Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

SUPLEMEN: Registrasi Kanker Berbasis Rumah Sakit di Rumah Sakit Kanker "Dharmais" – Pusat Kanker Nasional Pusat Kanker, 1993-2007 SUZANNA, EVLINA; SIRAIT, TIARLAN; RAHAYU, PRADNYA SRI; SHALMONT, GRACE; ANWAR, ELFIRA; ANDALUSIA, RIZKA; -, HARJATI; PANIGORO, SONAR SONI
Indonesian Journal of Cancer Vol 6, No 4 (2012): Oct - Dec 2012
Publisher : "Dharmais" Cancer Center Hospital

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.115 KB)

Abstract

http://indonesianjournalofcancer.org/2012/2012-no4-oct-dec/205-registrasi-kanker-berbasis-rumah-sakit-di-rumah-sakit-kanker-qdharmaisq-pusat-kanker-nasional-1993-2007?catid=95%3Asupplement
National Lung Cancer Screening: Recommended Age for Screening Ramadhaniah, Fariha; Suzanna, Evlina; Syahruddin, Elisna; Shalmont, Grace; Rahayu, Pradnya Sri
Indonesian Journal of Cancer Vol 18, No 4 (2024): December
Publisher : http://dharmais.co.id/

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33371/ijoc.v18i4.1223

Abstract

Indonesia, as a developing country, faces a significant burden of lung cancer, with the incidence and mortality rates ranking third. Unfortunately, the majority of patients are diagnosed at advanced stages of the disease. Indonesia has implemented a national cancer control program; screening and early detection are part of this program, which needs firm criteria to restrict the high-risk population due to limited resources. This article aims to recommend age criteria for National Lung Cancer Screening based on cancer registry data. We explore lung cancer screening policies across various countries, discuss the extent of the lung cancer burden and smoking prevalence as factors in determining age criteria for screening. Lung cancer is coded using ICD-O, third edition, C33–C34, and the incidence data were obtained from the Jakarta cancer registry. Data on the prevalence of smoking were obtained from national surveys and other research. Our review suggests that lung cancer screening should start at 35 years old, considering the distribution of lung cancer, the prevalence of smoking in Indonesia, as well as the carcinogenesis process of an individual when they start smoking.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Fibroadenoma Mammae dan Perilaku Sadari Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021 Wulandari, Ajeng Anggi; Shalmont, Grace; Drew, Clement
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i2.177

Abstract

Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak yang umum pada wanita usia 20-29 tahun. Pengetahuan tentang FAM di Indonesia masih rendah, sementara metode deteksi dini seperti pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) belum banyak diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang FAM, SADARI, dan perilaku SADARI pada mahasiswi FK Universitas Tarumanagara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif berbasis survei dengan metode pengambilan sampel non-random quota base sampling terhadap 115 mahasiswi FK Universitas Tarumanagara angkatan 2021. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, meliputi kuesioner pengetahuan FAM, kuesioner pengetahuan SADARI, dan kuesioner sikap terhadap perilaku SADARI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30,4% responden memiliki pengetahuan baik tentang FAM, 60,9% memiliki pengetahuan cukup, dan 8,7% memiliki pengetahuan kurang. Sementara itu, 73,91% responden memiliki pengetahuan baik tentang SADARI, 18,3% memiliki pengetahuan cukup, dan 7,8% memiliki pengetahuan kurang. Meskipun mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang FAM dan SADARI, hanya 55,7% yang rutin melakukan SADARI. Dari mereka yang melakukan SADARI, 45,2% memiliki sikap baik terhadap pemeriksaan ini, 7% memiliki sikap cukup, dan 3,5% memiliki sikap kurang. Namun, terdapat 44,3% responden yang tidak melakukan SADARI sama sekali. Kesimpulan, menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan mengenai FAM dan SADARI cukup tinggi, hal ini tidak selalu berbanding lurus dengan praktik SADARI. Oleh karena itu, diperlukan intervensi edukasi yang lebih mendalam serta dorongan praktis bagi mahasiswi untuk meningkatkan kebiasaan melakukan SADARI secara rutin. Saran yang diberikan adalah implementasi program edukasi berbasis kampus yang tidak hanya meningkatkan pemahaman tetapi juga menekankan pentingnya penerapan SADARI dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan deteksi dini FAM dan kanker payudara.
Gambaran Tingkat Pengetahuan Fibroadenoma Mammae dan Perilaku Sadari Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Angkatan 2021 Wulandari, Ajeng Anggi; Shalmont, Grace; Drew, Clement
Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO) Vol. 7 No. 2 (2025): Jurnal Sehat Indonesia (JUSINDO)
Publisher : CV. Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/jsi.v7i2.177

Abstract

Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak yang umum pada wanita usia 20-29 tahun. Pengetahuan tentang FAM di Indonesia masih rendah, sementara metode deteksi dini seperti pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) belum banyak diterapkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang FAM, SADARI, dan perilaku SADARI pada mahasiswi FK Universitas Tarumanagara. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif berbasis survei dengan metode pengambilan sampel non-random quota base sampling terhadap 115 mahasiswi FK Universitas Tarumanagara angkatan 2021. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, meliputi kuesioner pengetahuan FAM, kuesioner pengetahuan SADARI, dan kuesioner sikap terhadap perilaku SADARI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30,4% responden memiliki pengetahuan baik tentang FAM, 60,9% memiliki pengetahuan cukup, dan 8,7% memiliki pengetahuan kurang. Sementara itu, 73,91% responden memiliki pengetahuan baik tentang SADARI, 18,3% memiliki pengetahuan cukup, dan 7,8% memiliki pengetahuan kurang. Meskipun mayoritas responden memiliki pengetahuan yang baik tentang FAM dan SADARI, hanya 55,7% yang rutin melakukan SADARI. Dari mereka yang melakukan SADARI, 45,2% memiliki sikap baik terhadap pemeriksaan ini, 7% memiliki sikap cukup, dan 3,5% memiliki sikap kurang. Namun, terdapat 44,3% responden yang tidak melakukan SADARI sama sekali. Kesimpulan, menunjukkan bahwa meskipun tingkat pengetahuan mengenai FAM dan SADARI cukup tinggi, hal ini tidak selalu berbanding lurus dengan praktik SADARI. Oleh karena itu, diperlukan intervensi edukasi yang lebih mendalam serta dorongan praktis bagi mahasiswi untuk meningkatkan kebiasaan melakukan SADARI secara rutin. Saran yang diberikan adalah implementasi program edukasi berbasis kampus yang tidak hanya meningkatkan pemahaman tetapi juga menekankan pentingnya penerapan SADARI dalam kehidupan sehari-hari guna meningkatkan deteksi dini FAM dan kanker payudara.
Evaluation of Completeness of Cancer Data Variables on Data Quality in Hospital-Based Cancer Registration Activities at Dharmais Cancer Hospital Shalmont, Grace; Rahayu, Pradnya Sri; Hutajulu, Susanna Hilda; Lazuardi, Lutfan
Academic Hospital Journal Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Rumah Sakit Akademik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ahj.v5i1.80443

Abstract

Background: Cancer is a major burden of disease worldwide, including in Indonesia. As an effort to control the burden of cancer, WHO established National Cancer Control Programs (NCCP) where cancer registration is one of the key points. Dharmais Cancer Center Hospital, appointed as the national cancer center, has the responsibility to conduct a cancer registry in Indonesia. The good quality data of cancer registry according to international standards is beneficial to describe the cancer burden in the country. In Dharmais Cancer Center Hospital, microscopic verification is one of the variables that has not been qualified. Therefore, it is important to evaluate the completeness of cancer data variables toward data cancer quality on hospital-based cancer registry of Dharmais Cancer Center Hospital. To assess the quality of cancer data based on microscopic verification, to evaluate the completeness of hospital-based cancer registry variables and the quality of data based on microscopic verification between complete and incomplete variable groups. Materials and Methods: This quantitative research is an observational study (non-experimental) with cross-sectional study design. It utilizes secondary data from hospital-based cancer registry of Dharmais Cancer Center Hospital for incidence year 2013-2017.Results: Data quality of microscopic verification that assessed on a complete data group is 87,8% and for overall cancer cases is 62%. Among social variables, identity numbers are the most incomplete variable, which is 39%. While among tumor data variables, stage is also the most incomplete variable with 82% data. There are differences between the quality of data based on microscopic verification with the completeness of data, especially among social data variables and tumor data variables. Conclusion: The quality data based on microscopic verification that is assessed on a complete variable group is better than microscopic verification on overall cancer cases. The incomplete variables among social variables are identity number, date of birth, address, and district/province. Whereas on tumor variables, the incomplete variables are stage, treatment, metastasis, and laterality. The completeness of cancer data has an importantrole on data quality based on microscopic verification mainly on social and tumor variables. Improvement and strengthening particularly on management and technical aspects of cancer registration are indispensable
Karakteristik Demografi, Letak Kelainan Anatomi, serta Gambaran Histopatologi Responden dengan Diagnosis Klinis Gastritis Shalmont, Grace; Wijaya, Dean Ascha; Kurniawan, Joshua; Firmansyah, Yohanes
MAHESA : Malahayati Health Student Journal Vol 3, No 11 (2023): Volume 3 Nomor 11 (2023)
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mahesa.v3i11.11399

Abstract

ABSTRACT Gastritis is often used to describe clinical symptoms related to upper abdominal complaints in patients. The diagnosis of gastritis is established by combining information resulting from endoscopy examination and histological findings. This cross-sectional study aims to examine the demographic and pathological profile of gastritis patients in one of the hospitals in Jakarta, selected based on total sampling criteria using medical record data from January 2020 to December 2022. The data is presented in descriptive form. Out of 43 respondents, the mean age is 47 years and the majority are male. The most common location of pathology is in the antral part of the stomach in 29 (67.4%) respondents, with the inflammation generally being mild in 30 (69.8%) respondents. No PMN cells, atrophy, or Helicobacter pylori bacterial infection were found in 42 (97.7%) respondents, and there was no evidence of intestinal metaplasia or dysplasia in any of the respondents. The conclusion of this study is that the most common location of pathology is in the antral section with generally mild infection with a predominance of Helicobacter pylori infection. Keywords: Endoscopy, Gastritis, Histopathology ABSTRAK Gastritis sering digunakan untuk menggambarkan gejala klinis yang berkaitan dengan keluhan pasien di perut bagian atas. Diagnosis gastritis ditegakkan setelah menggabungkan informasi yang dihasilkan dari pemeriksaan endoskopi dan temuan histologis. Penelitian potong lintang ini bertujuan melihat gambaran demografi dan patologi pasien gastritis di salah satu Rumah Sakit di Jakarta yang dipilih sesuai kriteria secara total sampling menggunakan data rekam medis periode Januari 2020 hingga Desember 2022. Data disajikan dalam bentuk deskriptif. Dari 43 responden, rerata usia adalah 47 tahun dan didominasi oleh laki-laki. Letak patologi paling sering terjadi pada bagian antral gaster pada 29 (67,4%) responden, dengan sebukan sel radang kronik umumnya sedang pada 30 (69,8%) responden, tidak ada sebukan sel PMN, atrofi kelenjar dan infeksi bakteri Helicobacter pylori pada 42 (97,7%) responden, serta tidak ditemukannya metaplasia intestinal dan displasia pada seluruh responden. Kesimpulan penelitian ini berupa lokasi patologi paling umum adalah pada bagian antral dengan infeksi umumnya ringan dengan dominasi infeksi Helicobacter pylori. Kata kunci: Endoskopi, Gastritis, Histopatologi