Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

INTEGRASI ANTARA MISIOLOGI DAN PELAYANAN PASTORAL Eliazer Nuban; Yeheskiel Obehetan
Jurnal Arrabona Vol. 3 No. 1 (2020): Agustus
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (604.845 KB) | DOI: 10.57058/juar.v3i1.36

Abstract

Upaya untuk mengintegrasikan Misiologi dan Pastoral yang digagas dalam tulisan ini, dibangun atas fondasi kebenaran Alkitab, karena pelayanan itu didasari di atas premis bahwa misiologi dan pastoral dianggap benar untuk diintegrasikan. Memahami bahwa misiologi dan pastoral dikonstruksi ulang untuk memenuhi semua konteks dan lokus kehidupan manusia dengan dinamika yang sama kepada tujuan ultima, yaitu membangun umat yang mengenal Kristus secara pribadi melalui misi, dan menjadikan umat Tuhan semakin kuat dan bertumbuh ke arah kedewasaan Kristus melalui pelayanan pastoral, (Ef 4:11-16). Landasan terpenting bagi hakikat kebenaran ini adalah bahwa dinamika Misi yang membawa shalom Allah dalam segala bidang kehidupan menyentuh serta membawa transformasi kehidupan individu serta gereja dan masyarakat, dan pastoral menunjuk kepada seorang gembala yang mempunyai tugas memelihara dan menjaga jemaat yang dilayani secara holistik, (terutama dalam aspek kerohaniannya).[1] Oleh karena etika pelayanan antara Misiologi dan Pastoral tidak dapat dipisahkan, namun perlu diintegrasikan untuk memenuhi tujan Allah secara “Lokus dan Ultima” bagi kehidupan umat secara holistik. [1]Daniel Ronda, Pengantar Konseling Pastoral, (Bandung: Kalam Hidup, 2015), 23.
Kaum Kedar: Tanggung Jawab Orang Percaya Yeheskiel Obehetan
Jurnal Arrabona Vol. 5 No. 2 (2023): February
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57058/juar.v5i2.72

Abstract

This study aimed to explore the mission of believers in sharing the gospel to the Kedar communities. Using library research method, the analysis find out: 1) The responsibilities of believers (loving and praying); 2) Reaching Kedar as the proof of the responsibility (mobilization, regeneration, and facilitate; and 3) Responsible parties (Theological seminary, church, missionary organization, communities, and all believers) A comprehensive understanding and responsibilities as believers could enable the disciples to have a new perspective about Kedar, also taking part in contextual evangelism, so Kedar communities could accept the Good News.
Meretas Polarisasi Doktrin Kehidupan Jemaat Mula-Mula dan Implementasinya bagi Pendidikan Agama Kristen Keluarga Masa Kini Remegises danial Yohanis Pandie; Sozawato Telaumbanua; Samuel Siringo ringo; Mariyanti Adu; Yeheskiel Obehetan
Jurnal Arrabona Vol. 6 No. 1 (2023): Agustus
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57058/juar.v6i1.81

Abstract

The objective of this article is to delve into the underlying meanings within the lives of the early congregation and to link them with their relevance in the lives of contemporary Christian families. Within this article, an analysis is conducted on the concepts of life during the era of the apostles, with the intention of elucidating how the early congregation maintained resilience amidst challenging circumstances and provided a profound perspective for modern Christian families. The analysis of the lives of the early congregation is anticipated to provide valuable insights for Christian families. The inquiries addressed within this study are how the concepts of the early congregation's life can be actualized through Christian religious education within the milieu of modern Christian families, along with the model of Christian religious education that can be embraced by these families. To address these inquiries, a qualitative research methodology is employed, encompassing the analysis of pertinent literature including books, articles, and journals. The research findings ascertain that the principles of the early congregation's life remain pertinent and can be applied in the contemporary context through elements of hope, steadfast faith, and love. As such, Christian families are urged to comprehend and implement God's messages in confronting the challenges of daily life.   Tujuapenulisan artikel ini adalah bertujuan untuk menggali makna yang terkandung dalam kehidupan jemaat mula-mula yang masih relevan dengan kehidupan jemaat masa kini. Pembahasan artikel ini mengetengahkan ulasan konsep-konsep Paulus dalam mengajari jemaat mula-mula untuk tetap kuat dalam tekanan dan diyakini memberi pemaknaan lebih kepada keluarga Kristen masa kini. Evaluasi dari kehidupan jemaat mula-mula diharapkan memberikan masukan bagi keluarga Kristen masa kini agar menjadi lebih baik. pertanyaan yang berusaha dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana implementasi konsep kehidupan jemaat mula-mula melalui pendidikan agama Kristen keluarga dalam kehidupan keluarga masa kini? Model pendidikan agama Kristen seperti apa yang bisa digunakan untuk diterapkan dalam keluarga?. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka. Dalam Kajian ini, peneliti menemukan bahwa Konsep hidup jemaat mula-mula masih relevan dan dapat diimplemetasikan dalam konteks masa kini melalui hidup dalam pengharapan, kokoh dalam iman dan hidup dalam kasih. Keluarga Kristen perlu menyadari dan memahami maksud Tuhan dalam setiap tantangan hidup yang datang silih berganti.
TRITUNGGAL DALAM PANDANGAN AHLI DAN PERJANJIAN BARU Yeheskiel Obehetan; Katania Katania
Jurnal Arrabona Vol. 3 No. 2 (2021): Februari
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (385.876 KB) | DOI: 10.57058/juar.v3i2.45

Abstract

Artikel ini menguraikan tentan Tritunggal yang akan dipaparkan mulai dari pandangan para ahli yakni para bapak gereja dan kemudian diuraikan pula Tritunggal dalam Alkitab khususnya Perjanjian Baru.
Implementasi Injil Adalah Kekuatan Allah Berdasarkan Studi Surat Roma 1:16-17 Obehetan, Yeheskiel; Buan, Yehu; Lawolo, Mey Daman
JURNAL LUXNOS Vol. 9 No. 2 (2023): LUXNOS: JURNAL SEKOLAH TINGGI TEOLOGI PELITA DUNIA EDISI DESEMBER 2023
Publisher : STT Pelita Dunia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47304/jl.v9i2.365

Abstract

Abstract: In the Bible Paul proclaimed the truth of the gospel openly to the Romans to confirm the believers' faith in Christ. However, today it seems like a shadow to Christians. The truth of the gospel is not understood because the lives of Christians are often surrounded by a massive spirit of legalism. The research method used is a literature review by emphasizing on literature research that is significant to the research topic. By understanding the gospel as the power of God, salvation is a gift of God and is certain. There is no condition capable of saving someone from the bondage of sin, except God Himself. Therefore, realizing the gospel as the power of God as God's grace given freely, Christians must implement it by believing it firmly because it contains the certainty of salvation. And every believer must actively proclaim it to every human being wherever and whenever. Abstrak: Dalam Alkitab Paulus menyatakan kebenaran Injil secara terang-terangan kepada jemaat di Roma untuk meneguhkan iman orang percaya di dalam Kristus. Akan tetapi, di masa kini hal tersebut tampak seperti bayang-bayang bagi orang Kristen. Kebenaran Injil tidak terpahami sebab kehidupan orang Kristen seringkali dikelilingi dengan spirit legalisme yang masif. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian pustaka dengan menandaskan pada penelitian literatur yang signifikan dengan topik penelitian. Dengan memahami Injil sebagai kekuatan Allah, keselamatan merupakan anugerah Allah dan yang bersifat kepastian. Tidak ada syarat apa pun yang mampu menyelamatkan seseorang dari belenggu dosa, kecuali Allah itu sendiri. Oleh karena itu, menyadari Injil sebagai kekuatan Allah sebagai anugerah Allah yang diberikan dengan cuma-cuma, maka orang Kristen harus mengimplementasikannya dengan mengimaninya secara kokoh sebab di dalamnya terkandung kepastian keselamatan. Setiap umat percaya harus giat memberitakan hal tersebut kepada setiap umat manusia di mana dan kapan pun.
Pertumbuhan Iman di Era Modern Menurut Markus 4 : 1 – 20 : Kunci dari Pemahaman , Refleksi , dan Dukungan Komunitas Obehetan, Yeheskiel; Ruku, Noh; Nababan, Eva
Jurnal Arrabona Vol. 7 No. 2 (2025): February
Publisher : Departemen Literatur dan Media, Sekolah Tinggi Teologi Arrabona Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57058/juar.v7i2.128

Abstract

This article discusses the parable of the sower taught by Jesus Christ in the Gospel of Mark 4:1-20 and its implications for faith growth in the modern era. The parable illustrates how the seed of God’s word is sown on different types of soil or human hearts, which affects its growth outcome. This study analyzes various types of soil: the path, rocky ground, thorns, and good soil, and how each type influences growth results. The article also explores the relevance of these changes in the contemporary context, focusing on modern challenges such as technological advancements, cultural shifts, and social factors that can impact individual spirituality. Additionally, the article offers practical approaches for implementing the teachings of the parable into daily life through the development of spiritual habits to support faith growth and strategies for overcoming obstacles in the modern world. In conclusion, the article emphasizes that although social contexts have changed, the principles of the parable of the sower remain relevant in helping individuals grow in strong and fruitful faith in today’s modern era.
Dari Usaha ke Anugerah: Memahami Jalan Keselamatan melalui Pembenaran oleh Iman Berdasarkan Roma 3:21-31 Obehetan, Yeheskiel; Fufu, Eni Marisa; Ruku, Noh; Pandandari, Galuh
Immanuel: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen Vol 6, No 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46305/im.v6i1.408

Abstract

This study aims to examine the significance of Romans 3:21-31, in relation to the concept of justification by faith. This is based on the understanding of the laity that justification can be obtained from God through various human efforts, while humans are imperfect sinners so that in any effort it will not be possible for anyone to achieve justification from God. By using literature study, this study shows that the preaching of the gospel to the laity is the responsibility of believers to provide an understanding of the concept of justification by faith, the basis of justification by faith, the object of justification by faith, and the conditions of justification by faith. This study provides benefits to the church, theological colleges and believers to provide an understanding to the laity regarding the understanding of justification by faith alone. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji signifikansi Roma 3:21-31, dalam kaitannya dengan konsep pembenaran karena iman. Hal itu dilatarbelakangi oleh pemahaman kaum awam bahwa pembenaran dapat diperoleh dari Allah dengan berbagai upaya manusia, sedangkan manusia adalah umat berdosa yang tidak sempurna sehingga dalam upaya apapun tidak akan mungkin bisa dilakukan oleh seorangpun untuk mencapai pembenaran Allah. Dengan menggunakan studi literatur, penelitian ini menunjukkan bahwa pemberitaan Injil kepada kaum awam adalah tanggung jawab orang percaya untuk memberi pemahaman tentang konsep pembenaran karena iman, dasar pembenaran karena iman, obyek pembenaran karena iman, dan syarat pembenaran karena iman. Penelitian ini memberikan manfaat kepada gereja, sekolah tinggi teologi dan kepada orang percaya untuk memberikan pemahaman kepada kaum awam berkaitan dengan pemahaman pembenaran hanya karena iman.
Keteladanan Paus Fransiskus sebagai Pemimpin Gerejawi dengan Pendekatan Servant Leadership Yeheskiel Obehetan; Febrianto Sutomo Rompis
Jurnal Shema Vol. 8 No. 02 (2025): Jurnal Shema: Jurnal Teologi dan pendidikan agama Kristen
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Shema Cianjur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri keteladanan pemimpin gerejawi yang memimpin dengan pendekatan pemimpin yang melayani. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan akan krisis pemimpin yang melayani melainkan dilayani. Oleh sebab itu, penelitian ini akan berfokus kepada Paus Fransiskus yang memberikan teladan sebagai pemimpin gerejawi dengan pendekatan servant leadership. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi literartur untuk menjawab fenomena krisis kepemimpinan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa servant leadership sejatinya harus membayar harga dalam pelayanan, memanusiakan manusia dan gaya hidup sederhana. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam mempersiapkan para pemimpin gerejawi untuk meneladani Paus Fransiskus dalam pendekatan Servant Leadership dan juga dapat menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya. 
Pola Asuh Anak: Tinjauan Kitab Amsal 29:17 Zakarias, Dewi; Ngongo, Valensia; Obehetan, Yeheskiel
Jurnal Shema Vol. 9 No. 01 (2025): Jurnal Shema: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen (On Progress)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Shema Cianjur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to examine parenting based on the principles of Proverbs 29:17 and its impact on the formation of children's character and personality. This study is motivated by the importance of the role of parents in educating children effectively according to biblical teachings, in order to create a harmonious family environment and support the development of children as a whole. This research uses a library research method with a qualitative approach, in which data is collected from various written sources such as books, journals, and relevant documents, then analyzed in depth. The results show that parenting based on biblical values can positively shape children's moral, spiritual and social character. This research is expected to contribute to parents in implementing faith-based parenting and biblical values, so as to help produce a generation that is independent, ethical, and has good character according to the teachings of the Christian faith.
Pentingnya Pemahaman Teologi Sistematika bagi Misionaris Obehetan, Yeheskiel
Views : Jurnal Teologi dan Biblika Vol. 2 No. 3 (2024): VIEWS: Jurnal Teologi dan Biblika Edisi Desember 2024
Publisher : Vieka Wahana Semesta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63248/views.v2i3.55

Abstract

Systematic theology is often perceived as a field of theology that specialises in Christian dogmatics where the scope of study is only related to doctrines based on the Bible. This article aims to examine the importance of understanding systematic theology for missionaries. The method used in this research is a qualitative method with a library research approach. The results of this study show that 1) Systematic theology as the principle of missionary life; 2) Systematic theology as the basis of missionary preaching; and 3) Systematic theology as a material for missionary discipleship. This research is expected to contribute to missionary candidates, missionaries who are preparing to enter the mission field and missionaries who are currently on the mission field.