Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP DAMPAK LINGKUNGAN KEGIATAN REHABILITASI DAERAH IRIGASI BENDO DI KABUPATEN PONOROGO Kiky Widyaputra, Primanda; Warniningsih, Warniningsih
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 18, No 2 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (430.105 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v18i2.30

Abstract

Pengamanan ketahanan pangan menjadi salah satu sasaran pembangunan ekonomi nasional pemerintah Republik Indonesia. Oleh karena itu, perencanaan sarana dan prasarana irigasi penting dilaksanakan dalam rangka mewujudkan infrastruktur irigasi yang baik untuk mendukung ketahanan pangan.Kegiatan rehabilitasi daerah irigasi ini berkaitan dengan karakter penduduk di Ponorogo yang sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani, sehingga tersedianya DI. Bendo dapat mendukung kegiatan pertanian masyarakat. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis persepsi dan penerimaan masyarakat terhadapdampak lingkungan kegiatan rehabilitasi Daerah Irigasi Bendo di Ponorogo. Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara dengan penduduk dengan menggunakan kuesioner. Responden diambil dari masyarakat yang diperkirakan akan terkena dampak langsung. Wawancara dan penyebaran kuesioner kepada minimal 3 (tiga) responden per desa yang bisa mewakili kondisi di lokasi kegiatan. Metode analisis dilakukan dengan analisis kualitatif dan kuantitatif.Hasil analisis menunjukkan bahwa masyarakat sepenuhnya mendukung program pembangunan DI. Bendo. Hal tersebut dikarenakan masyarakat merasa akan mendapatkan dampak positif dari kegiatan tersebut. Persepsi masyarakat terhadap rencana rehabilitasi D.I. Bendo adalah mendukung rencana kegiatan tersebut dan bahwa keberadaan jaringan irigasi sangat bermanfaat bagi masyarakat. Katakunci:
PENGARUH LIMBAH CAIR PENGOLAHAN HASIL PRODUK TAMBANG (EMAS) TERHADAP KUALITAS AIR SUNGAI GAJAH WONG DI KECAMATAN KOTAGEDE DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Kiky Widyaputra, Primanda; Herniti, Dwi; Anafiati, Ika Arsi
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 18, No 1 (2018)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (367.966 KB) | DOI: 10.37412/jrl.v18i1.23

Abstract

Sungai  Gajah  Wong  adalah  salah  satu  sungai  yang  melintasi  Kota Yogyakarta, salah satunya melintasi Kecamatan Kotagede yang merupakan satu kawasan sentra kerajinan emas. Penurunan kualitas air Sungai Gajah Wong yang melintasi kecamatan tersebut dapat terjadi apabila terjadi pencemaran berupa limbah cair pengolahan emas. Pencemaran tersebut dapat mengakibatkan terjadinya perubahan kondisi fisik dan kimia yang terdapat pada air. Dengan kondisi tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh limbah cair pengolahan hasil produk tambang emas terhadap kualitas air Sungai Gajah Wong. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh limbah cair pengolahan produk hasil tambang emasterhadap kualitas air Sungai Gajah Wong di Kecamatan Kotagede, DIY. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Parameter yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah parameter fisika dan kimia. Parameter fisika untuk uji kualitas air sungai di daerah penelitian terdiri dari pH, suhu, bau, kekeruhan, warna, dan total solid suspended (TSS). Parameter kimia untuk uji kualitas daerah penelitian adalah Raksa (Hg). Pengujian terhadap parameter fisika dan kimia dilakukan di laboratorium. Pengambilan sampel air sungai mengacu pada SNI 06-2412-1991 tentang metode pengambilan contoh air.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari adanya pengolahan emas di sekitar Sungai Gajah Wong dijumpai parameter Hg pada hasil rata-rata 0,006 mg/L. 
VALUASI EKONOMI LAHAN PASCA TAMBANG PADA PERUSAHAAN PT. INDRA PRATAMA KABUPATEN LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN Purtomo, Frits; Herniti, Dwi; Anafiati, Ika Arsi; Widyaputra, Primanda Kiky
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 20, No 2 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v20i2.50

Abstract

PT. Indra Pratama Wasuponda (IPW) bekerja sama dengan PT. Vale Tbk. Sebagai kontraktor dalam bidang pengelolaan lingkungan mengupayakan untuk memulihkan lingkungan penambangan melalui kegiatan reklamasi. Permasalahan yang biasa terjadi didalam melakukan kegiatan reklamasi adalah masalah ekonomi lingkungan, menganalisis kerusakan lingkungan, yang dimana hampir setiap perusahaan pertambangan mempunyai masalah yang sama.  Penelitian ini dilakukan dengan menghitung kerugian ekonomi akibat kegiatan pasca tambang. Seberapa besar pencemaran terhadap lingkungan yang berdampak bagi masyarakat sekitar, dan seberapa besar kerugiannya dengan menggunakan beberapa metode kalkulasi sebagai berikut analisis biaya pengganti (Replacement Cost), biaya pengganti kesehatan (Cost of Illness), Biaya dan manfaat (Benefit Cost Ratio), dan valuasi ekonomi lingkungan. Dari hasil perhitungan diperoleh diperoleh biaya pengganti sebesar Rp.3.352.104.00/bulan, biaya pengganti kesehatan sebesar Rp.151.000/bulan. Berdasarkan analisis rasio biaya dan manfaat (Benefit Cost Ratio) yang diperoleh yaitu kegiatan reklamasi layak untuk dilaksanakan dan dari hasil analisis valuasi ekonomi lingkungan diperoleh hasil sebesar Rp.641.473.200.00 yang dapat diartikan sebagai nilai kerusakan lingkungan. Dengan menggunakan perhitungan valuasi ekonomi lingkungan yang dihitung melalui pengeluaran perusahaan untuk kegiatan pasca tambang yang berkisar Rp.641.473.200.00, diperoleh hasil Rp.641.573.200.00 untuk nilai ekonomi total atau pemanfaatan sumber daya alam yang artinya perusahaan mendapatkan nilai ekonomi, dan juga membantu lingkungan khususnya hutan agar tetap ke rona awalnya. Perusahaan tidak mengalami kerugian dengan biaya pengganti yang dikeluarkan dikarenakan pendapatan yang diperoleh dari PT. Vale Tbk. mampu untuk mengakomodasi biaya untuk kegiatan pasca tambang dan biaya proyek dari PT. IPW guna pengadaan unit yang digunakan bermanfaat dan menguntungkan bagi perusahaan.
ANALISIS SIDIK CEPAT KERAWANAN LONGSOR LAHAN DI KAWASAN PERTAMBANGAN TANAH URUG Kiky Widyaputra, Primanda; Herniti, Dwi
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol 20, No 1 (2020)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v20i1.40

Abstract

Kegiatan pertambangan tanah urug pada topografi yang berbukit memiliki potensi terjadi longsor lahan. Suatu kejadian longsor lahan pada kegiatan pertambangan dapat menimbulkan kerugian baik berupa material ataupun korban jiwa, sehingga diperlukan kajian sebagai upaya mitigasi dan pengurangan risiko longsor di kawasan pertambangan tanah urug. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi lokasi potensi longsor lahan di kawasan pertambangan tanah urug Kabupaten Bantul; dan 2) menganalisis faktor longsor lahan secara sidik cepat di kawasan pertambangan tanah urug Kabupaten Bantul. Identifikasi potensi longsor dilakukan melalui pendekatan spasial guna memperoleh informasi kerawanan longsor secara sidik cepat. Metode identifikasi lokasi berpotensi longsor dilakukan dengan pengamatan kelerengan, penggunaan lahan, geologi dan tanah. Hasil analisis sidik cepat, adanya kejadian longsor terdahulu, pemodelan lereng, dan pengamatan lapangan menunjukkan potensi kerawanan longsor lahan terdapat di kawasan pertambangan tanah urug di Dusun Karangtalun, Wukirsari, Imogiri, Bantul, dan faktor longsor lahan adalah dari faktor topografi dan lereng.
TEKNOLOGI PETERNAKAN TERPADU BERBASIS ENERGI BARU TERBARUKAN DI KABUPATEN TANGERANG Rosiana Indrawati; Sri Haryanti Prasetiyowati; Primanda Kiky Widyaputra
KACANEGARA Jurnal Pengabdian pada Masyarakat Vol 4, No 1 (2021): Januari
Publisher : Institut Teknologi Dirgantara Adisutjipto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28989/kacanegara.v4i1.857

Abstract

Tangerang Regency has the largest cattle farm in Banten Province. Animal husbandry business activities can have a positive impact, namely increasing community economic activities, as well as negative environmental impacts, namely livestock waste both solid and liquid waste. Partners in this activity are the Arafah Agro livestock business group and Barokah UMKM located in Pakulonan Barat Village, Kelapa Dua District, Tangerang Regency. So far, livestock waste management is only limited to being collected and then used for plant fertilizer. The technology to be implemented is a biogas reactor with a capacity of 12 m3, a chopper, a feed mixer, a solar powered water pump and a 500 liter water reservoir, and a PLTS with a capacity of 300 WP. The stages of its activities start from identifying the real conditions of partners related to the application of technology, designing and making technology systems, testing the technology systems that have been made, and conducting training and mentoring to partners in operating and utilizing technology that has been disseminated. The output of this activity is the use of cow biogascoture for cooking and lighting for cages, the installation of a solar powered water pump to suck water from the well into the reservoir, which can later be used for drinking and bathing cows and other stable operations, grass chopper and feed mixer. help provide high quality cow feed, thereby increasing cow productivity by up to 50%.
Application of Refuse-Derived Fuel (RDF) Plant in Piyungan Landfill Municipal Solid Waste Management Diananto Prihandoko; Chandra Wahyu Purnomo; Primanda Kiky Widyaputra; Nasirudin Nasirudin
ASEAN Journal of Chemical Engineering Vol 22, No 2 (2022)
Publisher : Department of Chemical Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/ajche.75560

Abstract

Piyungan Landfill is the biggest landfill in the Yogyakarta Province that still operates in overcapacity condition. A new alternative is highly required in solid waste management in the landfill, which can reduce the volume of the waste coming into it and decrease the need for a new landfill area. Refused-derived fuel (RDF) plant is one of the technological alternatives in solid waste management that has the potential to reduce the volume of solid waste and change the waste into fuel. The study analyzed the potential of the application of the RDF to reduce the volume of solid waste in the Piyungan landfill and its economic feasibility. The results of the analysis showed that during the operational period of the RDF plant, the volume of the solid waste coming into the landfill could be annually reduced by 43% on average. The results of the economic analysis show that the RDF plant in the Piyungan Landfill is feasible to apply with an NPV of IDR 281.46 billion, an IRR of 24%, and a payback period of 6 years.
The Role of Social Capital in Management of Baros Mangrove Conservation Area Yogyakarta Setyaningrum, Agustina; Widyaputra, Primanda Kiky; Febriarta, Erik; Putro, Sutanto Trijuni
Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity) 2022: Proceeding ISETH (International Summit on Science, Technology, and Humanity)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/iseth.2964

Abstract

The coastal area in Baros is frequently flooded and influenced by tides during the high tide. The mangrove ecosystem in this area has decrease severely. As the result, the coastal area is unprotected, and several negative impacts received by the coastal area. Inadequate concern coming from government, negative impact of natural disaster, as well as the high concern of local community leads to the establishment of mangrove replant program and mangrove eco-tourism establishment. Baros Youth Group which concern in environmental protection and management in Baros Coastal Area. The activities facing many challenges and obstacles. Therefore, collaboration with government, community, private party and academics leads to the success of Baros Youth Group to overcome the challenges and obstacle. This study was aimed for understanding the role of social capital in the management of Baros Mangrove conservation area. The study consists of four stages, which are observation, data collection, data processing and analysis. Data collecting process was done in accordance with the parameters of social capital which are consists of norms, trust and social network. The samples were taken by purposive method. The results of this study shown that the norms in society encourage them to respect each other and not disturb each other, the trust level is depended on the activities of society member, and the social network is high indicated by the increasing of community participation in planting mangrove seedlings.
Korelasi antara Sosial Ekonomi Masyarakat dengan Pemanenan Air Hujan untuk Peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat Warniningsih, Warniningsih; Amyati, Amyati; Triyono, Triyono; Widyaputra, Primanda Kiky
Journal of Language and Health Vol 6 No 2 (2025): Journal of Language and Health
Publisher : CV. Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jlh.v6i2.6531

Abstract

Pemanenan air hujan merupakan upaya keberlanjutan sumber daya air bersih di Kawasan Perkotaan Yogyakarta dibawah permasalahan perubahan iklim dan penurunan muka air tanah akibat pertumbuhan penduduk dan perkembangan kota.Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis sosial ekonomi meliputi ATP, WTP, dan CBR sedangkan partisipasi masyarakat dianalisis dengan uji korelasi dari variabel pemanenan air hujan dan sosial masyarakat. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat studi kelayakan sosial dan ekonomi masyarakat terhadap pengembangan pemanenan air hujan sebagai upaya keberlanjutan sumber daya air. Hasil: nilai korelasi tertinggi atau sangat kuat adalah korelasi antara lingkungan dan kebutuhan masyarakat dengan nilai 0,74. korelasi tinggi atau kuat adalah korelasi antara air kesehatan dan kebutuhan masyarakat dengan nilai 0,68, korelasi antara sosial budaya dan kebutuhan masyarakat dengan nilai 0,52 dan korelasi antara ekonomi dan kemauan masyarakat dengan nilai korelasi 0,46. Kesimpulan: Analisis ATP, WTP dan CBR menunjukkan jika sumur resapan merupakan metode pemanenan air hujan yang layak dari segi ekonomi. Partisipasi masyarakat terhadap pemeliharaan dan pengadaan prasarana pemanenan air hujan masih minimum. Perlunya upaya penguatan modal sosial melalui program pengembangan kapasitas komunitas pemanenan air hujan sebagai subyek yang berperan langsung dalam peningkatan partisipasi masyarakat. Tersedianya air dari segi kuantitas dan kualitas akan mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
POLA PEMANFAATAN LAHAN PESISIR UNTUK KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PESISIR DI BANTUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Widyaputra, Primanda Kiky; Setyaningrum, Agustina
Public Sphere: Jurnal Sosial Politik, Pemerintahan dan Hukum Vol 3, No 1 (2024): JPS (Jurnal Sosial Politik, Pemerintahan dan Hukum)
Publisher : CV Widina Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59818/jps.v3i1.576

Abstract

The coastal community in Bantul, Special Region of Yogyakarta, possesses a rich coastal ecosystem abundant in natural resources and land potential that can support community well-being. Therefore, understanding the relationship between coastal land utilization and the well-being of the population in Bantul is essential for designing sustainable development policies and programs in the region. This research aims to analyze the patterns of coastal land utilization contributing to the well-being of the coastal community in Bantul. Employing a qualitative approach with literature review and descriptive analysis, secondary data were gathered from various sources such as government reports, scientific journal publications, and relevant previous research. The results indicate indications that the well-being of the coastal community in Bantul is influenced by several factors, including per capita income, access to education and health services, and participation in decision-making. Additionally, sustainable coastal land management is identified as crucial to improving well-being and ensuring the sustainability of natural resources. The research also reveals that the utilization of coastal land for sectors such as fisheries, agriculture, tourism, and industry significantly contributes to the well-being of the coastal community. The well-being of the coastal community in Bantul is closely linked to sustainable coastal land utilization. In efforts to enhance community well-being and preserve coastal ecosystem, an integrated approach involving the government, community, and relevant sectors is necessary. The success of sustainable development in Bantul will depend on appropriate policies and strategies in managing natural resources wisely, protecting the environment, and enhancing the well-being of the coastal community. ABSTRAKMasyarakat di pesisir Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, memiliki ekosistem pesisir yang kaya akan sumber daya alam dan potensi lahan yang dapat mendukung kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, memahami hubungan antara pemanfaatan lahan pesisir dan kesejahteraan masyarakat di Bantul menjadi esensial untuk merancang kebijakan dan program pembangunan yang berkelanjutan di wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola pemanfaatan lahan pesisir yang berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir di Bantul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi literatur dan analisis deskriptif. Data sekunder diperoleh melalui berbagai sumber seperti laporan pemerintah, publikasi jurnal ilmiah, dan penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan adanya indikasi bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat pesisir di Bantul dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pendapatan per kapita, akses terhadap layanan pendidikan dan kesehatan, serta partisipasi dalam pengambilan keputusan. Selain itu, pengelolaan lahan pesisir yang berkelanjutan menjadi kunci dalam meningkatkan kesejahteraan dan memastikan keberlanjutan sumber daya alam. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa pemanfaatan lahan pesisir untuk sektor perikanan, pertanian, pariwisata, dan industri memberikan kontribusi signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat pesisir. Kesejahteraan masyarakat pesisir di Bantul sangat terkait dengan pemanfaatan lahan pesisir yang berkelanjutan. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pelestarian ekosistem pesisir, diperlukan pendekatan terpadu yang melibatkan pemerintah, masyarakat, dan sektor terkait. Keberhasilan pembangunan berkelanjutan di Bantul akan tergantung pada kebijakan dan strategi yang tepat dalam mengelola sumber daya alam secara bijaksana, melindungi lingkungan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir
PENGELOLAAN KONSERVASI PENYU DI KABUPATEN KULON PROGO, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Maria Efrati Ujul; Sri Haryanti Prasetiyowati; Primanda Kiky Widyaputra; Heny Budi Setyorini
Jurnal Rekayasa Lingkungan Vol. 24 No. 1 (2024)
Publisher : Institut Teknologi Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37412/jrl.v24i1.263

Abstract

Penyu merupakan salah satu spesies langka yang sekarang keberadaanya terancam punah, sehingga perlu dilestarikan untuk keberlajutan populasi penyu. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kondisi penangkaran penyu, mengetahui jenis penyu, mengetahui pengelolaan konservasi penyu di Kabupaten Kulon Progo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik pengambilan data yaitu dengan cara observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada 4 jenis penyu yang mendarat di Pesisir Selatan Kabupaten Kulon Progo, Kondisi sarana dan prasarana penangkaran penyu cukup memadai meskipun masih ada beberapa fasilitas penangkaran penyu yang rusak dan perlu diperbaiki, kemudian untuk kegiatan pengelolaan konservasi penyu dapat dimulai dari kegiatan monitoring pantai, penyelamatan telur penyu, pembesaran atau pemeliharaan tukik dan pelepasan tukik.