Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

Pengaruh Perbedaan Salinitas Terhadap Viabilitas Bakteri Pseudomonas spp. Arisandi, Apri; Wardhani, Maulinna Kusumo; Badami, Kaswan; Sopiyanti, Anisa
Rekayasa Vol 10, No 1: April 2017
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (612.678 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v10i1.3600

Abstract

ABSTRAKKondisi perairan laut yang fluktuatif dan cenderung ekstrim menyebabkan rumput laut mudah terserang penyakit ice-ice. Munculnya bercak putih pada thallus rumput laut Eucheuma cottonii yang terinfeksi penyakit ice-ice diduga disebabkan oleh bakteri patogen yaitu Pseudomonas spp.  Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan salinitas terhadap viabilitas bakteri Pseudomonas spp dan untuk mengetahui pada salinitas berapakah bakteri Pseudomonas spp tidak dapat tumbuh. Bakteri diidentifikasi melalui uji biokimia, dan viabilitas diamati dengan menanam bakteri pada media TSA plate dengan salinitas 30, 32, dan 34 ppt dengan 3 kali pengulangan, dan untuk uji konfirmasi bakteri di tanam pada media TSA miring dengan kadar salinitas 0, 20, 40, 60, 80, dan 100 ppt. Hasil yang diperoleh menunjukan bakteri tumbuh dengan normal pada hampir semua media uji kecuali pada media 100 ppt, hal ini menunjukan bahwa bakteri Pseudomonas spp merupakan bakteri yang bersifat halofilik atau dapat tumbuh baik pada kadar salinitas yang tinggi. Kata Kunci: Eucheuma cottonii, ice-ice, Pseudomonosa spp,Viabilitas.  The Influence of Salinity Difference to Viability of Pseudomonas spp. BacteriaABSTRACTThe conditions of marine waters that fluctuate and tend to extremes can cause seaweed susceptible to ice-ice disease. The appearance of white patches on infected Eucheuma cottonii seaweed thallus is estimated as ice-ice disease which is caused by pathogenic bacteria of Pseudomonas spp  The objectives of this research is to determine the effect of salinity difference to viability of bacteria Pseudomonas spp and to know on what salinity is the bacterium Pseudomonas spp that can’t grow. Bacteria were identified by biochemical tests. Viability was observed by planting bacteria on TSA plate medium with salinity 30 ppt, 32 ppt, and 34 ppt with 3 repetitions, and for bacterial confirmation test in planting on TSA tilting with salinity 0 ppt, 20 ppt, 40 ppt, 60 ppt, 80 ppt, And 100 ppt. The results showed that bacteria grew normally in almost all test media except in 100 ppt media, this showed that Pseudomonas spp bacteria were halophilic bacteria or could grow well at high salinity levels.Keywords: Eucheuma cottonii, ice-ice, Pseudomonosa spp, Viability.
MODEL PENENTUAN KAWASAN EKOWISATA BAHARI DENGAN PEMANFAATAN DATA CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS Wardhani, Maulinna Kusumo; Hidayah, Zainul
Rekayasa Vol 5, No 2: Oktober 2012
Publisher : Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.886 KB) | DOI: 10.21107/rekayasa.v5i2.2117

Abstract

Pulau Gili Timur Bawean terletak di Kabupaten Gresik yang memiliki 3 ekosistem khas pesisir secara bersama-sama (ekosistem mangrove, lamun dan terumbu karang). Tujuan dari penelitian ini adalah memetakan potensi sumber daya alam pesisir Pulau Gili Timur Bawean dan menganalisa kesesuaian wilayah pesisir Pulau Bawean untuk dikembangkan sebagai obyek ekowisata bahari. Metodologi penelitian ini mengunakan metode survei dengan analisis kesesuaian kawasan ekowisata menggunakan skoring dan pembobotan. Potensi sumberdaya pesisir dan lautan Pulau Gili Timur Bawean Kabupaten Gresik antara lain persentase tutupan terumbu karang hidup mencapai 60% pada kedalaman 5 meter dan 37.70% pada kedalaman 10 meter, vegetasi mangrove dengan tegakan sekitar 300-400 pohon dengan luas kurang lebih sekitar 14.887,255 m2 (1.488 Ha), dan ekosistem lamun dengan persentase penutupan lamun kuran lebih 20%. Potensi ekowisata selam dan rekreasi pantai berada di sebelah barat, timur atau selatan pulau. Parameter yang paling mendukung daerah ini adalah terumbu karang yang indah dengan persentase tutupan karang dengan kategori baik, yaitu 50-65 %.
MODEL DINAMIK TINGKAT KERENTANAN PANTAI PULAU POTERAN DAN GILI LAWAK KABUPATEN SUMENEP MADURA Maulinna Kusumo Wardhani; Akhmad Farid
Jurnal Kelautan Vol 10, No 1 (2017)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v10i1.2427

Abstract

Pulau Poteran dan Pulau Gili Lawak Kabupaten Sumenep merupakan pulau-pulau kecil yang berada di sebelah barat Pulau Madura dengan kawasan darat dan perairan yang cukup potensial. Tujuan dari penelitian ini adalah pembuatan model dinamik kerentanan pantai pulau-pulau kecil tersebut berdasarkan aspek ekologi, sosial dan ekonomi sebagai upaya awal menetukan perencanaan pengelolaan yang berkelanjutan dan memetakannya. Analisis yang akan dilakukan pada penelitian ini merupakan penetapan variabel-variabel indeks kerentanan pantai pulau-pulau kecil (PPK) dan memodelkan dinamika kerentanan pantai pulau-pulau tersebut. Variabel-variabel tersebut meliputi, (1) Keterpaparan (Exposure), (2) Kepekaan (Sensitivity) dan (3) Daya Adaptasi (Adaptive Capacity). Pengembangan model simulasi dinamis ini bertujuan untuk mempelajari tingkat kerentanan pantai di Pulau Poteran dan Gili Lawak Kecamatan Talango Kabupaten Sumenep didasarkan pada beberapa asumsi, yaitu: (1) model tersebut berada dalam kondisi tetap atau stabil (steady state), (2) model tersebut dianggap suatu sistem yang tertutup (closed system). Parameter kenaikan muka laut rata-rata tiap tahun, tingkat erosi dan kepadatan penduduk merupakan parameter dinamik yang menyebabkan nilai kerentanan tinggi di Pulau Poteran, sedangkan parameter lamun mengakibatkan dimensi daya adaptif diPulau Gili Lawak menjadi lebih tinggi dari dimensi yang lain.Tingkat kerentanan pantai Pulau Poteran dan Gili Lawak berada pada kategori sedang dan berdasarkan model dinamik yang dibuat kedua pulau tersebut akan berada pada tingkat kerentanan sangat tinggi pada tahun ke 3 jika tidak dilakukan peningkatan kapasitas adaptif habitat pesisir. Kata Kunci: Model Dinamik, Kerentanan, Pulau KecilDYNAMICS MODEL OF COASTAL VULNERABILITY OF POTERAN AND GILI LAWAK ISLAND, SUMENEP, MADURAPoteran and Gili Lawak Island Sumenep Regency is a small islands that located in the west of Madura with potential terrestrial and marine areas. The purpose of this research is the dynamic modeling of coastal vulnerability of small islands are based on ecological, social and economic as an initial effort determine the sustainable management planning and mapping. The analysis will be performed in this study is the determination of variables coastal vulnerability index for small islands and the dynamics models of the vulnerability for coastal islands. These variables include, (1) Exposure, (2) Sensitivity and (3) Adaptive Capacity. The development model of dynamic simulation was done to evaluate the beach vulnerability on the Poteran and Gili Lawak Island at Talango District Sumenep based on several assumptions, they are (1) the model was in a state of permanent or stable (steady state), (2) the model considered a closed system. Mean sea level rise per year, erosion rate and population density are dynamic parameters that causes high of vulnerability value in Pulau Poteran, while the sea-grass parameter on Gili Lawak Island causes the value of adaptive capasity demention is higher than other dimensions.The level of beach vulnerability of Poteran and Gili Lawak Island at middle category and was based on a dynamic model created two islands will be at a very high level of vulnerability in the third yearif not increase the adaptive capacity of coastal habitats. Keywords: Dynamic Model, Beach Vulnerability, Small Island
FORMULASI MODEL MATEMATIK 1 DIMENSI UNTUK SEBARAN POLUTAN DI ESTUARIA Maulinna Kusumo Wardhani
Jurnal Kelautan Vol 5, No 2: Oktober (2012)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v5i2.872

Abstract

Estuaria secara umum dimanfaatkan manusia sebagai tempat pemukiman, penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan, jalur transportasi, pelabuhan dan kawasan industri yang secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan lingkungan di wilayah tersebut. Salah satu yang dihasilkan dari aktifitas tersebut adalah limbah buangan baik dari pemukiman maupun aktifitas industri yang mencemari perairan. Besarnya konsentrasi pencemar yang terdapat dalam perairan pantai ditentukan salah satunya berdasarkan pergerakan air.  penggambaran gerak arus di laut adalah dengan pemodelan terhadap pergerakan arus yang membawa pencemar dengan menghubungkan variabel-variabel seperti lebar, panjang, kedalaman dan lebar mulut estuaria serta kondisi pasang surut, tinggi elevasi muka air laut, kedalaman laut, dan kecepatan arus,  sehingga diharapkan akan diperoleh gambaran gerak arus yang mewakili kondisi sebenarnya. Sebaran polutan pada estuaria baji garam (tipe A) dapt diformulasikan menggunakan model matematika satu dimensi (1 D) dengan menyusun model hidrodinamika dengan menyederhanakan model untuk berbagai pola percampuran dan sirkulasi karakteristik aliran menjadi model matematika 1 dimensi sehingga dapat dibuat solusi numeriknya. Kata kunci: Estuaria, sebaran polutan, model matematika
KAWASAN KONSERVASI MANGROVE: SUATU POTENSI EKOWISATA Maulinna Kusumo Wardhani
Jurnal Kelautan Vol 4, No 1: April (2011)
Publisher : Department of Marine Sciences, Trunojoyo University of Madura, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21107/jk.v4i1.891

Abstract

Ekosistem mangrove memiliki komponen sumberdaya alam berupa bentang alam, flora, fauna, dan masyarakat setempat saling berinteraksi menjadi satu kesatuan ekosistem yang memiliki fungsi ekologis, ekonomis dan sosial penting dalam pembangunan di wilayah pesisir . Makalah ini mengkaji potensi ekowisata mangrove serta upaya pengelolaannya pada suatu kawasan konservasi yang didasarkan pada dinamika dan status kerusakan ekosistem. Hal ini dilatarbelakangi bahwa ekosistem hutan mangrove saat ini banyak mengalami tekanan yang secara nyata telah mengurangi luasan mangrove. Penggalakan kegiatan konservasi sebagai alat dan pengikutsertaan masyarakat dalam kegiatan pemulihan serta pengelolaan  mangrove sebagai upaya antisipasi yang dapat dilakukan merupakan kunci keberhasilan pelestarian mangrove. Upaya ini harus disertai dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat, melalui kegiatan ekowisata. Hal ini dilakukan untuk mencapai pembangunan pesisir yang berkelanjutan, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang optimum bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekaligus mempertahankan kualitas ekosistem mangrove sebagai sistem penyangga kehidupan. Kata kunci: ekosistem mangrove, konservasi, ekowisata, pengelolaan terpadu 
Analisis Kesesuaian Lahan Konservasi Hutan Mangrove Di Pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan Maulinna Kusumo Wardhani
Jurnal Pamator : Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Vol 5, No 2: Oktober 2012
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.901 KB) | DOI: 10.21107/pamator.v5i2.2503

Abstract

Pantai Selatan Bangkalan-Madura didukung oleh Jembatan Suramadu merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak potensi. Juga, daerah memiliki kesempatan serta sumber pencemaran potensial melalui pertambangan minyak dan konstruksi galangan kapal. Penelitian ini bertujuan untukmenganalisis dan memetakan potensi kawasan konservasi di wilayah pesisir selatan Bangkalan menggunakan parameter kesesuaian lahan berdasarkan parameter kondisi biofisik daerah ini. Pemetaan kawasan konservasi dilakukan penerapan penginderaan jauh dan sistem informasi geografis, kemudian, lanjutkan dengan indeks kesesuaian kawasan konservasi. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat 4 (empat) daerah di Pantai Selatan Bangkalan dalam kategori Kesesuaian Sangat (S1). Mereka adalah kawasan hutan mangrove di Karanganyar (Kecamatan Kwanyar), Langpanggang, Pangpajung dan Patengteng (Kecamatan Modung) Dengan demikian, kontrol dan alat-alat konservasi langkah yang tepat yang harus segera dilakukan.
STUDI KOMPARASI PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT MENGGUNAKAN PRINSIP BANK SAMPAH DI SURABAYA, GRESIK DAN SIDOARJO Maulinna Kusumo Wardhani; Arisandi Dwi Harto
Jurnal Pamator : Jurnal Ilmiah Universitas Trunojoyo Vol 11, No 1: April 2018
Publisher : LPPM Universitas Trunojoyo Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (302.017 KB) | DOI: 10.21107/pamator.v11i1.4439

Abstract

Peran serta masyarakat dalam melakukan pengurangan kuantitas/ volume sampah sekaligus mengelola sampah merupakan salah satu komponen penting dalam menanggulangi masalah persampahan terutama di kota-kota besar. Reduksi atau pengurangan jumlah dan volume sampah di sumber adalah upaya yang dilakukan untuk meminimalisasikan adanya sampah. Hal ini termasuk salah satu tindakan 5R (Reduction-mengurangi, Reuse-menggunakan kembali, Recycle-daur ulang, Recover-memulihkan fungsi, dan Revalue-memberi nilai lebih). Tujuan dari penelitian ini adalah : (1) melakukan identifikasi potensi volume sampah; (2) menganalisa prinsip pengelolaan sampah dengan konsep bank sampah dan (3) melakukan perbandingan metode pengurangan sampah berbasis masyarakat melalui bank sampah dengan metode alternative lainnya. Hasil penelitin menunjukkan bahwa dampak adanya Bank Sampah untuk mereduksi jumlah sampah yang dibuang ke TPA sangat terasa di Kota Surabaya. Adanya Bank Sampah dapat mereduksi kurang lebih 81.50% dari total volume sampah setiap bulannya.  Berdasarkan hasil analisa lanjutan, dapat diketahui bahwa rata-rata pengurangan volume sampah dengan adanya bank sampah adalah sekitar 7.2% dari total volume sampah di Jawa Timur. Strategi pengelolaan sampah antara lain meliputi pelibatan masyarakat dalam pengelolaan sampah secara mandiri, pengelolaan sampah dengan menggunakan sanitary landfill yang sesuai dengan ketentuan standar lingkungan, dan pengembangan teknologi tinggi pengolahan sampah untuk sumber energi
NILAI EKONOMI TERUMBU KARANG DI PERAIRAN DAERAH PERLINDUNGAN LAUT DESA MATTIRO LABANGENG KABUPATEN PANGKAJENE KEPULAUAN (PANGKEP) Dafiuddin Salim; Maulinna Kusumo Wardhani
EnviroScienteae Vol 10, No 3 (2014): EnviroScienteae Volume 10 Nomor 3, November 2014
Publisher : Universitas Lambung Mangkurat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20527/es.v10i3.1972

Abstract

Penilaian nilai ekonomi terumbu karang di perairan DPL Desa Mattiro Labangeng perlu dilakukan untuk melihat seberapa besar manfaat sumberdaya pada ekosistem tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nilai utility, nilai surplus konsumen dan nilai ekonomi terumbu karang berdasarkan rata-rata produksi perikanan tangkap pada perairan DPL Desa Mattiro Labangeng. Penilaian fungsi ekosistem terumbu karang sebagai penyedia produk tersebut secara ekonomi pada penelitian ini dengan menggunakan metode effect on production (EOP). Hasil penelitian menunjukkan nilai utility terhadap sumberdaya ikan pada perairan DPL Mattiro Labangeng lebih tinggi dari tahun sebelumnya (2008), yaitu sebesar Rp 42.635.910,51/ha/thn dengan konsumen surplus sebesar Rp 19.425.986,72/thn meningkat pada tahun 2010 sebesar Rp 52.084.390.18/ha/tahun dengan konsumen surplus 23.730.950.27/thn. Hal ini menunjukkan adanya kepuasan konsumen (nelayan) yang juga semakin tinggi.
Pemodelan Arus dan Muatan Padatan Tersuspensi di Perairan Estuari Muara Bengawan Solo Ujung Pangkah Gresik Zainul Hidayah; Minkhatul Maula; Maulinna Kusumo Wardhani
Buletin Oseanografi Marina Vol 12, No 1 (2023): Buletin Oseanografi Marina
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/buloma.v12i1.42322

Abstract

Ujung Pangkah merupakan muara dari Sungai Bengawan Solo yang merupakan salah satu sungai terpanjang di Indonesia. Secara administrasi, daerah ini masuk kedalam wilayah Kecamatan Ujung Pangkah Kabupaten Gresik. Aliran Sungai Bengawan Solo yang bermuara di perairan estuari ini membawa sedimen yang terlarut dalam bentuk Muatan Padatan Tersuspensi (MPT) yang persebarannya dipengaruhi oleh pergerakan arus.   Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sirkulasi arus di perairan estuari Ujung Pangkah Gresik dan menganalisis pengaruh pergerakan arus dan pasang surut terhadap sebaran MPT. Simulasi model hidrodinamika digunakan pada penelitian ini dengan input data utama adalah pasang surut dan batimetri. Hasil penelitian menjelaskan bahwa model hidrodinamika yang diperoleh untuk menjelaskan pergerakan arus pasang surut dengan kecepatan berkisar antara 0,12 -0,38 m/s. Pola sebaran menunjukkan bahwa konsentrasi MPT yang tinggi umumnya terjadi pada saat kondisi perairan surut, sedangkan pada saat kondisi pasang, nilai konsentrasi MPT cenderung rendah. Pada saat kondisi surut terendah, hasil simulasi menunjukkan konsentrasi MPT yang tinggi (360 - >440 mg/l) tepat di mulut sungai dan menyebar ke bagian utara muara. Sementara itu, di bagian timur dan selatan muara, konsentrasi MPT relatif lebih rendah, berkisar antara 80–240 mg/l. Model hidrodinamika yang diperoleh cukup baik untuk menjelaskan pergerakan arus dan MPT (MAPE <20%).   Ujung Pangkah is the estuary of the Bengawan Solo River which is one of the longest rivers in Indonesia. Administratively, this area is included in the Ujung Pangkah District, Gresik Regency. The flow of the Bengawan Solo River into the estuary carries dissolved sediments in the form of suspended solids which distribution is influenced by current movements. This study aims to determine the pattern of current circulation in the Ujung Pangkah estuary and analyze the effect of current and tidal movements on the distribution of suspended solids. Hydrodynamic model simulation is used in this study with the main data inputs are tides and bathymetry. The results of the study explain that the hydrodynamic model explain the movement of tidal currents with velocities ranging from 0,12 to 0,38 m/s. The distribution pattern shows that high suspended solids concentrations generally occur during low tide conditions, whereas during high tide conditions, suspended solids concentrations tend to be low. At the lowest low tide, the simulation results show high suspended solids concentrations (360 to >440 mg/l) at the estuary and distributed to the northern part of the estuary. Meanwhile, in the eastern and southern parts of the estuary, suspended solids concentrations were relatively lower, ranging from 80–240 mg/l. The hydrodynamic model obtained in this study was sufficient to explain the current movement and MPT (MAPE <20%).
Kajian Pengelolaan Kawasan Mangrove Pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan Berdasarkan UU No 1 Tahun 2014 Daniel Mohammad Rosyid; Sujantoko Sujantoko; Haryo Dwito Armono; Eko Budi Djatmiko; Wisnu Wardhana; Rudi Walujo Prastianto; Yeyes Mulyadi; Nani Kurniati; Maulinna Kusumo Wardhani
Sewagati Vol 5 No 3 (2021)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (762.925 KB) | DOI: 10.12962/j26139960.v5i3.26

Abstract

Implementasi UU No 1 tahun 2014 dan UU No 23 tahun 2014 terlihat dalam pengelolaan kawasan hutan mangrove berada di bawah kewenangan Provinsi Jawa Timur. Namun demikian, masyarakat pesisir selatan Kabupaten Bangkalan dapat memanfaatkan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku. Penerapan Perpres No 80 tahun 2019 dapat menjadi pendorong terbangunnya kawasan wisata di pesisir Kecamatan Modung melalui pemanfaatan sumberdaya alamnya. Pesisir Selatan Kabupaten Bangkalan berupaya membangun desa pesisir dengan zona-zona wisata. Perencanaan pengelolaan kawasan mangrove di pesisir selatan Kabupaten Bangkalan dalam revisi RTRW tahun 2020 ini diharapkan dapat dilakukan kolaborasi antara pemerintah kabupaten dan pemerintah propinsi sebagai bentuk implementasi UU No 1 tahun 2014 dan UU No 23 tahun 2014 dengan konsep pembangunan yang berkelanjutan dan terintegrasi.