p-Index From 2020 - 2025
1.456
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Jurnal Keperawatan BSI
Maidartati
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya

Published : 9 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Dismenore Pada Remaja Di SMA Pemuda Banjaran Bandung Sri Hayati; Selpy Agustin; Maidartati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (202.949 KB)

Abstract

Dismenore merupakan suatu fenomena simptomatik pada saat menstruasi meliputi nyeri perut, kram dan sakit punggung bawah. Dismenore dibagi menjadi 3 derajat yaitu ringan, sedang dan berat. Ada beberapa faktor yang akan diteliti yaitu faktor nutrisi, pola menstruasi, riwayat keluarga dan kejadian dismenore. Dampak yang terjadi pada siswi remaja bila masalah dismenore primer ini tidak ditangani adalah aktifitas menurun, kesulitan berkonsentrasi pada pelajaran dan pekerjaan. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer di SMA Pemuda Banjaran. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini penulis menggunakan desain korelasi dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah populasi responden sebanyak 117 siswi remaja . Teknik sampling yang digunakan yaitu teknik Total Sampling dengan jumlah responden 117 siswi remaja. Analisa univariat pada penelitian ini akan dipresentasekan dengan menggunakan rumus prasentase kemudian dibuat menjadi distribusi frekuensi. Analisa bivariat untuk mengetahui faktor yang berhubungan peneliti menggunakan Chi-Square untuk mengetahui status nutrisi, pola menstruasi dan riwayat keluarga berhubungan atau tidaknya, sedangkan peneliti menggunakan Spearmant Rank untuk mengatahui hubungan pola menstruasi dengan kejadian dismenore primer. Hasil penelitian menyatakan bahwa terdapat hubungan antara status nutirisi dengan kejadian dismenore primer dengan nilai p-value 0,01, tidak terdapat hubungan antara pola menstruasi dengan kejadian dismenore primer dengan nilain p-value 0,810 dan nilai korelasi 0,24, terdapat hubungan antara riwayat keluarga dengan kejadian dismenore primer dengan nilai p-value 0,03 dan terdapat hubungan antara riwayat kebiasaan olahraga dengan kejadian dismenore primer dengan nilai p-value 0,03. Sehingga disimpulkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian dismenore primer antara lain status nutrisi, riwayat keluarga dan kebiasaan olahrga. Sedangkan yang tidak berhubungan dengan kejadian dismenore primer yaitu pola menstruasi. Disarankan kepada siswi SMA Pemuda Banjaran yang mengalami dismenore primer dengan status gizi underwight agar merubah pola makan dengan teratur dengan asupan nutrisi yang seimbang dan olahraga teratur.
Hubungan Disminore dengan Aktivitas Belajar pada Remaja Siswi Kelas X dan XI SMA N Rancakalong Anggi Saputra; Umi Khasanah; Sri Hayati; Maidartati; Siska Susilawati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.365 KB)

Abstract

Primary dysmenorrhea is pain that is felt during menstruation without any abnormalities in the genital organs. Pain is felt before or at the same time as the onset of menstruation and also lasts for several hours. Those who experience primary dysmenorrhea during menstruation will limit their daily activities, especially activities in learning at school. A student who experiences primary dysmenorrhea will certainly feel disturbed in their learning activities, even this often makes them absent or unable to attend school. In addition, it can reduce the quality of life as well. The purpose of this study was to determine "The Relationship Between Primary Dysmenorrhea And Learning Activities In Class X And XI Teenagers Of SMAN Rancakalong, Sumedang Regency". This type of research is descriptive correlational with a cross-sectional approach. The sampling technique used in this study was total sampling. The sample in this study amounted to 72 respondents. Data collection techniques in this study using a questionnaire in the form of google form. The univariate analysis technique uses percentages and bivariate analysis uses non-parametric techniques, namely the Spearman rank test. The results showed that most of the Rancakalong high school students experienced moderate dysmenorrhea (61.1%) and their learning activities were disrupted (61.1%). The Relationship Between Primary Dysmenorrhea And Learning Activities In Class X And XI Teenagers Of SMAN Rancakalong, Sumedang Regency with a p-value of 0.006 means that there is a relationship between Primary Dysmenorrhea And Learning Activities In Adolescent Class X And XI Students Of SMAN Rancakalong, Sumedang Regency. Therefore, it is necessary to provide health education about primary dysmenorrhea to adolescents in schools.
GAMBARAN USIA DAN PENDAPATAN IBU YANG MEMILIKI BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI UPT PUSKESMAS RUSUNAWA KOTA BANDUNG Rita Darmayanti; Maidartati; Sri Hayati; Erna Irawan; Irfan Komaruzaman
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 2 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.055 KB)

Abstract

Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi berat badan lahir kurang dari 2500 gram, merupakan salah satu masalah yang mempengaruhi tingginya angka kesakitan dan kematian bayi. Data kejadian BBLR terbanyak di Jawa Barat pada tahun 2019 yaitu di Puskesmas Rusunawa, 81 BBLR dan jumlah bayi lahir hidup 699 (0,11%). Faktor ibu merupakan hal yang paling penting dalam kejadian BBLR. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi gambaran usia dan pendapatan ibu yang memiliki anak BBLR di UPT Puskesmas Rusunawa. Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Populasinya 97 orang. Jumlah sampel dalam penelitian 55 responden dengan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data univariat menggunakan rumus persentase. Hasil penelitian menunjukkan faktor usia ibu terdapat 41 responden atau lebih dari setengah 74,5% dengan usia tidak beresiko. Faktor Pendapatan ibu, terdapat 50 ibu atau sebagian besar 90,9% memiliki pendapatan dibawah UMR. Simpulan, mayoritas ibu berusia tidak beresiko dan memiliki pendapatan dibawah UMR. Saran diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat mengupayakan adanya penkes mengenai pencegahan BBLR.
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN RETARDASI MENTAL DI SLB C SUKAPURA Maidartati; Mery Tania; Vina Octaviani
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (221.479 KB)

Abstract

Retardasi mental adalah gangguan perkembangan otak yang ditandai dengan penurunan kemampuan berfikit dan adanya keterbatasan dalam perilaku. Anak retardasi mental menempati angka paling besar dibanding dengan jumlah keterbatasan mental lainnya. Karakteristik sosiodemografi pada anak retardasi mental dapat dilihat dari data anak dengan retardasi mental, data ibu dan data ayah, sedangkan pada karakteristik ekonomi keluarga pada anak retardasi mental di SLB C Sukapura dapat dilihat dari penghasilan dalam keluarga dalam sebulan. Tujuan pada penelitian ini untuk mengetahui apasaja karakteristik sosiodemograf dan bagaimana ekonomi keluarga pada anak retardasi mental di SLB C Sukapura. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 53 responden. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 53 responden dengan menggunakan teknik total sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian menggunakan Kuesioner terdiri 12 pertanyaan yang mengkaji empat data yaitu data anak, ibu, ayah dan ekonomi keluarga. Hasil penelitian ini didapatkan data karakteristik sosiodemografi pada anak retardasi mental di SLB C Sukapura diantaranya hampir setengah dengan 23 responden (43.4%) anak berusia ≥16 tahun, sebagian besar dengan 18 responden (64.2%) anak laki-laki, hampir setengah dengan 18 responden (34%) merupakan anak SDLB, sebagian besar dengan 31 responden (58.5%) mengalami retardasi mental sedang, sebagian besar dengan 31 responden (58.8%) umur ibu saat hamil anak dengan retardasi mental dalam rentang usia 20-35 tahun, sebagian besar dengan 28 responden (52.8%) ibu dan ayah berpendidikan tinggi, sebagian besar dengan 40 responden (75.5%) ibu tidak bekerja, mayoritas dengan 42 responden (79.2%) ayah bekerja dan sebagian besar dengan 29 responden (54.7%) ayah perokok aktif. Pada ekonomi sebagian besar dengan 31 responden (58.5%) < UMR. Data tersebut dapat digunakan oleh pihak pendidikan untuk melengkapi data anak. Bagi pihak pendidikan khusus seperti SLB C agar dapat memberikan terapi dan lebih mengasah kemampuan anak didik agar kemampuannya menjadi prestasi dan memiliki kualitas hidup yang baik.
GAMBARAN POLA ASUH ORANGTUA PADA ANAK PRASEKOLAH Yanti Budiyanti; Asma Darmayanti; Anggi Saputra; Maidartati; Mery Tania; Nia Kurniawati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan anak sehingga peran ini dapat menentukkan bagaimana perkembangan anak berjalan baik atau tidak. Dalam perkembangan terdapat tahapan yang harus dilalui anak untuk menuju dewasa. Periode penting dalam perkembangan anak adalah pada masa balita, termasuk masa anak pra sekolah. Masa pra sekolah merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan tumbuh kembang anak secara cermat agar dapat terdeteksi apabila terjadi kelainan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan pola asuh orang tua terhadap perkembangan anak pra sekolah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RA Binaul Ummah Kuningan. Sampel penelitian digunakan sebanyak 30 orang dengan teknik Accidental Sampling. Pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner. Dalam penelitian ini analisa univariat yang digunakan untuk mengetahui karakteristik responden diantaranya usia, pendidikan, pekerjaan dan lama interaksi responden dengan anak. Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan anak prasekolah sebagian besar responden memiliki perkembangan anak normal sebanyak 23 orang (76,7%) dengan pola asuh demokratis sebanyak 18 orang (60%), permisif 5 orang (16,7%) dan otoriter 7 orang (23,3%).
HUBUNGAN KEJADIAN PNEUMONIA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BALITA Putti Rahima; Maidartati; Sri Hayati; Nina Hartinah
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pneumonia adalah infeksi pernafasan akut yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, atau jamur yang menyerang paru-paru terutama alveoli. Faktor-faktor yang menyebabkan pneumonia pada balita yaitu status gizi, status imunisasi, pemberian ASI Eksklusif, umur dan berat badan lahir. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi hubungan Kejadian Pneumonia dengan pemberian ASI Eksklusif pada Balita. Jenis penelitian korelasional dengan metode pendekatan Cross sectional. Populasi dalam penelitian 263 orang, sampel semua ibu dan balita yang datang berkunjung ke puskesmas 80 responden. Tekhnik sampling yang digunakan Nonprobability sampling, pengambilan sampel menggunakan tekhnik Accidental sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini, untuk data Univariat menggunakan persentasi dan Bivariat menggunakan uji Rank spearman. Hasil uji Univariat menunjukan balita dengan pneumonia 50(62,5%). Umur 66 (82,5%) balita 12-59 bulan. Status gizi 74 (92,5%) gizi baik. Status imunisasi 58 (72,5%) imunisasi lengkap. Status BBLR 60 (75%) tidak mempunyai riwayat BBLR. Pemberian ASI Eksklusif 47 (58,8%) tidak mendapatkan ASI Eksklusif. Tidak terdapat hubungan antara pemberian ASI Eksklusif dengan kejadian pneumonia pada balita (p=0,223). Simpulan dan saran, penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan antara pemberian ASI Eksklusif, dengan kejadian pneumonia pada balita. Karena itu, diharapkan petugas kesehatan memberikan informasi tentang pentingnya pencegahan pneumonia pada balita.
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH Purwo Suwignjo; Sri Hayati; Maidartati; Ita Oktavia
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 1 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Indonesia angka kejadian BBLR mencapai 6.2% dari kelahiran bayi. Pada bayi BBLR perlunya pengetahuan perawatan bayi BBLR, Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang perawatan bayi berat lahir rendah di rumah sakit Metode penelitian menggunakan korelasi dengan pendekatan Cross-sectional. Populasi yaitu seluruh ibu dengan bayi BBLR yang datang berobat ke rumah sakit. Sampel sebanyak 35 orang, dengan teknik accidental sampling. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat analisis spearman rank. Hasil analisa diperoleh hampir sebagian ibu (45.7%) pengetahuan cukup tentang perawatan bayi (BBLR), oleh karena perlunya upaya dalam peningkatan penyuluhan kesehatan agar ibu dapat memperoleh pengetahuan dengan baik dan benar perawatan ibu akan jadi optimal.
GAMBARAN SEDENTARY LIFESTYLE PADA REMAJA DI SMA KOTA BANDUNG Maidartati; Sri Hayati; Dhestirati Endang Anggraeni; Erna Irawan; Asma Damayanti; Dwi Ayu Rizkia Silviani
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sedentary lifestyle adalah gaya hidup kurang gerak, dimana aktivitas tersebut biasanya berupa menonton televisi, bermain game hingga berjam-jam, menonton video game, dll. Aktivitas tersebut banyak dilakukan pada usia sekolah, yang notabenenya adalah remaja. Terdapat perbedaan angka kejadian sedentary lifestyle pada remaja sebelum dan selama masa pandemi covid-19. Sedentary lifestyle pada remaja menimbulkan dampak yang serius apabila tidak ditangani dengan baik. Dampak sedentary lifestyle pada remaja yaitu dapat mengakibatkan dampak fisik seperti kejadian obesitas, penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus tipe 2, hiperkolesterolemia, kanker hingga kematian dan dampak psikologis yang salah satunya adalah depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran sedentary lifestyle pada remaja di masa pandemi covid-19 Metode yang digunakan adalah penelitian jenis deskriptif kuantitatif dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan data menggunakan teknik accidental sampling dengan sampel 50 remaja (usia 15-18 tahun). Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data sedentary lifestyle menggunakan Adolescent Sedentary Activity Questionnaire (ASAQ), selain itu menggunakan Physical Activity Questionnaire for Adolescent (PAQ-A) dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) untuk melihat aktivitas fisik dan frekuensi makan remaja dengan sedentary lifestyle. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dengan rumus presentase. Hasil penelitian menunjukkan tidak satupun responden yang termasuk kategori sedentary lifestyle rendah, dan sebagian kecil yaitu sebanyak 8 responden (16%) termasuk kategori sedentary lifestyle sedang serta hampir seluruh responden termasuk sedentary lifestyle tinggi sebanyak 42 responden (84%). Kesimpulan: Hampir seluruh (84%) remaja melakukan sedentary lifestyle dengan kategori tinggi . Diharapkan petugas kesehatan dan guru yang memegang program UKS dapat memberikan penyuluhan tentang sedentary lifestyle dan dampak yang ditimbulkan sedentary lifestyle.
GAMBARAN KELENGKAPAN DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD KOTA BANDUNG Purwo Suwignjo; Maidartati; Lilis Nurhaeni Asmara; Anggi Saputra; Umi Khasanah
Jurnal Keperawatan BSI Vol 10 No 2 (2022): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kualitas pendokumentasian dikatakan lengkap jika perawat mencatat semua pelayanan kesehatan yang diberikan dan semua format terisi dengan lengkap, dan dikatakan akurat jika perawat menulis catatan selalu dimulai dengan menuliskan tanggal, waktu dan tercantum sesuai dengan kondisi pasien. Ketidaklengkapan dokumentasi keperawatan menjadi momok besar dalam aspek kualitas dokumentasi, dikarenakan tidak terpenuhinya target kelengkapan dokumentasi keperawatan sebesar 100%. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran kelengkapan dokumentasi keperawatan di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Bandung.Metode penelitian yang digunakan deskriptif kuantitatif. Populasi pada penelitian adalah status rekam medik pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Bandung berjumlah 106 dan sampel sebanyak 52 dengan tehnik sampling Stratified sampling. Instrumen dalam penelitian ini adalah status rekam medik pasien di Instalasi Rawat Inap RSUD Kota Bandung. Teknik Analisa data univariat menggunakan rumus prosentase. Hasil penelitian menunjukan distribusi frekuensi pada dokumentasi pengkajian hampir seluruhnya lengkap sebanyak 86.54%, pada dokumentasi diagnosa seluruhnya lengkap, pada dokumentasi perencanaan hampir seluruhnya lengkap sebanyak 92.31%, pada dokumentasi pelaksanaan sebanyak hampir seluruhnya lengkap sebanyak 76.92%, dan pada dokumentasi evaluasi hampir seluruhnya lengkap sebanyak 96.15%. Kesimpulan dalam penelitian ini didapatkan sebagian besar dokumentasi keperawatan lengkap sebanyak 71.15% atau 37 rekam medis dan hampir setengah dokumentasi keperawatan tidak lengkap sebanyak 28.85% atau 15 rekam medis. Selanjutnya peneliti menyarankan agar menyusun suatu format pendokumentasian keperawatan yang lebih praktis tanpa menguragi makna dari format asuhan keperawatan secara keimuan, serta perlu ditingkatkan model pengawasan dalam pelaksanaan dokumentasi asuhan keperawatan.