Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Kelimpahan Serangga Air di Sungai Toraut Sulawesi Utara Candra, Yudi; Langoy, Marnix; Koneri, Roni; Singkoh, Marina F. O.
Jurnal MIPA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.2.2014.5317

Abstract

Serangga air merupakan kelompok Arthropoda yang dapat dijumpai hampir pada jenis perairan misalnya pada habitat lentik atau lotik. Seranggan air dalam suatu ekosistem berperan penting dalam rantai makanan selain itu juga serangga air dapat dijadikan sebagai bioindikator terhadap penentuan kualitas suatu perairan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan serangga air yang terdapat di Sungai Toraut. Lokai penelitian terletak pada Sub DAS dari DAS Dumoga Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Sungai ini memiliki luas sekitar 249 km2 dan hulunya terletak di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW). Penelitian ini menggunakan metode Purposive Random Sampling dengan menggunakan alat surber sampler. Total individu yang didapatkan dari 3 stasiun sebanyak 1497 individu dengan jumlah famili sebanyak 24 yang terdiri dari 27 spesies. Spesies serangga air yang paling banyak ditemukan pada stasiun satu, sedangkan yang sedikit pada stasiun 3. Kelimpahan spesies yang paling banyak ditemukan adalah Hydropsyche sp.Arthropods is a group of aquatic insects that can be found in almost all types of aquatic habitats for example lentic or lotic habitat. In the field of ecology, aquatic insects plays a role in the food chain, moreover the aquatic insects can be used as bioindicator to determine the quality of water. This study aims to analyze the abundance of aquatic insects found in the Toraut River. This study lies in the sub-watershed from the watershed of Dumoga Bolaang Mongondow, North Sulawesi. This river has an area of ​​approximately 249 km2 and its located in the headwaters of Bogani Nani Wartabone  National Park. The method used in this study is purposive random sampling method by using a sampler surber. Total individuals were obtained from 3 stations are 1497 individuals with total 24 families consisting of 27 species. The most commonly species of aquatic insects found at station 1, whereas slightly at station 3. The most commonly species of aquatic insects found is Hydropsyche sp.
Keanekaragaman Makrozoobentos Sungai Lowatag Minahasa Tenggara Sulawesi Utara Karuh, Reinaldo E.; Siahaan, Ratna; Singkoh, Marina F.O
Jurnal MIPA Vol 8, No 3 (2019)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jmuo.8.3.2019.26162

Abstract

Sungai memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya. Makrozoobentos menempati habitat di dasar sungai. Keanekaragaman makrozoobentos berperan penting pada ekosistem sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keanekaragaman makrozoobentos Sungai Lowatag berdasarkan Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’). Penelitian ini menggunakan metode purposive random sampling di sepanjang Sungai Lowatag. Stasiun penelitian sejumlah tiga stasiun yaitu hulu, tengah dan hilir dengan ulangan di tiap stasiun berjumlah tiga kali ulangan. Makrozoobentos yang ditemukan di Sungai Lowatag memiliki kelimpahan total sebanyak 1.115 individu (35 taksa). Kelimpahan makrozoobentos di Stasiun I, II, dan III berturut-turut yaitu 26,37%, 44,39 % dan 29,24%. Nilai Indeks Keanekaragaman Shannon (H’) dari Stasiun I, II dan III berturut-turut yaitu 2,97; 2,69; dan 2,61. Nilai H’ untuk Sungai Lowatag yaitu 2, 94Rivers have important role for humans and wildlife. Macrozoobenthos occupies habitat at the bottom of the rivers. Biodiversity of macrozoobentos is important in river ecosystem. This study aimed to analyze biodiversity of macrozoobenthos of Lowatag River based on the Shannon-Wiener Diversity Index (H’). This study used a purposive random sampling method along Lowatag River. There were three research stations, namely upstream, middle and downstream with three replications each station. Macrozoobenthos found in the Lowatag River have total abundance of 1,115 individuals (35 taxa). The abundance of macrozoobenthos at Station I, II, and III were 26.37%, 44.39% and 29.24% respectively. The Shannon Diversity Index (H ') values of Station I, II and III respectively were 2.97; 2.69; and 2.61. The H’ value of Lowatag River was 2. 94
Isolasi dan Identifikasi Jamur Endofit Pada Tumbuhan Paku Asplenium nidus -, Suhartina; Kandou, Febby E.F.; Singkoh, Marina F.O.
Jurnal MIPA Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.7.2.2018.20640

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengidentifikasi jamur endofit pada tumbuhan paku Asplenium nidus. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah isolasi jamur endofit, pemurnian jamur endofit, dan identifikasi jamur endofit secara makroskopik dan mikroskopik. Hasil isolasi dan pemurnian jamur endofit diperoleh lima isolat jamur endofit yaitu AN1, AN2, AN3, AN4 dan AN5. Teridentifikasi sebagai genus Gliocladium, Neoscytalidium, Humicola, Phialophoroides dan Aspergillus.This study aims to isolate and identify endophytic fungi in Asplenium nidus. The method used in this research is endophytic fungal isolation, purification of endophytic fungi, and identification of macroscopic and microscopic endophytic fungi. Results of isolation and purification of endophytic fungi obtained five endofit fungal isolates are AN1, AN2, AN3, AN4 and AN5. Identified as genus Gliocladium, Neoscytalidium, Humicola, Phialophoroides and Aspergillus.
Uji Daya Hambat Ekstrak Metanol Beberapa Jenis Porifera Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Saroinsong, Megawati S.; Kandou, Febby E. F.; Papu, Adelfia; Singkoh, Marina F. O.
Jurnal MIPA Vol 3, No 2 (2014)
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jm.3.2.2014.5989

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji daya hambat dari ekstrak metanol beberapa jenis porifera terhadap pertumbuhan bakteri E. coli dan S. aureus. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode Kirby-Bauer, yaitu dilakukan dengan mengukur zona hambat di sekeliling cakram kertas. Ekstrak Haliclona sp dapat menghambat pertumbuhan S. aureus pada konsentrasi ekstrak 30%, 60% dan 90% dengan hasil pengukuran diameter zona hambat 13.50 mm, 20.67 mm dan 27.33 mm; serta menghambat pertumbuhan E. coli dengan diameter zona hambat 10.08 mm, 12.83 mm dan 14.17 mm. Daya hambat ekstrak Agelas sp terhadap S. aureus menunjukkan diameter zona hambat 8.33 mm dan hanya menunjukkan pada konsentrasi ekstrak 90%, sementara daya hambat ekstrak Agelas sp pada konsentrasi 30%, 60% dan 90% terhadap E. coli menunjukkan diameter zona hambat sebesar 7.67 mm, 10.17 mm dan 14.17 mm. Daya hambat Spheciospongia sp terhadap S. aureus dan E. coli hanya terlihat pada konsentrasi ekstrak sebesar 90% dengan diameter zona hambat adalah 8.42 mm dan 8.75 mm. Berdasarkan hasil yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa ekstrak Haliclona sp memiliki potensi aktivitas antibakteri yang dapat digunakan sebagai bahan dasar pembuatan obat antibiotik.This research aimed to test the inhibition capabilities of methanol extract from several kinds of Porifera on Escherichia coli and Staphylococcus aureus growth. The antibacterial activity test using the Kirby-Bauer method, which delivered by measuring the inhibition zone around paper disc. The extract of Haliclona sp can inhibit the S. aureus growth at 30%, 60% and 90% of extracts concentration with the measurement of inhibition zone diameters are 13.50 mm, 20.67 mm and 27.33 mm; also inhibit the E. coli growth with inhibition zone diameters are 10.08 mm, 12.83 mm and 14.17 mm. The inhibition capability of Agelas sp extract on S. aureus shows that the inhibition zone diameters is 8.83 mm and only appear at 90% of extracts concentration, meanwhile the inhibition capability of Agelas sp extract at concentration 30%, 60% and 90% on E. coli shows diameters of inhibition zone are 7.67 mm, 10.17 mm and 14.17 mm. The inhibition capability of Spheciospongia sp on S. aureus and E. coli only occurred at 90% of extracts concentration with inhibition zone diameters 8.42 mm and 8.75 mm. Based on the results, it can be assumed that extracts of Haliclona sp has a potential antibacterial activity that can be used as a basic ingredients for antibiotic medicine.
Isolasi dan Identifikasi Bakteri yang Toleran terhadap Fungisida Mankozeb pada Lahan Pertanian Tomat di Desa Tempok, Kecamatan Tompaso, Sulawesi Utara (Isolation and Identification Mankozeb Fungicide-Tolerant on the Tomato Farm in Tempok Village, Tompaso Lumantouw, Semuel F.; Kandou, Febby EF; Rondonuwu, Sendy B; Singkoh, Marina F.O.
JURNAL BIOS LOGOS Vol 3, No 2 (2013): JURNAL BIOSLOGOS
Publisher : Universitas Sam Ratulangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jbl.3.2.2013.4433

Abstract

AbstrakPenggunaan fungisida mankozeb secara terus-menerus untuk menangani penyakit yang disebabkan jamur dapat mengakibatkan kerusakan pada lingkungan dan mengganggu kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan indentifikasi bakteri yang toleran terhadap fungisida mankozeb yang terdapat pada lahan pertanian tomat di Desa Tempok Kecamatan Tompaso. Penelitian dilakukan dengan cara mengisolasi bakteri pada medium seleksi yang mengandung fungisida mankozeb 10% selama 2 hari pada suhu 37ËšC kemudian dimurnikan dengan menggunakan medium seleksi yang sama. Setelah didapatkan isolat murni, uji morfologi dan uji biokimia dilakukan. Uji morfologi dan biokimia serta identifikasi menunjukkan ada 3 genus bakteri yang toleran terhadap fungisida mankozeb, yaitu Vibrio sp., Mycobacterium sp., dan Corynebaterium sp.Kata kunci : koloni, bakteri, fungisida mankozebAbstractThe continuous use of mankozeb fungicide to treat diseases caused by fungi can result in the damage of the environment and the community health. This study aimed to isolate and identify the bacteria that are tolerant to mancozeb on the tomato farms in the Tempok Village , Tompaso District. This study was carried out by isolating the bacteria on the selection medium containing 10% mancozeb for 2 days at 37ËšC and then purifying them using the same medium. After obtaining the pure isolates, the morphological and biochemical tests were conducted. The morphological and biochemical tests as well as the identification indicated that there were 3 genera of mancozeb-tolerant-bacteria,i.e. Vibrio sp., Mycobacterium sp., and Corynebacterium sp.Keywords : colony, bacteria, mancozeb fungicide
Aktivitas Antioksidan Kombucha Daun Cengkeh (Syzygium aromaticum (L.) Merr. & L.M. Perry) dan Jambu Biji (Psidium guajava L.) Kolompoy, Erika Elsaday; Singkoh, Marina; Tangapo, Agustina Monalisa
Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan Vol. 15 No. 2 (2024): Jurnal Ilmu Alam dan Lingkungan
Publisher : Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Antioksidan adalah senyawa yang mampu menunda secara signifikan atau mencegah oksidasi akibat radikal bebas. Salah satu cara untuk meminimalisir perkembangan penyakit akibat ketidakstabilan radikal bebas dalam tubuh adalah dengan asupan antioksidan. Umumnya, antioksidan dapat diperoleh dari buah-buahan, sayuran, dan tanaman rempah, termasuk minuman fungsional yang mengandung senyawa polifenol tinggi, salah satunya adalah kombucha. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas antioksidan pada kombucha cengkeh dan kombucha jambu biji. Fermentasi kombucha cengkeh dan kombucha jambu biji dilakukan selama tujuh hari. Pengujian aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode 1.1-diphenyl-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan pengukuran absorbansi menggunakan spektrofotometer. Aktivitas antioksidan dinyatakan sebagai persentase inhibisi dan IC50. Kombucha cengkeh memiliki aktivitas antioksidan yang ditunjukkan dengan persentase inhibisi sebesar 40.122% serta nilai IC50 sebesar 126.5 ppm, yang tergolong dalam antioksidan sedang. Sementara itu, kombucha jambu biji memiliki aktivitas antioksidan dengan persentase inhibisi sebesar 39.337% serta nilai IC50 sebesar 121.8 ppm, yang juga termasuk dalam golongan antioksidan sedang.