Hinhin Agung Daryana
Program Studi Angklung Dan Musik Bambu, Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Budaya Indonesia Bandung Jl Buah Batu 212 40116

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

PERGESERAN FUNGSI INSTRUMEN KARINDING DI JAWA BARAT Hinhin Agung Daryana
JPKS (Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni) Vol 1, No 2 (2016)
Publisher : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.623 KB) | DOI: 10.30870/jpks.v1i2.1028

Abstract

Karinding merupakan instrumen yang mempunyai banyak keunikan. Pada tahun 2008, terjadi sebuah momen di mana terjadi persinggungan antara instrumen karinding dan komunitas metal di Bandung yang kemudian menjadikan karinding sebagai kesenian populer di Kota Bandung. Kajian penelitian ini difokuskan pada pergeseran fungsi karinding di Jawa Barat, untuk mendapat pemahaman tentang pergeseran fungsi tersebut, maka tulisan ini akan memaparkan dinamika perkembangan kesenian karinding di beberapa daerah di Jawa Barat yang meliputi fungsi, perkembangan bentuk, dan musik karinding di Jawa Barat. Dalam perkembangannya, instrumen karinding kini mempunyai beragam fungsi. Pada awalnya karinding hanya sebuah instrumen musik yang berfungsi sebagai kalangenan (hiburan pribadi) dan alat musik pergaulan. Akan tetapi, perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat pengguna karinding di Jawa Barat menyebabkan terjadinya sebuah pergeseran menjadi instrumen yang difungsikan untuk hiburan, pendidikan, ritual, dan komoditas. Pada kenyataanya sekarang, pergeseran fungsi karinding yang terjadi pada masyarakat Jawa Barat baik pedesaan maupun Urban semakin mengontruksi kekuatan jaringan yang lebih luas. 
The Popularity of Karinding among Bandung Society Hinhin Agung Daryana
PANGGUNG Vol 27, No 4 (2017): Comparison and Development in Visual Arts, Performing Arts, and Education in Co
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (272.467 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v27i4.291

Abstract

ABSTRACT The study focuses on the impact of karinding popularity on Bandungnese. In trying to understand its focus, the study uses several approaches of social sciences such as sociology, anthropology, and qualitative research method including data collection from oral and written sources. Since karinding was played by a band called Karinding Attack, it became popular music in Bandung. In the end, the popularity of karinding gave some impacts on Bandungnese, both its practitioners and its audience. The movements considered as the result of karinding popularity include multiple activities such as tourism activities, networking development, educational activities, revitalization of traditional arts other than karinding, music development, literacy development, and the development of creative economy. Keywords: Impact, Popularity, Karinding, Bandung
Transformasi Musik Arumba: Wujud Hibriditas Yang Meng-global Hinhin Agung Daryana; Dyah Murwaningrum
PANGGUNG Vol 29, No 1 (2019): Pegeseran Estetik Dalam Seni Budaya Tradisi Masa Kini
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.788 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v29i1.814

Abstract

ABSTRACT This study focused on the transformation of Arumba music caused by the urge of want to be more acceptable and acknowledged its existence by the current environment. It is influenced by it popularity among Bandung Society. It needs to be observed because there are still limited numbers of research that illustrate the journey of arumba music and it role in Bandung society. This research employed descriptive method and qualitative approach. The result shows the cultural space and personal interpretation take effect on the transformation of arumba music into an interesting music. It build up Jorgensen theory on musical transformation sketch. It can be concluded that the arumba music transformation is reaction for seeking authenticity. Moreover, this phenomenon caused a significant effect, especially in determiining the position, image, and role of arumba music in the popular music repertoire in West Java.Keywords: Arumba, transformation, bamboo musicABSTRAKPenelitian ini difokuskan pada transformasi musik Arumba yang disebabkan oleh adanya dorongan keinginan untuk lebih dapat diterima dan diakui keberadaannya oleh lingkungan baru. Hal ini dipengaruhi oleh popularitasnya di kalangan masyarakat Bandung. Sejak kelahirannya musik Arumba dijadikan hiburan dan kemudian bergeser menjadi alat pendidikan di perguruan tinggi. Penelitian ini menjadi penting karena kondisi jumlah penelitian yang membahas perjalanan musik arumba dan perannya dalam masyarakat Bandung sangat terbatas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruang budaya dan interpretasi pribadi mempengaruhi transformasi yang terjadi pada musik arumba. Studi ini akan dibicarakan dalam sketsa transformasi musik Jorgensen. Dapat disimpulkan bahwa transformasi musik arumba adalah reaksi pelakunya dalam upaya mencari otentisitas musiknya. Selain itu, fenomena ini menyebabkan dampak yang cukup signifikan, terutama dalam menentukan posisi, citra, dan peran musik arumba dalam repertoar musik populer di Jawa Barat.Kata kunci: Arumba, transformasi, Bandung, musik bambu
ANSAMBEL TOKTAK: PEMANFAATAN LIMBAH INSTRUMEN ANGKLUNG LEWAT PROSES RECYCLE DI INSTITUT SENI BUDAYA INDONESIA (ISBI) BANDUNG Moch Gigin Ginanjar; Ega Fausta; Hinhin Agung Daryana
Sorai: Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Musik Vol. 16 No. 1 (2023)
Publisher : Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33153/sorai.v16i1.5081

Abstract

Dalam konteks tradisi budaya Sunda, bambu merupakan salah satu jenis bahan tumbuhan yang memiliki banyak fungsi, salah satunya sebagai bahan utama pembuatan alat musik angklung. Meski dikenal sebagai bahan yang murah dan mudah ditemukan di wilayah Sunda, namun karakteristik bahan bambu yang cenderung tidak tahan lama menimbulkan berbagai kondisi yang bermasalah. Eksistensi seni angklung yang terus berkembang hingga saat ini karena berbagai inovasi yang dilakukan seniman menyisakan persoalan. Di lingkungan pendidikan formal ISBI Bandung yang memiliki prodi Angklung dan Musik Bambu, pemborosan alat musik angklung masih menjadi masalah serius. Tulisan ini akan menjelaskan secara detail tentang pemanfaatan alat musik angklung bekas melalui proses daur ulang untuk menghasilkan ansambel baru yang disebut ansambel Toktak.
Transformasi Musik Arumba: Wujud Hibriditas Yang Meng-global Hinhin Agung Daryana; Dyah Murwaningrum
PANGGUNG Vol 29 No 1 (2019): Pegeseran Estetik Dalam Seni Budaya Tradisi Masa Kini
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v29i1.814

Abstract

ABSTRACT This study focused on the transformation of Arumba music caused by the urge of want to be more acceptable and acknowledged its existence by the current environment. It is influenced by it popularity among Bandung Society. It needs to be observed because there are still limited numbers of research that illustrate the journey of arumba music and it role in Bandung society. This research employed descriptive method and qualitative approach. The result shows the cultural space and personal interpretation take effect on the transformation of arumba music into an interesting music. It build up Jorgensen theory on musical transformation sketch. It can be concluded that the arumba music transformation is reaction for seeking authenticity. Moreover, this phenomenon caused a significant effect, especially in determiining the position, image, and role of arumba music in the popular music repertoire in West Java.Keywords: Arumba, transformation, bamboo musicABSTRAKPenelitian ini difokuskan pada transformasi musik Arumba yang disebabkan oleh adanya dorongan keinginan untuk lebih dapat diterima dan diakui keberadaannya oleh lingkungan baru. Hal ini dipengaruhi oleh popularitasnya di kalangan masyarakat Bandung. Sejak kelahirannya musik Arumba dijadikan hiburan dan kemudian bergeser menjadi alat pendidikan di perguruan tinggi. Penelitian ini menjadi penting karena kondisi jumlah penelitian yang membahas perjalanan musik arumba dan perannya dalam masyarakat Bandung sangat terbatas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruang budaya dan interpretasi pribadi mempengaruhi transformasi yang terjadi pada musik arumba. Studi ini akan dibicarakan dalam sketsa transformasi musik Jorgensen. Dapat disimpulkan bahwa transformasi musik arumba adalah reaksi pelakunya dalam upaya mencari otentisitas musiknya. Selain itu, fenomena ini menyebabkan dampak yang cukup signifikan, terutama dalam menentukan posisi, citra, dan peran musik arumba dalam repertoar musik populer di Jawa Barat.Kata kunci: Arumba, transformasi, Bandung, musik bambu
Analysis of the Effect of DJ Transition Techniques on Discotheque Visitor Behavior: A Case Study of Entrainment at Panic Paradise Club Rizal, Samsul; Suhendi Afryanto; Hinhin Agung Daryana
PANTUN: Jurnal Ilmiah Seni Budaya Vol. 9 No. 2 (2024): The Role of Art and Culture in Shaping Social, Historical, and Psychological Di
Publisher : Postgraduate Program of Institut Seni Budaya Indonesia Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/pantun.v9i2.3626

Abstract

The phenomenon of trance that occurs when watching music performances, especially traditional music in Indonesia, is common and is often associated with the supernatural, beliefs, and other mystical aspects. However, scientific research has provided an explanation for this phenomenon. Entrainment, a condition in which the body of a living being is synchronized with the music’s emitting source (oscillator), is the scientific explanation for the phenomenon. This research focuses on how music in nightspots (discos) can make listeners reach the entrainment phase. The entrainment phase can be achieved if the beat of the music is stable when perceived by the listener. The researcher hypothesized that music transition techniques are very influential to achieve the entrainment phase. In addition, the individual and collective behavior of participants can influence other discotheque visitors. This research uses a qualitative method with a grounded theory approach. Data were collected through field observations with a number of participants in two trials. The first test (pre-test) was conducted with music from a disc jockey who was less proficient in transition techniques, while the second test (post-test) was conducted under the opposite conditions. The results showed that the participants were able to achieve the third phase of entrainment and affect other visitors collectively, which was not the case in the pre-test. This shows that entrainment can be achieved with effective music transition techniques from a disc jockey, and an individual’s entrainment state can influence other discotheque patrons both individually and collectively. The successfully achieved entrainment phenomenon is also able to explain the phenomenon of trance influenced by music.
Proses Regenerasi Angklung di Saung Angklung Udjo Daryana, Hinhin Agung; Upaja Budi, Dinda Satya
PANGGUNG Vol 34 No 4 (2024): Dekonstruksi dan Rekonstruksi Identitas Budaya
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v34i4.3577

Abstract

Faktor-faktor kunci meningkatnya status angklung di Jawa Barat adalah tertatanya pengelolaan sumber daya dan model pewarisan efektif yang dilakukan oleh Udjo Ngalagena. Perwujudan pewarisan tersebut dibuktikan dengan didirikannya sebuah perusahaan yang bernama Saung Angklung Udjo yang pada perkembangannya menjadi tonggak penting kemajuan seni angklung di Indonesia. Dengan sistem pemasaran yang baik Saung Angklung Udjo mewujud menjadi perusahaan yang mampu melakukan penetrasi, inovasi alat, pertunjukan, kemitraan, dan sarana yang lebih layak bagi pengunjung dan penampil pertunjukan. Studi ini menelusuri model pewarisan seni angklung yang dilakukan oleh Udjo Ngalagena. Secara khusus, kajian ini berpusat pada analisis model pewarisan, peran penting ahli waris, dan efektivitas transmisi pengetahuan dalam menjaga warisan budaya takbenda Indonesia, melalui perspektif transmisi budaya Cavalli-Sforza. Analisis penelitian ini mengungkap bahwa pewarisan yang dilakukan Udjo meliputi pengetahuan musikal dan nonmusikal, yang difasilitasi dengan penerapan model pewarisan vertikal, horizontal, dan miring. Studi ini berkontribusi pada pemahaman praktik pelestarian budaya dan regenerasi seni tradisional, dengan menekankan pentingnya pewarisan terstruktur dan pengelolaan sumber daya yang efektif dalam mempertahankan warisan budaya.
Identifying English Needs and Challenges for Angklung and Bamboo Music Programs Denhaz Nurul Hakim; Hinhin Agung Daryana
Journal Scientific of Mandalika (JSM) e-ISSN 2745-5955 | p-ISSN 2809-0543 Vol. 6 No. 10 (2025)
Publisher : Institut Penelitian dan Pengembangan Mandalika Indonesia (IP2MI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36312/10.36312/vol6iss10pp4096-4106

Abstract

This study aims to identify the needs and challenges of English language learning as a key component of musical communication in the internationally recognized context of angklung and bamboo music. The needs analysis focuses on four themes: contextual musical needs, challenges specific to the music context, psychosocial influences, and relevant teaching strategies. The study employs a qualitative case study design using purposive sampling. Data were collected through three techniques: interviews with three music lecturers based on their expertise, classroom observations, and analysis of relevant documents. The data were analyzed using a six-stage qualitative analysis process. The findings reveal that current English instruction is not fully contextualized or applicable to the communicative needs of music, both spoken and written. Key challenges include limited academic writing skills and the insufficient integration of traditional music vocabulary with English. Student-related internal factors, such as lack of discipline and responsibility, also hinder the learning process. However, learning strategies that are engaging and aligned with musical practice can enhance students' English proficiency. Future research should focus more specifically on angklung and bamboo music contexts, including the development of appropriate teaching methods, standardized interactive angklung templates, and a glossary of traditional music terms with accurate English equivalents.