A.A. Kade Sri Yudari
Universitas Hindu Indonesia

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

MAKNA DIBALIK PEMENTASAN TARIAN SANGHYANG JARAN PADA HARI KAJENG KLIWON: RELASI HARMONI MANUSIA DAN ALAM SEMESTA A.A. Kade Sri Yudari; Ni Nyoman Sriwinarti; Ni Ketut Riska Pravitadewi
Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol. 24 No. 2 (2024): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/ds.v24i2.6984

Abstract

Leluhur di Bali sangat piawai mengimplementasikan ajaran Veda dalam wujud seni dan ritual yadnya praktis. Satu diantara seni tari sakral yang menyertai ritual adalah tarian sanghyang. Pementasan berbagai tarian pengiring ritual umumnya bermakna mewujudkan hubungan harmonis antara manusia dan alam semesta. Penelitian ini bertujuan menganalisis makna dibalik pementasan tarian Sanghyang Jaran di Pura Dalem Solo dan menerangkan alasan betapa keramatnya hari kajeng kliwon. Metode pengumpulan data menggunakan teknik wawancara didukung studi dokumen dengan analisis secara deskriptif-interpretatif. Rumusan permasalahan dikaji menggunakan teori interaksionisme simbolik dan teori religi. Hasilnya, mengungkap berbagai makna dibalik pementasan tarian sanghyang jaran pada hari kajeng kliwon tidak hanya menjadi keyakinan semata namun secara filosofis-simbolis berkaitan erat dengan upaya penetralisir energi alam dari yang bersifat negative menjadi positif demi tercapai keselarasan, keseimbangan dan keharmonisan makhluk hidup di bumi.
PERKAWINAN ASU PUNDUNG ALANGKAHI KARANG HULU BERIMPLIKASI BIAS GENDER TERHADAP PEREMPUAN HINDU A.A. Kade Sri Yudari; Ni Kadek Ayu Kristini Putri
DHARMASMRTI: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan Vol 25 No 1 (2025): Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan
Publisher : Pascasarjana Universitas Hindu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32795/8xsy0h40

Abstract

Artikel ini bertujuan merenungkan kembali kebijakan tentang gender sekaligus sebagai masukan terutama untuk meminimalkan dampak akhirnya. Metode analisis deskriptif-kualitatif digunakan melalui pengumpulan hasil wawancara dan studi dokumen dari beberapa informan yang mengalami kasus serupa. Hasil kajiannya menunjukkan memang telah terjadi bias gender dalam perkawinan yang dianggap terlarang terhadap perempuan. Terjadinya pembatasan perkawinan yang dilatarbelakangi prinsip antropologi pratiloma dalam perkawinan menurut Hindu, termasuk sistem perkawinan hipergami. Bahwa perkawinan asupundung alangkahi karang hulu, dalam hukum adat Bali terhadap perempuan yang menikah dengan laki-laki dari wangsa (kasta) berbeda berimplikasi secara psikologis dikarenakan sanksi adat hanya dibebankan dengan hukuman sepihak terhadap mempelai perempuan. Sanksi adat seperti larangan mengunjungi keluarga, status sosial yang kurang dihargai di rumah suami, menciptakan kondisi lebih tertekan dan diskriminatif dapat membatasi peran serta perempuan di masyarakat.