Claim Missing Document
Check
Articles

Found 61 Documents
Search
Journal : Jurnal Pendidikan Biologi Undiksha

PERBEDAAN KETEBALAN MULSA JERAMI PADI TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) Ni Made Widnyani .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si. .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14877

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) ketebalan mulsa jerami berpengaruh terhadap tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) serta untuk mengetahui (2) ketebalan mulsa jerami yang optimal untuk pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.). Penelitian ini merupakan penelitian ekperimen sungguhan (true experiment) dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Sampel dalam penelitian ini adalah bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) dengan jumlah total sampel sebanyak 24. Jumlah kelompok dalam penelitian terdiri dari 4 kelompok (0 cm, 1 cm, 2 cm, dan 3 cm). Data dianalisis menggunakan uji Anova One Away. Hasil penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat peningkatan pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) seiring dengan semakin tebalnya mulsa jerami yang digunakan serta (2) ketebalan mulsa jerami yang paling optimal dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) yakni mulsa jerami dengan ketebalan 3 cm.Kata Kunci : bayam cabut (Amaranthus tricolor L.), ketebalan mulsa, pertumbuhan This study aimed to know (1) the thickness of straw mulch can affected the spinach plant (Amaranthus tricolor L.) and to find out (2) the optimal straw mulch thickness for growth of spinach plant (Amaranthus tricolor L.). This study is a real experiment research with Randomized Block Design (RAK). The sample in this study was spinach plant (Amaranthus tricolor L.) with total of 24 samples. Number of groups in this study consisted of 4 groups (0 cm, 1 cm, 2 cm, and 3 cm). Data were analyzed using Anova One Away test. The results showed that (1) there was an increase of spinach plant growth (Amaranthus tricolor L.) as the thickness of the straw mulch was used and 2) the most optimal straw mulch thickness in increasing the growth of spinach plant (Amaranthus tricolor L.) is straw mulch with a thickness of 3 cm.keyword : spinach plant (Amaranthus tricolor L.), thickness of mulch, growt
PEMBERIAN VARIASI KONSENTRASI EKSTRAK REBUNG BAMBU TALI (Gigantochloa apus) MENGAKIBATKAN PERBEDAAN PERTUMBUHAN TANAMAN BAYAM CABUT (Amaranthus tricolor L.) IB PUTU EKA WEDANTA .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si. .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14940

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui perbedaan pertumbuhan tanaman bayam cabut (Amaranthus tricolor L.) akibat pemberian perlakuan dengan berbagai variasi konsentrasi ekstrak rebung bambu tali (Gigantochloa apus) dan (2) mengetahui konsentrasi ekstrak rebung bambu tali yang efektif untuk pertumbuhan tanaman bayam cabut. Jenis penelitian ini termasuk penelitian sungguhan (true experimental). Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah The Randomized Post Text Only Control Group Design. Perlakuan yang diberikan terdiri dari satu variabel bebas yaitu, pemberian variasi konsentrasi ekstrak rebung bambu tali yaitu: 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Anlisis data pada penelitian ini menggunakan ANAVA satu arah dengan taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan tanaman pada konsentasi ekstrak rebung bambu tali 25% memiliki biomassa tertinggi dengan berat kering 7,93gr, tinggi 49cm, jumlah daun 25,75 helai dari semua perlakuan, dan hasil Uji BNT menyatakan bahwa konsentrasi 5% merupakan konsentrasi yang paling efektif dengan beda rerata 0,80gr antara 0% dan 5%. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada pemberian ekstrak rebung bambu tali dengan konsentrasi yang berbeda.Kata Kunci : Konsentrasi, Amaranthus tricolor L., Gigantochloa apus, pertumbuhan. The purpose of this research were (1) perceive the difference of growth of edible amaranth plant (Amaranthus tricolor L.) due to treatment by given various concentration of string bamboo shoot (Gigantochloa apus) and (2) find out the effective concentration of string bamboo shoot extract to the growth of edible amaranth plant. This was a (true experimental) research with Randomized Post-Text-Only Control Group Design as the research method. The given treatment consisted of one independent variable that was, giving various concentration of string bamboo shoot extract, such as 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, and 25%. Data analysis in this research used one way ANOVA with significance level of 5% and was continued with the test of Least Significance Different (LSD). The results showed that the edible amaranth plant at the concentration of 25% string bamboo shoot, had the highest biomass with dry weight of 7.93 gr, height 49 cm, leaves number in amount of 25.75 strands, from all the treatments, and BNT testing showed that most effective amount of concentration used was at 5% with average different of 0.80gr in ratio 0% and 5%. It can be concluded that there was significant difference in giving string bamboo shoot extract with different concentration on the growth of edible amaranth plant.keyword : Amaranthus tricolor L., concentration, growth, Gigantochloa apus.
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR MIKROSKOPIS DARI RHIZOSPHERE TANAMAN ANGGUR BALI (Vitis vinifera L. var. Alphonso Lavalle) DI DESA BANJAR, KECAMATAN BANJAR, BULELENG-BALI Ni Putu Hendrayani .; Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd. .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.14941

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik genus jamur mikroskopis yang diisolasi dari rhizosphere tanaman anggur Bali (Vitis vinifera L. var. Alphonso Lavalle). Jenis penelitian ini yaitu deskriptif eksploratif. Tahapan dari penelitian ini terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap pengenceran sampel tanah, tahap purifikasi, tahap identifikasi dan analisis data. Subyek dalam penelitian ini yaitu seluruh jamur mikroskopis pada tanah rhizosphere tanaman anggur Bali (Vitis vinifera L. var. Alphonso Lavalle) di desa Banjar, Kabupaten Buleleng. Obyek dari penelitian ini yaitu isolat jamur mikroskopis yang diisolasi dari tanah rhizosphere tanaman anggur Bali desa Banjar, Kabupaten Buleleng. Hasil penelitian menunjukkan isolat jamur yang diisolasi dari rhizosphere tanaman anggur Bali memiliki karakteristik yang berbeda baik dari morfologi makroskopis maupun mikroskopis dan ditemukan 5 genus jamur yaitu genus jamur Trichoderma, Aspergillus, Fusarium, Penicillium dan Scytalidium.Kata Kunci : Desa Banjar, jamur, rhizosphere, anggur Bali (Vitis vinifera L. var. Alphonso Lavalle) This study aim to know the characteristics genera of fungi microscopic isolated from the rhizosphere of Bali grapevine (Vitis vinifera L. var Alphonso Lavalle). The type of this study is descriptive explorative. Stages of this study consisted of preparation, implementation, dilution of soil sample, identification and analysis of the data. The subjects in this study were all microscopic fungi isolated from rhizosphere of Bali grapevine (Vitis vinifera L. var. Alphonso Lavalle) in Banjar village, Buleleng regency. Meanwhile, the object of this study is isolates of microscopic fungi from Bali grapevine in Banjar village, Buleleng regency. The results of this study is isolates of the genera fungi isolated from the rhizosphere Bali grapevine have different characteristics from macroscopic and microscopic morphology, base on identification found five genera of fungus that is genera of Trichoderma, Aspergillus, Fusarium, Penicillium and Scytalidium. keyword : Banjar village, fungi, rhizosphere, Bali grapevine (Vitis vinifera L. var. Alphonso Lavalle).
VARIASI VOLUME LENGIS TANDUSAN MENGAKIBATKAN PERBEDAAN KECEPATAN PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II SUPERFISIAL PADA MENCIT PUTIH (Mus musculus) JANTAN I Putu Esha Darmawan .; Dr. Desak Made Citrawathi,M.Kes .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.18485

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui variasi volume lengis tandusan mengakibatkan perbedaan kecepatan penyembuhan luka bakar derajat II superfisial pada mencit putih (Mus musculus) jantan. (2) mengetahui volume (ml) pemberian lengis tandusan yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar derajat II superfisial pada mencit (Mus musculus) jantan. Penelitian ini berupa eksperimen sungguhan (true experimen) dengan rancangan randomized post test only control group design. Sampel dalam penelitian ini berupa 30 ekor mencit putih (Mus musculus) jantan dengan berat 20 -25 gram, berumur kurang lebih 2 bulan. Sampel dibagi menjadi 6 kelompok yaitu kelompok kontrol positif, kelompok eksperimen 1 (volume 0,01 ml), kelompok eksperimen 2 (volume 0,03 ml), kelompok eksperimen 3 (volume 0,05 ml), kelompok eksperimen 4 (volume 0,07 ml) dan kelompok eksperimen 5 (volume 0,09 ml). Hewan uji diberi perlakuan luka bakar pada punggung dengan diameter 9 mm, kemudian diberikan perlakuan selama 14 hari. Pengukuran diameter luka dihitung menggunakan jangka sorong dengan metode Morton. Analisis data menggunakan Anova satu jalur dengan taraf signifikansi 5% karena data memenuhi uji prasyarat dan dilanjutkan dengan uji lanjut LSD. Hasil dari peelitian ini menunjukan bahwa pemberian lengis tandusan dengan volume 0,01 ml, 0,03 ml, 0,05 ml, 0,07 ml, dan 0,09 ml mengakibatkan perbedaan kecepatan penyembuhan luka bakar derajat II superfisial yang ditunjukan oleh nilai p = 0,001 pada uji hipoteis . Volume yang paling efektif dalam penyembuhan luka bakar derajat II superfisial adalah 0,03 ml karena merupakan volume paling kecil yang memiliki nilai berbeda nyata dengan kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pemberian lengis tandusan dapat mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II superfisial pada mencit putih (Mus musculus) jantan.Kata Kunci : Lengis tandusan, luka bakar, dan penyembuhan The purpose of this research are (1) to know volume variations of lengis tandusan resulted the differentces of accelerate the healing of superficial second degree burns in male white mice (2) to know the the most effective volume (ml) of lengis tandusan in healing superficial second degree burns in mice ( Mus musculus) male. This research is use a true experiment with randomized post-test only control group design. The samples in this research were 30 of male white mice (Mus musculus) with weight 20 till 25 grams, which the age were about 2 months old. The sample was divided into 6 groups: positive control group, experimental group 1 (volume 0.01 ml), experimental group 2 (volume 0.03 ml), experimental group 3 (volume 0.05 ml), experimental group 4 ( volume of 0.07 ml) and experimental group 5 (volume 0.09 ml). Mice were treated with burns on the back with a diameter of 9 mm, then given treatment for 14 days. Measurement of wound diameter was calculated using the calipers with the Morton method. Analysis of data were used Anova One-Way with a significance level of 5% because the data fulfilled the prerequisite test and continued with LSD further test. The results of this research showed lengis tandusan with a volume of 0.01 ml, 0.03 ml, 0.05 ml, 0.07 ml, 0.09 ml and were resulted in differences in the accelerate of healing process of superficial second degree burns as indicated by the value of p = 0.001 in the hypothetical test. The most effective volume in healing superficial second degree burns was 0.03 ml because it was the smallest volume that had a significantly different value than the control group. Thus it concluded that lengis tandusan could accelerate the healing of superficial second degree burns in male white mice (Mus musculus).keyword : Lengis tandusan, burns, and healing
PERBEDAAN KOMPOSISI MEDIA TANAM PASIR DAN HUMUS TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH Adenium obesum Kadek Agus Priady Wahyu Winantha .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si. .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.18489

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui perbedaan komposisi media tanam pasir dan humus terhadap pertumbuhan benih tanaman Adenium obesum yang dapat dilihat dari berat kering tanaman. 2) Mengetahui Pada komposisi media tanam pasir dan humus yang mana paling efektif dalam pertumbuhan benih Adenium obesum. Jenis penelitian ini termasuk penelitian sungguhan (true experimental). Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap yaitu rancangan percobaan yang menggunakan pengawasan setempat dengan pembatasan pengacakan. Percobaan ini menggunakan 7 kelompok perlakuan yang mana setiap kelompok mempunyai perbandingan campuran pasir dan humus yang berbeda yaitu pasir saja, perbandingan pasir dan humus 1:3, 1:2, 1:1, 2:1, 3:1 dan media tanam humus , namun sebelum memberikan perlakuan benih Adenium diberikan preetest berupa penyetaraan benih Anlisis data pada penelitian ini menggunakan ANOVA satu arah dengan taraf signifikansi 5% dan dilanjutkan dengan uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil penelitian menunjukkan tanaman pada perbandingan pasir dan humus 1 : 2 memiliki biomassa tertinggi dari semua perlakuan, dan terdapat beda nyata terkecil dengan media tanam pasir saja dengan beda rerata 0,339 gram. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan nyata pada media tanam pasir dan humus dengan perbandingan yang berbeda. Komposisi media tanam yang paling baik untuk proses pertumbuhan benih tanaman Adenium obesum yaitu pada komposisi media tanam pasir dan humus 1 : 2.Kata Kunci : Adenium obesum, Pasir, Humus, dan Komposisi This study aims to 1) determine the differences in the composition of sand and humus growing media on the growth of Adenium obesum plant seeds which can be seen from the dry weight of plants. 2) Knowing the composition of sand and humus growing media which is most effective in the growth of Adenium obesum seeds. This type of research includes real research (true experimental). The design of the study used in this study was a completely randomized design which was a trial design that used local supervision with restrictions on randomization. This experiment uses 7 treatment groups where each group has a different mixture of sand and humus, namely sand, sand and humus ratio 1: 3, 1: 2, 1: 1, 2: 1, 3: 1 and humus growing media, but before giving the treatment of Adenium seeds the preetest was given in the form of equalization of seed Anlisis data in this study using one-way ANOVA with a significance level of 5% and continued with the Smallest Significant Difference test (LSD). The results showed that the plants in the sand and humus 1: 2 ratio had the highest biomass of all treatments, and there was the smallest significant difference with the sand planting media with an average difference of 0.339 grams. It can be concluded that there are significant differences in sand and humus growing media with different comparisons. The best composition of planting media for the growth process of Adenium obesum seeds is the composition of sand planting media and humus 1: 2keyword : Adenium sp., Sand, Humus, and Comparison
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN MASYARAKAT DENGAN PERSEPSI PENCEGAHAN TERHADAP DEMAM BERDARAH DENGUE DI DESA PEJENG KANGIN KECAMATAN TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR Dewa Putu Surya d .; Prof. Dr. I Made Sutajaya,M.Kes. .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.18502

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) Mengetahui pengetahuan masyarakat tentang penyakit demam berdarah dengue di Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring. (2) Mengetahui persepsi pencegahan terhadap penyakit demam berdarah dengue yang dilakukan masyarakat di Desa Pejeng Kangin, Kecamatan Tampaksiring (3) Mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan persepsi pencegahan terhadap penyakit demam berdarah dengue. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan rancangan korelasi bivariat. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kepala keluarga yang terdapat di delapan banjar yang ada di Desa Pejeng Kangin, Kec. Tampaksiring, Kab. Gianyar. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yang ditentukan berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi sehingga diperoleh sebanyak 120 sampel. Data penelitian didapat melalui tes pengetahuan dan kuesioner persepsi masyarakat. Teknik analisis data dilakukan dengan uji deskriptif, dan uji statistik dengan uji korelasi Product Moment Pearson pada taraf signifikansi 5% (α=0,05). Hasil penelitian menyatakan (1) Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan masyarakat dengan persepsi pencegahan terhadap penyakit demam berdarah dengue. Nilai korelasi sebesar 0,390 menunjukkan hubungan antar variabel yang bersifat searah sehingga diperoleh nilai r=0,390 dan nilai p=0,0001. (2) Rerata skor pengetahuan masyarakat adalah 20,38 dan termasuk dalam kategori sedang. (3) Rerata skor persepsi pencegahan terhadap penyakit DBD adalah 93,33 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Berdasarkan analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan masyarakat dengan persepsi pencegahan terhadap demam berdarah dengue. Kata Kunci : Pengetahuan, Persepsi, Demam Berdarah Dengue This research aimed to (1) Knowing people's knowledge about dengue hemorrhagic fever in Pejeng Kangin Village, Tampaksiring District. (2) Knowing the perception of prevention of dengue hemorrhagic fever carried out by the community in Pejeng Kangin Village, Tampaksiring District (3) Knowing the relationship between community knowledge and the perception of prevention of dengue fever. The correlational research was the type of research that used in this research, with draft correlation bivariate. The population in this research was the entire patriarch of 8 sub villages in Pejeng Kangin village, Tampaksiring District, Gianyar Regency. The sampling techniques that used in this research was purposing sampling, which categorized based on criteria of inclusion and exclusion, therefore 120 samples were obtain. The research data obtained through knowledge test and questionnaire of community perception. The data analysis techniques are carried out by descriptive test and statistic test with Product Moment Person correlation test in 5% (α = 0,05) significant level. The results of the study stated (1) There is a significant relationship between community knowledge and the perception of prevention of dengue hemorrhagic fever. The correlation value of 0.390 shows the relationship between variables that are unidirectional so that the value of r = 0.390 and the value p = 0.0001 are obtained. (2) The average scored of community knowledge was 20,38 and categorized in the medium category. (3) The average scored in preventive perception of Dengue Fever disease was 93,33 and categorized in good category. Based on that analysis can conclude there was a significant correlation between community knowledge with preventive perception of Dengue Fever. keyword : Community Knowledge, Perception, Dengue Hemorrhagic Fever
VARIASI LAMA DEKOMPOSISI LIMBAH KULIT BUAH KAKAO DENGAN PENAMBAHAN EFFECTIVE MICROORGANISM 4 SEBAGAI PUPUK ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GUMITIR (Tagetes erecta L.) Ni Putu Asrini .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si. .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.18532

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) variasi lama dekomposisi limbah kulit buah kakao dengan penambahan effective microorganism 4 sebagai pupuk organik mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.),(2) variasi lama dekomposisi limbah kulit buah kakao dengan penambahan effective microorganism 4 sebagai pupuk organik yang paling baik mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.). Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen sungguhan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 40 sampel bibit tanaman gumitir. Jumlah perlakuan terdiri dari 4 perlakuan (0 minggu, 2 minggu, 4 minggu, dan 6 minggu) yang masing - masing perlakuan diulang sebanyak 10 kali. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Anova One Way, dan dilanjutkan dengan uji Least Significant Difference (LSD) pada taraf signifikansi 5 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) variasi lama dekomposisi limbah kulit buah kakao dengan penambahan effective microorganism 4 sebagai pupuk organik dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) dengan presentase kenaikan berat kering dari lama dekomposisi limbah kulit buah kakao 0 minggu ke 6 minggu 54,43 %, (2) variasi lama dekomposisi limbah kulit buah kakao dengan penambahan effective microorganism 4 yang paling baik dapat mengakibatkan perbedaan pertumbuhan tanaman gumitir (Tagetes erecta L.) yaitu dengan lama dekomposisi 6 minggu dengan rerata berat kering 4,28 gr.Kata Kunci : kulit buah kakao, tanaman gumitir The purpose of this research was to know (1) the variation in decomposition duration of cocoa fruit peel waste with the effective microorganism 4 addition as organic fertilizer resulted in differences growth of marigold plants (Tagetes erecta L.), (2) the variation in decomposition duration of cocoa fruit peel waste with the effective microorganism 4 addition as the best organic fertilizer resulted in differences growth of marigold plants (Tagetes erecta L.). Type of this research was real experimental with Completely Randomized Design (CRD). The samples used in this research were 40 samples of marigold seedlings. The number of treatments consisted of 4 treatments namely 0 weeks, 2 weeks, 4 weeks, and 6 weeks, each of which was repeated 10 times. The data obtained were analyzed by using the One Way Anova test, and obtained by the Least Significant Difference (LSD) test at the 5% significance level. The results of this research showed facts (1) the variation in decomposition duration of cocoa fruit peel with the effective microorganism 4 addition as organic fertilizer can make different growth of marigold plants (Tagetes erecta L.) with a percentage increase in dry weight from the decomposition of cocoa fruit peel waste 0 weeks to 6 weeks 54.43 %, (2) the variation in decomposition duration of cocoa fruit peel waste with the effective microorganism 4 addition as the best organic fertilizer can lead to the best difference in growth of marigold plants (Tagetes erecta L.) in this research, namely 6 weeks decomposition with a mean dry weight is 4.28 gr.keyword : cocoa fruit peel, marigold plant
PEMBERIAN VARIASI KONSENTRASI CAMPURAN GEDEBONG PISANG, SABUT, DAN AIR KELAPA TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN GEMITIR (Tagetes erecta L.) DENGAN MICROBACTER ALFAAFA-11 SEBAGAI BIOAKTIVATOR I Gede Surya Natha .; Dr.I Gusti Agung Nyoman Setiawan, M.Si. .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.18599

Abstract

Petani menggunakan pupuk untuk meningkatkan pertumbuhan tanaman, baik pupuk anorganik maupun pupuk organik. Penggunaan pupuk anorganik yang terus meningkat kususnya pupuk urea dan penggunaan secara terus menerus dapat berdampak pada menurunkan bahan organik dalam tanah, struktur tanah, dan pencemaran lingkungan. Pupuk anorganik hanya dapat diproduksi dari pabrik. Berbeda dengan pupuk organik yang dapat dibuat dari limbah seperti sisa-sisa tanaman, limbah hewan, dan limbah dapur. Seperti campuran gedebong pisang, sabut kelapa, dan air kelapa dapat dikombinasikan sebagai bahan dasar pupuk organik cair serta Microbacter Alfafa-11 sebagai bioaktivator. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian variasi konsentrasi campuran gedebong pisang, sabut, dan air kelapa sebagai pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman gemitir (Tagetes erecta L.) dengan Microbacter Alfafa-11 sebagai bioaktivator. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 kelompok perlakuan dengan 8 kali ulangan setiap perlakuan. Dalam hal ini empat (4) kelompok perlakuan variasi konsentrasi campuran tersebut antara lain: 0%, 15%, 20%, dan 25% dalam 100 ml. Perlakuan pada tanaman diberikan setiap minggu selama enam (6) minggu. Hasil penelitian ini menunjukkan rerata berat kering tanaman gemitir (Tagetes erecta L.) secara berurutan sebagai berikut: 3,05 gr, 6,08 gr, 5,16 gr, dan 6,93 gr. Dilihat dari rerata berat kering, perlakuan variasi konsentrasi campuran gedebong pisang, sabut kelapa, dan air kelapa dengan Microbacter Alfaafa-11 sebagai bioaktivator menyebabkan perbedaan pertumbuhan terhadap tanaman gemiitir (Tagetes erecta L.) dan pertumbuhan yang tertinggi terdapat pada perlakuan campuran dengan konsentrasi 25%.Kata Kunci : Gedebong Pisang, Sabut Kelapa, Air Kelapa, Microbacter Alfafa-11, Tagetes erecta L. Farmers use fertilizers to increase plant growth, both inorganic fertilizers and organic fertilizers. The use of inorganic fertilizers which continues to increase specifically urea fertilizer and continuous use can have an impact on reducing organic matter in soil, soil structure, and environmental pollution. Inorganic fertilizers can only be produced from the factory. Unlike organic fertilizers that can be made from waste such as plant debris, animal waste, and kitchen waste. Such as a mixture of banana stem, coconut coir, and coconut water can be combined as a base for liquid organic fertilizer and Microbacter Alfafa-11 as a bioactivator. This study aims to determine the effect of variations in the concentration of mixed banana stem, coconut coir, and coconut water as liquid organic fertilizer on the growth of gemitir (Tagetes erecta L.) with Microbacter Alfafa-11 as bioactivator. This research method uses a Completely Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatment groups with 8 replications of each treatment. In this case, four (4) treatment groups varying the concentration of the mixture, among others: 0%, 15%, 20%, and 25% in 100 ml. Treatment of plants is given every week for six (6) weeks. The results of this study showed the average dry weight of gemitir plants (Tagetes erecta L.) sequentially as follows: 3.05 gr, 6.08 gr, 5.16 gr, and 6.93 gr. Judging from the average dry weight, the treatment of variations in the concentration of mixed banana stem, coconut coir, and coconut water with Microbacter Alfaafa-11 as bioactivator caused differences in the growth of gemiitir (Tagetes erecta L.) and the highest growth was found in the mixture treatment with a concentration of 25% .keyword : Banana Stem, Coconut Coir, Coconut Water, Microbacter Alfafa-11, Tagetes erecta L.
VARIASI KOMPOSISI MEDIA CAMPURAN AMPAS TEBU DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BERAT BASAH JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) Stanislaus Putu Mikael Mba Balu .; Prof. Dr. Ni Putu Ristiati, M.Pd. .; Ida Ayu Putu Suryanti, S.Si., M.Si. .
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 4 No. 2 (2017)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v4i2.21576

Abstract

Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) atau white mushroom merupakan salah satu jenis jamur yang banyak dan popular dibudidayakan serta paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui (1) Perbedaan peningkatan berat basah pada jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) setelah pemberian ampas tebu dan tongkol jagung dengan komposisi yang berbeda (2) Pemberian komposisi ampas tebu dan tongkol jagung paling baik meningkatkan berat basah jamut tiram putih (Pleurotus ostreatus). Jenis Penelitian ini adalah penelitian experimen sungguhan dengan randomized post-test only control group design. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) pada baglog yang ditakar dengan serbuk kayu, ampas tebu dan tongkol jagung dengan jumlah 16 baglog. Data yang diperoleh dari dianalisis dengan uji ANOVA two way pada taraf signifikan 5%. Hasi dari penelitian ini adalah : (1) Terdapat perbedaan pada peningkatan jumlah berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) setelah pemberian ampas tebu dan tongkol jagung dengan komposisi yang berbeda (2) Komposisi ampas tebu dan tongkol jagung yang paling optimal meningkatkan berat basah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) J2T3 (Tongkol jagung 180g dan ampas tebu 80g) dengan rerata berat basah 207,00g dan memiliki rata-rata jumlah badan buah sebanyak 27,00 buahKata Kunci : Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus), ampas tebu, dan tongkol jagung This white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) or white mushroom is one of the most widely used and popular types of edible mushrooms and it was consumed by the people of Indonesia. The purpose of this study are to find out (1) knowing the differences in the increase in wet weight of white oyster mushrooms (Pleurotus ostreatus) after giving bagasse and corn cobs with different compositions (2) Knowing the composition of bagasse and corncob which the best increases growth and productivity plural white oysters (Pleurotus ostreatus). This type of study is a real experimental study with randomized post-test only control group design. This study used white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) as sample in baglog which was graded with wood powder, bagasse and corn cobs with a total of 16 baglogs. The data is analyzed by ANOVA two way at a significant level of 5%. The results of this study are: (1) There was an increase in the amount of white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) fresh weight after the giving of bagasse and corn cobs with different compositions (2) The most optimal composition of bagasse and corn cobs increases the growth of oyster mushrooms white (Pleurotus ostreatus) J2T3 (corn cob 180g and bagasse 80g) with an average fresh weight of 207.00g and has an average number of fruit bodies as many as 27.00 pieces.keyword : white oyster mushroom (Pleurotus ostreatus), Bagasse, and corn cob
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI JAMUR MIKROSKOPIS PADA RIZOSFER TANAMAN JERUK SIAM (Citrus nobilis Lour.) DI KECAMATAN KINTAMANI, BALI Ni Putu Nila Ristiari; Ketut Srie Marhaeni Julyasih; Ida Ayu Putu Suryanti
Jurnal Pendidikan Biologi undiksha Vol. 6 No. 1 (2019)
Publisher : Undiksha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jjpb.v6i1.21921

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui genus jamur mikroskopis yang terdapat pada rizosfer tanaman jeruk siam (Citrus nobilis Lour.) di Kecamatan Kintamani, Bali. Penelitian mengacu pada pendekatan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif. Subjek pada penelitian ini adalah seluruh jamur mikroskopis pada rizosfer tanaman jeruk siam di perkebunan jeruk siam di Desa Kintamani. Adapun objek pada penelitian adalah genus jamur mikroskopis pada rizosfer tanaman jeruk siam yang diisolasi dari salah satu perkebunan jeruk siam di Desa Kintamani. Tahapan penelitian terdiri dari tahap persiapan, pelaksanaan, dan analisis data. Hasil penelitian yakni melalui pengamatan makroskopis dan mikroskopis diperoleh 12 isolat diantaranya berasal dari 4 genus yaitu Aspergillus (4 isolat), Penicillium (3 isolat), Mucor (1 isolat), dan Trichoderma (4 isolat). Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan yaitu 12 isolat jamur mikroskopis yang ditemukan, memiliki karakteristik makroskopis dan mikroskopis yang berbeda-beda.
Co-Authors ., ANA MAULANA ., Desi Asrini Jumia Miarti ., Dewa Putu Surya d ., Dwi Agus Satyawati ., Gusti Ngurah Yoga Pradipta ., I Gede Surya Natha ., I Luh Neni Ardani ., I Made Dicky Satya Narayana ., I Putu Esha Darmawan ., I Wayan Eva Widi Pratama ., IB PUTU EKA WEDANTA ., Kadek Agus Priady Wahyu Winantha ., Kadek Sera Harlistya Udayani ., Ketut Eka Nudastra ., Made Dwi Oktaviani ., Ngakan Putu Ari Krisna Pratama ., Ni Made Widnyani ., Ni Putu Asrini ., Ni Putu Ayu Meita Kurniawati ., Ni Putu Hendrayani ., Ni Putu Indah Kumala Sari ., Ni Putu Lilik Widiari ., NURUL HIDAYAH ., Nyoman Ayu Tri Martriani ., Stanislaus Putu Mikael Mba Balu ANA MAULANA . Ayu Seoulina . Ayu Seoulina ., Ayu Seoulina Desak Made Citrawathi Desi Asrini Jumia Miarti . Dewa Putu Surya d . Drs.I Ketut Artawan,M.Si . Dwi Agus Satyawati . Gusti Ngurah Yoga Pradipta . Heny, Ajeng Purnama I Gede Surya Natha . I Gusti Agung Nyoman Setiawan I Kadek Hartawan . I Kadek Hartawan ., I Kadek Hartawan I Luh Neni Ardani . I Made Dicky Satya Narayana . I Made Sutajaya I Nyoman Wijana I Putu Esha Darmawan . I Wayan Eva Widi Pratama . I Wayan Sukra Warpala IB PUTU EKA WEDANTA . Ida Bagus Jelantik Swasta Kadek Agus Priady Wahyu Winantha . Kadek Sera Harlistya Udayani . Ketut Eka Nudastra . Ketut Srie Marhaeni Julyasih Made Dwi Oktaviani . Meitini Proborini Wahyuni Ngakan Putu Ari Krisna Pratama . Ni Kadek Ria Paramita Lestari . NI LUH PUTU MANIK WIDIYANTI Ni Made Widnyani . Ni Putu Asrini . Ni Putu Ayu Meita Kurniawati . Ni Putu Hendrayani . Ni Putu Indah Kumala Sari . Ni Putu Lilik Widiari . Ni Putu Nila Ristiari Ni Putu Ristiati Nurul Hidayah . Nyoman Ayu Tri Martriani . Pradipta Utama, Putu Anggan Putu Anggan Pradipta Utama Putu Budi Adnyana Rachmadhani, Rachmadhani Ristiari, Ni Putu Nila Stanislaus Putu Mikael Mba Balu . Sujana, P. Krisna Widyantara Tirta Pratiwi Ni Komang . Tirta Pratiwi Ni Komang ., Tirta Pratiwi Ni Komang Yan Ramona Yuliana, Ina