Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

Uji Aktivitas Peningkatan Sensitivitas Insulin Ekstrak Biji Jintan Hitam (Nigella sativa) melalui Pengukuran Konsentrasi Tirosin Terfosforilasi Insulin Reseptor Substrat-1 (terhadap Tikus Wistar Model Diabetes Mellitus Tipe 2) Panggabean, Fenny Kristanti; Triastuti, Efta; Yunita, Ema Pristi
Majalah Kesehatan FKUB Vol 1, No 1 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (194.544 KB)

Abstract

Biji jintan hitam (Nigella sativa) merupakan tanaman herbal untuk terapi dan pencegahan diabetes mellitus (DM tipe 2). Salah satu penyebab DM tipe 2 adalah penurunan konsentrasi tirosin terfosforilasi IRS (insulin receptor substrat)-1 yang berefek pada peningkatan resistensi insulin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas peningkatan sensitivitas insulin dari ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa) pada kondisi resistensi insulin melalui pengukuran konsentrasi tirosin terfosforilasi pada IRS-1 dan hubungannya dengan konsentrasi glukosa darah puasa. Desain penelitian yang digunakan adalah true experimental, dengan sampel tikus wistar jantan berjumlah 24 ekor dalam 5 kelompok perlakuan dan 1 kontrol normal. Kelompok perlakuan diinduksi DM dengan diet fruktosa sebanyak 16 g yang diberikan melalui larutan fruktosa untuk penyondean dan campuran pakan tikus. Kelompok Pp mendapatkan metformin, Pn tanpa pemberian ekstrak, P1, P2, P3 mendapatkan ekstrak jintan hitam 24 mg/kgBB, 48 mg/kgBB, dan 96 mg/kgBB. Induksi DM dilakukan dengan diet tinggi fruktosa selama 6 minggu dan terapi dilakukan setelah induksi DM2 selama 30 hari. Ekstrak biji jintan hitam secara statistik tidak memiliki efek peningkatan sensitivitas insulin melalui peningkatan konsentrasi tirosin terfosforilasi pada IRS-1 yang berbeda antar kelompok dengan nilai p > 0,05 (0,151) dan nilai korelasi yang bervariasi antar kelompok. Ekstrak biji jintan hitam tidak meningkatkan sensitivitas insulin melalui peningkatan konsentrasi tirosin terfosforilasi pada IRS-1. Hal ini mungkin disebabkan oleh kegagalan induksi fruktosa untuk mengkondisikan tikus menjadi tikus model DM tipe 2. Kata kunci : Diabetes Melitus tipe 2 (DM tipe 2), Ekstrak biji jintan hitam (Nigella sativa), Tirosin terfosforilasi IRS-1.
Pembuatan dan Optimasi Elektroda Selektif Ion Merkuri Berbasis Kitosan untuk Mengukur Kadar Merkuri dalam Sediaan Kosmetik Ayuningtyas, Imalia Nurrachma; Atikah, Atikah; Yunita, Ema Pristi; S, Alvan Febrian
Majalah Kesehatan FKUB Vol 1, No 3 (2014)
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.685 KB)

Abstract

Kandungan logam merkuri dalam kosmetik sangat berbahaya bagi kesehatan. Merkuri ditambahkan ke dalam kosmetik supaya kulit tampak lebih cerah. Pengembangan metoda sensor potensiometri menggunakan elektroda selektif ion (ESI) merkuri tipe kawat terlapis diharapkan mampu mendeteksi ion logam merkuri. Penelitian ini bertujuan untuk membuat ESI ion merkuri (Hg2+) tipe kawat terlapis bermembran kitosan yang memiliki karakter optimum untuk analisis. ESI dibuat dari kawat platina (Pt) yang dilapisi membran yang terbuat dari campuran bahan aktif kitosan, polimer polivinylchloride (PVC), dan pemlastis dioktilphtalat (DOP) dalam pelarut tetrahidrofuran (THF) dengan perbandingan 1:3 (b/v). Optimasi ESI Hg2+ yang dilakukan adalah optimasi perbandingan komposisi membran dan lama waktu perendaman membran dalam larutan HgCl2 0,25 M pada waktu 10, 20, 30, 40, 50, dan 60 menit. Selain itu, dilakukan karakterisasi sifat dasar ESI Hg2+ yang meliputi faktor Nernst, rentang konsentrasi linier, batas deteksi, dan waktu respon. Penelitian ini menunjukkan perbandingan komposisi optimum membran ESI Hg2+ adalah 3 % kitosan : 39 % PVC : 58 % DOP dengan waktu perendaman optimum selama 40 menit. ESI Hg2+ yang dibuat bersifat Nernstian dengan nilai faktor Nernst 29,35 mV/dekade konsentrasi dan R2 = 0,923; rentang konsentrasi linier 1x10-1 – 1x10-7 M; batas deteksi 7,99x10-8 M atau 0,022 ppm; dan waktu respon 200 detik. Kata kunci: Elektroda selektif ion tipe kawat terlapis, Kitosan, Membran sensor, Merkuri, Potensiometri.
EFIKASI TERAPI BISFOSFONAT PADA PASIEN OSTEOPOROSIS PRIMER DAN OSTEOPENIA MELALUI PEMANTAUAN SKOR DMT (PENELITIAN DILAKUKAN DI POLIKLINIK RHEUMATOLOGI RSUD SAIFUL ANWAR) Yunita, Ema Pristi; Imananta, Fadhila Putri; Suryana, Bagus Putra
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 4 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (326.838 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.04.3

Abstract

Abstrak  Densitas Mineral Tulang (DMT) yang rendah seringkali terjadi pada penyakit osteoporosis dan osteopenia. Pengobatan lini pertama dari kedua penyakit tersebut adalah bisfosfonat. Terapi bisfosfonat memerlukan waktu lama, harus didukung dengan konsumsi kalsium dan vitamin D, efikasinya tidak dapat dirasakan secara langsung, serta ada aturan khusus pada pemakain rute oral. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan DMT pasien osteoporosis primer dan osteopenia dalam rentang waktu 6-18 bulan yang menggunakan terapi bisfosfonat tanpa memperhatikan kepatuhan terapi, cara minum yang rute oral, serta konsumsi kalsium maupun vitamin D. Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong melintang. Sampel berjumlah 26 pasien yang diambil secara retrospektif sejak 2013 sampai Januari 2017 dari rekam medis. Data diambil dari pasien osteoporosis primer dan osteopenia berusia 50-80 tahun yang menggunakan bisfosfonat dan memiliki dua skor DMT. Hasil uji t berpasangan menunjukkan perbaikan skor DMT yang signifikan pada tulang femoral neck sebesar 4,44% (p = 0,048), ward’s triangle 14,4% (p = 0,000), dan g. trochanter 5,37% (p = 0,000). Hasil uji t berpasangan untuk skor T menunjukkan peningkatan yang signifikan pada tulang ward’s triangle 14,52% (p = 0,000) dan g. trochanter 11,65% (p = 0,000). Kesimpulan pada penelitian ini yaitu selama rentang waktu 6-18 bulan telah terjadi peningkatan DMT yang signifikan pada tulang femoral neck, ward’s triangle, dan g.  trochanter.  Kata kunci: bisfosfonat, densitas mineral tulang (DMT), osteopenia, osteoporosis
PENGARUH NANOPARTIKEL PLGA Nigella sativa DALAM MENURUNKAN RADIKAL BEBAS MALONDIALDEHIDA HEPAR TIKUS MODEL DM TIPE 2 Yunita, Ema Pristi; Pangestika, Rizta Widya; Triastuti, Efta
Majalah Kesehatan FKUB Vol 4, No 1 (2017): MAJALAH KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
Publisher : Faculty of Medicine Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.174 KB) | DOI: 10.21776/ub.majalahkesehatan.2017.004.01.6

Abstract

Diabetes melitus (DM) dengan glukosa darah yang tidak terkontrol dapat memicu pembentukan radikal bebas yaitu produk malondialdehida (MDA) di hepar. Radikal bebas tersebut dapat diturunkan menggunakan senyawa antioksidan (timokuinon). Timokuinon terkandung dalam biji Nigella sativa. Produk herbal sering mengalami kegagalan efikasi akibat rendahnya bioavailabilitas. Oleh karena itu, dilakukan terobosan baru yaitu formulasi ekstrak biji Nigella sativa dengan sistem penghantaran nanopartikel PLGA. Penelitian ini dillakukan untuk mengetahui pengaruh nanopartikel PLGA dalam memperbaiki efektivitas ekstrak biji jintan hitam  dalam  menurunkan produk radikal bebas berupa malondialdehida (MDA) di hepar tikus model DM tipe 2. Desain penelitian adalah true experimental posttest-only controlled design. Sebanyak 24 tikus yang diinduksi DM tipe 2 menggunakan streptozocin, kemudian dibagi menjadi empat kelompok yaitu kelompok yang diberi akuades dan pakan normal tanpa terapi (Pn), glibenklamid 0,45 mg/kgBB (Pp), non-nanopartikel ekstrak biji Nigella sativa 48 mg/kgBB/hari (P1), dan nanopartikel PLGA ekstrak biji Nigella sativa 48 mg/kgBB/hari (P2) selama 26 hari. Data dianalisis menggunakan uji hipotesis Kruskal Wallis. Untuk mengetahui kadar MDA digunakan metode asam tiobarbiturat. Rerata kadar MDA dari yang terendah adalah P2 (0,3652±0,0363 ng/mL), P1 (0,3749±0,0242 ng/mL), Pn (0,4084±0,0719 ng/mL), dan Pp (0,4329±0,0588 ng/mL). Terdapat perbedaan kadar MDA hepar tikus model DM tipe 2 yang tidak berbeda bermakna pada semua kelompok perlakuan (Kruskal Wallis, p = 0,199). Hasil penelitian ini masih belum dapat menunjukkan kemampuan nanopartikel PLGA Nigella sativa dalam menurunkan radikal bebas MDA di hepar. Kata kunci: malondialdehida hepar, nanopartikel PLGA, Nigella sativa.
Prolonged-heated High-Fat Diet Increase the Serum LDL Cholesterol Level and Induce the Early Atherosclerotic Plaque Development in Wistar Rats Yurina, Valentina; Yunita, Ema Pristi; Raras, Tri Yudani Mardining; Rudijanto, Achmad; Handono, Kusworini
Journal of Tropical Life Science Vol 9, No 1 (2019)
Publisher : Journal of Tropical Life Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Rats are one of the most widely used animal models in health research. However, since rats are relatively resistant to atherosclerosis, the transgenic rats often used to study atherosclerosis in rats. Our study suggests a prolonged-heated lipid to induce atherosclerosis in rats, therefore provide a more low-cost option to study atherosclerosis in rats. Aims of this study is to compare the effect of heated high-fat diet (HFD) to the LDL and HDL cholesterol level and foam cell formation in the Wistar rat animal model. Rats were divided into three groups, control group was given with the normal diet, and the other two treated groups received oxidized HFD (heated HFD) and HFD, respectively. The heated HFD contain lard that was previously heated at 190°C for 24 h. Diet was given for 8 weeks. The serum LDL and HDL cholesterol level were measured before and 4th and 8th weeks after treatment with help of colorimetric measurement. The aorta analyzed for the foam cell formation after HE staining using the light microscope.  The prolonged- heated HFD significantly increased the LDL cholesterol from the 4th week of the treatment (p = 0.023). The rats aortic from HFD and heated HFD treated groups showed a mononuclear cells infiltration and the early foam cell formation. The heating process of the lipid caused lipid oxidation which significantly increased the LDL cholesterol level of the animal model and foam cells formation. This study suggests that Wistar rats with heated HFD could demonstrated early atherosclerosis plaque development.
Pengaruh Mikrosfer Kitosan Minyak Kelapa Sawit pada Ginjal Mus musculus Diinduksi NTA Natalia, Maria Catur; Yunita, Ema Pristi; Triastuti, Efta
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

NTA (Nekrosis Tubular Akut) merupakan sindrom GGA (Gagal Ginjal Akut) intrinsik karena kondisi iskemia atau paparan agen nefrotoksik. Hal tersebut menyebabkan banyak sel tubulus mengalami kematian dan menurunkan fungsi tubulus sehingga berakibat GGA. Proses peroksidasi lipid dapat menyebabkan NTA dan dihasilkan radikal bebas malondialdehida (MDA) yang dapat merusak fungsi sel. Minyak kelapa sawit dengan kandungan senyawa antioksidan mampu memperbaiki kondisi NTA dengan menghambat proses peroksidasi lipid sehingga kadar MDA menurun. Minyak kelapa sawit dengan pembawa kitosan dalam bentuk mikrosfer memungkinkan peningkatan bioavaibilitas minyak kelapa sawit sehingga dapat menembus ginjal. Studi experimental post-test only controlled group design dilakukan pada 24 Mus musculus yang terbagi dalam 6 kelompok yaitu kontrol positif (KP), kontrol negatif (KN), kelompok mikrosfer kitosan minyak kelapa sawit dosis 0,072 mg/gBB (P1) dan dosis 0,107 mg/gBB (P2), serta kelompok minyak kelapa sawit dosis 0,14 mg/gBB (P3) dan dosis 0,21 mg/gBB (P4). Variabel yang diukur adalah kadar  MDA menggunakan metode spektrofotometri (Na-TBA). Hasil menunjukkan kadar MDA dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut adalah KP, P1, P2, P3, P4, dan KN. Kelompok KN, P2, P3, dan P4 memiliki perbedaan yang signifikan dengan KP (p < 0,001) sementara kelompok KP, P1, P2, P3, dan P4 memiliki perbedaan yang signifikan dengan KN (p < 0,001). Penelitian ini menunjukkan bahwa  mikrosfer kitosan minyak kelapa sawit dapat menurunkan kadar MDA Mus musculus yang mengalami NTA pada dosis mikrosfer minyak kelapa sawit sebesar 0,107 mg/gBB.Kata kunci: LMWC, Malondialdehida, Mikrosfer, Minyak Kelapa Sawit, Nekrosis Tubular Akut, Peroksidasi Lipid
Pengaruh Mikrosfer Kitosan Minyak Kelapa Sawit pada Ginjal Mus musculus Diinduksi NTA Natalia, Maria Catur; Yunita, Ema Pristi; Triastuti, Efta
Pharmaceutical Journal of Indonesia Vol 2, No 2 (2017)
Publisher : Brawijaya University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

NTA (Nekrosis Tubular Akut) merupakan sindrom GGA (Gagal Ginjal Akut) intrinsik karena kondisi iskemia atau paparan agen nefrotoksik. Hal tersebut menyebabkan banyak sel tubulus mengalami kematian dan menurunkan fungsi tubulus sehingga berakibat GGA. Proses peroksidasi lipid dapat menyebabkan NTA dan dihasilkan radikal bebas malondialdehida (MDA) yang dapat merusak fungsi sel. Minyak kelapa sawit dengan kandungan senyawa antioksidan mampu memperbaiki kondisi NTA dengan menghambat proses peroksidasi lipid sehingga kadar MDA menurun. Minyak kelapa sawit dengan pembawa kitosan dalam bentuk mikrosfer memungkinkan peningkatan bioavaibilitas minyak kelapa sawit sehingga dapat menembus ginjal. Studi experimental post-test only controlled group design dilakukan pada 24 Mus musculus yang terbagi dalam 6 kelompok yaitu kontrol positif (KP), kontrol negatif (KN), kelompok mikrosfer kitosan minyak kelapa sawit dosis 0,072 mg/gBB (P1) dan dosis 0,107 mg/gBB (P2), serta kelompok minyak kelapa sawit dosis 0,14 mg/gBB (P3) dan dosis 0,21 mg/gBB (P4). Variabel yang diukur adalah kadar  MDA menggunakan metode spektrofotometri (Na-TBA). Hasil menunjukkan kadar MDA dari yang tertinggi sampai yang terendah berturut-turut adalah KP, P1, P2, P3, P4, dan KN. Kelompok KN, P2, P3, dan P4 memiliki perbedaan yang signifikan dengan KP (p < 0,001) sementara kelompok KP, P1, P2, P3, dan P4 memiliki perbedaan yang signifikan dengan KN (p < 0,001). Penelitian ini menunjukkan bahwa  mikrosfer kitosan minyak kelapa sawit dapat menurunkan kadar MDA Mus musculus yang mengalami NTA pada dosis mikrosfer minyak kelapa sawit sebesar 0,107 mg/gBB.Kata kunci: LMWC, Malondialdehida, Mikrosfer, Minyak Kelapa Sawit, Nekrosis Tubular Akut, Peroksidasi Lipid
Pengaruh Obat Antituberkulosis Kombinasi RHZE Terhadap Peningkatan Kadar Asam Urat Azzahra, Ika Prima; Winarsih, Sri; Yunita, Ema Pristi
MPI (Media Pharmaceutica Indonesiana) Vol. 5 No. 2 (2023): DECEMBER
Publisher : Fakultas Farmasi, Universitas Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24123/mpi.v5i2.5925

Abstract

Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksius yang diakibatkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Pasien tuberkulosis paru memperoleh pengobatan kombinasi obat antituberkulosis (OAT). Pada pengobatan kategori I, pasien mendapatkan kombinasi RHZE pada tahap intensif selama 2 bulan. Adanya obat pirazinamid (Z) dan etambutol (E) dalam regimen terapi berisiko menyebabkan efek samping berupa peningkatan kadar asam urat di dalam darah. Efek samping tersebut dapat menyebabkan problem medis berupa gout maupun gangguan fungsi ginjal. Oleh karena itu, apoteker harus memantau risiko efek samping OAT pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan OAT kombinasi RHZE terhadap kadar asam urat pasien. Penelitian yang dilakukan di Puskesmas Citangkil Kota Cilegon ini merupakan penelitian observasional kohort. Penelitian dilakukan selama bulan April – Juni 2023. Jumlah subjek penelitian yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi sebanyak 36 pasien. Pemeriksaan kadar asam urat dilakukan sebelum pasien minum OAT (minggu ke-0) dan minggu ke-4 setelah minum OAT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata kadar asam urat pasien laki-laki pada minggu ke-0 dan minggu ke-4 masing-masing sebesar 5,09 ± 0,9 mg/dL dan 12,02 ± 1,59 mg/dL. Sementara itu, pada pasien perempuan masing-masing sebesar 5,06 ± 0,94 mg/dL dan 11,98 ± 1,69 mg/dL. Hasil uji t berpasangan menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan secara statistik terhadap rerata kadar asam urat pada minggu ke-0 dan ke-4 (p < 0,001). Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa penggunaan OAT RHZE pada pasien tuberkulosis paru selama 4 minggu dapat menyebabkan peningkatan kadar asam urat. Pulmonary tuberculosis is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis bacteria. Patients with pulmonary tuberculosis undergo combination anti-tuberculosis drug (ATD) therapy. In category I treatment, patients receive a combination of RHZE during the intensive phase for 2 months. The inclusion of pyrazinamide (Z) and ethambutol (E) in the therapy regimen carries the risk of side effects, including an increase in uric acid levels in the bloodstream. These side effects can result in medical issues, such as gout and kidney function disturbances. As a result, it is crucial for pharmacists to monitor the potential side effects of ATD in patients. This study aimed to analyze the impact of RHZE combination ATD use on patients’ uric acid levels. This research was conducted at Citangkil Community Health Center in Cilegon City, and was an observational cohort study started from April to June 2023, involving a total of 36 patients who met the inclusion and exclusion criteria. Uric acid levels were assessed both before patients initiated ATD treatment (week 0) and at week 4 after commencing ATD. The findings indicated that the mean uric acid levels for male patients at week 0 and week 4 were 5.09 ± 0.9 mg/dL and 12.02 ± 1.59 mg/dL, respectively. For female patients, the corresponding levels were 5.06 ± 0.94 mg/dL and 11.98 ± 1.69 mg/dL. Paired t-test results revealed a statistically significant difference in mean uric acid levels between week 0 and week 4 (p < 0.001). In conclusion, the use of RHZE combination ATD in pulmonary tuberculosis patients for 4 weeks could lead to an elevation in uric acid levels.
Self-Medication using Chlorpheniramine Maleate in Karanganyar Regency, Central Java, Indonesia Fathoni, Rifqilya Nurul; Ebtavanny, Tamara Gusti; Yunita, Ema Pristi
Majalah Kedokteran Bandung Vol 56, No 1 (2024)
Publisher : Faculty of Medicine, Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15395/mkb.v56.3207

Abstract

Self-medication refers to the use of medications by a person without consulting health professionals and  prescription. One of the common drugs used for self-medication is chlorpheniramine maleate (CTM), a drug indicated to relieve symptoms of allergy. However, the lack of knowledge about the indications of CTM leads to its significant misuse. Long-term effects of CTM misuse include heart rate regularity disorder, central nervous system disorders, and even coma. The purpose of this study was to analyze the correlation between sociodemographic factors and the appropriateness of CTM use for self-medication from the perspective of the experience of using CTM for self-medication. This cross-sectional study was performed in Karanganyar Regency, Central Java, Indonesia, from October to November 2022 on 117 respondents sampled randomly using cluster sampling method. A questionnaire that was already proven as valid and reliable was used. Results for the appropriateness of CTM use showed that 95.7% of respondents were in good category, 3.4% were in fair category, and 0.9% were in poor category. The hypothesis tests, which were the Somers’d test and the contingency coefficient, showed no correlation between age (p=0.242), gender (p=0.307), income level (p=0.789), experience (p=0.176), and the appropriate use of CTM for self-medication. However, there is a correlation between education level (p=0.048) and the appropriate use of CTM for self-medication, albeit very weak (r=0.065). Therefore, only the level of education affects the appropriate use of CTM for self-medication.
Edukasi dan Pelatihan Cara Penggunaan Obat Antidiabetes Serta Mitigasi Terhadap Covid-19 pada Kelompok Masyarakat Rentan Yunita, Ema Pristi
Aksiologiya: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 8 No 1 (2024): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/aks.v8i1.12000

Abstract

Prevalensi penyakit diabetes melitus (DM) masih tinggi di kota Kediri dan saat ini sedang terjadi pandemi global Covid-19. Khalayak sasaran dengan penyakit DM dan berusia lanjut termasuk kelompok rentan terinfeksi Covid-19. Khalayak sasaran belum pernah memperoleh edukasi terkait manajemen penyakit DM dan mitigasi pandemi Covid-19 dari tenaga kesehatan seperti apoteker. Oleh karena itu, mereka berpotensi salah dalam menggunakan obat-obat antihiperglikemia oral maupun insulin dan dapat berperilaku salah dalam menghadapi pandemi Covid-19. Hal itu dapat menyebabkan komplikasi mikrovaskular, makrovaskular, bahkan kematian. Kegiatan pengabdian bertujuan untuk memberi edukasi dan pelatihan cara injeksi insulin dan mitigasi terhadap Covid-19. Metode yang digunakan oleh pengabdi berupa penyuluhan dan pelatihan. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan terdapat peningkatan skor pengetahuan sebelum dan setelah pemberian edukasi sebesar 10,75. Berdasarkan hasil ini diharapkan masyarakat setempat dengan penyakit DM dapat lebih baik dalam menggunakan obat-obat antihiperglikemia, bagi yang tidak memiliki penyakit DM mampu menjaga pola hidup sehat agar terhindar dari penyakit tersebut, serta mampu melakukan mitigasi dalam menghadapi pandemi global Covid-19.