Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Life Skills-Based Life Therapy Program For Beneficiaries With Mental Disabilities Rufran Zulkarnain; Ari Putra; Citra Dwi Palenti
JPPM (Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat) Vol 9, No 1 (2022): March 2022
Publisher : Departement of Nonformal Education, Graduate Scholl of Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/jppm.v9i1.47759

Abstract

Life skills education is carried out with the aim of providing skills to a person so that life becomes more productive and efficient. This study aims to describe the concept of learning life skills for people with mental disabilities at BRSPDM Dharma Guna Bengkulu which is packaged in a life therapy program. This study uses qualitative methods with data collection techniques used are interviews, observations, and documentation studies. Sources of information in this study are centered on social workers who serve people with mental disabilities. This is done to obtain information about life skills education programs for people with mental disabilities. The result of this research is a model of providing life skills to persons with disabilities by providing programs that are of interest to participants such as agriculture, fisheries, carpentry, local crafts, handicrafts, and hydroponic gardening. The learning process is carried out through identifying learning needs through interview techniques for each person with mental disability. Social workers have the task of formulating and identifying the required programs. So that, the life skills program is not only carried out within the Dharma Guna BRSPDM environment. Not only that, learning activities supported by partners can provide practical experience to learning participants with mental disabilities. The conclusion of this study is that livelihood therapy activities are a form of therapy-based learning that is able to provide provisions for people with mental disabilities. The identification process becomes the basis for providing navigation to learning participants both from directions to outcomes that can later be obtained by learning participants. Activities carried out individually on identifying learning needs are a way of receiving information about problems and future skill needs of people with mental disabilities.
Pola Inkuiri Terbimbing dalam Sistem Pemagangan di Pondok Pesantren Ari Putra; Elwan Stiadi; Citra Dwi Palenti
Diklus: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Universitas Negeri Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21831/diklus.v6i2.52593

Abstract

Abstrak: Tujuan dilaksanakannya penelitian ini karena ditemukannya beberapa keunikan model pembelajaran santri Salafiyah pada Pondok Pesantren Al Ittifaq. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan pengamatan, wawancara terbuka dan mendalam. Temuan dari penelitian ini adalah pola pemagangan yang digunakan pada pembelajaran mendekati konstruk inkuiri terbimbing. Perpaduan antara pendidikan agama Islam dan usaha pertanian (agribisnis) sesuai dengan kebutuhan santri program Salafiyah di pondok pesantren. Pola inkuiri terbimbing memberikan pengalaman nyata kepada peserta, sehingga nantinya mampu mengelola lahan tidur menjadi area pertanian, peternakan, dan perikanan dalam meningkatkan aset pendapatan kelompok tani yang dibuat. Kehadiran model ini semakin memberikan gambaran bahwa setiap individu dapat mengembangkan kapasitas dirinya sendiri asalkan dilakukan pembimbingan. Kelebihan model ditemukan peningkatan keterampilan peserta dalam melakukan pemecahan masalah dan peserta belajar mampu mengatur diri sendiri untuk belajar. Dampak yang dihasilkan dari hasil pembelajaran ini adalah diperolehnya kompetensi dalam berwirausaha agar mampu menjadi pebisnis muda.A Guided Inquiry in Appertenceship System for The Students at Islamic Boarding SchoolAbstract: This research goal is derived from some uniquenesses found in the learning model used in the Salafiyah program at Al Ittifaq Islamic Boarding School. This research deploys a qualitative method using a case study approach. Data collection techniques were carried out by observation, open and in-depth interviews. The findings of this study are the apprenticeship pattern used in learning with a guided inquiry construct approach. The combination of Islamic religious education and agricultural business (agribusiness) is in accordance with the needs of the students of the salafiyah program in Islamic boarding schools. The guided inquiry pattern provides real experience to participants, so that later they are able to manage unused land into agricultural, livestock and fishery areas in increasing the income assets of the farmer groups created. The presence of this model further illustrates that each individual can develop his or her own capacity during the mentoring. The superiority of the model was found to increase the participants' skills in problem solving and the learning participants were able to organize themselves to learn. The impact resulting from the results of this learning is the acquisition of competence in entrepreneurship in order to be able to become a young entrepreneur.
Design Based Research: Pengembangan Bahan Ajar Etnoandragogi Rufran Zulkarnain; Ari Putra; Dwi Ismawati; Ririn Gusti
Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal Vol 9, No 1 (2023): January 2023
Publisher : Magister Pendidikan Nonformal Pascasarjana Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37905/aksara.9.1.269-282.2023

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses dari pengembangan bahan ajar etnoandragogi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode design-based research. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, penilaian para ahli, dan kuisioner. Output dari penelitian ini adalah  referensi pembelajaran Pendidikan nonformal berupa bahan ajar pendidikan orang dewasa (andragogi).  Muatan bahan ajar ini berupa kajian ilmu pendidikan bagi orang dewasa yang ada pada masyarakat suku lembak di Bengkulu Tengah, seperti nilai-nilai kearifan lokal masyarakat suku lembak, prinsip belajar masyarakat berbasis nilai-nilai kearifan lokal.
TRADITIONAL GAME BOYBOYAN: ANAYLISIS OF CHARACTER VALUES AND THE PROCESS OF CHARACTER BUILDING FOR EARLY CHILDHOOD Ari Putra; Elwan Stiadi; Dwi Ismawati; Dayat Hidayat
Jurnal Ilmiah POTENSIA Vol 8 No 1 (2023): JANUARI
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jip.8.1.72-85

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembentukan nilai dan karakter anak usia dini melalui permainan tradisional boyboyan yang diadakan di lembaga pendidikan nonformal ECO Bambu Cipaku Bandung. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subyek penelitian ini adalah peserta kegiatan literasi budaya yang melakukan kunjungan belajar melalui kegiatan rekreasi edukatif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan triangulasi subjek dengan mengklarifikasi informasi pada informan sehingga memperoleh data jenuh dan dijadikan hasil temuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat nilai karakter dalam permainan tradisional boyboyan. Berdasarkan temuan, nilai karakter dapat dilihat dari kegiatan bermain yang dilakukan secara spontan dan berulang-ulang oleh para peserta sehingga terjadi pembentukan nilai dari sikap dan tindakan para peserta. Nilai-nilai karakter yang terkandung dalam permainan ini adalah nilai-nilai disiplin, kerja keras, kreatif, kebangsaan, rasa ingin tahu, kejujuran, tanggung jawab, menghargai prestasi, religius, toleransi, kemandirian, demokrasi, bersahabat/komunikatif, dan peduli sosial. Permainan tradisional bukan hanya permainan sederhana yang dapat memberikan kesenangan bagi pemainnya tetapi tidak kita sadari bahwa kegiatan permainan tradisional memiliki banyak nilai karakter dan memiliki filosofi yang kuat bagi pembentukan jati diri peserta permainan. Penemuan nilai-nilai karakter dalam permainan tradisional boyboyan dapat dijadikan sebagai media dalam pembentukan karakter khususnya untuk kegiatan pembelajaran baik secara formal maupun informal. Keberlanjutan dalam inventarisasi nilai-nilai karakter dalam permainan tradisional harus terus digali sehingga dapat menjadi inovasi dalam pembelajaran dan upaya pelestarian budaya lokal.
Tailor Training Strategy for Persons with Disabilities at UPTD Bina Karya Workshop, South Bengkulu Manna Regency Citra Dwi Palenti; Ririn Gusti; Dwi Ismawati; Afrizah Widhea; Ari Putra
SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS) Vol 11, No 1 (2023): SPEKTRUM: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah (PLS): Publishing Februari 2023
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/spektrumpls.v11i1.121314

Abstract

The aim of this study is to describe the sewing training for people with disabilities at the UPTD Loka Bina Karya Manna, South Bengkulu Regency. This study utilized a qualitative descriptive method. The findings indicate that the participants who attended the training were able to acquire sewing skills. The learning materials used in the training include introduction to sewing machines from the sewing machine knowledge module, basic pattern-making from the fashion pattern-making module, various stitches from the fabric knowledge and basic stitches module, and simple sewing process from the simple sewing process module. The learning tools provided were pins, hand needles for hand sewing, and machine needles for using the sewing machines and overlock machines. The learning approach focused on skill empowerment, while the learning strategy used direct teaching, beginning from stating the training objectives, providing explanations of the materials by the instructor in front of the class, and ending with question and answer sessions. The training evaluation utilized a summative evaluation method.
Analisis Kesalahan Siswa Terkait Aspek Communication, Mathematising , Dan Representation Pada Unsur Proses Literasi Matematis Pisa Elwan Stiadi; Fitriani Fitriani; Ari Putra
JTMT: Journal Tadris Matematika Vol 4 No 1 (2023): Volume 04 Nomor 1 Juli 2023
Publisher : IAI Muhammadiyah Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/jtmt.v4i1.1755

Abstract

This study aims to analyze student errors related to the components of the PISA mathematical literacy process. This research is a qualitative descriptive study. In this study, the research subjects were students in grades IX 1 and IX 2 at SMP Negeri 4 Bengkulu City in the odd semester of the 2021/2022 academic year. Data collection techniques used in this study, namely test and interview methods. The components of the PISA mathematical literacy process discussed in this study are Communication, Mathematising, Representation.. The results showed that there are 40,85% of students make the error of communication processes. There are 48,59% of students make error of mathematising process. There are 53,41% of students make error of representation process.
Analisis Kesalahan Siswa Terkait Aspek Communication, Mathematising , Dan Representation Pada Unsur Proses Literasi Matematis Pisa Elwan Stiadi; Fitriani Fitriani; Ari Putra
JTMT: Journal Tadris Matematika Vol 4 No 1 (2023): Volume 04 Nomor 1 Juli 2023
Publisher : Universitas Islam Ahmad Dahlan (UIAD) Sinjai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47435/jtmt.v4i1.1755

Abstract

This study aims to analyze student errors related to the components of the PISA mathematical literacy process. This research is a qualitative descriptive study. In this study, the research subjects were students in grades IX 1 and IX 2 at SMP Negeri 4 Bengkulu City in the odd semester of the 2021/2022 academic year. Data collection techniques used in this study, namely test and interview methods. The components of the PISA mathematical literacy process discussed in this study are Communication, Mathematising, Representation.. The results showed that there are 40,85% of students make the error of communication processes. There are 48,59% of students make error of mathematising process. There are 53,41% of students make error of representation process.
Pengembangan Instrumen Pendidikan Anti Bias: Membangun Kesetaraan Dalam Proses Belajar Mengajar Di Layanan PAUD SPNF-SKB BENGKULU TENGAH Ari Putra; Yayah Chanfiah; Elwan Stiadi
Jurnal Ilmiah POTENSIA Vol 9 No 2 (2024): JULI
Publisher : UNIB Press

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33369/jip.9.2.206-214

Abstract

Dalam era globalisasi yang ditandai dengan keragaman budaya, tantangan dalam dunia pendidikan semakin kompleks, terutama dalam mengatasi bias yang mempengaruhi proses belajar mengajar. Bias dapat muncul dalam berbagai bentuk seperti rasial, gender, agama, sosial ekonomi, dan kemampuan fisik, dan memiliki dampak signifikan terhadap pengalaman belajar dan pencapaian akademik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen pendidikan anti-bias dalam di Satuan PNF layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dengan fokus pada identifikasi dan eliminasi bias, serta menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan adil. Penelitian ini menggunakan mixed method untuk mengevaluasi dan mengembangkan instrumen pendidikan anti bias di layanan PAUD. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan instrumen ini mencakup beberapa aspek penting: deteksi bias, peningkatan kesadaran refleksi, integrasi kurikulum yang inklusif, dan pengembangan metode penilaian yang adil. Instrumen ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan sosial dan emosional anak, melibatkan orang tua dan komunitas, serta mempromosikan kesejahteraan emosional. Evaluasi terhadap instrumen menunjukkan hasil yang sangat baik dalam aspek kelayakan isi, penyajian, bahasa, dan tampilan grafika, dengan skor rata-rata di atas 80%. Temuan ini menegaskan pentingnya pengembangan dan penerapan instrumen pendidikan anti-bias untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih inklusif dan adil, serta mempersiapkan generasi masa depan yang lebih toleran dan empatik. Implementasi instrumen ini diharapkan dapat memperkuat pesan tentang keberagaman dan inklusi dalam pendidikan anak usia dini.