Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Deformasi dan Kedalaman Batuan Sedimen Daerah Banjarnegara Berdasarkan Analisis Gayaberat Eddy Supriyana; Tatang Padmawidjaja; Ryan Akbar
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 55 No. 3 (2021): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Beberapa penelitian yang telah dilakukan di Kabupaten Banjarnegara, adanya pengembangan sistem minyak di Kali Serayu, dan telah dilakukan uji terhadap minyak rembesan tersebut yang hasilnya menunjukkan TOC diatas 2%, dan reservoir berada pada Formasi Rambatan (Tmr). ) berumur Miosen Tengah sampai Miosen Awal. Penelitian - penelitian yang telah dilakukan tersebut belum sampai kepada hasil yang dapat memberikan gambaran tentang potensi migas secara tuntas, sehingga perlu kajian lanjutan yang diharapkan dapat memberikan informasi di bawah permukaan secara saintifik terkait dengan migrasi minyak/HC (fluida) yang mengarah ke selatan Banjarnegara. Diantara metode geofisika yang dapat memberikan dan melengkapi dari penelitian sebelumnya, mencoba memproses berdasarkan kajian gayaberat. Data gayaberat yang digunakan sebanyak 520 melingkupi Banjarnegara Utara sampai Banjarnegara Selatan, dimana data tersebut digunakan di beberapa tahapan yaitu pemisahan gayaberat dan selanjutnya dilakukan anomali gayaberat regional dimana disebut sebagai anomali gayaberat residual atau sisa sehingga akan diperoleh gambaran efek samping yang sesuai dengan geologi permukaannya. Kemudian berdasarkan nilai turunan kedua vertikal (SVD) maupun horizontal dari data anomali gayaberat, dan dianalisis terhadap nilai densitasnya (p) dengan menggunakan "fungsi Green". Berdasarkan analisis data gayaberat melalui proses SVD, perhitungan nilai densitas dengan Green maka daerah Banjarnegara bagian utara diduga sebagai daerah reservoarnya dan mengalami migrasi ke arah selatan yang ditunjuk oleh tipe sesar naik dan adanya pengurang nilai densitas dari utara dan bertambah di bagian selatan, sehingga dideskripsikan terbentuknya cebakan yang ditandai oleh batas antiklin atau punggungan. indikasi zonasi berdasarkan kontur anomali gayaberat turunan turunan kedua (SVD), juga ditunjukkan oleh penuruan nilai pada peta kontur anomali gayaberat dengan nilai antara +22.1 mGal sampai 0 mGal, kemudian oleh nilai anomali gayaberat antara 0 mGal sampai -7.0 mGal, artinya adanya migrasi dari utara. Hasil analisis analisis spektral diperoleh kedalaman sekitar 2000 m sampai 2500 m di bagian utara dengan tipe sesar naik dari arah utara.
KORELASI CEKUNGAN KETUNGAU DAN MELAWI BERDASARKAN ANALISIS DATA GAYA BERAT Eddy Supriyana; Tatang Padmawidjaja
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 54 No. 1 (2020): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cekungan Ketungau dan cekungan Melawi mempunyai karakter batuannya yang berbeda, sehingga dalam kajian ini mencoba untuk dianalisis berdasarkan nilai-nilai rapat massa batuannya. Pola anomali gayaberat daerah Sintang membentuk cekungan dan tinggian anomali yang berarah barat–timur, tinggian anomali tersebut berhubungan dengan pengangkatan Komplek Semitau sebagai batas antara Cekungan Ketungau dan Melawi. Berdasarkan hasil analisa rapat massa diharapkan dapat memberikan informasi terkait keberadaan kedua cekungan tersebut. Nilai anomali gayaberat yang tinggi membentuk kelurusan dan berarah barat timur diduga sebagai Penggangkatan Semitau dan Komplek Selangkai. Nilai anomali gayaberat tersebut juga memisahkan dua buah cekungan yaitu Cekungan Ketungau di bagian utara dan Cekungan Melawi dibagian selatan. Komplek Semintau dan Batuan Alas Samudera diterobos oleh batuan granit (Toms). Batuan granit tersebut tersingkap dibagian utara dan selatan di Komplek Semitau yang tercermin dari sebaran anomali gayaberat dibawah 15 mGal, sedangkan kelompok batuan dari Komplek Semitau yang memanjang barat-timur dicirikan oleh nilai anomali tinggi antara 35mGal sampai 55 mGal dan nilai anomali gayaberat regional mencapai 40 mGal. Model geologi dari lintasan anomali gayaberat menunjukkan adanya cekungan sedimen dengan nilai anomali gayaberat -5 mGal yang diterobos oleh batuan dari Komplek Semitau dengan nilai anomali 55 mGal, hal ini ditunjukkan juga oleh bentuk sesar dan kelurusan didaerah cekungan Melawai dan Ketungau.Berdasarkan analisa gayaberat dengan nilai-nilai rapat massanya 2.50 gr/cm3 sampai dengan 2.75 gr/cm3 dapat menunjukkan bahwa cekungan Melawi dan Ketungau dipisahkan oleh batuan dari Komplek Semitau sebagai batuan alas dari kedua cekungan tersebut.
Reliability Study of Oil and Gas Pipelines Using the Normal Distribution Method Suhendi Syafei, Nendi; Hidayat, Darmawan; Rohadi, Nanang; Joebaedi, Khafsah; Supriyana, Eddy
EKSAKTA: Berkala Ilmiah Bidang MIPA Vol. 22 No. 1 (2021): Eksakta : Berkala Ilmiah Bidang MIPA (E-ISSN : 2549-7464)
Publisher : Faculty of Mathematics and Natural Sciences (FMIPA), Universitas Negeri Padang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (827.147 KB) | DOI: 10.24036/eksakta/vol22-iss1/246

Abstract

Gas and oil pipelines have decreased function and damaged due to corrosion. This research aims to analyze and predict the life of gas and oil pipelines within a certain time span. The method used is a reliability study using a normal distribution. The analysis results show it is predicted that the pipe reliability probability in 2030 will decrease and the probability of failure will increase. The probability of reliability is 0.843572786617270 and the probability of failure is 0.156427213382730 in 2030. With the long distance pipeline, maximum depth as shown in the attachment the average thick remain is 0.2200 inches, the average corrotion rate is 0.0317 mm/year, with prediction thick remain from 2000 to 2030 in inches.