Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

UJI AKTIVITAS PENYEMBUHAN LUKA FORMULA GEL EKSTRAK ETANOL DAUN BABADOTAN (Ageratum conyzoides L) TERHADAP TIKUS JANTAN WISTAR Sukmawan, Yedy Purwandi; Aryani, Ratih
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 16, No 1 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (269.431 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v16i1.170

Abstract

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas penyembuhan luka formula gel ekstrak etanol daun babadotan (Ageratum conyzoides L) terhadap tikus jantan wistar dengan melakukan eksisi untuk membuat luka dengan diameter 1 cm. Kemudian pada luka eksisi yang telah dibuat tersebut diberikan perlakuan plasebo (basis gel) terhadap kelompok kontrol, diberikan bioplacento terhadap kelompok pembanding, diberikan sediaan gel ekstrak etanol daun babadotan 5% terhadap kelompok uji I dan diberikan sediaan gel ekstrak etanol daun babadotan 10% terhadap kelompok uji II. Dari penelitian ini dihasilkan bahwa efek penyembuhan luka sediaan gel ekstrak etanol daun babadotan 10% menghasilkan efek yang paling baik dibandingkan dengan kelompok kontrol, pembanding dan sediaan gel ekstrak etanol daun babadotan 5% dengan persentase penutupan luka pada hari ke tujuh yaitu 50,33±4,93%, 30,67±9,08%, 43,5±6,36%, dan 41±3,61% secara berturut-turut.
KAJIAN SENYAWA ELEUTHERINE DAN ISOELEUTHERINE SEBAGAI ANTIINFLAMASI TERHADAP ENZIM COX-1 DAN COX-2 SECARA IN SILIKO DENGAN METODE SIMULASI DOCKING MOLEKULAR Aryani, Ratih; Purwandi, Yedi
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 16, No 1 (2016): Agustus 2016
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.293 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v16i1.169

Abstract

Senyawa eleutherine dan isoeleutherine termasuk merupakan kandungan senyawa yang terdapat pada bawang dayak (Eleutherine americana Merr.) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi. Prostaglandin merupakan mediator inflamasi yang dihasilkan dari asam arakhidonat melalui jalur siklooksigenase yang diperantarai oleh enzim siklooksigenase (COX-1 dan COX-2). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui interaksi senyawa eleutherine dan isoeleutherine dengan sisi aktif enzim COX-1 dan COX-2. Proses docking senyawa dilakukan dengan menggunakan program PLANTS yang dihubungkan oleh program co-pendrivelinux. Hasil docking molekular senyawa eleutherine dan isoeleutherine dapat membentuk ikatan hidrogen dengan residu asam amino Ser 530 pada kantung ikatan COX-1 sebagaimana ikatannya dengan ibuprofen, dan dengan Ser 516 pada kantung ikatan COX-2 sebagaimana ikatannya dengan celecoxib. Kedua senyawa eleutherine dan isoeleutherine tersebut lebih selektif terhadap enzim COX-2 dengan energi bebas ikatan yang lebih kecil dibandingkan pada interaksinya terhadap COX-1. Untuk eleutherine menghasilkan energi bebas ikatan sebesar -62,829 kkal dan isoeleutherine -66,439 kkal untuk kode reseptor 1EQG (COX-1), sedangkan untuk kode reseptor 3LN1 (COX-2) eleutherine menghasilkan energi bebas ikatan sebesar -68,666 kkal dan isoeleutherine -74,448 kkal. Senyawa isoeleutherine memiliki aktivitas antiinflamasi yang lebih baik dibandingkan dengan eleutherine dengan energi bebas ikatan yang mendekati dengan nilai native ligand ibuprofen (COX-1) -85,529 kkaldan celecoxib (COX-2) -90,916kkal.
FORMULASI DAN UJI STABILITAS KRIM KOMBINASI ALFA TOKOFEROL ASETAT DAN ETIL VITAMIN C SEBAGAI PELEMBAB KULIT Aryani, Ratih
Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada: Jurnal Ilmu-ilmu Keperawatan, Analis Kesehatan dan Farmasi Vol 14, No 1 (2015)
Publisher : STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.397 KB) | DOI: 10.36465/jkbth.v14i1.110

Abstract

Sediaan pelembab (moisturizer) digunakan untuk mencegah penguapan air pada kulit serta menyebabkan kulit menjadi lembab dan lembut dengan cara membentuk lapisan lemak tipis di permukaan kulit. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formula krim kombinasi alfa tokoferol asetat dan etil vitamin C dan uji stabilitasnya sebagai pelembab kulit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi krim pelembab kombinasi alfa tokoferol asetat dan etil vitamin C mempunyai stabilitas yang baik selama penyimpanan 4 minggu ditinjau dari pemeriksaan organoleptis, homogenitas, pengukuran pH, uji viskositas, uji sentrifugasi dan uji cycling test. Kombinasi alfa tokoferol asetat (1% dan 3%) dan etil vitamin C (1% dan 2%) dalam sediaan krim pelembab mampu mengurangi penguapan air dari kulit yang diukur dengan alat skin moisture analyzer FCM-1. Penambahan alfa tokoferol asetat 1% dan 3% pada formula memberikan nilai yang berbeda secara bermakna (p≤0,05), sehingga antara konsentrasi 1% dan 3% memberikan nilai efektivitas kelembaban yang berbeda. Penambahan vitamin C 1% dan 2% memberikan nilai yang tidak berbeda (p≥0,05). Formula 4 (alfa 3% tokoferol asetat dan 1% etil vitamin C) merupakan formula sediaan yang memiliki kenaikan persentase kelembaban yang paling tinggi diantara formula yang lainnya dengan nilai kelembaban 28,22%, sehingga semakin besar konsentrasi alfa tokoferol yang digunakan, maka kelembaban kulit akan semakin meningkat. Kata Kunci: Pelembab, krim, kulit, alfa tokoferol asetat, etil vitamin C.
Preparasi Lotion Pelembab Mengandung Nanopartikel Serisin Ulat Sutera (Bombyx mori L.) Aulia Fikri Hidayat; Ratih Aryani; Indrawati Hannisah
Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology Vol 9, No 1 (2022)
Publisher : Indonesian Journal of Pharmaceutical Science and Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/ijpst.v1i1.30486

Abstract

Serisin yang merupakan salah satu protein yang terkandung dalam kepompong ulat sutera (Bombyx mori L.) diketahui memiliki kemampuan meningkatkan kelembaban kulit dalam sediaan kosmetik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menentukan formula lotion nanopartikel serisin dan efektivitas lotion nanopartikel serisin. Pembentukan nanopartikel serisin secara garis besar dilakukan dengan mekanisme pencampuran dan pengadukan menggunakan urea sebagai agen taut silang. Suhu dan kecepatan pengadukan dijaga konstan, sedangkan durasi pengadukan divariasikan. Nanopartikel serisin optimal yang diperoleh memiliki rata-rata ukuran 701 nm, yang diperoleh pada pengadukan 800 rpm dalam 30 menit di suhu ruang. Kemudian diformulasikan lotion nanopartikel serisin dengan konsentrasi nanopartikel sebesar 5% dan 10%. Hasil yang diperoleh mengindikasikan bahwa lotion dengan konsentrasi nanopartikel serisin 5% dan 10% mampu meningkatkan kelembaban kulit secara signifikan.
Pengembangan Sediaan Emulgel Antioksidan dan Tabir Surya Mengandung Ekstrak Kulit Buah Cokelat (Theobroma cacao L) Sani Ega Priani; Rizki Anggara Permana; Mira Nurseha; Ratih Aryani
JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA Vol. 8 No. 3 (2021): JURNAL FARMASI DAN ILMU KEFARMASIAN INDONESIA
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfiki.v8i32021.264-270

Abstract

Pendahuluan: Kulit buah cokelat merupakan limbah hasil pengolahan cokelat yang belum banyak dimanfaatkan. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kulit buah cokelat mengandung banyak senyawa polifenol dan flavonoid sehingga berpotensi memiliki aktivitas antioksidan dan pelindung surya. Tujuan: untuk menguji potensi aktivitas antioksidan dan fotoprotektif dari ekstrak etanol kulit buah cokelat secara in vitro dan juga untuk mengembangkan ekstrak menjadi sediaan emulgel yang memiliki karakteristik fisik dan stabilitas yang memenuhi persyaratan. Metode: Proses ekstraksi dari limbah kulit buah cokelat dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 70%. Uji aktivitas antioksidan dari ekstrak kulit buah cokelat dilakukan dengan metode DPPH sedangkan uji aktivitas pelindung surya dilakukan dengan metode Mansur berbasis spektrofotometri. Sediaan emulgel dikembangkan dengan minyak zaitun sebagai fasa minyak, natrium lauril sufat dan setostearil alkohol sebagan surfaktan, dan viscolam mac 10 sebagai gelling agent.  Hasil: Ekstrak etanol 70% dari kulit buah cokelat terbukti memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat yang ditandai dengan nilai IC50 16,74 ± 0,72 ppm. Ekstrak juga berpotensi sebagai agen fotoprotektif karena memiliki kemampuan pelindung surya nilai SPF 10,78 ± 0,85 (1000 ppm). Sediaan emulgel dengan ekstrak kulit buah cokelat 2% yang dihasilkan memiliki sifat fisik yang baik didasarkan pada hasil pengujian organoleptis, homogenitas, pH, daya sebar, viskositas, dan sifat alir. Sediaan emulgel juga stabil didasarkan pada hasil uji sentrifugasi dan freeze thaw. Kesimpulan: Ekstrak etanol dari kulit buah cokelat diketahui memiliki aktivitas antioksidan sangat kuat dan juga aktivitas pelindung surya serta dapat dikembangkan menjadi sediaan emulgel yang memiliki karakteristik fisik yang sesuai.
DESAIN DAN OPTIMASI NLC (Nanostructured Lipid Carriers) EKSTRAK ETANOL DAUN TEH HIJAU (Camellia sinensis L. Kuntze) DENGAN VARIASI LIPID Ratih Aryani; Aulia Fikri Hidayat; Atika Zulfa Karimah
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v4i1.7151

Abstract

Daun teh hijau (Camellia sinensis) mengandung senyawa polifenol katekin yang mempunyai aktivitas antioksidan. Senyawa turunan katekin terbesar di dalam teh hijau adalah EGCG (epigallocatechin gallate). Sistem penghantaran NLC (Nanostructured Lipid Carriers) dapat memperbaiki stabilitas dan ketersediaan hayati EGCG. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh formula NLC ekstrak etanol daun teh hijau berdasarkan karakteristik ukuran partikel, indeks polidispersitas dan potensial zeta. Desain dan optimasi formula dibuat dengan variasi lipid, terdiri atas lipid padat (gliseril monostearat, setil alkohol, setil palmitat, precirol ATO5, dan gelucire), lipid cair (labrafac), serta surfaktan (poloxamer 188 dan tegocare) menggunakan metode homogenisasi kecepatan tinggi dan ultrasonikasi. Formula terbaik terdiri atas 0,1% ekstrak etanol daun teh hijau, 4% lipid, dengan perbandingan lipid padat (precirol ATO 5: gelucire (4:1)) dan lipid cair (labrafac) 9:1, serta 1% poloxamer 188. Karakteristik formula NLC yang diperoleh memiliki tampilan visual koloid kehijauan, ukuran partikel 359,6 nm, indeks polidispersitas 0,296, dan zeta potensial -0,17 mV.
UJI EFEKTIVITAS KRIM PELEMBAB YANG MENGANDUNG GEL DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera Linn.) DAN ETIL VITAMIN C Ratih Aryani
Jurnal Ilmiah Farmasi Farmasyifa Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29313/jiff.v2i1.4203

Abstract

Pendahuluan: Lidah buaya (Aloe vera Linn.) merupakan salah satu tanaman yang dapat meningkatkan kelembaban kulit, merangsang fibroblas yang memproduksi kolagen dan elastin. Etil vitamin C merupakan turunan dari vitamin C yang lebih stabil sebagai antioksidan serta sebagai booster pembentukan kolagen. Tujuan: membuat sediaan krim pelembab kombinasi daging lidah buaya yang telah dikeringkan dengan metode freeze drying dan etil vitamin C untuk memperbaiki kekeringan pada kulit tumit kaki. Metode Penelitian: penelitian eksperimental dengan metode Pretest-Posttest Control Group Design, pada penelitian ini dibuat 5 jenis formula, F0 (basis) dan 4 formula lainnya adalah kombinasi variasi konsentrasi gel daun lidah buaya freeze-drying dan etil vitamin C, berturut-turut  F1 (3%,3%), F2 (5%,3%), F3 (3%,5%), F4 (5%,5%). Evaluasi sediaan meliputi organoleptik, homogenitas, pH, viskositas, uji sentrifugasi, cycling test, uji iritasi, dan uji efektivitas. Hasil dan Kesimpulan: hasil menunjukkan bahwa basis dan seluruh formula memenuhi parameter sediaan yang baik dan tidak mengiritasi kulit sukarelawan. Uji efektivitas terhadap peningkatan kelembaban kulit tumit kaki yang pecah-pecah sukarelawan selama 28 hari dilakukan dengan menggunakan skin moisture meter analyzer FCM-1, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kelembaban kulit sebelum dan sesudah diberikan perlakuan adalah pada F0 (6,94%); F1 (46,01%); F2 (61,27%); F3 (64,34%); dan F4 (40,80%). Sediaan F3 merupakan formula yang paling baik dengan persentase kenaikan kelembaban paling tinggi, dengan nilai kelembaban awal dari 26,47% menjadi 43,50%.
Formulasi dan Karakterisasi SNEDDS (Self Nanoemulsifying Drug Delivery System) Mengandung Minyak Jintan Hitam dan Minyak Zaitun Sani Ega Priani; Sri Yulianingsih Somantri; Ratih Aryani
Jurnal Sains Farmasi & Klinis Vol 7, No 1 (2020): J Sains Farm Klin 7(1), April 2020
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (919.921 KB) | DOI: 10.25077/jsfk.7.1.31-38.2020

Abstract

Self Nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) diketahui mampu meningkatkan absorbsi oral dari senyawa senyawa hidrofob. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi dan mengkarakterisasi sediaan SNEDDS mengandung kombinasi minyak jintan hitam dan minyak zaitun. Penelitian diawali dengan analisis kandungan senyawa pada minyak jintan hitam dan minyak zaitun dengan metode Gas Chromatography Mass Spectrophotometry (GC-MS). Optimasi formula dilakukan dengan variasi konsentrasi minyak, surfaktan, dan kosurfaktan. Sediaan SNEDDS selanjutnya dikarakterisasi dengan pengujian persen transmitan, dispersibilitas, robustness, termodinamika (sentrifugasi, heating cooling cycle, freeze thaw cycle), penentuan ukuran serta morfologi globul nanoemulsi. Formula SNEDDS terbaik mengandung surfaktan cremophor RH 40 dan kosurfaktan PEG 400 (3:2) dengan perbandingan fase minyak dan campuran surfaktan kosurfaktan 1:7. Sediaan tersebut memenuhi persyaratan persen transmitan (97,27 ± 0,06%), uji dispersibilitas (grade A), stabil pada pengujian robustness dan termodinamika. Sediaan SNEDDS mampu membentuk nanoemulsi secara spontan dengan rata-rata ukuran globul 99 nm dengan globul berbentuk sferis. Studi ini menyimpulkan bahwa sediaan SNEDDS yang mengandung minyak jintan hitam dan minyak zaitun pada formula optimum memiliki karakteristik fisik yang baik.
Studi Literatur Aktivitas Antibakteri Penyebab Jerawat dari Minyak Atsiri dan Formulasinya dalam Sediaan Mikroemulsi Nur Karimah; Ratih Aryani
Jurnal Riset Farmasi Volume 1, No. 1, Juli 2021, Jurnal Riset Farmasi (JRF)
Publisher : UPT Publikasi Ilmiah Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (576.46 KB) | DOI: 10.29313/jrf.v1i1.185

Abstract

Abstract. Acne is a condition where oil glands of the skin become clogged so that acne-causing bacteria can grow in it. The acne-causing bacteria cover Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, and Staphylococcus epidermidis. Many plants can produce essential oils as an antibacterial agent of acne-causing bacteria. This literature study aims to identify the content of essential oils in several plants as antibacterial agents of acne-causing bacteria and the formulations of microemulsion preparations. This study used a systematic literature review method. The results of the study showed that essential oils from Clove, Oregano, Cassia, and Tea Tree plants had antibacterial activity against the three acne-causing bacteria with an overall minimum inhibitory concentration (MIC) of less than 0.5%. The microemulsion formulation of the essential oil could be made with the composition ratio of Smix (surfactant-cosurfactant) ranging from 1:1, 1:2, and 2:1 with the comparison between oil and Smix of 1:9-1:12. It was made with a stirring speed of 200-250 rpm for 15 minutes. The microemulsion system can increase the antibacterial activity based on the MIC value, zone of inhibition, and the amount of substance that penetrates. Abstrak. Jerawat adalah kondisi kulit dimana terjadi penumpukan minyak pada kelenjar minyak kulit manusia sehingga menyebabkan bakteri penyebab jerawat tumbuh di dalamnya. Bakteri penyebab jerawat diantaranya adalah Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus, dan Staphylococcus epidermidis. Banyak tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri sebagai agen antibakteri penyebab jerawat. Kajian pustaka ini bertujuan untuk memberikan informasi tentang kandungan minyak atsiri dalam beberapa tanaman sebagai agen antibakteri penyebab jerawat serta formulasinya sediaan mikroemulsi. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah systematic literature review. Hasil kajian menunjukkan bahwa minyak atsiri dari tanaman Cengkeh, Oregano, Cassia, dan Tea Tree memiliki aktivitas antibakteri terhadap ketiga bakteri penyebab jerawat dengan KHM keseluruhan yang kurang dari 0,5%. Formulasi mikroemulsi minyak atsiri dapat dibuat dengan komposisi perbandingan Smix (surfaktan-kosurfkatan) berkisar 1:1, 1:2, dan 2:1 serta perbandingan antara minyak dengan Smix berkisar antara 1:9-1:12. Mikroemulsi dapat dibuat dengan kecepatan pengadukan 200-250 rpm dan waktu pengadukan 15 menit. Sistem mikroemulsi dapat meningkatkan aktivitas antibakteri berdasarkan nilai KHM, zona hambat, dan jumlah zat yang berpenetrasi.
Kajian Pengembangan Sediaan Floating Sustained Release Tablet Nazela Constantia Hilyatul Aulia; Sani Ega Priani; Ratih Aryani
Bandung Conference Series: Pharmacy Vol. 2 No. 2 (2022): Bandung Conference Series: Pharmacy
Publisher : UNISBA Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.713 KB) | DOI: 10.29313/bcsp.v2i2.3122

Abstract

Abstract. Floating sustained release tablets were developed to increase the elimination half-life and bioavailability of the drug because it is able to release the active substance for a long duration by a floating mechanism in gastric fluid. This study aims to examine the development of floating tablets for the purpose of sustained release in terms of formulation and manufacturing methods, as well as the effect of developing floating sustained release tablets on pharmacokinetic parameters. The research method used is a systematic literature review by searching for international articles from reputable publishers. The results showed that floating sustained release tablet preparations had been developed for active substances such as alfuzosin HCl, baclofen, cephalexin, famotidine, imanitib mesylate, meberevine HCl, metformin HCl, and troxipide which had met the requirements of a good preparation, namely having a floating lag time in the range 5-600 seconds and a floating duration time of more than 12 hours. The most widely used manufacturing method is the effervescent with the addition of polymer and the presence of an effervescent , namely the reaction between sodium bicarbonate and organic acids (citric acid or tartaric acid). Floating sustained release tablets were able to increase the value of pharmacokinetic parameters such as t1/2, tmax and increase AUC in the range of 2.74-133.8%. Abstrak. Sediaan floating sustained release tablet dikembangkan untuk meningkatkan waktu paruh eliminasi dan ketersediaan hayati obat karena mampu melepaskan zat aktif dalam durasi yang panjang dengan mekanisme mengapung di dalam cairan lambung. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengembangan sediaan floating tablet untuk tujuan sustained release dalam hal formulasi dan metode pembuatan, serta pengaruh pengembangan sediaan floating sustained release tablet terhadap parameter farmakokinetik. Metode penelitian yang digunakan yaitu systematic literatur review dengan cara mencari artikel internasional dari penerbit bereputasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sediaan floating sustained release tablet sudah dikembangkan untuk zat aktif seperti alfuzosin HCl, baclofen, cephalexin, famotidine, imanitib mesylate, meberevine HCl, metformin HCl, dan troxipide yang dimana telah memuhi persyaratan sediaan baik yaitu memiliki nilai floating lag time dalam rentang 5-600 detik dan floating duration time lebih dari 12 jam. Metode pembuatan yang paling banyak digunakan yaitu metode effervescent dengan penambahan polimer serta adanya agen effervescent yaitu reaksi antara natrium bikarbonat dengan asam organik (asam sistrat atau asam tartarat). Sediaan floating sustained release tablet mampu meningkatan nilai parameter farmakokinetik seperti t1/2, tmax dan peningkatan AUC dalam rentang 2,74-133,8 %.