p-Index From 2020 - 2025
0.983
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Keperawatan BSI
Rita Darmayanti
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

GAMBARAN USIA DAN PENDAPATAN IBU YANG MEMILIKI BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI UPT PUSKESMAS RUSUNAWA KOTA BANDUNG Rita Darmayanti; Maidartati; Sri Hayati; Erna Irawan; Irfan Komaruzaman
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.055 KB)

Abstract

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi berat badan lahir kurang dari 2500 gram, merupakan salah satu masalah yang mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan kematian bayi. Data kejadian BBLR terbanyak di Jawa Barat pada tahun 2019 yaitu di Puskesmas Rusunawa, 81 BBLR dan jumlah bayi lahir hidup 699 (0,11%). Faktor ibu merupakan hal yang paling penting dalam kejadian BBLR. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran usia dan pendapatan ibu yang memiliki anak BBLR di UPT Puskesmas Rusunawa. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasinya 97 orang. Jumlah sampel dalam penelitian 55 responden dengan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data univariat menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan faktor usia ibu terdapat 41 responden atau lebih dari setengah 74,5% dengan usia tidak beresiko. Faktor Pendapatan ibu, terdapat 50 ibu atau sebagian besar 90,9% memiliki pendapatan dibawah UMR. Simpulan, mayoritas ibu berusia tidak beresiko dan memiliki pendapatan dibawah UMR. Saran diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat mengupayakan adanya penkes mengenai pencegahan BBLR.
GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN CAD SEBELUM TINDAKAN KATERISASI JANTUNG DI RUANG INTERMEDIATE Rita Darmayanti; Erna Irawan; Tita Puspita Ningrum; Umi Khasanah; Peni Presti
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Coronary artery disease (CAD) merupakan penyebab kematian tertinggi di Indonesia setelah stroke. kateterisasi jantung merupakan Teknik diagnostic dan intervensi dilakukan untuk menentukan adanya sumbatan, lokasi penyumbatannya serta luas dari sumbatan pada pembuluh darah koroner pada penyakit CAD, serangkaian prosedur intervensi jantung seperti kateterisasi jantung bisa menjadi sumber utama kecemasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien CAD sebelum tindakan kateterisasi jantung diruang intermediate.Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasi dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah responden 40 pasien CAD rencana Tindakan kateterisasi jantung dengan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuosioner tingkat kecemasan yang sudah baku dan telah di uji validitas dan reabilitas. Analisa data dilakukan dengan univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien CAD rencana kateterisasi jantung 38% pasien mengalami tingkat kecemasan sedang.
HUBUNGAN PERILAKU MENGGOSOK GIGI DENGAN KEJADIAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS V SDN 045 PASIR KALIKI Rita Darmayanti; Erna Irawan; Nurul Iklima; Putri Anggriani; Nining Handayani
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Karies gigi merupakan masalah utama kesehatan gigi dan mulut. Prevalensi karies gigi di Indonesia sebesar 80% pada anak usia dibawah 12 tahun. Karies gigi pada anak menyebabkan anak mengalami daya kunyah kemudian mengganggu pencernaan sehingga mengambat perkembangan anak. Salah satu faktor penting yang berhubungan dengan kejadian karies gigi pada anak adalah perilaku menggosok gigi anak yang kurang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perilaku menggosok gigi dengan kejadian karies gigi pada anak. Penelitian dilaksanakan di SDN 045 Pasirkaliki. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas V di SDN 045 Pasirkaliki Bandung yang berumur 10-12 tahun. Analisis data menggunakan korelasi rank spearman (spearman rho). Hasil analisis menunjukkan bahwa perilaku menggosok gigi dan kejadian karies gigi memiliki hubungan yang kuat dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,731 dan bermakna dengan nilai signifikansi sebesar 0,001. Perilaku menggosok gigi dan kejadian karies gigi memiliki korelasi negatif yang berarti semakin baik perilaku menggosok gigi maka semakin rendah kejadian karies gigi.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE II DI RSUD KOTA BANDUNG Dhestirati Endang Anggraeni; Rita Darmayanti; Anggi Saputra; Umi Khasanah; Alis Hardiyanti
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sebagian peningkatan jumlah penderita diabetes melitus tipe 2 karena kurangnya pengetahuan tentang pengelolaan diabetes melitus, pengetahuan akan menimbulkan kesadaran dan akan menyebabkan orang berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes melitus tipe 2 di RSUD kota Bandung, jenis penelitian ini deskriptip kolerasi. Sampel penelian dalam penelitian ini berjumlah 73 orang pasien yang mengalami diabetes tipe 2. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik total sampling. Pengumpulan data menggunakan kusioner. Selanjutnya data Analisa univariat menggunakan persentase dan Analisa bivariat menggunakan rumus spearman. Hasil penelitian menujukan dapat diketahui bahwa korelasi antara variabel dari pengetahuan dengan kepatuhan diet pada pasien diabetes mellitus tipe 2 menunjukan angka korelasi positif sebesar +0,662 hal ini berarti bahwa kepatuhan tergantung dengan pengetahuan diet pada pasien diabetes mellitus tipe 2 begitupun sebaliknya. Diharapkan bagi pihak rumah sakit khususnya RSUD Kota Bandung agar mengoptimalkan pendidikan kesehatan terhadap penderita diabetes agar patuh dalam melakukan diet, dan hendaknya lebih memperluas jangkauan dalam memanfaatkan tempat pelayanan, agar masyarakat dapat patuh dalam melakukan diet bagi penderita diabtes tipe 2. Diharapkan kepada tenaga medis agar lebih meningkatkan kinerja serta perhatiannya dalam memberikan informasi mengenai manfaat dan efek samping dari ketidak patuhan diet.
GAMBARAN STRESS GASTRITIS Purwo Suwignjo; Rita Darmayanti; Nadya Nadya; Maidartati Maidartati; Nurul Iklima
Jurnal Keperawatan BSI Vol 11 No 2 (2023): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan di masyarakat dengan prevalensi yang cukup tinggi. Berdasarkan data Kementerian Republik Indonesia pada tahun 2019 mencatat bahwa kasus grastitis termasuk dalam sepuluh penyakit terbanyak di Indonesia. Di daerah kota bandung sendiri terdapat 8,976 (1,02%). Gastritis dapat mengalami kekambuhan dimana kekambuhan yang terjadi pada penderita gastritis dapat dipengaruhi oleh pengaturan pola makan yang tidak baik dan juga faktor stres. stres merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kekambuhan gastritis. Stres adalah sekumpulan perubahan fisiologis akibat tubuh terpapar terhadap bahaya atau ancaman. Stres dapat menimbulkan suatu pengaruh yang tidak menyenangkan pada seseorang berupa gangguan atau hambatan dalam pengobatan, mencetuskan kembali suatu gejala dari kondisi medis umum. Stres memiliki efek negatif melalui mekanisme neuroendokrin terhadap saluran pencernaan sehinggan beresiko untuk mengalami gastritis. Produksi asam lambung akan meningkat pada keadaan stres, misalnya pada beban kerja berat, panik, tergesa-gesa. Kadar asam lambung yang meningkat dapat mengiritasi mukosa lambung dan jika hal ini dibiarkan maka dapat menyebabkan terjadinya peradangan mukosa lambung atau gastritis. Penelitian ini dilakukan terhadap 60 responden dengan menggunakan teknik accidental sampling. Ditemukan bahwa terdapat setengah dari responden mengalami stres sedang sebanyak 39 responden (65.0 %). Responden yang mengalami stres ringan sebanyak 17 responden (28.3 %) dan sedikit dari responden yang mengalami stres berat sebanyak 4 responden (6.7 %).