Emma Setiyo Wulan, Emma Setiyo
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Mengenali dan Mencegah Progesivitas Hipertensi Pada Lansia di Desa Gondosari Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus Wulan, Emma Setiyo; Listyarini, Anita Dyah; Arsy, Gardha Rias; Hindriyastuti, Sri; Purwandari, Nila Putri
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 6, No 1 (2023): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v6i1.324

Abstract

Penyakit hipertensi sering disebut the silent disease. Hipertensi dapat menyebabkan peningkatan resiko penyakit kardiovaskuler, seperti jantung dan stroke. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan antara yang dapat dikontrol dan tidak dapat dikontrol. Untuk yang tidak dapat dikontrol seperti keturunan, jenis kelamin, dan umur. Sedangkan yang dapat dikontrol adalah kegemukan, merokok, serta konsumsi alcohol dan garam. Hipertensi dapat dicegah dengan pola hidup sehat melalui pengaturan pola makan yang baik, aktifitas fisik dan istirahat yang cukup. Berdasarkan data yang diperoleh dari wilayah desa Gondosari Kecamatan Gebog kelompok hipertensi yang mengeluh pusing sebanyak 36 %, dan 64 % tidak tahu tentang hioertensi dan sering mengkonsumsi kopi ataupun merokok.Dalam upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait hipertensi melalui penyuluhan langsung di desa tersebut. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang hipertensi. Metode yang digunakan adalah deskriptif, ceramah dan diskusi di desa Gondosari Kecamatan Gebog. Hasil dari kegiatanvpengabdian masyarakat ini dilihat dari peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam berdiskusi dan tanya jawab secara tepat sesuai dengan materi yang telah diberikan sebelumnya Simpulan dari kegiatan pengabdian masyrakat ini adalah peserta terjadi peningkatan pengetahuan tentang hipertensi dan cara mencegah hipertensi. 
Optimalisasi Kader Keperawatan Kesehatan Jiwa Peduli Paliatif di Desa Binaan Jepang Pakis Kabupaten Kudus Arsy, Gardha Rias; Yusianto, Wahyu; Rubiyanto, Rubiyanto; Efendi, Kamal Agus; Wulan, Emma Setiyo
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 6, No 3 (2023): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v6i3.371

Abstract

Perawatan paliatif memberikan peran penting dalam perawatan kesehatan jangka panjang. Pada individu yang mengalami gejala yang berkaitan dengan nyeri, penyakit, dan penuaan, perawatan paliatif memberikan dukungan dalam meningkatkan kualitas hidup mereka. Pemberian pelayanan keperawatan membantu pasien mendapatkan perawatan paliatif yang mereka butuhkan untuk bantuan jangka panjang dari gejala serta peningkatan rasa kesejahteraan. Tujuan utama dari perawatan paliatif yaitu untuk mengurangi atau menghilangkan gejala yang menyebabkan ketidaknyamanan pada pasien. Gejala yang berkaitan dengan penyakit seperti kanker, Parkinson, diabetes, dan Alzheimer semuanya dapat menyebabkan pasien mencari perawatan paliatif. Bentuk pelayanan kesehatan yang diberikan kader kesehatan jiwa tidak hanya terfokus pada sakit fisik melainkan juga psikologis. Adapun tujuan dari kegiatan posyandu kesehatan jiwa adalah meningkatkan peran serta masyarakat dalam pemeberian pendidikan kesehatan jiwa, pencegahan dan penanganan secara dini dalam pemberian pelayanan kesehatan jiwa dimasyarakat. Sasaran Posyandu Kesehatan Jiwa cukup luas mencakup semua masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan jiwa tidak hanya terfokus pada masyarakat dengan gangguan jiwa berat. Posyandu Kesehatan Jiwa memiliki beberapa kegiatan rutin yaitu: 1) Kegiatan mendata jumlah pasien gangguan jiwa berat yang ada di desa binaan tersebut. 2) Kegiatan memberikan pemeriksaan dengan melibatkan pihak puskesmas dan instansi pendidikan kesehatan disekitar wilayah binaan dengan jangka waktu 1 bulan sekali. 3) Mendeteksi dini masyarakat yang memiliki resiko potensi mengalami gangguan kesehatan jiwa, 4) Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks masa tubuh, dan tekanan darah, 5) Kegiatan komunikasi teraupetik pada pasien gangguan jiwa yang sudah didata, 6) Kegiatan mendata proses pencetus terjadinya gangguan kesehatan jiwa, 7) Kegiatan rujukan ke fasilitas layanan kesehatan dasar di wilayahnya dengan pemanfaatan sumber daya tersedia termasuk upaya respon cepat sederhana dalam penanganan pra rujukan bagi pasien.
Penyuluhan Kesehatan Strategi Evakuasi Masyarakat dalam Menghadapi Bencana Alam di SMK Al Islam Kudus Wulan, Emma Setiyo; Zumaila, Salma; Dewi, Shelly Revitka; Jalaludin, Muhammad; Oktafiano, Kristian; Sari, Siti Nila Yuana
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 1 No. 3 (2024): Desember 2024
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v1i3.39

Abstract

Kegiatan ini menggali efektivitas strategi evakuasi masyarakat saat menghadapi bencana alam, terutama gempa bumi dan tsunami. Kesadaran masyarakat dan pelatihan evakuasi sangat berpengaruh terhadap kecepatan dan keselamatan proses evakuasi. Selain itu, pengabdian masyarakat ini menyoroti pentingnya infrastruktur jalan dan aksesibilitas dalam mempercepat evakuasi. Evakuasi masyarakat dalam menghadapi bencana alam adalah sebuah strategi penting untuk mengurangi risiko dan dampak bencana masyarakat dapat meningkatkan ketahanan dan kemampuan menghadapi bencana alam, sehingga jumlah korban jiwa dan kerugian material dapat diminimalkan. Proses evakuasi mencakup beberapa tahap, antara lain peringatan dini, persiapan dan pengumpulan sumber daya, mobilisasi masyarakat menuju tempat aman, serta penyediaan penampungan sementara dan pemenuhan kebutuhan dasar. Proses ini melibatkan persiapan, koordinasi, dan tindakan cepat dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tim penanggulangan bencana, serta masyarakat sendiri. Tujuan program pengabdian masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap masyarakat tentang strategi evakuasi. Metode yang digunakan adalah deskriptif, ceramah dan diskusi. Hasil dari kegiatan pengabdian masyarakat ini dilihat dari peningkatan pengetahuan dan kemampuan peserta dalam berdiskusi, tanya jawab dan mempraktikkan secara tepat dan sesuai dengan materi yan telah diberikan sebelumnya. Simpulan dari kegiatan ini adalah peserta terjadi peningkatan tentang pelaksanaan strategi evakuasi.
Meningkatkan Kualitas Hidup dan Kesehatan Mental Lansia dengan Pendekatan Biopsikososiospiritual Arsy, Gardha Rias; Wulan, Emma Setiyo; Hindriyastuti, Sri
Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2025): Juni 2025
Publisher : Menara Science Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70109/jupenkes.v2i2.57

Abstract

Dalam proses penuaan secara fisiologis yang dialami oleh lansia akan menyebabkan perubahan yang siknifikan pada beberapa aspek. Hal tersebut meliputi aspek fisik berupa penurunan fungsional tubh, aspek psikososial, aspek mental dan aspek spiritual. Berdasarkan perubahan tersebut para lansia harus dapat beradaptasi dengan keadaan. Tujuan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan mental melalui pendekatan biopsikososiospiritual pada kelompok lanjut usia dengan jumlah peserta kegiatan sebanyak 63 orang yang masuk dalam posyandu lansia di Desa Gondangmanis. Metode pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan melalui tahapan: Persiapan, Sosialisasi, Pelaksanaan Kegiatan (Penjelasan materi, Simulasi dan Evaluasi) dan Penutup. Hasil berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa permasalahan yang dialami oleh peserta pada posyandu lansia yaitu diabetes mellitus, hipertensi (tekanan darah tinggi), pusing, nyeri otot dan nyeri sendi. Untuk permaslaahan psikologis yang dialami lansia yaitu anxietas dan insomnia serta distress spiritual. Kesimpulan berdasarkan hasil evaluasi kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat, gambaran pemahaman tentang upaya peningkatan derajat kesehatan melalui pendekatan biopsikospiritual pada kelompok lanjut usia melalui edukasi dan simulasi mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
GAMBARAN MEKANISME KOPING KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RSUD dr. R. SOETIJONO BLORA Wulan, Emma Setiyo; Afriyani, Nurul
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 1 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i1.218

Abstract

ABSTRAKLatar belakang : Kondisi atau keadaan pasien yang masuk ke ruang intensive care secara mendadak yang tidak direncanakan, pasien umumnya kritis dan beresiko terhadap kegawatan, mengancam jiwa akibat kegagalan organ sehingga hal ini mengakibatkan keluarga menjadi cemas dan takut terhadap kondisi pasien yang berada di ruang ICU. Dalam situasi ini akan memungkinkan keluarga merasa stress karena kondisi pasien yang memburuk dan beban perawatan yang di tanggung. Stres yang dapat dicegah dengan mekanisme koping yang adaptif, sebaliknya mekanisme koping maladaptive akan berdampak pada perilaku yang tidak baik bagi individu. Tujuan  : Untuk mengetahui gambaran Mekanisme Koping Keluarga pasien di ruang ICU RSUD dr. R SOETIJONO Blora. Metode : Dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan jenis study deskriptif. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 37 responden dengan pendekatan purposive sampling. Untuk pengumpulan data mekanisme  koping menggunakan kuensioner skala Likert. Hasil : Hasil penelitian ini menunjukan dari 37 responden sebagian besar 20 responden prempuan (54,1%), dalam kategori rentang usia  36-45 tahun sebanyak 19 responden (51,4%), sedangkan  untuk tingkat pendidikan, dengan jenjang SMA sebanyak 13 responden (35,1%) dan 22 responden (59,2%) memiliki hubungan keluarga sebagai anak, untuk mekanisme koping adaptif sebanyak 33 responden (89,2%). Kesimpulan :  Mekanisme koping didapatkan bahwa 4 responden (10,8%) memiliki koping maladaptif, dan 33 responden (89,2%) memiliki koping adaptif.Kata Kunci : Mekanisme Koping, Keluarga, ICU
TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PADA PASIEN DI RUANG ICU RSUD RAA SOEWONDO PATI Wulan, Emma Setiyo; Sari, Yunita Arum; Hindriyastuti, Sri; Hartini, Sri
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 12, No 2 (2025): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v12i2.227

Abstract

 ABSTRAK Perubahan status kesehatan pada pasien kritis dapat mencakup berbagai hal, seperti peningkatan atau penurunan tanda vital, perubahan tingkat kesadaran, atau masalah dalam organ vital lainnya. Umumnya pasien yang datang ke ruangan ICU dengan berbagai macam kondisi dan rata-rata pasien datang dalam keadaan kritis hal ini menyebabkan keluarga pasien biasanya mengalami perasaan stres, cemas, dan takut kehilangan. Kecemasan yang muncul pada anggota keluarga pasien yang dirawat di ruang ICU jika tidak segera ditangani, dapat menyebabkan dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental pada keluarga pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Kecemasan Keluarga Pada Pasien Di Ruang ICU RSUD RAA Soewondo Pati. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan rancangan desain cross sectional. Menggunakan sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi sejumlah 31 responden. Berdasarkan analisis didapatkan hasil penelitian dari 31 responden, mayoritas responden berdasarkan kategori tingkat kecemasan keluarga yang menunggu pasien di ICU dengan kategori tidak ada kecemasan sebanyak 3 responden (9.7%), dengan kategori kecemasan ringan sebanyak 3 responden (9.7%), dengan kategori kecemasan sedang sebanyak 8 responden (25.8%), dengan kategori kecemasan berat sebanyak 13 responden (41.9%), dengan kategori kecemasan sangat berat sebanyak 4 responden (12.9%). Kata Kunci : Kecemasan, Keluarga, ICU