Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pemanfaatan Sari Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) pada Pemeliharaan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) untuk Menekan Populasi Bakteri Vibrio sp. Koloni Hijau Handayani, Sri; Dwinanti, Sefti Heza; Hadi, Purnomo
Jurnal Masyarakat Akuakultur Indonesia Vol 3, No 1 (2019): In Press
Publisher : Masyarakat Akuakultur Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (423.238 KB)

Abstract

Sri Handayani, Sefti Heza Dwinanti and Purnomo Hadi. 2020. Utilization of Carambola Sari (Averrhoa bilimbi L.) in the Maintenance of Vaname Shrimp (Litopenaeus vannamei) to Suppress Population of Vibrio sp. Green Colony. Jurnal Sains Teknologi Akuakultur, 3(1) : 33-41. This research was conducted in July-August 2018 at PT. SyAqua Indonesia Serang, Banten. It used Completely Randomized Design (CRD) with three replicates and three treatments which were bilimbi juice in 20 ppm (T1), 30 ppm (T2) and without bilimbi or control (CT). The monitoring of Vibrio sp., defined as total Vibrio sp., total   yellow colony, total green colony, the ratio of total green colony, survival rate of shrimp and water quality. The result showed that bilimbi juice was able to suppress the population of Vibrio sp. in the maintenance media and shrimp body. At the end of the maintenance period (d7-d9), total population of green colony in treatment were lower than control with the ratio of the green colony was 0%. In contrast, bilimbi juice with concentration 20 ppm and 30 ppm had no significant effect (P>0,1). The best survival rate was given by T2 about 16% and based on regression y = 0.3589x+5.0279 the optimal dose to protect shrimp from Vibrio sp. by using bilimbi juice is about 264,62 ppm.
INFESTASI EKTOPARASIT Dactylogyrus sp DI SUNGAI KELEKAR, INDRALAYA, SUMATERA SELATAN Dwinanti, Sefti Heza; Septarisa, Geza Intan; Tanbiyaskur, Tanbiyaskur; Amin, Muhammad; Rarassari, Madyasta Anggana
Media Akuakultur Vol 17, No 1 (2022): (Juni, 2022)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Bone

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/ma.17.1.2022.9-15

Abstract

Parasit Dactylogyrus sp. merupakan ektoparasit yang dapat ditemukan baik pada ikan budidaya ataupun ikan yang hidup di perairan umum seperti sungai. Informasi keberadaan parasit di perairan umum dapat dijadikan indikator lingkungan dan pertimbangan penggunaan sumber air untuk budidaya ikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebaran parasit Dactylogyrus sp. pada ikan yang berasal dari Sungai Kelekar di Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, Indonesia. Sampel ikan diambil pada bulan Juni hingga Agustus 2020 di tiga desa yang dilintasi oleh Sungai Kelekar yaitu Desa Tanjung Baru, Desa Burai dan Desa Sakatiga. Jumlah ikan yang diperiksa sebanyak 374 ekor yang terdiri dari 14 spesies. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan R dengan “package bipartite” dan boxplot yang disajikan dalam bentuk gambar dan tabel. Selain Dactylogyrus sp.,, ektoparasit lain yang ditemukan adalah Argulus sp. dan Cyclops sp. Kecenderungan infestasi organ adalah insang dengan nilai prevalensi sebesar 46,48% sedangkan nilai intensitas sebesar 9,2 individu..ikan-1. Secara keseluruhan infestasi Dactylogyrus sp. pada ikan yang berasal dari Sungai Kelekar memiliki frekuensi infeksi umum (commonly) dengan tingkat infestasi moderat (moderate).Dactylogyrus sp is an ectoparasite that can be found in both farmed fish and wild fish populations. Information on the presence of parasites in wild fish populations can be used as an environmental indicator and consideration of the use of water sources for fish farming. This study aimed to determine the spread of ectoparasite Dactylogyrus sp. in fish originating from the Kelekar River in Ogan lir Regency, South Sumatra, Indonesia. Fish samples were collected between June and August 2020 in three villages crossed by the Kelekar River, namely Tanjung Baru, Burai, and Salatiga villages. The number of fish examined was 374, consisting of 14 species, The data obtained were analyzed using R with the "bipartite package" and boxplot presented in figures and tables. Besides Dactylogyrus sp, other ectoparasites found were Argulus sp and Cyclops sp. The preferred infested organ by Dactylogyrus sp was in gills with a prevalence value of 46,48%, while the intensity value was 9.2 ind. fish, Overall, Dactylogyrus sp infestation in fish originating from the Kelekar River was categorized as a common infection with moderate intensity.
Pelatihan Pembuatan Pakan Ikan Lele di Desa Pulau Semambu Kabupaten Ogan Ilir Yulisman, Yulisman; Rarassari, Madyasta Anggana; Yonarta, Danang; Syaifudin, Mochamad; Amin, Mohamad; Fitrani, Mirna; Dwinanti, Sefti Heza
Reswara: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Dharmawangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46576/rjpkm.v6i1.4190

Abstract

Biaya produksi tertinggi pada budidaya ikan secara intensif berasal dari biaya pakan. Sebagian besar pembudidaya ikan sangat bergantung pada pakan komersial, yang harganya relatif tinggi. Pembuatan pakan secara mandiri menggunakan bahan baku lokal menjadi alternatif mengurangi ketergantungan pada pakan komersial, dan biaya produksi. Berbagai bahan baku lokal yang dapat digunakan dalam formulasi pakan ikan, satu diantaranya adalah ampas tahu. Penyebaran informasi hasil-hasil penelitian yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat perlu dilakukan. Hal ini juga merupakan kegiatan Tridharma Perguruan Tinggi dibidang pengabdian kepada masyarakat. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk memberikan informasi dan pelatihan kepada pembudidaya ikan tentang pembuatan pakan berbahan ampas tahu untuk ikan lele sehingga peserta memahami cara membuat pakan ikan secara mandiri.  Kegiatan dilaksanakan di Desa Pulau Semambu, Kecamatan Indralaya Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan, yang berlokasi tidak jauh dari kampus Universitas Sriwijaya. Metode yang digunakan pada pelatihan ini adalah demonstrasi cara pembuatan pakan ikan. Hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat menambah wawasan dan pengetahuan teoritis dan praktis peserta tentang cara pembuatan pakan ikan lele. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase jumlah peserta yang memahami materi yang diberikan, dari 20% menjadi 64%, atau meningkat sebesar 44%. Selanjutnya, pakan yang dibuat sesuai formulasi tersebut direkomendasikan untuk diaplikasikan pada ikan lele yang dipelihara untuk mengetahui pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan efisiensi pemanfaatan pakan.
Modification of non-selective-solid media for aquatic bacteria Dwinanti, Sefti Heza; Tanbiyaskur, ,
Jurnal Akuakultur Indonesia Vol. 13 No. 2 (2014): Jurnal Akuakultur Indonesia
Publisher : Indonesian Society of Scientific Aquaculture (ISSA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3085.908 KB) | DOI: 10.19027/jai.13.163-166

Abstract

ABSTRACT The objective of this research was to produce an alternative media for aquatic bacteria using fish broth as pepton source and commercial consumption agar as material. This experiment consisted of six treatments; four treatments used fish broth with doses 200 g/L; 400 g/L; 600 g/L and 800 g/L; two treatments as controls which were commercial agar as negative control and tryptic soy agar (TSA) as positive control. The result showed that treatment 200 g/L had performed as good as TSA for bacterial growth. Keywords: solid media, fish broth, aquatic bacteria  ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan alternatif media padat nonselektif untuk bakteri akuatik dengan memanfaatkan kaldu daging ikan sebagai sumber pepton dan agar-agar konsumsi komersial (AKK) sebagai pemadat. Penelitian ini terdiri atas enam perlakuan yaitu; empat perlakuan menggunakan kaldu ikan yang dibuat dengan dosis 200 g/L; 400 g/L; 600 g/L and 800 g/L; dua perlakuan sebagai kontrol yaitu ART sebagai kontrol negatif dan tryptic soy agar (TSA) sebagai kontrol positif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan kaldu daging ikan pada dosis 200 g/L memiliki performa yang sama baiknya dengan TSA sebagai media tumbuh bakteri. Kata kunci: media padat, kaldu ikan, bakteri akuatik
APLIKASI BIOFLOK DAN PEMANFAATAN PROBIOTIK EM4 DALAM PAKAN PEMBESARAN IKAN LELE MUTIARA (Clarias gariepinus) Rarassari, Madyasta Anggana; Dwinanti, Sefti Heza; Absharina, Feldya D.; Gevira, Zellica
JFMR (Journal of Fisheries and Marine Research) Vol. 5 No. 2 (2021): JFMR
Publisher : Faculty of Fisheries and Marine Science, Brawijaya University, Malang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.jfmr.2021.005.02.18

Abstract

Feed is an important factor in the success of cultivation, feed is also the component that costs the most that is about 70% of the total production cost. Therefore, it is necessary to do techniques that can increase production, one of which is by improving feed nutrition using EM4 probiotics. In addition, it can also be by applying bioflok technology that utilizes bacteria that can process aquaculture waste which is a problem in water quality into a continuously available source of fish feed.  This study aims to find out if the application of bioflok and feed technology with EM4 can increase cultivation production. There are 3 treatments that will be used, namely, P1 (bioflok application), P2 (EM4 application), P3 (without bioflok and EM4). The fish used is pearl catfish seed (Clarias gariepinus) with a size of 6.5±0.5 cm with a dense spread of 150 heads / m3. Maintenance is carried out for 30 days (1 month) with the frequency of feeding
PEMANFAATAN MINYAK CENGKEH SEBAGAI BAHAN ANESTESI UNTUK TRANSPORTASI IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii) Tanbiyaskur, Tanbiyaskur; Lopez, Jennifer Patrick; Taqwa, Ferdinand Hukama; Afriansyah, Azmi; Dwinanti, Sefti Heza
Jurnal Riset Akuakultur Vol 19, No 2 (2024): Juni (2024)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.19.2.2024.97-107

Abstract

Minyak cengkeh telah banyak digunakan oleh pembudidaya sebagai anestesi pada transportasi ikan. Akan tetapi penggunaannya pada beberapa jenis ikan dengan kepadatan yang berbeda menunjukkan kebutuhan dosis penggunaan yang berbeda. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan dosis minyak cengkeh sebagai bahan pembius ikan tambakan (Helostoma temminckii) dan untuk mengetahui pengaruh pemberian minyak cengkeh pada transportasi ikan tambakan. Penelitian ini membandingkan kondisi transportasi yang menggunakan minyak cengkeh dan tanpa minyak cengkeh (kontrol) dengan kepadatan berbeda. Kepadatan yang digunakan adalah 10, 12, dan 14 ekor L-1. Ikan tambakan yang digunakan berukuran 15 ± 0,5 cm. Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yang terdiri dari penentuan konsentrasi efektif-100 10 menit (EC100 10 min) dan pengaruh minyak cengkeh terhadap kepadatan selama 12 jam transportasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai EC100 10 min adalah 0,026 mL L-1. Sesaat setelah transportasi, tingkat kelangsungan hidup dan tingkat konsumsi oksigen tidak berbeda nyata antara perlakuan dan kontrol pada kepadatan yang berbeda. Akan tetapi kadar glukosa darah pada kepadatan 10 ekor L-1 dan 12 ekor L-1 lebih rendah daripada kontrol. Pemantauan kesehatan ikan setelah 7 hari pascatransportasi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nyata antara kontrol dan perlakuan baik kelangsungan hidup maupun kadar glukosa darah. Oleh karena itu, pemanfaatan minyak cengkeh pada dosis 0,026 mL L-1 untuk transportasi ikan tambakan dapat diaplikasikan dengan kondisi kepadatan 14 ekor L-1 selama 12 jam. Pemanfaatan minyak cengkeh pada ikan tambakan perlu dilakukan kajian lebih lanjut terkait penambahan kepadatan dan waktu transportasi atau aplikasinya untuk transportasi benih ikan tambakan.Clove oil has been widely used by farmers as an anesthetic agent in fish transportation. However, its use on several fish with different densities indicates the need for different doses. The aim of this study was to determine the dose of clove oil as an anesthetic agent for kissing gourami (Helostoma temminckii) and to determine the effect of administering clove oil on the transportation of kissing gourami. This study compared transportation conditions using clove oil and without clove oil (control) with different densities. The densities used were 10, 12, and 14 L-1. The kissing gourami used measured 15 ± 0.5 cm. This study was divided into two stages consisting of determining the effective concentration-100 10 minutes (EC100 10 min) and the effect of clove oil on density during 12 hours of transportation. The results showed that EC100 10 min value was 0.026 mL L-1. Immediately after transportation, survival rates and oxygen consumption levels were not significantly different between treatments and control at different densities. However, blood glucose levels of 10 fish L-1 and 12 fish L-1 were lower than the control. Fish health status monitoring after 7 days post-transportation showed that there was no significant difference between control and treatment in terms of survival rate or blood glucose levels. Therefore, the use of clove oil at a dose of 0.026 mL L-1 for the transportation of kissing gourami can be applied at a density of 14 fish L-1 for 12 hours. Further studies are required to determine the effects of clove oil as an anesthetic agent applied at denser stocking densities and longer transportation period of kissing gourami seeds.
KHASIAT EKSTRAK DAUN NIPAH (Nypa fruticans WURMB) SEBAGAI IMUNOSTIMULAN UNTUK MENCEGAH INFEKSI Aeromonas hydrophila PADA IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Tanbiyaskur, Tanbiyaskur; Mukti, Retno Cahya; Dwinanti, Sefti Heza; Oktaviani, Sandra Moethia
Jurnal Riset Akuakultur Vol 18, No 4 (2023): (Desember, 2023)
Publisher : Politeknik Kelautan dan Perikanan Jembrana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jra.18.4.2023.207-216

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun nipah sebagai imunostimulan pada ikan nila. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas empat perlakuan berupa suplementasi dosis ekstrak daun nipah yang berbeda dalam pakan yaitu tidak diberi ekstrak daun nipah (P0), serta supplementasi ekstrak daun nipah sebanyak 1 g kg-1 (P1), 1,5 g kg-1 (P2), dan 2 g kg-1 (P3) pakan. Ikan nila yang telah diberi pakan perlakuan masing-masing selama 14 hari, diuji tantang dengan bakteri Aeromonas hydrophila melalui perendaman selama 60 menit dengan kepadatan bakteri 106 cfu mL-1 pada hari ke-15. Parameter diamati antara lain gejala klinis, kadar hematokrit (He) sebelum dan sesudah infeksi, prevalensi, pertumbuhan bobot dan panjang mutlak, dan kelangsungan hidup. Data dari semua parameter dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun nipah memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan, nilai hematokrit, prevalensi, kelangsungan hidup, dan gejala klinis ikan nila yang diinfeksi A. hydrophila. Perlakuan penambahan ekstrak daun nipah sebanyak 2 g kg-1 (P3) menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan perlakuan lainnya yaitu gejala klinis yang lebih ringan, kadar hematokrit setelah infeksi 41,86-43,47%, kelangsungan hidup setelah infeksi 96,33%, prevalensi 4,16%, pertumbuhan panjang mutlak 1,60 cm, dan pertumbuhan bobot mutlak 4,87 g. Hal ini berhubungan dengan adanya senyawa bioaktif pada daun nipah yang berperan sebagai imunostimulan dan antibakteri. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun nipah sebanyak 2 g kg-1 efektif berperan sebagai imunostimulan dan dapat diaplikasikan untuk meningkatkan produksi budidaya ikan nila.This study aimed to determine the effect of nipa leaves extract as an immunostimulant in tilapia. The experimental design used a completely randomized design (CRD) consisting of four treatments in the form of supplementation with different doses of nipa leaves extract in the feed, namely no nipa leaves extract (P0), and supplementation of nipa leaves extract as much as 1 g kg-1 (P1), 1.5 g kg-1 (P2), and 2 g kg-1 (P3) feed. Tilapia fish that had been given experimental feed for 14 days were challenged with Aeromonas hydrophila bacteria by soaking for 60 minutes with a bacterial density of 106 cfu mL-1 on day 15. Parameters observed included clinical symptoms, hematocrit levels (He) before and after infection, prevalence, absolute weight and length growth, and survival. Data from all parameters were analyzed descriptively. The results of the study showed that the addition of nipa palm leaves extract had an influence on the growth, hematocrit level, prevalence, survival, and clinical symptoms of tilapia infected with A. hydrophila. Treatment with the addition of 2 g kg-1 nipa leaves extract (P3) showed better results than other treatments, namely lighter clinical symptom, hematocrit levels after infection of 41.86-43.47%, survival after infection of 96.33 %, prevalence of 4.16%, absolute length growth of 1.60 cm, and absolute weight growth of 4.87 g. This is related to the presence of bioactive compounds in nipa palm leaves which act as immunostimulants and antibacterials. Therefore, it can be concluded that giving 2 g kg-1 of nipah leaves extract effectively acts as an immunostimulant and can be applied to increase the production of tilapia farming.