Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search
Journal : Warta Pengabdian

Diversifikasi Produk Olahan Limbah Biji Kopi Robusta (Coffea canephora) Menjadi Pengharum Ruangan Aroma Terapi Syubbanul Wathon; Mahri Ani; Eva Utami
Warta Pengabdian Vol 14 No 2 (2020): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v14i2.17121

Abstract

Penggunaan pengharum ruangan sintetik ternyata memiliki dampak negatif bagi kesehatan karena beberapa senyawa Volatile Organic Compounds yang dilepaskan tergolong ke dalam senyawa beracun dan bersifat karsinogen. Penggunaan pengharum ruangan alami merupakan pilihan yang baik guna menghindari risiko tersebut. Kopi merupakan komoditas perkebunan di Indonesia yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Komponen penyusun kopi yang mulai banyak dikembangkan adalah minyak kopi. Kopi memiliki banyak kandungan kimia seperti kafein, asam klorogenat, trigonelin, karbohidrat, lemak, asam amino, asam organik, mineral dan aroma volatil. Kandungan pada kopi tersebut dapat menghasilkan efek aroma terapi. Minyak kopi layak untuk dijadikan kandidat sebagai bahan pengharum ruangan dengan aroma terapi. Sementara itu, kelompok petani kopi yang berada di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber Wringin memiliki permasalahan karena belum dapat memanfaatkan limbah biji kopi hasil sortasi dengan kondisi pecah, berlubang, biji yang terlalu muda dan terlalu tua. Oleh karena itu, teknologi pengolahan pascapanen diperlukan sehingga limbah biji kopi sortiran menjadi lebih bernilai ekonomis dan bermanfaat. Melalui program PPK 2019 ini, tim pelaksana kegiatan akan membantu mitra petani kopi untuk membuat produk olahan dengan bahan minyak kopi yang diekstrak dari limbah biji kopi robusta sortiran menjadi pengharum ruangan aroma terapi. Pengembangan produk pengharum ruangan dengan bahan kopi ini merupakan suatu langkah strategis dalam membantu mitra di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso dalam menghadapi permasalahan limbah biji kopi sortiran yang belum dimanfaatkan dengan baik.
The Development Strategies on Batik Creative Industry as an Enthralling Sector for Cultural Tourism in Bondowoso Regency, East Java Syubbanul Wathon; Kartika Senjarini; Rike Oktarianti
Warta Pengabdian Vol 13 No 2 (2019): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v13i2.10237

Abstract

Bondowoso Regency has great potential to evolve into the centers of the batik creative industry. But, there are still no batik products that show the uniqueness of Bondowoso Regency. Several community groups in Suling Wetan Village, Cermee Subdistrict, Bondowoso Regency, have been running a business as batik artisans since 2015. The community groups have had the basic skill to produce batik. Unfortunately, they still don't give any impact on the growth of the cultural tourism destinations in Bondowoso. The old batik designs do not attract buyers, has limited color combinations, and only rely on synthetic batik dyes. Through the partnership service program that have been implemented, some of the Batik community business can develop their products. This partnership service program is done by several activities, such as socialization; workshops on batik design and the use of natural dyes; training on natural materials and batik coloring; procurement of gawangan machines, pendulum and accessories; training and mentoring techniques for making interesting batik motifs and coloring using natural dyes; and the dialogue to develop the creative batik industry. The results of this program are developing not only the Suling Wetan Village but also make the Batik community business in Cermee Subdistrict, independently growth as a creative batik industry. This improvement is also captivating the cultural tourism in Bondowoso Regency.
Peningkatan Performa Budidaya Lele Dumbo (Clarias garipenus, Burch) Di Desa Serut Kecamatan Panti Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur Syubbanul Wathon
Warta Pengabdian Vol 12 No 2 (2018): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v12i2.8118

Abstract

Lele dumbo merupakan jenis ikan lele yang memiliki beberapa keistimewaan dan banyak diminati masyarakat. Hal ini karena pada dasarnya budidaya lele dumbo tidak memerlukan lahan khusus, modal yang tidak terlalu besar, tidak memerlukan air dalam jumlah banyak, mudah dipelihara dan pertumbuhannya cepat. Rasa daging yang lezat dan gurih membuat bisnis budidaya lele dumbo menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan keuntungan. Budidaya lele dumbo sudah dikenal dan dijadikan lahan bisnis di berbagai daerah, termasuk di desa Serut kecamatan Panti kabupaten Jember. Namun seiring berjalannya waktu, beberapa kendala dihadapi oleh kelompok tani lele dumbo tersebut, diantaranya adalah penggunaan pakan yang terlalu boros, harga pakan yang mahal, adanya serangan penyakit serta pembesaran lele yang tidak merata. Kendala-kendala ini perlu diselesaikan dengan pengetahuan dan penerapan teknologi sederhana untuk meningkatkan performa budidaya. Adanya pendekatan dengan kelompok karang taruna dan kelompok ternak melalui metode komunikasi, diskusi dan bekerja secara sinergi, tim dapat merealisasikan hasil dan luaran, antara lain: pembuatan kolam dan kelengkapannya, workshop dan pelatihan, pembuatan pakan alternatif beserta cara pemberian pakan, serta wacana pengembangan budidaya lele pada program pengabdian, kemitraan atau program lain yang berkaitan, dan simulasi capaian jangka panjang untuk budidaya lele di desa Serut kecamatan Panti, kabupaten Jember. Melalui program ini, performa lele meningkat sehingga dapat meningkatkan penghasilan petani lele sekaligus dapat meningkatkan skala budidaya serta dapat membuka peluang usaha mandiri penduduk sekitar. Tidak hanya itu, keberhasilan peningkatan performa budidaya lele dumbo di Desa Serut dapat menjadi desa model percontohan bagi kawasan lainnya untuk mengembangkan usaha budidaya lele dumbo dengan cara yang tepat. Kata Kunci: Budidaya, Lele Dumbo, Mitra, Performa.
Peningkatan Nilai Ekonomi Kulit Buah Kopi Robusta (Coffea canephora) Melalui Produksi Teh Celup Cascara Sebagai Minuman Fungsional Kaya Antioksidan Syubbanul - Wathon
Warta Pengabdian Vol 13 No 4 (2019): Warta Pengabdian
Publisher : LP2M Universitas Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19184/wrtp.v13i4.10113

Abstract

Abstrak Kelompok petani kopi robusta di Desa Sukorejo, Kecamatan Sumber Wringin, Kabupaten Bondowoso merupakan petani kopi yang aktif dan produktif. Permasalahan utama dalam pengolahan buah kopi adalah penanganan limbah padat kulit buah kopi secara tepat. Oleh karena itu, diperlukan sentuhan teknologi pengolahan dan diversifikasi yang inovatif agar limbah kulit buah kopi menjadi berkualitas tinggi dan dapat memberi nilai tambah ekonomis. Salah satu inovasi pengolahan kulit buah kopi menjadi Cascara yaitu produk minuman seduhan kulit kering buah kopi. Usaha produksi Cascara yang dilakukan mitra masih menghadapi kendala, yaitu belum dilakukannya teknik sortasi kulit buah kopi, teknik pengeringan kulit buah kopi yang belum efektif dan efesien, produk seduhan kulit kering buah kopi dinilai belum praktis dan kurang menarik konsumen. Berbagai kendala tersebut perlu diselesaikan dengan pengetahuan dan penerapan teknologi sederhana untuk meningkatkan nilai ekonomis kulit buah kopi. Secara umum, capaian kegiatan program pengabdian kemitraan ini meliputi sosialisasi program, workshop produk pangan fungsional, pelatihan teknik sortasi kulit buah kopi, pengadaan mesin (oven, grinder dan mesin press), pelatihan dan pendampingan teknik penggerusan kulit buah kopi, pengemasan serbuk kulit buah kopi menjadi sediaan teh celup. Peningkatan nilai ekonomi kulit buah kopi robusta melalui produksi teh celup Cascara diharapkan dapat meningkatkan penghasilan petani kopi sekaligus dapat meningkatkan skala produksinya sehingga dapat membuka peluang usaha mandiri. Keberhasilan Program Pengabdian Kemitraan ini akan menjadikan mitra di Desa Sukorejo sebagai model percontohan untuk mengembangkan produk inovasi bernilai ekonomi tinggi. Kata Kunci: kopi, robusta, cascara, inovasi, teh celup . Abstract Robusta coffee farmer groups in Sukorejo Village, Sumber Wringin Subdistrict, Bondowoso Regency is an active and productive coffee farmer. One of the main problems in coffee cherries processing is to handle solid waste (coffee pulp) properly. Therefore, innovative processing and diversification technology are needed, so that coffee pulp waste becomes high quality and gives more added value. One of the innovations in processing coffee pulp into Cascara is a beverage product that is made from dried coffee pulp. Cascara's production by farmers still face obstacles, such as didn't coffee pulp sorting techniques, the drying technique of coffee pulp has not been effective and efficient, the steaming products of dried coffee pulp are considered not practice and less attractive to consumers. These obstacles need to be resolved with the knowledge and application of simple technology to increase the economic value of coffee pulp. In general, the achievements of the community service program included socialization, procurement of machines (oven, grinder and press machine), workshops, training and mentoring on coffee pulp sortation, coffee pulp grinding, packaging of coffee pulp powder into a teabag. Increasing the economic value of Robusta coffee peel through Cascara teabag production is expected to increase the income of coffee farmers while increasing the scale of production so that they can open business opportunities. The success of these community service programs will make farmers in Sukorejo Village a pilot model to develop high-value economic innovation products. Keywords: coffee, robusta, cascara, innovation, teabag.