diversity than other crosses. The first offspring of the broodstock crosses of the same strain (Sangkuriang and Sangkuriang) had a kinship of 70%, the crosses between non-transgenic Mutiara with Sangkuriang had 79% genetic similarity. The highest genetic similarity index (82%) was obtained from the first progeny of crossing transgenic Mutiara with Sangkuriang.Keywords: polymorphism, RAPD, phenogram, crossing, transgenesis
Efek Penambahan Suspensi Nanokitosan pada Edible Coating terhadap Aktivitas Antibakteri Emma Rochima; Elisah Fiyanih; Eddy Afrianto; I Made Joni; Ujang Subhan; Camellia Panatarani
Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia Vol 21 No 1 (2018): Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia 21(1)
Publisher : Department of Aquatic Product Technology IPB University in collaboration with Masyarakat Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia (MPHPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.035 KB) | DOI: 10.17844/jphpi.v21i1.21461

Abstract

Edible coating atau edible film didefinisikan sebagai lapisan tipis yang dapat dikonsumsi dan berfungsi melindungi makanan dari kerusakan akibat kelembaban, oksigen, dan perpindahan zat terlarut. Komponen penyusun edible coating dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu hidrokoloid, lipid dan komposit. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan edible coating berbasis karaginan-pati termodifikasi dengan penambahan suspensi nanokitosan hasil proses beads-milling sebagai bahan antibakteri dan aplikasinya pada buah strowberi. Suspensi edible dibuat dengan mengkombinasikan karaginan jenis kappa dengan pati termodifikasi dan penambahan larutan nanokitosan sebesar 0,5%, 1%, 1,5%, dan 2% (v/v). Pengujian antibakteri dilakukan dengan metode zona hambat dan efek dari penggunaan edible coating ditentukan melalui susut bobot buah strawberry. Karakteristik edible coating yaitu ketebalan dan tingkat transparansi diukur dengan cara mencetak edible pada plat plastik sehingga membentuk film. Penambahan suspensi nanokitosan 1% v/v pada larutan edible cukup efektif menghambat pertumbuhan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus,hal ini terbukti setelah satu minggu, susut bobot buah strowberi yang dipapar dengan E.coli 6,13% lebih kecil jika dibandingkan dengan S.aureus  sebesar 6,26%.  Suspensi edible memilikiketebalan 0,065 mm dengan tingkat transparansi sebesar 82,56. sesuai standar Chroma Meter.
PENGARUH PEMBERIAN LEMNA TERHADAP KAROTENOID TELUR IKAN NILEM (Osteochilus hasselti) Ujang Subhan; Ruth Mawar; Yuli Andriani
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 16, No 2 (2018): BIOTIKA DESEMBER 2018
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/bjib.v16i2.19827

Abstract

UJI VIRULENSI BAKTERI Aeromonas hydrophila PADA IKAN KOMET (Carrasius auratus auratus Linnaeus, 1758) Rico ‎Rico; Mia Miranti Rustama; Ujang Subhan
BIOTIKA Jurnal Ilmiah Biologi Vol 19, No 1 (2021): BIOTIKA JUNI 2021
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/biotika.v19i1.34411

Abstract

Ikan komet (Carrasius auratus auratus Linnaeus, 1758) merupakan ikan hias yang banyak dibudidayakan. Salah satukendala dalam budidaya ikan komet adalah serangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Aeromonas hydrophila.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui virulensi bakteri A. hydrophila pada ikan komet. Penelitian menggunakanmetode deskriptif eksploratif. Data hasil dianalisis secara deskriptif. Kepadatan bakteri yang digunakan pada uji perendaman sebesar 1,58×10⁷ cfu/ml dan 5,08×10¹¹ cfu/ml. Pengamatan tanda klinis dan mortalitas ikan dilakukan setiap12 jam selama 96 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan komet yang terinfeksi A. hydrophila dengan kepadatanberbeda akan menunjukkan tanda klinis dengan tingkat keparahan yang berbeda. Bakteri A. hydrophila dengan kepadatan5,08×10¹¹ cfu/ml mengakibatkan kemunculan tanda klinis yang parah dan bakteri dengan kepadatan 1,58×10⁷ cfu/mlmengakibatkan tingkat kelangsungan hidup (survival rate) yang rendah. Pada penelitian ini bakteri A. hydrophila yangmenginfeksi ikan komet memiliki tingkat virulensi yang tinggi.
POTENSI GENETIK INDUK BELUT SAWAH (Monopterus albus) BERDASAR UJI POLIMORFISME MENGGUNAKAN MARKER RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) Ibnu Dwi Buwono; Roffi Grandiosa; Ujang Subhan
Jurnal Akuatika Vol 2, No 2 (2011): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Variasi genetik merupakan kunci untuk menentukan potensi genetik suatu spesies ikan dalam upaya seleksi induk. Uji polimorfisme berdasar marker RAPD (Random Amplified Polymorphic DNA) diaplikasikan untuk mendeteksi keragaman genetik belut sawah (Monopterus albus) asal Banjaran, Sumedang, Garut dan Tasikmalaya. Sebanyak 12 sampel diambil dan variasi genetik dianalisis menggunakan NTSYS-pc (Numerical Taxonomy System Programe). Belut sawah asal Tasikmalaya menunjukkan adanya variasi gen (3 variasi fragmen DNA) yang teramplifikasi primer S28 (5’-GTGACGTAGG-3’) dan hubungan kekerabatan relatif jauh (Similarity Index / SI 48%) dengan belut Banjaran, Sumedang dan Garut. Sebaliknya berdasar primer S45 (5’-TGAGCGGACA-3’), belut asal Sumedang memiliki polimorfisme lebih tinggi (3 variasi fragmen DNA) dan hubungan kekerabatan relatif jauh (SI 54 %) dibanding lainnya. Berdasar variasi gen yang tercermin dalam fragmen DNA yang teramplifikasi primer RAPD, belut sawah asal Tasikmalaya dan Sumedang merupakan calon induk unggul.
PERTUMBUHAN POPULASI Daphnia spp. YANG DIBERI PUPUK LIMBAH BUDIDAYA KARAMBA JARING APUNG (KJA) DI WADUK CIRATA YANG TELAH DIFERMENTASI EM4 Zahidah -; W. Gunawan; Ujang Subhan
Jurnal Akuatika Vol 3, No 1 (2012): Jurnal Akuatika
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.677 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan populasi Daphniaspp.yang dibudidayakan dalam media yang diberi pupuk yang berasal dari limbah budidaya Karamba Jaring Apung (KJA) yang berasal dari Waduk Cirata yang telah difermentasi terlebih dahulu menggunakan EM4.Sampel limbah diambil dari KJA di Waduk Cirata, Blok Cipanas Desa Calincing, Cianjur.Fermentasi limbah dan kultur Daphniaspp. dilakukan di Laboratorium Akuakultur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2007 sampai dengan Desember 2007. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode eksperimental, rancangan yang dipakai adalah rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan terdiri dari : kotoran ayam 5 gr/L air sebagai kontrol, limbah budidaya tanpa difermentasi sebanyak 5 gr/L air; limbah budidaya yang telah difermentasi sebanyak 2,5 gr/L air;  limbah budidaya yang telah difermentasi sebanyak 5 gr/L air; limbah budidaya yang telah difermentasi sebanyak 7,5 gr/L air dan limbah budidaya yang telah difermentasi sebanyak 10 gr/L air. Parameter yang diamati meliputi, laju pertumbuhan populasi, laju mortalitas populasi, kepadatan pada saat puncak populasi dan waktu mencapai puncak populasi serta kandungan nutrisi Daphnia spp hasil budidaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan limbah budidaya KJA yang telah difermentasi EM4, sebanyak 10 gr/L air menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 58,48% serta mortalitas sebesar 23,10%, dengan kepadatan populasi Daphniaspp. sebanyak 1541 ind./L yang dicapai pada hari kesepuluh, Nilai-nilai tersebut hampir sama dengan yang dihasilkan pada penggunaan kotoran ayam dengan nilai 60,01%, 27,80%, 1426 ind/L pada hari kesembilan secara berturut-turut. Kata kunci : Daphnia, KJA, dan Cirata
PENGARUH EKSTRAK TEPUNG TESTIS SAPI DENGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA TERHADAP KEBERHASILAN MASKULINISASI IKAN NILA MERAH (Oreochromis sp.) Irmasari -; Iskandar -; Ujang Subhan
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 3, No 4 (2012)
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian penggunaan Ekstrak Tepung Testis Sapi (ETTS) pada proses maskulinisasi ikan nila merah (Oreochromis sp.), telah dilakukan pada bulan Maret – Mei 2012, yang bertempat di Hatchery FPIK UNPAD. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas Ekstrak Tepung Testis Sapi terhadap keberhasilan maskulinisasi larva ikan nila merah. Pada penelitian ini ETTS diberikan dengan cara perendaman terhadap larva ikan nila merah yang berumur 4 hari (fase diferensiasi sex) selama 8 jam. Konsentrasi ETTS yang digunakan yaitu perbandingan volume antara  ETTS dan Air. Perlakuan yang diberikan yaitu 0 ml/L, 1,5 ml/L, 3 ml/L, 4,5 ml/L dan 6 ml/L. Perendaman larva dilakukan pada stoples volume 5 liter dengan kepadatan 10 ekor/liter. Larva yang telah direndam ETTS dipelihara pada wadah akuarium  berukuran 40 x 30 x 30 cm3 dengan kepadatan awal 1ekor/liter, kemudian setelah 15 hari umur pemeliharaan larva kepadatan menjadi 2 ekor/liter. Hasil pengamatan menunjukan larva ikan nila merah berumur 4 hari dengan ekstrak tepung testis sapi (ETTS) sebanyak 3 ml/L menghasilkan ikan nila merah berkelamin jantan sebesar 69,07%.
Pematangan Gonad Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menggunakan Tepung Biji Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus) Dalam Pakan Komersil Hardiono Tondang; Rita Rostika; Lintang Permata Sari Yuliadi; Ujang Subhan
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 10, No 1 (2019): Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. X No. 1/Juni 2019
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (174.514 KB)

Abstract

Penelitin ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan jumlah pemberian tepung biji kecipir yang paling efektif untuk meningkatkan kematangan gonad ikan lele dumbo. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2017 di Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran Jatinangor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lime perlakuan dan tiga ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan tepung biji kecipir sebanyak 0 %(Kontrol), 5 % per kg pakan, 6 % per kg pakan, 7 % per kg pakan dan penambahan vitamin E esencial sebagai kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung biji kecipir pada pakan dapat mempengaruhi tingkat kematangan gonad ikan lele dumbo melihat parameter Indeks Kematangan Gonad (IKG), diameter telur, fekunditas dan kelangsungan hidup larva ikan lele selama 4 hari. Dosis yang paling memberikan pengaruh terhadap ikan lele dumbo adalah penembahan tepung biji kecipir sebanyak 7 % per kg pakan dapat memberikan hasil terbaik terhadap ikan lelel dengan IKG rata-rata sebesar 17,00 %, fekunditas relatif 41933 per kg bobot induk, diameter telur 1.35 mm, dan kelangsungan hidup pada larva ikan lele selama 4 hari sebesar 97,32 %.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG Spirulina platensis PADA PAKAN TERHADAP PENINGKATAN WARNA LOBSTER AIR TAWAR HUNA MERAH (Cherax quadricarinatus) Kurniawati -; Iskandar -; Ujang Subhan
Jurnal Perikanan Kelautan Vol 3, No 3 (2012): Jurnal Perikanan dan Kelautan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Huna Merah merupakan salah satu jenis lobster air tawar yang dapat dibudidayakan untuk konsumsi dan ikan hias. Sebagai ikan hias, Huna Merah dengan warna biru memiliki nilai jual yang tinggi. Tujuan penilitan ini adalah untuk mencari dosis tepung Spirulina platensis yang tepat yang ditambahkan pada pakan terhadap peningkatan warna biru tubuh Huna Merah. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan : 4, 6, 8 dan 10% tepung Spirulina platensis dan 4 ulangan. Data berupa kode warna dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitan menunjukkan bahwa penambahan tepung Spirulina platensis sebanyak 8% memberikan peningkatan warna biru terbaik pada tubuh Red Claw, yaitu warna biru laut dan distribusi warna merata pada se;uruh tubuh.   Kata kunci : peningkatan warna, red claw, spirulina platensis