Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Edible Coating Berbasis Pati Sagu dan Vitamin C Untuk Meningkatkan Daya Simpan Paprika Merah (Capsicum Annum Var. Athena) nFN Miskiyah; nFN Widaningrum; Christina Winarti
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 8, No 1 (2011): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v8n1.2011.39-46

Abstract

Paprika merah berpotensi dalam perdagangan baik pasar lokal maupun ekspor. Paprika merah mempunyai daya simpan terbatas, sehingga diperlukan teknologi penanganan pascapanen untuk mempertahankan kesegarannya. Salah satunya adalah penggunaan edible coating. Tujuan penelitian adalah mengetahui pengaruh penggunaan edible coating berbasis pati sagu dan asam askorbat pada paprika merah selama penyimpanan. Rancangan penelitian yaitu rancangan acak lengkap pola faktorial yang terdiri dari 3 faktor, yaitu faktor A:konsentrasi vitamin C (A0:0%;  A1:0,5%; dan A2:1,0%); faktor B:lama pencelupan (B1 =3 menit dan B2=5 menit); dan faktor C:suhu penyimpanan (C1 :20°C dan C2:8°C). Parameter yang diukur susut bobot, warna, dan kekerasan yang dilakukan setiap tiga hari sekali, serta vitamin C dan kadar air yang dilakukan seminggu sekali. Pengamatan dilakukan hingga paprika mengalami kerusakan, Adapun parameter kerusakan yang dimaksud adalah kisut, adanya kapang, dan lepasnya hagian batang. Hasil menunjukkan bahwa kombinasi 3 perlakuan penelitian yaitu konsentrasi asam askorbat, lama pencelupan, dan suhu penyimpanan hanya berpengaruh terhadap susut bobot. Sedangkan suhu mampu mempertahankan kekerasan dan warna paprika merah. Penambahan asam askorbat efektif untuk meningkatkan kandungan Vitamin C paprika merah selama penelitian. Sehingga berdasarkan hasil analisis terhadap seluruh parameter yang diamati, maka kombinasi perlakuan asam askorbat 0,5%, lama pencelupan 3 menit, dan suhu penyimpanan pada 8°C memberikan hasil terbaik. Edible Starch Coating with Vitamin C to Prolong the Storage Life of Red Paprika (Capsicum annum var. Athena).Red paprika is highly marketable locally and internationally. However, it has a limited storage life and hence it requires appropriate postharvest treatments to maintain its freshness during storage and distribution. The aim of this study was to investigate the influence of edible starch coating with vitamin C (ascorbic acid) on quality and storage life of red paprika. The present study was arranged in a completely randomized design with three types of treatments, (a) concentration of vitamin C (0%, 0.5%, and 1.0%), (b) dipping time (3 min and 5 min), and (c) storage temperature (20°C and 8°C). Weight loss, color, and hardness of treated red paprika was determined every three days, while vitamin C and moisture content were determined weekly. The experiment and observation were stopped when red paprika decayed. The result showed that combination of the three treatments (concentration of ascorbic, dipping time, and storage temperature) influenced the weight loss, but not the other quality parameters. The storage temperature applied could maintain the color and hardness of red paprika. The addition of ascorbic acid increase vitamin C content of red paprika. The best quality and storage life of red paprika was obtained when the edible starch coating was applied with 0.5% ascorbic acid, 3 min dipping time, and 8°C storage temperature.
Teknologi Pemurnian Ekstrak Lengkuas (Alpinia Galanga) Secara Adsorpsi Christina Winarti; nFN Hernani; Tri Marwati
Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian Vol 4, No 2 (2007): Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian
Publisher : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jpasca.v4n2.2007.65-71

Abstract

Ekstrak lengkuas (Alpinia galanga) dengan menggunakan pelarut etil asetat diketahui mampu menghambat pertumbuhan jamur penyebab penyakit kulit, seperti jamur Tricophyton mentagrophytes dan Microsporum canis karena mengandung bahan aktif asetoksi-khavikol asetat. Untuk pengembangannya diperlukan dukungan teknik pemurnian ekstrak sehingga diperoieh mutu yang lebih baik dan kadar bahan aktifnya lebih tinggi. Penelitian pemurnian ektstrak lengkuas dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan jenis adsorben dan eluen yang mampu meningkatkan mutu dan kadar bahan aktifnya. Percobaan disusun dengan Rancangan Acak Lengkap Faktorial, dimana faktor pertamanya jenis adsorben (A), A, : silika, A2: amberlite dan A,: florisil dan faktor kedua adalah jenis larutan pengelusileluen (B), B, : metanol dan B, : etanoi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pemurnian ekstrak lengkuas secara adsorpsi dengan kombinasi perlakuan adsorben silika dan eluen etanol menghasilkan rendemen dan mutu serta bahan aktif aseroksi khavikol asetar yang lebih tinggi dibanding periakuan lainnya. Dengan kornbinasi perlakuan tersebut, dihasilkan rendemen ekstrak murni 84,33%, mutu (pH4,45, total padatan terlarut 70,79%, sisa pelarut 0,67%), diameter daerah harnbat jamur 14,67 mm dan kadar bahan aktif asetoksi-khavikol asetat 0,863%. Purification Of Galangal Extract By Adsorption TechniqueEthyl acetate extract of galangal could inhibit the growth of skin-infected fungi such as Tricopliyton mentagrophytes and Microsparum canis due to its active compound acetoxychavicol-acetate. Development of purification technique was required to enhance the quality of galangal extract. The aim of this research was to find out type of adsorbent and eluent for producing high quality of galangal extract. Research was arranged using Factorial Complete Randomized Design with two factor. The first factors was type of adsorbent (A): Al= silica; A2 = amberlite and A3 = f1orisil; while second factor was type of eluent (B): B I = methanol and B2 = ethanol. Result showed that purification process using silica adsorbent and ethanol produced high yield, and acetoxychavicol acetate content yield 84.33% (pH 4.45, total soluble solid 70.79%, solvent residue 0.67%) fungal inhibitory diameter 14.67 min and the content of acetoxychavicol acetate 0.863%.
IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA MINYAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha) DARI SUKABUMI DAN BOGOR B. Sofianna Sembiring; Christina Winarti; Bariyah Baringbing
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v14n2.2003.%p

Abstract

Daun salam mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan dalam industri obat-obatan, makanan dan parfum. Lingkungan yang berbeda berpengaruh terhadap rendemen minyak yang dihasilkan. Penelitian untuk mengidentifikasi senyawa yang terdapat pada minyak daun salam telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hasil Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat dari bulan Maret sampai Agustus 2001. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komponen minyak daun salam dari Sukabumi dan Bogor. Bahan diperoleh dari kebun petani di daerah Bogor pada ketinggian tempat 225 m dpl, curah hujan 3000 - 4000 mm/th, jenis tanah latosol kemerahan dan dari Sukabumi, pada ketinggian tempat 450 m dpl, curah hujan 3000 - 4000 mm/th, jenis tanah latosol kehitaman. Jenis atau tipe tanaman salam dari kedua daerah tersebut secara morfologi kelihatan sama. Penyulingan dilakukan selama 10 jam setelah daun dikeringangin-kan pada suhu ruangan selama 3 hari. Kadar air daun salam saat disuling adalah 16,21%. Minyak atsiri yang dihasilkan dianalisis dengan GC-Mass Spectrometer (Shimadzu). Hasil analisis menunjukkan, bahwa rendemen minyak daun salam dari Sukabumi lebih besar daripada Bogor, masing-masing 0,023% dan 0,018%. Komponen kimia yang terdapat pada kedua minyak tersebut menunjukkan pola yang sama, hanya berbeda dalam limpahannya. Beberapa komponen kimia minyak yang berasal dari Sukabumi menghasilkan limpahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak yang berasal dari Bogor.
IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA MINYAK DAUN SALAM (Eugenia polyantha) DARI SUKABUMI DAN BOGOR B. Sofianna Sembiring; Christina Winarti; Bariyah Baringbing
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v14n2.2003.%p

Abstract

Daun salam mengandung minyak atsiri yang dapat digunakan dalam industri obat-obatan, makanan dan parfum. Lingkungan yang berbeda berpengaruh terhadap rendemen minyak yang dihasilkan. Penelitian untuk mengidentifikasi senyawa yang terdapat pada minyak daun salam telah dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hasil Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat dari bulan Maret sampai Agustus 2001. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui komponen minyak daun salam dari Sukabumi dan Bogor. Bahan diperoleh dari kebun petani di daerah Bogor pada ketinggian tempat 225 m dpl, curah hujan 3000 - 4000 mm/th, jenis tanah latosol kemerahan dan dari Sukabumi, pada ketinggian tempat 450 m dpl, curah hujan 3000 - 4000 mm/th, jenis tanah latosol kehitaman. Jenis atau tipe tanaman salam dari kedua daerah tersebut secara morfologi kelihatan sama. Penyulingan dilakukan selama 10 jam setelah daun dikeringangin-kan pada suhu ruangan selama 3 hari. Kadar air daun salam saat disuling adalah 16,21%. Minyak atsiri yang dihasilkan dianalisis dengan GC-Mass Spectrometer (Shimadzu). Hasil analisis menunjukkan, bahwa rendemen minyak daun salam dari Sukabumi lebih besar daripada Bogor, masing-masing 0,023% dan 0,018%. Komponen kimia yang terdapat pada kedua minyak tersebut menunjukkan pola yang sama, hanya berbeda dalam limpahannya. Beberapa komponen kimia minyak yang berasal dari Sukabumi menghasilkan limpahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan minyak yang berasal dari Bogor.
BIOKONVERSI BUAH SEMU JAMBU MENTE MENJADI KONSENTRAT PROTEIN MIKROBIAL Djajeng Sumangat; B. Sofianna Sembiring; Christina Winarti
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 14, No 2 (2003): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v14n2.2003.%p

Abstract

Penelitian biokonversi buah semu jambu mente menjadi konsentrat protein mikrobial dilakukan di Laboratorium Fisiologi Hasil, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat mulai bulan April 1999 sampai Maret 2000. Tujuan penelitian ada-lah untuk memproduksi konsentrat protein mikrobial dengan menggunakan buah semu jambu mente kering sebagai substratnya melalui proses fermentasi substrat padat. Perlakuan yang dicobakan adalah (A) amonium sulfat sebagai nutrien dengan konsentrasi 0, 1, 2 dan 3% dan (B) lama fermentasi yaitu 48, 72, 96, 120 dan 144 jam. Inokulan yang digunakan dalam fer-mentasi adalah Aspergillus niger. Rancang-an percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap yang disusun secara faktor tunggal, terdiri atas dua faktor dan tiga ulangan. Parameter pengamatan meliputi pertambahan bobot biomasa (%), kadar protein dari biomasa (konsentrat protein mikrobial) dan kandungan asam amino dari protein biomasa yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makin tinggi konsentrasi amonium sulfat, maka kadar protein konsentrat mikrobialnya makin tinggi. Kadar protein tertinggi (17,001%) dicapai pada perlakuan konsen-trasi 3 % amonium sulfat dan lama fermen-tasi 72 jam. Konsentrat protein mikrobial yang dihasilkan mengandung beberapa asam amino esensial yaitu metionin, leusin, fenil alanin, treonin, valin, histidin, tapi tidak mengandung asam amino esensial lisin dan isoleusin. Pertambahan bobot biomasa (konsentrat protein mikrobial) yang tertinggi (0,63%) dihasilkan dengan perlakuan konsentrasi 2 % amonium sulfat dan lama fermentasi 96 jam.
Pengaruh Iradiasi Gamma dan Asam Akrilat terhadap Sifat Mekanik Polimer Super Water Absorbent (SWA) Berbasis Onggok Indah Puspita; Mersi Kurniati; Christina Winarti
Jurnal Riset Fisika Indonesia Vol 3 No 2 (2023): Juni 2023
Publisher : Jurusan Fisika, Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/jrfi.v3i2.4163

Abstract

The Super Water Absorbent (SWA) polymer is a type of polymer that has exceptional water absorption capabilities while remaining insoluble in water. In this study, the authors conducted research on the modification of SWA by including acrylic acid and acrylamide monomers, followed by a crosslinking process utilising gamma irradiation. This study investigated the impact of acrylic acid and gamma irradiation on the mechanical characteristics of SWA. The experimental findings demonstrated a notable enhancement in the mechanical properties of the hydrogel by the incorporation of acrylic acid. This was evidenced by a substantial rise in the hardness value, which rose from 11.09 mJ to 36.13 mJ.
STUDI PENERAPAN HACCP PADA PROSES PRODUKSI SARI BUAH APEL Widaningrum Widaningrum; Christina Winarti
JURNAL STANDARDISASI Vol 9, No 3 (2007): Vol. 9(3) 2007
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v9i3.683

Abstract

Of one among agriculture postharvest processing agroindustries in Indonesia is fruit juice agroindustry. Nowadays beverage industry in Indonesia has growth in a large number. Particular factor which support it is ingredients readiness especially many kinds of fruits, one among them are apple. The aim of this study is to assess the Hazard Analysis Critical Control Points (HACCP) system guidelines which is suitable for apple juice processing on small-medium enterprise scale in order to fulfill the requirement on Indonesian National Standard (SNI)for fruit juice. The arranging of HACCP plan is based on 7 principles and 12 steps of HACCP system guidelines. From HACCP study on raw materials of apple juice, has come 2 (two) materials being CCP, they are apple fruit and water. On apple juice processing, there are 5 (five) stages of process being CCP, they are grading, washing, straining to separate liquid from solid, boiling and packaging, meanwhile there are 3 (three) stages being CCP i.e. cutting of apple fruit manually (using knife), boiling (to get apple juice extract) and mixing the ingredients (sugar, caramel coloring and preservation). On this study, HACCP application has been succeeded due to its ability to reduce amount of total microbes either on every stage of apple juice processing or in its product. Production process had also fulfilled the requirements on SNI 01-3719-1995 for fruit juice which required that the product must contain maximum 2x102 colony/ml for total microbes, 50 colony/ml for molds, 50 colony/ml for yeast and < 3 APM/ml for E.coli. Therefore, applying HACCP system in apple juice processing is quite necessary to improve its quality and guarantee the safety of apple juice especially for direct consumption. HACCP application should be audited minimum every 4 (four) month by officially local Agriculture Government.
KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA DAN FUNGSIONAL TEPUNG KUNING TELUR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN TAMBAHAN PANGAN Anna - Sulistyaningrum; Christina Winarti; Elmi Kamsiati; Nikmatul Hidayah; Rosniyati Suwarda; Ira Mulyawanti
JURNAL STANDARDISASI Vol 26, No 2 (2024)
Publisher : Badan Standardisasi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31153/js.v26i2.1032

Abstract

Tepung kuning telur merupakan produk intermediet dari kuning telur untuk meningkatkan umur simpan, kemudahan dan kepraktisan dalam penggunaannya. Salah satu metode pembuatan tepung kuning telur dengan menggunakan metode foaming. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan bahan tambahan pangan terhadap kualitas tepung kuning telur yang dihasilkan. Penelitian disusun dengan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan bahan tambahan pangan berupa maltodekstrin 0,5%; CMC 0,5%; maltodekstrin + ragi roti 0,2%; CMC + ragi roti 0,2%; ragi roti 0,2% serta kontrol/ tanpa bahan tambahan pangan; yang dibandingkan dengan produk komersial. Tepung telur dianalisis karakteristik fisikokimia dan sifat fungsionalnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan bahan tambahan pangan (BTP) berpengaruh nyata pada nilai kadar air, kadar lemak, karbohidrat,  energi, kelarutan dan waktu rehidrasi. Kadar air, protein serta kadar abu telah memenuhi standar tepung kuning telur tetapi kadar lemak sedikit lebih rendah. Penggunaan maltodekstrin menghasilkan perbaikan sifat fungsional terutama kelarutan, waktu rehidrasi dan kemampuan mengikat air. Perlakuan terbaik ditunjukkan oleh perlakuan dengan penambahan maltodekstrin 0,5%.