p-Index From 2020 - 2025
1.116
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Keperawatan BSI
Purwo Suwignjo
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Purwo Suwignjo; Sri Hayati; Maidartati; Ita Oktavia
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia angka kejadian BBLR mencapai 6.2% dari kelahiran bayi. Pada bayi BBLR perlunya pengetahuan perawatan bayi BBLR, Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan bayi berat lahir rendah di rumah sakit Metode penelitian menggunakan korelasi dengan pendekatan Cross-sectional. Populasi yaitu seluruh ibu dengan bayi BBLR yang datang berobat ke rumah sakit. Sampel sebanyak 35 orang, dengan teknik accidental sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat analisis spearman rank. Hasil analisa diperoleh hampir sebagian ibu (45.7%) pengetahuan cukup tentang perawatan bayi (BBLR), oleh karena perlunya upaya dalam peningkatan penyuluhan kesehatan agar ibu dapat memperoleh pengetahuan dengan baik dan benar perawatan ibu akan jadi optimal.
GAMBARAN KEPATUHAN PERAWAT INSTALASI RAWAT JALAN DALAM MENGGUNAKAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) MASKER SELAMA MASA PANDEMI COVID-19 Erna Irawan; Tita Puspita Ningrum; Yanti Budiyanti; Lena Rahmidar; Purwo Suwignjo; Leni Irawati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Alat Pelindung Diri (APD) masker menjadi salah satu keharusan yang harus digunakan perawat dalam melayani pasien selama masa pandemic COVID-19. Perawat adalah petugas kesehatan yang paling sering dan paling lama berinteraksi dengan pasien, terutama perawat yang bekerja di bagian rawat jalan, hal ini dikarenakan di rawat jalan pasien dan keluarga dapat kontak erat dengan perawat tanpa lolos tes swab terlebih dahulu, sehingga resiko tertular dan menularkan penyakit sangat tinggi jika tidak benar dalam cara pemakaian dan pelepasan Alat Pelindung Diri (APD) Masker. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran bagaimana kepatuhan perawat instalasi rawat jalan dalam menggunakan APD masker selama pandemi COVID-19. Jenis penelitian menggunakan metode deskriptif observational dengan pendeketan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini seluruh perawat instalasi rawat jalan yaitu 56 perawat yang diambil dengan teknik total sampling. Analisis yang digunakan menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian sebagian besar perawat instalasi rawat jalan dengan angka 46 (82,1%) patuh menggunakan APD Masker, dan yang tidak patuh sebanyak 10 perawat (17,9%). Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh perawat sebagai masukan dalam meningkatkan pengawasan terhadap pemaikan APD Masker pada perawat rawat jalan, dan sebagai masukan untuk membuat kebijakan baru yang bisa berupa reward atau punishment yang meningkatkan kepatuhan pemakaian Alat Pelindung Diri (APD) Masker.
GAMBARAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KOTA BANDUNG Purwo Suwignjo; Maidartati; Lilis Nurhaeni Asmara; Anggi Saputra; Umi Khasanah
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas pendokumentasian dikatakan lengkap jika perawat mencatat semua pelayanan kesehatan yang diberikan dan semua format terisi dengan lengkap, dan dikatakan akurat jika perawat menulis catatan selalu dimulai dengan menuliskan tanggal, waktu dan tercantum sesuai dengan kondisi pasien. Ketidaklengkapan dokumentasi keperawatan menjadi momok besar dalam aspek kualitas dokumentasi, dikarenakan tidak terpenuhinya target kelengkapan dokumentasi keperawatan sebesar 100%. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran kelengkapan dokumentasi keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Bandung.Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian adalah status rekam medik pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Bandung berjumlah 106 dan sampel sebanyak 52 dengan tehnik sampling Stratified sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah status rekam medik pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Bandung. Teknik Analisa data univariat menggunakan rumus prosentase. Hasil penelitian menunjukan distribusi frekuensi pada dokumentasi pengkajian hampir seluruhnya lengkap sebanyak 86.54%, pada dokumentasi diagnosa seluruhnya lengkap, pada dokumentasi perencanaan hampir seluruhnya lengkap sebanyak 92.31%, pada dokumentasi pelaksanaan sebanyak hampir seluruhnya lengkap sebanyak 76.92%, dan pada dokumentasi evaluasi hampir seluruhnya lengkap sebanyak 96.15%. Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan sebagian besar dokumentasi keperawatan lengkap sebanyak 71.15% atau 37 rekam medis dan hampir setengah dokumentasi keperawatan tidak lengkap sebanyak 28.85% atau 15 rekam medis. Selanjutnya peneliti menyarankan agar menyusun suatu format pendokumentasian keperawatan yang lebih praktis tanpa menguragi makna dari format asuhan keperawatan secara keimuan, serta perlu ditingkatkan model pengawasan dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan.
PENGARUH POSITIVE SELF TALK THERAPY TERHADAP KECEMASAN PADA PENDERITA HIPERTENSI DI PUSKESMAS BABAKAN SARI KOTA BANDUNG Erna Irawan; Mery Tania; Annisa Fadillah; Maidartati Maidartati; Purwo Suwignjo
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Hipertensi adalah suatu kondisi ketika tekanan darah pada dinding arteri terlalu tinggi. Kecemasan adalah gangguan kesehatan jiwa yang paling banyak didapat di masyarakat yang berkaitan dengan hipertensi. Penanganan hipertensi bukan hanya terapi pengobatan atau terapi farmakologi namun juga dapat menggunakan terapi non-farmakologi. Positive self talk therapy dapat menjadi intervensi dalam penanganan kecemasan pada penderita hipertensi karena dengan berkomunikasi positif dengan diri sendiri dapat meningkatkan rasa percaya diri, membuat diri menjadi lebih positif dan mampu mengatasi situasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh positive self talk therapy terhadap kecemasan pada penderita hipertensi di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif dengan desain penelitian one group pretest posttest. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dan jumlah sampel 25 responden. Analisis data menggunakan uji statistic non parametric Wilcoxon untuk melihat perbedaan pretest dan posttest dalam menentukan hasil intervensi. Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan nilai sebelum dan setelah dilakukan intervensi dengan nilai p value = 0,001 (<0,05) yang artinya terdapat pengaruh positive self talk therapy terhadap kecemasan pada penderita hipertensi di Puskesmas Babakan Sari Kota Bandung. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pemberian intervensi pada penderita hipertensi yang mengalami kecemasan dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan atau dapat dikembangkan lebih lanjut untuk melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Positive Self Talk Theray.
GAMBARAN STRESS GASTRITIS Purwo Suwignjo; Rita Darmayanti; Nadya Nadya; Maidartati Maidartati; Nurul Iklima
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat dengan prevalensi yang cukup tinggi. Berdasarkan data Kementerian Republik Indonesia pada tahun 2019 mencatat bahwa kasus grastitis termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Di daerah kota bandung sendiri terdapat 8,976 (1,02%). Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga faktor stres. stres merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kekambuhan gastritis. Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya atau ancaman. Stres dapat menimbulkan suatu pengaruh yang tidak menyenangkan pada seseorang berupa gangguan atau hambatan dalam pengobatan, mencetuskan kembali suatu gejala dari kondisi medis umum. Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehinggan beresiko untuk mengalami gastritis. Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, misalnya pada beban kerja berat, panik, tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan maka dapat menyebabkan terjadinya peradangan mukosa lambung atau gastritis. Penelitian ini dilakukan terhadap 60 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Ditemukan bahwa terdapat setengah dari responden mengalami stres sedang sebanyak 39 responden (65.0 %). Responden yang mengalami stres ringan sebanyak 17 responden (28.3 %) dan sedikit dari responden yang mengalami stres berat sebanyak 4 responden (6.7 %).
GAMBARAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN HALUSINASI DI PUSKESMAS CIGADUNG BANDUNG Erna Irawan; Purwo Suwignjo; Mery Tania; Umi Khasanah; Susi Sundayanti
Jurnal Keperawatan BSI Vol 12 No 1 (2024): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Halusinasi merupakan gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang dapat mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi emosional, tingkah laku dan dapat mempengaruhi fungsi normal kognitif. Kepatuhan minum obat merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Ketidakpatuhan terhadap pengobatan merupakan masalah yang sering dialami pada pasien gangguan halusinasi. Angka proporsi pengobatan dengan anggota rumah tangga gangguan jiwa halusinasi yang rutin berobat selama 1 bulan terakhir yaitu sebesar 48,9% dan untuk yang tidak rutin minum obat sebesar 51,1% pada pasien halusinasi. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis “Gambaran Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Halusinasi di Puskesmas Cigadung Bandung. Jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel penelian dalam penelitian ini berjumlah 45 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kusioner kepatuhan minum obat MMAS-8 (Medication Morisky Adherence Scale 8). Hasil penelitian menunjukan gambaran kepatuhan minum obat pada pasien halusinasi di Puskesmas Cigadung rendah dengan jumlah responden sebanyak 45 orang. Hampir seluruhnya klien halusinasi memiliki kepatuhan minum obat yang rendah (66,67 %). Penelitian ini hanya mengidentifikasi gambaran kepatuhan minum obat pada pasien halusinasi di Wilayah Kerja Puskesmas Cigadung. Evaluasi yang berkelanjutan sangat diperlukan dalam memperbesar peluang klien untuk disiplin minum obat serta dapat mengontrol halusinasinya.