Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Ekstrak Bawang Putih (Allium Sativum L.) sebagai Anthelmintik Terhadap Cacing Ascaridia galli Pada Ayam Secara In Vitro Yudiani Rina Kusuma; Sunarsih Sunarsih; Puput Andriani; Wida Wahidah Mubarokah
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 19, No 35 (2022): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v19i35.851

Abstract

ABSTRAKAscaridia galli merupakan nematoda parasitik yang sering ditemukan padaunggas termasuk ayam .Parasit tersebut menyebabkan kerugian berupa penurunanberat badan, hambatan pertumbuhan, penurunan produksi telur serta penurunankualitas telur. Hal tersebut karena cacing selain menyerap zat-zat makanan jugamenyebabkan kerusakan sel-sel epitel villi serta berkurangnya luas permukaan villiusus yang berperan dalam proses pencernaan dan penyerapan makanan. Terjadinyaresistensi obat cacing sintesis menyebabkan penelitian anthelmintik herbal menjadilangkah yang strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhpemberian ekstrak bawang putih (Allium Sativum L) terhadap mortalitas cacing A. gallisecara In Vitro. cacing Ascaridia galli didapatkan dari usus halus ayam di RumahPemotongan Ayam (RPA) “Pak Min” yang berada di Desa Suko, KecamatanDukun, Kabupaten Magelang. Pengujian cacing Ascaridia galli dilakukan pada 27sampel cacing terpilih yang dikelompokkan menjadi 3 perlakuan yaitu Perlakuan IKontrol negatif dengan aquades, Perlakuan II Kontrol positif dengan Piperazin Citrate-Phenothiazine dan Perlakuan III Pemberian ekstrak bawang putih (Allium sativum L.). Mortalitas A. galli dicatat setiap 15 menit sampai mortalitas cacing adalah 100%.Berdasarkan uji in vitro didapatkan hasil dengan ekstrak bawang putih (Alliumsativum L.) tingkat mortalitas cacing Ascaridia galli memiliki rata - rata waktukematian 23,89 menit/ekor. sedangkan aquades 47,77 menit/ekor, dan PiperazinCitrate-Phenothiazine 24,44 menit/ekor. Pemberian ekstrak bawang putihberpengaruh terhadap mortalitas cacing A. galli dan mempunyai potensi sebagaianthelmintik.ABSTRACTAscaridia galli is a parasitic nematode that is often found in poultry includingchickens. The parasite causes losses in the form of weight loss, growth inhibition,decreased egg production and decreased egg quality. This is because the worms inaddition to absorbing food substances also cause damage to the epithelial cells of thevilli and reduce the surface area of the intestinal villi which play a role in the processof digestion and absorption of food. The occurrence of synthetic anthelminticresistance has made herbal anthelmintic research a strategic step. This study aims todetermine the effect of garlic extract (Allium Sativum L) on mortality of A. galli wormsin vitro. Ascaridia galli worms were obtained from the small intestine of chickens at the“Pak Min” Chicken Slaughterhouse (RPA) located in Suko Village, Dukun District,Magelang Regency. Ascaridia galli worm testing was carried out on 27 samples ofselected worms which were grouped into 3 treatments, Treatment I Negative controlwith aquadestilata, Treatment II positive control with Piperazine Citrate-Phenothiazineand Treatment III with garlic extract (Allium sativum L.). A. galli mortality was recordedevery 15 minutes until worm mortality was 100%. Based on the in vitro test, the resultsobtained with garlic extract (Allium sativum L.) that the mortality rate of Ascaridia galliworms has an average time of death of 23.89 minutes/head. while aquadest 47.77minutes/head, and Piperazine Citrate-Phenothiazine 24.44 minutes/head. Givinggarlic extract affects the mortality of A. galli worms and has potential as ananthelmintic.Keywords: anthelmintic, Ascaridia galli, garlic extract, in vitro, mortality
Pengaruh Pemberian Pakan Fermentasi Daun Murbei (Morus Alba L) Terhadap Bobot Akhir Ayam Kampung Super (Joper) Budi Prasetyo; Dharwin Siswantoro; Andri Siswo Utomo; Wida Wahidah Mubarokah
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 19, No 35 (2022): Juli
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v19i35.852

Abstract

ABSTRAKBertambahnya jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan kebutuhanpangan akan protein hewani meningkat. Salah satu penyumbang protein hewaniadalah daging ayam kampung super. Karakteristik dari ayam kampung super (joper)adalah dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan bobot seragam, lajupertumbuhan lebih cepat daripada ayam kampung, memiliki tingkat kematian yangrendah, mudah beradaptasi dengan lingkunan serta memiliki cita rasa yang tidakberbeda dengan ayam kampung. Dalam usaha peternakan ayam biaya pakanberpengaruh sebesar 70% sehingga diperlukannya pakan alternatif untuk menunjangefisiensi usaha. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi usaha adalahpemanfaatan murbei sebagai pakan lokal unggas seacara ekonomis yang lebihmurah. Namun demikian, tingginya kandungan serat kasar dan antinutrisi dapatmenggangu kecukupan energi unggas dengan cara menghalangi penyerapan nutriendari pakan dalam saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuiapakah penambahan fermentasi daun murbei ke dalam ransum pakan akanmempengaruhi bobot akhir pada ayam kampung super. Penelitian ini dikelompokkanmenjadi 4 perlakuan yaitu Perlakuan I (PO), pemberian pakan ransum tanpatambahan tepung daun murbei, perlakuan II (P1) pemberian pakan ransum ditambahtepung daun murbei terfermentasi 2% , perlakuan III (P2) pemberian pakan ransumditambah tepung daun murbei terfermentasi 4% dan Perlakuan IV(P3) pemberianpakan ransum ditambah tepung daun murbei terfermentasi 6%. DOC datangdilakukan penimbangan berat badan DOC dengan tujuan mengetahui berat awal ratarata. Berat badan akhir diperoleh dari penimbangan bobot badan ayam (g) umur 60 hari sebelum dipotong. Hasil menunjukkan bobot badan akhir ayam kampung superyang diberi pakan dengan penambahan tepung daun murbei terfermentasi memilikirata-rata bobot badan akhir sebesar 677,4-721,8 g, dengan demikian penambahantepung daun murbei terfermentasi dalam ransum pakan tidak berpengaruh nyata(P>0,05) terhadap bobot akhir ayam kampung super. ABSTRACTThe increasing population in Indonesia causes the need for food for animalprotein to increase. One of the contributors to animal protein is chicken. Thecharacteristics of chicken (joper) are that it can be produced in large quantities withuniform weight, faster growth rate than native chicken, has a low mortality rate, is easy to adapt to the environment and has a taste that is not different from native chicken. In the chicken farming business, the cost of feed has an effect of 70% so thatalternative feeds are needed to support business efficiency. One of the efforts toimprove business efficiency is the use of mulberry as a local poultry feed which ischeaper economically. However, the high content of crude fiber and antinutrients caninterfere with the energy adequacy of poultry by blocking the absorption of nutrientsfrom feed in the digestive tract. This study aims to determine whether the addition offermented mulberry leaves to the feed ration will affect the final weight of the supernative chicken. This study was grouped into 4 treatments, namely Treatment I (PO),ration feeding without additional mulberry leaf meal, treatment II (P1) feeding ration +2% fermented mulberry leaf flour, treatment III (P2) feeding ration + mulberry leaf meal fermented 4% and Treatment IV(P3) feeding ration + fermented mulberry leaf flour 6%. DOC came and weighed DOC with the aim of knowing the average initial weight. Final body weight was obtained from weighing 60 days old chicken body weight (g) before slaughter. The results showed that the final body weight of super free-range chicken fed with the addition of fermented mulberry leaf flour had an average final body weight of 677.4-721.8 g, thus the addition of fermented mulberry leaf flour in the feed ration had no significant effect (P > 0.05) to the final weight of chickens.Keywords: chicken, body weight, mulberry leaves, fermentation, feed ration
Potensi Infusa Biji Buah Pinang (Areca catechu) terhadap Tingkat Mortalitas Haemonchus contortus pada Domba Wida Wahidah Mubarokah; Lutfan Makmun; Edi Purwono; Aan Awaludin
JURNAL TRITON Vol 16 No 2 (2025): JURNAL TRITON (Issue in Progress)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47687/jt.v16i2.1381

Abstract

Haemonchosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cacing Haemonchus contortus dan sering menyerang pada domba. Kerugian ekonomi terbesar karena penyakit ini adalah mortalitas, penurunan produksi, pertumbuhan terhambat, serta berat badan yang rendah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi infusa biji buah pinang (IBP) terhadap tingkat mortalitas cacing Haemoncus contortus pada domba. Pada penelitian ini perlakuan pada masing-masing kelompok berisi 10 ekor cacing Haemoncus contortus. Kelompok I diperlakukan dengan infusa biji buah pinang konsentrasi 2,5%; kelompok II diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 5%; kelompok III diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 7,5%; kelompok IV diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 10%; kelompok V diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 12,5%; kelompok VI diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 15%; kelompok VII diberi infusa biji buah pinang konsentrasi 17,5% , sebagai kontrol negatif (NaCl 0,9%) dan sebagai kontrol positif (Albendazole). Mortalitas cacing Haemonchus contortus dicatat setiap satu jam sampai kematian didapatkan 100% pada kelompok perlakuan tercepat. Analisis data dengan menggunakan ANOVA, dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa infusa biji buah pinang secara signifikan mempengaruhi tingkat kematian cacing Haemonchus contortus pada berbagai konsentrasi. Diperoleh hasil terbaik untuk membunuh 100% cacing Haemonchus contortus dibutuhkan waktu selama 5 jam adalah infusa biji buah pinang konsentrasi 17,5%.