Andi Mujnisa
Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Published : 16 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

PERSENTASE KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL BROILER YANG DIBERI PREBIOTIK INULIN UMBI BUNGA DAHLIA (Dahlia variabillis) Rita Massolo; Andi Mujnisa; Laily Agustina
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 12 No. 2 (2016)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.702 KB) | DOI: 10.20956/bnmt.v12i2.1314

Abstract

Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui level optimal penggunaan tepung umbi bunga terhadap persentase karkas, lemak abdominal, dan potongan komersil karkas broiler. Sebanyak 160 ekor ayam ras pedaging strain lohmann dipelihara sampai umur 35 hari. Perlakuan berupa penambahan tepung umbi bunga dahlia dalam pakan basal dengan level yang berbeda (masing-masing 0%, 0,8% 1,0% dan 1,2%). Rancangan yang digunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANNOVA) dan bila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan Uji Jarak Duncan (Steel dan Torrie,1993). Hasil menunjukkan bahwa   pemberian tepung umbi bunga dahlia dalam pakan hingga level 1,2 % berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase karkas, persentase dada, persentase paha, persentase sayap dan tidak pengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase lemak abdominal, namun penggunaan tepung umbi bunga dahlia dalam pakan pada level 0,8% sudah menunjukan hasil yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung umbi bunga dahlia hingga  level 1,2% mampu memperbaiki nilai perentase karkas, persentase dada, persentase paha dan menurunkan kandungan lemak abdominal broiler. 
KANDUNGAN NUTRISI TEPUNG LIMBAH BIJI KAKAO YANG DIFERMENTASI MENGGUNAKAN BAKTERI SELULOLITIK DENGAN METODE PENGERINGAN YANG BERBEDA . Rafidah; A Mujnisa; sri Purwanti
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 13 No. 2 (2019)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/bnmt.v13i2.10927

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode pengeringan yang optimal terhadap kandungan nutrisi tepung limbah biji kakao yang difermentasi menggunakan bakteri selulolitik. Bahan difermentasi selama 8 hari kemudian dikeringkan dengan metode pengeringan berbeda. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan 5 ulangan; P0 (tepung limbah biji kakao 50% + bekatul 25% + onggok 20% + arang sekam 5%) tanpa pengeringan, P1 (tepung limbah biji kakao 50% + bekatul 25% + onggok 20% + arang sekam 5%) kering diangin-anginkan, P2 (tepung limbah biji kakao 50% + bekatul 25% + onggok 20% + arang sekam 5%) kering matahari, P3 (tepung limbah biji kakao 50% + bekatul 25% + onggok 20% + arang sekam 5%) kering oven. Data dianalisis dengan ANOVA, dilanjutkan uji Duncan taraf 5%. Hasil penelitian kadar air (%) P0: 46,82±1,84, P1: 15,98±0,73, P2: 6,78±0,34, P3: 32,18±1,22; kadar abu (%) P0: 13,59±1,61, P1: 12,65±0,24, P2: 12,69±0,65, P3: 9,78±2,59; lemak kasar (%) P0: 3,95±0,85, P1: 3,84±0,99, P2: 6,93±1,34, P3: 4,14±0,51; serat kasar (%) P0: 17,82±2,02, P1: 21,53±0,72, P2: 22,99±0,46, P3: 23,54±0,81 dan protein kasar (%) P0: 10,94±2,63, P1: 12,64±0,11, P2: 11,70±0,09, P3: 12,80±0,57. Tepung limbah biji kakao yang difermentasi menggunakan bakteri selulolitik dengan metode pengeringan yang berbeda menunjukkan perbedaan nyata terhadap kadar air, kadar abu, lemak kasar dan serat kasar, tetapi tidak berbeda nyata terhadap protein kasar. Kesimpulannya bahwa metode pengeringan dengan diangin-anginkan mampu memperbaiki kandungan nutrisi tepung limbah biji kakao fermentasi.Kata Kunci: Bakteri selulolitik, fermentasi, limbah biji kakao, nutrisi, pengeringan.
Uji Daya Hambat Antibakteri Black Garlic Sebagai Alternatif Feed Additive Pada Pakan Unggas Riskha Sri Wahyuni Haris; A. Mujnisa; . Jamilah
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 15 No. 1 (2021)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.45 KB) | DOI: 10.20956/bnmt.v15i1.14463

Abstract

Black garlic memiliki kandungan zat bioaktif yang mampu berperan sebagai antibakteri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai feed additive. Penelitian bertujuan untuk mengetahui daya hambat antibakteri Black garlic terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Penelitian ini menggunakan metode penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, dengan perlakuan yaitu: P0 = Pakan Kontrol (tanpa black garlic), P1 = Pakan + Pasta Black garlic 1%, P2 = Pakan + Pasta Black garlic 2,5% dan P3 = Pakan + Pasta Black garlic 4%. Hasil penelitian daya hambat antibakteri Black Garlic pada pakan terhadap bakteri Escherichia coli. menunjukkan adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) antara P1 dan P2. Sedangkan perlakuan P2 tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P3, hal ini disebabkan karena adanya zat bakteriostatik yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri dan agensi mikrobiostatik yang merupakan zat yang menyebabkan terhambatnya pertumbuhan mikroba. Daya hambat antibakteri Black Garlic pada pakan terhadap bakteri Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa adanya perbedaan yang nyata (P<0,05) antara P1 dan P2. Sedangkan perlakuan P2 tidak berbeda nyata terhadap perlakuan P3, hal ini disebabkan dikarenakan adanya zat bioaktif yang terkandung dalam black garlic yang berperan sebagai antibakteri. Kesimpulan dari penelitian ini penggunaan black garlic pada pakan sebagai feed additive mampu menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus secara maksimal pada perlakuan P3 dengan konsentrasi 4%.
PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG UMBI PORANG (Amorphophallus oncophyllus) SEBAGAI PREBIOTIK PADA RANSUM BROILER TERHADAP BOBOT DAN PANJANG USUS HALUS: Effect of Addition Porang Tuber Flour (Amorphophallus oncophyllus) as Prebiotick on Broiler Feed Against Intestinal Weight and Length . Annisa; A. Mujnisa; Daryatmo Daryatmo
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 15 No. 2 (2021)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (509.583 KB)

Abstract

Porang Tubers (Amorphophallus oncophillus) contain glucomannan which functions as a prebiotic that can affect the performance and condition of the broiler digestive tract which has an impact on broiler performance. This study aimed to determine the effect of adding elephant foot yam tuber flour (Amorphophallus oncophyllus) to the feed on the weight and length of the small intestine. The parameters observed were the weight and length of the small intestine. The design used was a completely randomized design (CRD) which consisted of P0 (basal ration without porang flour), P1 (Ration + porang flour 0.4%), P2 (Ration + porang flour 0.8%), and P3 (Ration + porang flour 1.2%). The treatment was carried out for 35 days starting from the beginning of maintenance. Gastrointestinal tract weight and length were measured when the broilers were 35 days old. The results showed that the P1 treatment had a significant effect (P<0.05) on the weight of the duodenum (0.79 ± 0.09) and the length of the ileum (9.29 ± 1.10) but had no significant effect on the weight of the jejunum (1.79 ± 0.34), Ileum (1.48 ± 0.22) and length of Duodenum (3.21 ± 0.55), Jejunum (8.17 ± 1.08). Based on the results of the research that has been carried out, it can be concluded that the addition of elephant foot yam tuber flour to a level of 1.2% does not have a negative effect on the length and weight of the small intestine. Keywords: Porang Flour, Duodenum, Jejunum, Ileum, and Small Intestine.
Pengaruh Imbangan Energi-Protein Terhadap Bobot dan Tebal Kerabang Telur Ayam Arab Herni; Laily Agustina; A. Mujnisa
Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan Vol 3 No 2 (2022): Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan
Publisher : Universitas Sulawesi Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31605/jstp.v3i2.1686

Abstract

Penelitian bertujuan mengetahui imbangan protein dan energi yang paling tepat dalam menghasilkan bobot dan ketebalan kerabang telur ayam Arab. Komposisi ransum terdiri dari: jagung kuning, dedak, dan konsentrat RK 24 yang disusun berdasarkan imbangan energi dan protein. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 10 ulangan terdiri dari 40 petak percobaan degan masing-masing petak terdiri dari 2 ekor ayam, sehingga total ayam Arab yang digunakan sebanyak 80 ekor. Perlakuan terdiri dari: R1 (protein 15 % dengan energi metabolisme 2500 kkal/kg); R2 (protein 16 % dengan energi metabolisme 2600 kkal/kg); R3 (protein 17 % dengan energi metabolisme 2700 kkal/kg); dan R4 (protein 18 % dengan energi metabolisme 2800 kkal/kg). Hasil penelitian menunjukkan bahwa imbangan energi dan protein tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap bobot dan tebal kerabang telur ayam Arab. Rataan bobot telur yang dihasilkan berkisar antara 37,24 – 39,15 g sedangkan rataan tebal kerabang yang dihasilkan berkisar antara 0,42 – 0,46 mm terhadap telur ayam Arab umur 5 bulan. Disimpulkan bahwa pemberian ransum dengan level protein 18 % dan energi 2800 kkal meningkatkan bobot telur dan tebal kerabang ayam Arab petelur.
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Serai (Cymbopogon citratus) dalam Air Minum Terhadap Persentase Bobot Usus Halus Ayam Buras J, Jalaluddin; Lahay, Nancy; A. Mujnisa
Buletin Nutrisi dan Makanan Ternak Vol. 17 No. 2 (2023)
Publisher : Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian kombinasi ekstrak tanaman serai (Cymbopogon citratus) dan daun kelor (Moringa oleifera) dalam air minum terhadap persentase bobot usus halus (duodenum,jejenum dan ileum) ayam buras. Perlakuan pada penelitian ini terdiri dari : kontrol (P0); ekstrak daun kelor 40%+ekstrak serai 25% (P1); ekstrak daun kelor 40%+ekstrak serai 30% (P2); ekstrak daun kelor 40%+ekstrak serai 35% (P3) dan ekstrak daun kelor 40%+ekstrak serai 40% (P4). Parameter yang diamati pada penelitian ini persentase bobot usus halus (duodenum, jejenum dan ileum). Hasil penelitin menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) dengan konsentrasi 40% dan tanaman serai (Cymbopogon citratus) dengan konsentrasi 25% hingga 40% dalam air minum tidak mempengaruhi persentase bobot duodenum, jejenum dan ileum ayam buras.