Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Analisa Aktivitas Antibakteri Rebusan Daun Sirih Dengan Rebusan Daun Kemangi Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans ENNY WILLIANTI; THEODORA; WAHYUNI DYAH PARMASARI
HANG TUAH MEDICAL JOURNAL Vol 18 No 1 (2020): Hang Tuah Medical Journal
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRACT Background: Betel leaf contains essential oils consisting of bethelphenol, kavikol, sesquiterpenes, hydroxycavikol, cavibetol, estragol, eugenol and carvacrol. Essential oils are antibacterial due to the presence of phenol compounds and their derivatives that can denature the bacterial cell proteins. Basil leaves contain compounds from essential oils, namely 1,8-cineole, ß-bisabolene, and methyl eugenol. These three ingredients are soluble to ethanol and can cause damage to the cell membranes of the Streptococcus mutans bacteria, which are members of the normal oral flora but can turn into pathogens if the balance of normal flora is disturbed. The aim of this study was to determine the difference in the activity of the antibacterial of decoction betel leaf (piper betle L. ) with a decoction of basil leaves (ocimum sanctum) against growth of bacteria Streptococcus mutans (in vitro study). Method: this observational research with disk diffusion techniques. This study observed and measured the diameter of the inhibitory zone in MHA formed by decoction of betel leaf (piper betle L) and basil leaf (ocimum sanctum) in units of millimeters (mm). There were 2 groups with 16 replications. Results: the results of the description test showed that the antibacterial activity of the betel leaf decoction and the highest decoction of basil leaf was 17 mm and the lowest was 15 mm, but the average antibacterial value of betel leaf decoction (15,81) greater than the average value of antibacterial activity of basil leaf (15.75). This is because there are chemicals contained in betel leaf similar as contained in basil leaf, namely essential oils. Conclusion: there is no difference in the antibacterial activity of decoction betel leaf with decoction basil leaf against growth of bacteria Streptococcus mutans.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Kemangi (Ocimum Sanctum) Terhadap Kesembuhan Gingivitis Theodora Theodora; Enny Willianti; Ayu Cahyani Noviana; Wahyuni Dyah Parmasari
JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan) Vol. 6 No. 1 (2022): JI-KES (Jurnal Ilmu Kesehatan)
Publisher : STIKes Hafshawaty Pesantren Zainul Hasan Probolinggo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33006/ji-kes.v6i1.407

Abstract

AbstrakSalah satu tanaman herbal yang digunakan sebagai obat tradisional dan bersifat antibakteri adalah daun kemangi (ocimum sanctum) dengan bahan aktif minyak atsiri yang mengandung senyawa 1,8-cineole, b-bisabolene, methyl eugenol. Senyawa ini dapat mengakibatkan kerusakan pada membran sel bakteri sehingga menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu penyakit mulut yang umum terjadi adalah keradangan pada gingiva atau gingivitis. Tanda klinis gingivitis adalah kemerahan, hiperplasi, berkilat dan mudah berdarah. Penyebab utama adalah plak dan kalkulus. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari pengaruh pemberian ekstrak daun kemangi (ocimum sanctum) terhadap kesembuhan gingivitis. Jenis penelitian true experiment, dengan rancangan pretest and postest control group design. Populasi sejumlah 450 mahasiswa kepaniteraan klinik Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya dengan besar sampel 36 mahasiswa yang diambil secara acak  dan memenuhi kriteria sampel. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada perbedaan yang bermakna Gingival Index antara kelompok yang berkumur dengan larutan ekstrak daun kemangi dan kelompok yang berkumur dengan larutan aquadest. Kelompok yang berkumur dengan ekstrak daun kemangi memiliki selisih penurunan nilai rata-rata Gingival index lebih besar dibanding kelompok yang berkumur dengan aquadest yaitu pada kelompok yang berkumur dengan daun kemangi sebesar 1 dan yang berkumur dengan aquadest sebesar 0. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun kemangi dapat mempengaruhi kesembuhan gingivitis yang ditunjukkan dengan p value 0,000.Kata kunci: ekstrak daun kemangi (ocimum sanctum), gingivitis, Gingival Index     AbstractBasil (Ocimum sanctum) leaves are one of the herbal plants used as traditional medicine and an antibacterial. Essential oil, which comprises the molecules 1,8-cineole, b-bisabolene, and methyl eugenol, is the active component. These substances can harm bacterial cell membranes because they are soluble in ethanol. Bacterial growth is slowed down as a result. Gingivitis, or gingival inflammation, is one of the more typical dental illnesses. Gingivitis is characterized by redness, hyperplasia, shine, and bleeding easily. Plaque and calculus are the main contributors. This investigation's goal was to learn how basil leaf extract (Ocimum sanctum) supplementation affected gingivitis recovery. With a pretest and posttest control group design, the research is a legitimate experiment. The population is made up of 450 clinical clerks at the Faculty of Medicine, Wijaya Kusuma University, Surabaya, and the sample size was 36 students who were chosen at random and met the sample requirements.The results showed that there was a significant difference in the Gingival Index between the group that rinsed with a solution of basil leaf extract and the group that rinsed with aquadest solution. The group that gargled with basil leaf extract had a difference in the difference in the average value of the Gingival index that was greater than the group that rinsed with distilled water, namely the group that rinsed with basil leaves was 1 and those who rinsed with distilled water was 0. Basil leaf extract had a positive impact on gingivitis recovery with p value 0.000.Keywords: Basil (Ocimum sanctum) leaf extract, gingivitis, gingival index
Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dengan Kejadian Karies pada Siswa Sekolah Dasar Surabaya Wahyuni Dyah Parmasari; Lusiani Tjandra; Theodora; Enny Wilianti
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 4 No. 02 (2022): Oktober 2022
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/smj.v4i02.79

Abstract

Pendahuluan: Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering terjadi di Indonesia oleh karena beberapa faktor seperti sikap dan perilaku masyarakat yang kurang menjaga kesehatan gigi dan mulut. Kebersihan gigi dan mulut ini dapat dilakukan individu dengan cara menggosok gigi. Tujuan Penelitian: untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan siswa tentang kesehatan gigi dengan kejadian karies gigi pada siswa Sekolah Dasar Dukuh Kupang Surabaya. Bahan dan Metode: Dari keseluruhan siswa kelas IV dan V yaitu sebanyak 106 orang SDN Dukuh Kupang Surabaya diambil sampel sebanyak 52 siswa. Tingkat pengetahuan diambil dari kuesioner dengan kategori baik, sedang, dan rendah, sedangkan kejadian karies diukur dengan DMF-T Indeks dengan kategori tinggi, sedang, dan rendah. Analisis data menggunakan metode uji korelasi Spearman. Hasil: Pada penelitian menunjukkan bahwa nilai Sig.=0,001 (<0,05), dimana dari 100% siswa dengan pengetahuan kesehatan yang kurang diketahui sebanyak 80% memiliki status karies gigi yang tinggi, sedangkan dari 100% siswa dengan pengetahuan gigi yang baik diketahui sebanyak 83,3% siswa berstatus karies yang rendah. Kesimpulan: Terdapat hubungan tingkat pengetahuan kesehatan gigi dengan kejadian karies gigi pada siswa Sekolah Dasar Dukuh Kupang Surabaya.
Hubungan Jenis Perokok dengan Kejadian Smoker’s Melanosis pada Laki-laki Suku Jawa di Sidoarjo Wahyuni Dyah Parmasari; Enny Willianti; Theodora Theodora
Sinnun Maxillofacial Journal Vol. 5 No. 01 (2023): April 2023
Publisher : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33096/smj.v5i01.107

Abstract

Pendahuluan: Smoker’s melanosis adalah gambaran perubahan warna lebih gelap dari pada gingival normal yaitu berwarna coral pink yang khas pada permukaan gingival, mukosa mulut, secara klinis tampak bercak berwarna coklat berbatas difus dan tidak ada peninggian. Distribusi pada gingiva anterior labial dan mukosa pipi, bibir dan daerah-daerah rawan lain yang rawan terpapar nikotin dan tar. Tujuan Penelitian: mengetahui distribusi insidensi kasus smoker’s melanosis berdasarkan jenis perokok dan gambaran melanosis pada mukosa mulut oleh karena kebiasaan merokok. Bahan dan Metode: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan menggunakan cross-sectional,sampel penelitian 60 orang di Kabupaten Sidoarjo. Hasil: Terdapat hubungan signifikan bermakna antara jenis perokok dengan kejadian smoker”s melanosis (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat hubungan antara jenis perokok pada laki-laki suku Jawa dengan kejadian smoker’s melanosis di Sidoarjo.
Tuberkulosis Laten pada Tenaga Kesehatan di RSI Jemur Sari Surabaya Ayu Cahyani Noviana; Febtarini Rahmawati; Indah Widyaningsih; Muzaijadah Retno Arimbi; Theodora Theodora
Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat : Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat Vol 14 No 1 (2022): JIKM Vol. 14, Edisi 1, Februari 2022
Publisher : Public Health Undergraduate Program, Faculty of Health Science, Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52022/jikm.v14i1.305

Abstract

Abstrak Latar belakang: Prevalensi TB paru dengan konfirmasi bakteriologis sebesar 759 (95% CI589-961) per 100.000 penduduk yang berumur 15 tahun ke atas. Petugas kesehatan yang bekerja di bagian paru rumah sakit, sangat rentan terpapar kuman Mycobacterium tuberculosis, dikarenakan setiap hari ada hubungan/ kontak dialog (anamnesis) dengan penderita tuberkulosis aktif yang sedang berobat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi TB Laten pada tenaga Kesehatan dengan metode IGRA Metode: Metode penelitian deskriptif dengan sample adalah seluruh tenaga kesehatan di bagian paru RSI Jemur Sari terdiri dari 2 dokter, 2 analis dan 6 perawat, terutama yang telah bekerja lebih dari 5 tahun diambil darahnya untuk diperiksa antibodi interferon gamma dengan metode IGRA. Hasil: Hasil penelitian didapatkan dari 10 sampel yang berhasil dilakukan pemeriksaan didapatkan 70% tenaga kesehatan yang kontak dengan penderita positif antibodi interferon gammanya. Kesimpulan: Kontak dengan penderita Tuberkulosis yang terus menerus memungkinkan tertular, dimana imunitas yang baik dapat menyebabkan tenaga kesehatan tersebut tanpa gejala dan keluhan.Diperlukan penatalaksanaan administratif yang baik agar dapat menurunkan angka kejadian tuberculosis laten Kata Kunci : IGRA, Tenaga kesehatan, Tuberkulosis laten Abstract Background The prevalence of pulmonary TB with bacteriological confirmation was 759 (95% CI589-961) per 100,000 population aged 15 years and over. Health workers who work in the pulmonary section of the hospital are very susceptible to exposure to Mycobacterium tuberculosis, because every day there is a relationship/contact dialogue (anamnesis) with active tuberculosis sufferers who are being treated. The purpose of this study was to determine the prevalence of latent TB in health workers using the IGRA method Method Descriptive research method with samples were all health workers in the pulmonary section of RSI Jemur Sari consisting of 2 doctors, 2 analysts and 6 nurses, especially those who had worked for more than 5 years had their blood taken for examination of interferon gamma antibodies using the IGRA method. Results From 10 successfully examined sample, 70% of the health workers that has contact with the patients has positive interferon gamma antibody. Conclusion Prolonged contact with Tuberculosis patient raises the probability of contagion, whereas decent immunity allows the health workers to proceed without any symptoms. An excellent administrative governance is required to reduce the occurrence of latent tuberculosis. Keywords : Health workers, IGRA, Latent tuberculosis
Perbandingan Pengetahuan Siswa Terhadap Kesehatan dan Pencegahan Karies Gigi Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di SD Dukuh Kupang Surabaya Wahyuni Dyah Parmasari; Lusiani Tjandra Lusiani Tjandra; Theodora Theodora
Prosiding Seminar Nasional Kusuma Vol 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional Kusuma
Publisher : LPPM UWKS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karies gigi merupakan penyakit gigi dan mulut yang paling sering terjadi di Indonesia oleh karena beberapa faktor seperti sikap dan perilaku masyarakat, kurangnya menjaga kesehatan gigi dan mulut, praktek kebersihan gigi dan mulut ini dapat dilakukan secara individu dengan cara ,menggosok gigi sebagai upaya pencegahan karies. Pengabdian masyaralat ini bertujuan mengetahui peningkatan pengetahuan siswa setelah diberikan penyuluhan dan mempraktekkan menggosok gigi bersama sehingga ada peningkatan yang signifikan. Metode yang dilakukan dengan memberikan quisioner berupa pretest sebelum penyuluhan dan postest setelah penyuluhan, sehingga diharapkan dapat bermanfaat meningkatnya kualitas pengetahuan dalam pencegahan terjadinya caries gigi. Siswa yang mengikuti kegiatan ini terdiri kelas IV dan V, sebanyak 157 siswa. Didapatkan rata-rata persentase pengetahuan siswa kalas IV sebelum dilakukan penyuluhan 39,47% dan setelah dilakukan penyuluhan meningkat menjadi 65,58%. Sedangkan rata-rata persentase pengetahuan siswa kelas V sebelum dilakukan penyuluhan 47,53% dan setelah penyuluhan meningkat menjadi 77,19%. Hal ini dapat disimpulkan adanya peningkatan pemahaman pengetahuan terhadap kesehatan dan pencegahan karies gigi pada SD Kelurahan Dukuh Kupang Surabaya.