ABSTRAKSubtansi penelitian ini mengacu pada tiga aspek permasalahan dasar (1) Latar belakang kehidupan sosial ekonomi masyarakat tani Kelurahan Ranomeeto (2) Dinamika sosial ekonomi masyarakat tani Kelurahan Ranomeeto antara tahun 1953-2015 (3) Dampak dinamika sosial ekonomi pada masyarakat tani di Kelurahan Ranomeeto. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah dengan prosedur mengacu pada Kuntowijoyo, yang terbagi lima tahapan yaitu: (1) Pemilihan topik, (2) Pengumpulan sumber, (3) Verifikasi (kritik sejarah, keabsahan sumber), (4) Interpretasi: analisis dan sintesis, (5) Penulisan (historigrafi).    Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Latar belakang masyarakat tani di Kelurahan Ranomeeto mengolah lahan pertanian adalah karena keadaan alam wilayah Kelurahan Ranomeeto yang jauh dari laut dan sebagian besar merupakan dataran rendah, yang dikelilingi perbukitan, banyak rawa-rawa dan tanah yang subur. Sehingga masyarakatnya melakukan kegiatan cocok tanam dalam pemenuhan kebutuhan ekonominya. Masyarakat Tolaki merupakan yang pertama kali mengolah lahan pertanian dengan menerapkan sistem perladangan berpindah-pindah. Kemudian tahun 1953 dan 1959 orang-orang Jawa bertransmigrasi di Kelurahan Ranomeeto yang kemudian megembangkan sistem pertanian menetap. (2) Dinamika sosial ekonomi masyarakat tani di Kelurahan Ranomeeto secara kronologis pembabakan prosesnya dapat dibagi ke dalam tiga fase yakni; pertama, masa sebelum Revolusi Hijau tahun 1953-1967 yang ditandai dengan transmigrasi orang-orang Jawa dan kedua, masa Revolusi Hijau antara tahun 1967-1985 ditandai dengan kebijakan-kebijakan pemerintah Orde Baru di bidang pertanian seperti melalui program BIMAS, yang mengubah sistem pertanian masyarakat secara mendasar, penggunaan bibit unggul, pemupukan dengan bahan kimia, dan sebagainya. Sedangkan yang Ketiga, masa setelah Revolusi Hijau tahun 1985-2015 yang terbagi lagi ke dalam dua bagian yakni: pertama, masa perkembangan masyarakat tani setelah Revolusi Hijau salah satunya ditandai dengan kebijakan bekerjasama dengan JICA, yang membawa perubahan teknologi pertanian yang lebih modern dari tradisional ke mesin. dan yang kedua, masa degradasi masyarakat tani yang gejalanya mulai bisa dilihat pada tahun 1998. Banyak petani beralih profesi dan sawah banyak yang berkonversi. (3) Dampak yang ada berupa dampak yang bernilai positif, yakni: (1) Tingkat pendidikan merata, dan (2) Berkurangnya angka kemiskinan. Serta dampak yang bernilai negatif, yakni : (1) Pergeseran nilai dalam masyarakat, (2) Hilangnya minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian, dan (3) Alih fungsi lahan pertanian. Kata Kunci: Dinamika, Sosial Ekonomi, dan Masyarakat Tani