World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa masalah pertumbuhan bukan hanya gizi kurang, tetapi juga stunting dan gizi lebih. Prevalensi balita gizi buruk 7,3%, overweight 5,9%, dan stunting (bertubuh pendek) 21,9% (WHO 2019). Cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi gizi buruk bahkan sampai kematian bayi yaitu dengan diberikan ASI eksklusif. Tujuan Penelitian, Menjelaskan analisis asuhan keperawatan keluarga pada tahap perkembangan keluarga anak pertama dengan masalah keperawatan kesiapan peningkatan koping keluarga dengan dilakukan edukasi asi eksklusif di desa Purwadadi. Studi kasus ini menggunakan pendekatan deskriptif. subjek dalam penelitian ini adalah keluarga pada tahap perkembangan anak pertama di Desa Purwadadi yang memiliki ASI lancar tetapi tidak memberikan ASI eksklusif yaitu sebanyak 5 KK. Keluarga anak pertama yang diambil sesuai dengan kriteria insklusi dan eksklusi. Instrumen studi kasus menggunakan kuisioner pre dan post. Subjek diberikan penyuluhan tentang ASI eksklusif. Dari 5 KK keluarga dengan tahap perkembangan anak pertama diperoleh hasil bahwa klien mengalami keluhan utama ingin meningkatkan koping keluarga. Prioritas diagnosa keperawatan adalah kesiapan peningkatan koping keluarga. Penerapan intervensi keperawatan studi kasus yaitu edukasi ASI eksklusif. Implementasi yang dilakukan yaitu edukasi ASI eksklusif. Hasil evaluasi kelima klien mengalami peningkatan pengetahuan mengenai ASI eksklusif dan terjadi peningkatan hasil skor kuisioner. Terdapat peningkatan pengetahuan mengenai ASI eksklusif di Desa purwadadi Kecamatan Nusawungu. Rekomendasi untuk peneliti selanjutnya, Bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan studi kasus pada keluarga anak pertama dengan masalah keperawatan kesiapan peningkatan menjadi orang tua