LANGGERSARI ELSARI NOVIANTI, LANGGERSARI ELSARI
Dosen Fakultas Psikologi Universitas Padjadjaran

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Psychological Science and Profession

HUBUNGAN KECEMBURUAN DENGAN KUALITAS HUBUNGAN ROMANTIS REMAJA PENGGUNA INSTAGRAM USIA 15-18 TAHUN YANG BERPACARAN Utami, Reti Dwi; Novianti, Langgersari Elsari
Journal of Psychological Science and Profession Vol 2, No 1 (2018): Psychological Science and Profession
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.208 KB) | DOI: 10.24198/jpsp.v2i1.17067

Abstract

Instagram bukan hanya menjadi media untuk mendapatkan informasi mengenai pasangan tetapi juga dapat menimbulkan kecemburuan bagi para remaja. Kecemburuan seringkali diasosiasikan dengan hal yang negatif pada sebuah hubungan romantis. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kecemburuan dengan kualitas hubungan romantis pada remaja pengguna instagram usia 15-18 tahun yang berpacaran. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur kecemburuan merupakan hasil adaptasi dan modifikasi alat ukur multidimensional jealousy dari Pfeiffer & Wong (1989) dengan reliabilitas sebesar 0.950. Kualitas hubungan romantis diukur dengan menggunakan alat ukur PBSC dan SBSC dari Ducat & Zimmer-Gembeck (2010) yang sudah diadaptasi oleh Sarrah (2015) berdasarkan self determination theory (SDT) dengan reliabilitas sebesar 0.923. Kedua alat ukur ini memiliki bukti validitas berupa evidence based in test content.  Responden penelitian ini berjumlah 108 remaja pengguna instagram berusia 15-18 tahun yang berpacaran. Melalui teknik statistik pearson correlation didapatkan hasil bahwa hubungan kecemburuan dengan kualitas hubungan romantis remaja pengguna instagram usia 15-18 tahun yang berpacaran adalah sebesar -0.291 dengan p<0.01. Semakin tinggi kecemburuan yang dimiliki remaja maka semakin rendah kualitas hubungan romantis yang dimilikinya. 
ADAPTASI ALAT UKUR PERSPECTIVE TAKING PADA REMAJA Ayu, Ni Putu; Agustiani, Hendriati; Novianti, Langgersari Elsari
Journal of Psychological Science and Profession Vol 1, No 3 (2017): Psychological Science and Profession
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v1i3.15229

Abstract

Saat menjalani masa perkembangannya, remaja lebih banyak berinteraksi dengan teman sebaya dibandingkan dengan keluarga inti. Ketika berinteraksi, individu dapat menemukan beragam macam sudut pandang. Kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain disebut kemampuan perspective taking. Kemampuan perspective taking yang matang dapat membantu individu untuk menciptakan relasi yang positif mengingat individu mampu memahami sudut pandang orang lain yang dapat saja berbeda dari dirinya. Untuk mengetahui kemampuan perspective taking matang atau tidak, peneliti memerlukan alat ukur. Namun, berdasarkan penelusuran jurnal dan buku, peneliti tidak menemukan alat ukur perspective taking yang sesuai mengukur remaja di Bandung. Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud untuk mengadaptasi alat ukur perspective taking. Alat ukur yang diadaptasi adalah panduan wawancara yang dibuat oleh Selman pada tahun 1977 (Selman, 1980). Dalam proses adaptasi, peneliti mengalihbahasakan dan menyusun alat ukur yang sesuai dengan situasi dan kondisi remaja yang ada di Bandung. Responden penelitian ini sebanyak 55 orang yang berasal dari salah satu SMPN yang ada di bandung dengan kisaran usia 12-14 tahun. Hasil penelitian menjelaskan proses adaptasi dan hasil olah data dengan alat ukur perspective taking. Proses adaptasi meliputi (1) menjelaskan konsep karakteristik setiap level menjadi indikator yang lebih konkret dan mudah; (2) mengalihbahasakan alat ukur; (3) membuat administrasi  alat ukur; (4) menyesuaikan cerita dan pertanyaan dengan karakteristik subyek penelitian, dan(5) membuat penilaian. Hasil olah data menunjukkan alat ukur ini memenuhi uji reliabilitas dan memiliki bukti validitas. Reliabilitas alat ukur menggunakan Intraclass Corelation Coefficient sebesar 0.96 (r = .96) dan bukti validitas alat ukur dengan bukti validitas konten. Dengan demikian, adaptasi alat ukur perspective taking mampu mengukur kemampuan perspective taking pada remaja usia 12-14 tahun di SMP Negeri XXX di Bandung. Kata kunci: Kemampuan Perspective Taking, Alat Ukur, Panduan Wawancara, Reliabilitas Interrater.
Kesejahteraan pada Masa Pandemi: Peran Kepuasan Pernikahan dan Kualitas Hidup pada Individu Menikah di Indonesia Kumalasari, Asteria Devy; Purba, Fredrick Dermawan; Novianti, Langgersari Elsari; Kendhawati, Lenny; Ninin, Retno Hanggarani
Journal of Psychological Science and Profession Vol 9, No 2 (2025): Jurnal Psikologi Sains dan Profesi (Journal of Psychological Science and Profess
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jpsp.v9i2.64173

Abstract

Penelitian terdahulu umumnya mengkatikan status pernikahan dengan kesejahteraan individu yang lebih baik. Namun, dinamika pandemi Covid-19 melalui pembatasan sosial berskala besar (PSBB) memunculkan tantangan terhadap kesejahteraan masyarakat. Penelitian tentang kontribusi simultan dari karakteristik sosiodemografis dan faktor psikososial seperti kepuasan pernikahan dan kualitas hidup terhadap kesejahteraan individu menikah di masa pandemi dalam konteks Indonesia masih jarang dilakukan. Penelitian ini menguji model yang menempatkan kepuasan pernikahan dan kualitas hidup sebagai kontributor simultan terhadap tingkat kesejahteraan subjektif individu menikah yang kehidupannya terdampak oleh pandemi dan tinggal serumah dengan pasangannya. Sebanyak 603 orang Indonesia yang menikah berpartisipasi dalam penelitian ini. Partisipan melaporkan tingkat kesejahteraan subjektif, kepuasan pernikahan, dan kualitas hidup yang tinggi. Ketiga variabel tersebut diukur menggunakan Marriage and Relationship Questionnaire (MRQ), World Health Organization Quality of Life–BREF (WHOQOL-BREF), dan Subjective Happiness Scale (SHS). Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa tingkat kesejahteraan subjektif partisipan dijelaskan oleh kepuasan pernikahan serta domain kualitas hidup psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Persentase varian lain dalam skor kesejahteraan subjektif disumbangkan oleh usia, lama pernikahan, pendidikan, ketaatan beragama, dan kondisi keuangan yang dirasakan. Temuan ini menegaskan pentingnya pemeliharaan kualitas hubungan serta aspek-aspek kehidupan yang lebih luas untuk meningkatkan kesejahteraan individu yang menikah, khususnya pada situasi disrupsi sosial seperti pandemi.