Claim Missing Document
Check
Articles

Found 39 Documents
Search

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA DENGAN PERILAKU KONSUMSI MINUMAN RINGAN DI SMKN 2 BALEENDAH BANDUNG Tania, Mery
KEPERAWATAN Vol 4, No 1 (2016): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (381.386 KB)

Abstract

ABSTRAKSoft drink ialah minuman berkarbonasi yang diberi tambahan berupa bahan perasa dan pemanis seperti gula. Konsumsi soft drink memiliki dampak buruk terhadap kesehatan dan kalangan remaja cenderung mengkonsumsi minuman ini. Konsumsi soft drink dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dimana pengetahuan memiliki pengaruh pada perkembangan perilaku. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan perilaku konsumsi terhadap minuman ringan pada siswa kelas X dan XI SMKN 2 Baleendah Bandung tahun 2014. Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2014 dengan total responden 74 orang. Penelitian ini bersifat analitik dengan desain korelasional. Jumlah populasi 743 orang siswa. Pengambilan sampel penelitian dilakukan secara randomisasi sederhana yakni 74 siswa. Kuesioner hasil rancangan peneliti digunakan untuk menilai tingkat pengetahuan terhadap bahaya soft drink dan perilaku konsumsi minuman ringan. SPSS 16 digunakan untuk melakukan analisis statistik. Analisis bivariat menggunakan uji Rank Spearman. Dari 74 responden, didapati lebih dari setengahnya responden dengan tingkat pengetahuan cukup (53,1%) dan perilaku konsumsi rendah (59,2%). Hasil uji korelasi Rank Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan cukup kuat antara tingkat pengetahuan dengan perilaku konsumsi terhadap soft drink dengan nilai 0,430.  Kurang dari setengahnya dijumpai pada responden dengan tingkat pengetahuan cukup dan konsumsi sedang . Pada pihak sekolah, perlu diajarkan pendidikan yang membahas mengenai soft drink.Kata Kunci: Pengetahuan, Remaja, Perilaku Konsumsi, Soft Drink. ABSTRACTSoft drink is carbonated drink with added seasoning and sweetening such as sugar. Consumption of soft drink have bad effect for health and adolescence like to consume this kind of drink. Consumption of soft drink can be affected by factor of knowledge where knowledge have affection to development of behavior. This study aim to determine whether there is association between degree of knowledge with consumption about soft drink of student class X and XI SMKN 2 Baleendah Bandung year 2014. This study carried out at Mei until Juli 2014 with total of respondent is 74 person. This study is analytic study with correlational design. Sample of study was conducted by simple random sampling. Questionnaire programmed by researcher used to assess degree of knowledge about soft drink and consumption of soft drink. SPSS 16 was used to do the statistical analysis. Rank spearman hypothesis test was used to do bivariate analysis. From 74 respondent, found more than half of the respondents have moderate degree of knowledge (53,1%) and low consumption (59,2%). Result test from rank spearman illustrate a significant association between degree of knowledge with consumption about soft drink (0,430). Respondent with most frequency is respondent with sufficient degree of knowledge and midlle consumption. In school, there is a need to teach education about soft drink. Keywords: degree of knowledge, teen, consumption, soft drink  
Perancangan Infografis Tentang Dampak Kebiasaan Begadang Terhadap Pola Tidur Sehat Bagi Remaja Putra, Nugraha Yogis Pratama; Tania, Mery; Iklima, Nurul; Maulana, Danar Lingga
Jurnal Sketsa Vol 4, No 2 (2017): Jurnal SKETSA
Publisher : LPPM BSI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (383.407 KB)

Abstract

ABSTRAK Rendahnya tingkat kesadaran masyarakat khususnya remaja di kota Bandung yang terbiasa terjaga hingga larut malam, hal tersebut menyebabkan buruknya pola tidur yang mereka miliki dan sangat berpengaruh pada kesehatan. Permasalahan ini bisa diantisipasi dengan cara menghimbau masyarakat khususnya remaja dengan pendekatan tertentu. Berdasarkan permasalahan tersebut penulis memberikan informasi dan himbauan melalui perancangan Iklan Layanan Masyarakat mengenai dampak dari kebiasaan begadang, hal itu diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya remaja agar lebih peduli terhadap pola tidur sehat. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data kualitatif yang datanya didapatkan dari wawancara, observasi, dan kepustakaan. Hasil dari analisis data tersebut akan dipakai untuk merancang sebuah konsep yang nantinya akan diaplikasikan pada sosialisasi Iklan Layanan Masyarakat. Media utama yang akan digunakan berupa infografis, media ini dipilih karena dapat mensosialisasikan Iklan Layanan Masyarakat dengan cara yang lebih kreatif dan informatif. Dengan adanya perancangan iklan layanan masyarakat dalam bentuk media infografis ini, diharapkan mampu meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya remaja agar lebih peduli terhadap pola tidur sehat. Penulis juga menggunakan media pendukung yang sering ditemui dan biasa digunakan oleh remaja yaitu seperti poster, x banner, iklan media sosial, stiker, bantal, dan jam dinding. Dengan didukung oleh penentuan media yang tepat dan ditambah strategi penyebaran media yang baik maka remaja di kota Bandung dapat lebih peduli terhadap pola tidur sehat. Kata Kunci: Iklan Layanan Masyarakat, Begadang, Infografis ABSTRACT Low levels of public awareness, especially adolescents in the city of Bandung are used to awake late into the night, it causes poor sleep patterns that they have and very influential on health. This problem can be anticipated by appealing to the community, especially adolescents with certain approach. Based on these problems the authors provide information and appeal through the design of Public Service Ads about the impact of the habit of staying up, it is expected to increase public awareness, especially adolescents to be more concerned about healthy sleep patterns. In this study the authors use qualitative data collection methods whose data obtained from interviews, observation, and bibliography. The results of the data analysis will be used to design a concept that will be applied to the socialization of Public Service Ads. The main media that will be used in the form of infographics, the media is chosen because it can socialize Public Service Ads in a more creative and informative way. With the design of public service ads in the form of this infographic media, is expected to increase public awareness, especially adolescents to be more concerned about healthy sleep patterns. The author also uses supporting media that are often encountered and commonly used by teens such as posters, x banners, social media advertising, stickers, pillows, and wall clocks. Supported by proper media determination and a good media deployment strategy, teenagers in Bandung can be more concerned about healthy sleep patterns. Keywords: Public Service Ads, Staying Up, Infographics
Penggunaan Acceptance And Commitment Therapy (ACT) Terhadap Kecemasan Narapidana Wanita: Systematic Review Tania, Mery; Suryani, Suryani; Hernawaty, Tati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 6, No 2 (2018): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (239.222 KB) | DOI: 10.31311/jk.v6i2.3695

Abstract

ABSTRAKGangguan kecemasan diperkirakan diidap 1 dari 10 orang. Menurut data National Institute of Mental Health (2005) di Amerika Serikat terdapat 40 juta orang mengalami gangguan kecemasan pada usia 18 tahun sampai pada usia lanjut. Banyak terapi yang dapat digunakan dalam menangani kecemasan diantaranya Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Tujuan dari penelitian dengan menggunakan pendekatan systematic review ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebh tentang seberapa efektif pelaksanaan Acceptance and Commitnment Therapy dalam mengurangi kecemasan. Pencarian literature dilakukan pada search engine, electronic database cEBSCOHOST, Proquest, dan Google Scholar. Kata kunci yang dimasukan ke dalam search engine atau database antara lain “Effectivity Acceptance and Commitment Therapy” And “ Anxiety”. Setelah membaca artikel dan menyeleksinya dengan menggunakan critical appraisal tools crowe 2011 didapatkan 5 artikel yang sesuai. tahapan dalam pelaksanaan Acceptance and Commitment Therapy dalam pelaksanaan ACT terdapat 6 sesi yakni Acceptance, Cognitive Difusion, Mindfullness, Observing self, Value dan Commitment. Narapidana yang dalam keadaan cemas membutuhkan terapy yang tepat dalam menangani kecemasannya diantaranya penggunaan Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Acceptance and Commitment Theapy efektif dalam mengurangi gejala kecemasan di kalangan remaja atau pun orang dewasa. Kesimpulan dalam penurunan kecemasan penggunaan terapi yang tepat dapat mempengaruhi, penggunaan ACT efektif dalam penurunan kecemasan pada rentang usia remaja sampai dewasa lanjut.Kata Kunci : Efektivitas Acceptance And Commitment Therapy, Kecemasan, Narapidana ABSTRACTAnxiety disorders are estimated to be 1 in 10 people. According to data from the National Institute of Mental Health (2005) in the United States there are 40 million people suffering from anxiety disorders at the age of 18 years to old age. Many therapies that can be used in dealing with anxiety include Acceptance and Commitment Therapy (ACT). The purpose of this study by using systematic review approach is to gain a better understanding of how effective the implementation of Acceptance and Commitment Therapy in reducing anxiety. The literature search is done on search engines, electronic database cEBSCOHOST, Proquest, and Google Scholar. Keywords included in search engines or databases include "Effectivity Acceptance and Commitment Therapy" And "Anxiety". After reading the article and selecting it using critical appraisal tools crowe 2011 got 5 articles accordingly. stages in the implementation of Acceptance and Commitment Therapy in the implementation of ACT there are 6 sessions namely Acceptance, Cognitive Difusion, Mindfullness, Observing self, Value and Commitment. Prisoners who are in anxious state need the right therapies in dealing with their anxiety such as the use of Acceptance and Commitment Therapy (ACT). Acceptance and Commitment Theapy is effective in reducing the anxiety symptoms among teenagers or adults. Conclusions in anxiety reduction in appropriate therapeutic use may affect, ACT use is effective in decreasing anxiety in adolescent to advanced adult age range.Keywords: Effectiveness of Acceptance And Commitment Therapy, Anxiety, Prisoners
Pengalaman Hidup Kader Kesehatan dalam Mendukung Proses Recovery di Melong Kota Cimahi Tania, Mery; Suryani, Suryani; Hernawaty, Tati
Jurnal Keperawatan BSI Vol 7, No 1 (2019): JURNAL KEPERAWATAN
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (318.621 KB) | DOI: 10.31311/jk.v7i1.5050

Abstract

Kader kesehatan memiliki peran dalam penyediaan akses informasi dan pendidikan kesehatan, memberikan dukungan sosial, advokasi dari tindakan diskriminasi serta melakukan pemberdayaan atas kemampuan yang dimiliki ODGJ sehingga dapat hidup produktif dalam proses recovery. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat meningkatkan kualitas hidup dan prognosis penyakit pada ODGJ. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi dan mendeskripsikan pengalaman hidup kader kesehatan dalam mendukung proses recovery pada ODGJ di Wilayah Kerja Puskesmas Melong Asih Kota Cimahi. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi deskriptif. Populasi dalam penelitian yaitu kader kesehatan. Jumlah partisipan ditentukan melalui purposive sampling sehingga didapatkan 6 pastisipan yakni kader kesehatan yang berpendidikan minimal SMA, berpengalaman minimal 6 bulan dan kooperatif. Pengalaman kader kesehatan digali melalui wawancara mendalam dan metode Colaizzi (1978) digunakan untuk analisa data. Hasil penelitian diperoleh 6 tema yaitu obat membantu proses recovery ODGJ, tulus ikhlas penting dalam mendukung proses recovery ODGJ, perasaan takut dalam menghadapi ODGJ, hambatan kader dalam menangani stigma ODGJ, walaupun lelah tapi puas mendukung proses recovery dan pelatihan dibutuhkan untuk optimalisasi peran kader. Dua tema merupakan new insight dalam penelitian ini yaitu tulus ikhlas penting dalam mendukung proses recovery ODGJ dan walaupun lelah tapi puas mendukung proses recovery. Disimpulkan bahwa dalam mendukung proses recovery ODGJ peran dari kader kesehatan ikut terlibat. Pengalaman yang dirasakan kader kesehatan dalam mendukung proses recovery ODGJ merupakan gambaran perasaan, hambatan, dan harapan yang muncul dalam menjalankan perannya sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di komunitas sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatan terutama dalam mendukung proses recovery pada ODGJ.
Determinants of Anxiety, Stress, and Depression of Nurses during the COVID-19 Pandemic of Omicron Variant Lisna Anisa Fitriana; Lena Helen Supriatna; Mery Tania
JURNAL PENDIDIKAN KEPERAWATAN INDONESIA Vol 8, No 1 (2022): Volume 8, Nomor 1(2022)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpki.v8i1.46091

Abstract

ABSTRACT.Introduction. The Omicron variant is a new variant of the Coronavirus which is thought to be able to spread and infect humans faster than the previous variant. The rapid transmission of the disease and the high mortality cause great panic and anxiety not only for the general public but also in the health sector. One of the health workers who are very vulnerable to receiving the impact of the emergence of COVID-19 is nurses. In addition to being directly infected, psychological disorders such as anxiety, stress, and depression are very easily experienced by nurses due to various causes. Objective. The purpose of this study was to know the determinants of the anxiety, stress, and depression of nurses during the COVID-19 pandemic of the Omicron variant. Method.  The research method is a quantitative study with a cross-sectional approach. This research was conducted in the adult inpatient room at the RSUD Kota Bandung in February 2022. The respondents were 64 nurses with a total sampling technique. The research instrument used a Depression Anxiety Stress Scale-42 (DASS-42) questionnaire which was collected via a google form. The data were analyzed using Pearson chi square test. Result. The results showed that a small proportion of nurses experience mild to moderate anxiety, stress, and depression. The bivariate test showed that there was no significant relationship between age, gender, education, and length of work with anxiety, stress, and depression (p0.05) in nurses in the adult inpatient room at the RSUD Kota Bandung. Discussion. Although small, there are still nurses who experience stress, anxiety, and depression, so the hospital should provide training on how to deal with anxiety, stress, and depression for nurses so that nurses have adaptive coping mechanisms when anxiety, stress, or depression occurs. ABSKTRAK.Pendahuluan. Varian Omicron merupakan varian baru dari Virus Corona yang diperkirakan mampu menyebar dan menginfeksi manusia lebih cepat dari varian sebelumnya. Penularan penyakit yang cepat dan angka kematian yang tinggi menimbulkan kepanikan dan kecemasan yang besar tidak hanya bagi masyarakat umum tetapi juga di bidang kesehatan. Salah satu tenaga kesehatan yang sangat rentan menerima dampak dari munculnya COVID-19 adalah perawat. Selain tertular secara langsung, gangguan psikologis seperti kecemasan, stres, dan depresi sangat mudah dialami oleh perawat karena berbagai penyebab. Tujuan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui determinan kecemasan, stres, dan depresi perawat selama pandemi COVID-19 varian Omicron. Metode. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap dewasa RSUD Kota Bandung pada bulan Februari 2022. Respondennya adalah 64 perawat dengan teknik total sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale-42 (DASS-42) yang dikumpulkan melalui google form. Analisis data menggunakan uji pearson chi square. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan sebagian kecil perawat mengalami kecemasan, stres, dan depresi ringan sampai sedang. Uji bivariat menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama kerja dengan kecemasan, stres, dan depresi (p0,05) pada perawat di ruang rawat inap dewasa RSUD Kota Bandung. Diskusi. Meskipun kecil, namun masih ada perawat yang mengalami cemas, stress, dan depresi, sehingga sebaiknya pihak rumah sakit memberikan pelatihan mengenai cara mengatasi kecemasan, stress, dan depresi bagi perawat agar perawat memiliki mekanisme koping adaptif saat terjadi kecemasan, stress, ataupun depresi. 
Hubungan Dukungan Sosial Dengan Tingkat Kecemasan Menjelang Bebas (Studi Kasus: Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung Erna Irawan; Mery Tania; Muhammad Zaenal Arifin
Jurnal Keperawatan BSI Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.597 KB)

Abstract

Pada Anak didik pemasyarakatan (Andikpas) yang akan bebas di lembaga pembinaan akan lebih rentan mengalami kecemasan. Salah satu faktor yang mempengaruhi kecemasan adalah kurangnya dukungan sosial. Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan anak menjelang bebas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Bandung. Jenis penelitian ini deskriptif dengan korelasi. Sampel dalam penelitian ini adalah Anak didik pemasyarakatan dengan usia 12-18 tahun sesuai dengan UU No 12 tahun 1995 yang berjumlah 50 responden. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Selanjutnya data di analisa univariat menggunakan persentase dan analisa bivariat menggunakan rumus spearman. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden (56%) dukungan sosial sedang. Sementara itu sebagian besar responden (54%) tingkat kecemasan dalam kategori sedang. Hubungan dukungan sosial dengan tingkat kecemasan menjelang bebas dengan p-value 0,000 <0,05 yang artinya terdapat hubungan antara dukungan sosial dengan tingkat kecemasan. Diharapkan kepada Andikpas untuk dapat memanfaatkan adanya dukungan sosial dari orang-orang di sekitar. Andikpas dapat melakukan penyesuaian diri melalui dukungan sosial yang diberikan dari keluarga, pegawai di Lembaga Pemasyarakatan, maupun teman-teman sesama narapidana. Sehingga setelah keluar dari penjara, narapidana diharapkan dapat bersosialisasi kepada masyarakat sekitar.
Hubungan Harga Diri Dengan Aktualisasi Diri Pada Remaja Yang Mengalami Overweight Mery Tania; Umi Khasanah; Anggi Saputra; Nurul Iklima
Jurnal Keperawatan BSI Vol 8 No 1 (2020): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (283.118 KB)

Abstract

Masa remaja termasuk ke dalam masa peralihan. Pada masa ini mereka mulai bersibuk diri dalam memperhatikan penampilan fisiknya misalnya ingin memiliki berat badan ideal. Remaja yang mengalami kegemukan (overweight) cenderung memiliki harga diri rendah bila dibandingkan dengan yang memiliki tubuh ideal, hal ini akan berdampak juga terhadap aktualisasi diri mereka, sehingga akan mempengaruhi hubungan sosial, aktivitas-aktivitas disekolah, dan prestasinya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara harga diri dan aktualisasi diri pada remaja yang mengalami kegemukan di SMA Negeri 3 Bandung dengan menggunakan desain penelitian kuantitatif dengan model korelasi. Teknik Sampling yang digunakan adalah Total Sampling dengan sampel berjumlah 55 responden dan dianalisa menggunakan korelasi Rank Spearman. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Sebagian besar responden memiliki harga diri tinggi sebanyak 32 responden (58,2%) dan hampir setengahnya sebanyak 23 responden (41,8%) memiliki harga diri rendah. Pada variabel aktualisasi diri sebagian besar memiliki aktualisasi diri rendah yaitu 31 responden (56,4%) dan hampir setengahnya memiliki aktualisasi diri tinggi yaitu sebanyak 24 responden (43,6%). Hasil analisa diperoleh hasil uji korelasi menggunakan Spearman rank dengan program Statistical Packages for Sosial Science (SPSS) 16.0 for windows adalah r= 0,588 p < 0,01, hal ini menunjukan adanya hubungan yang positif dan signifikan antara harga diri dan aktualisasi diri pada remaja yang mengalami kegemukan di SMA Negeri 3 Bandung, maka dari itu institusi harus menyiapkan kegiatan-kegiatan yang positif dan membangun kemampuan siswa-siswinya.
Hubungan Kontrol Diri Dengan Kecanduan Internet Pada Remaja di Sman 11 Bandung Erna Irawan; Mery Tania; Ajeng Sri Rahayu Pratami
Jurnal Keperawatan BSI Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (290.664 KB)

Abstract

Survey Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) menyebutkan bahwa terjadi peningkatan setiap tahun nya dalam penggunaan internet. Berdasarkan hal tersebut timbul berbagai masalah, diantaranya yaitu kecanduan internet. Terdapat faktor dominan yang mempengaruhi kecanduan internet tersebut yaitu faktor kontrol diri. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja di SMAN 11 Bandung. Penelitian ini bersifat Survey Analitik yang dirancang dengan pendekatan Cross Sectional yaitu dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus. Populasi sebanyak 1000 siswa dengan sampel sebanyak 106 siswa. Penentuan subjek penelitian menggunakan metode Accidental Sampling. Pengumpulan data menggunakan alat ukur berupa Skala Kecanduan Internet oleh Young 1998 dan Skala Kontrol diri oleh Averill. Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis Univariat dengan uji Distribusi Frekuensi untuk mendeskripsikan setiap variabel, hasilnya bahwa hampir seluruhnya responden mempunyai kontrol diri yang sedang (93,4%) 99 responden. Kemudian sebagian besar responden mengalami tingkat kecanduan internet yang sedang (67,9%) 72 responden. Serta digunakan teknik analisis Bivariat dengan metode analisis data uji Spearman Rank, hasilnya diperoleh nilai korelasi sebesar r= -0,391 dan p= 0,000 (p<0,05). Maka terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kontrol diri dengan kecanduan internet pada remaja di SMAN 11 Bandung, yang artinya semakin tinggi kontrol diri, maka kecanduan internet semakin rendah dan begitupun sebaliknya. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat mengungkapkan faktor-faktor lain selain kontrol diri yang mempengaruhi kecanduan internet pada remaja.
Hubungan Activity Of Daily Living (ADL) Dengan Tingkat Depresi Pada Lansia Rita Damayanti; Erna Irawan; Mery Tania; Rita Rahmayati; Umi Khasanah
Jurnal Keperawatan BSI Vol 8 No 2 (2020): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (531.196 KB)

Abstract

Laju perkembangan penduduk dunia termasuk Indonesia saat ini sedang menuju proses penuaan yang ditandai dengan meningkatnya jumlah serta proporsi penduduk lansia. Proses penuaan yang dialami lansia tidak hanya berpengaruh terhadap segi kehidupan tetapi juga akan diikuti dengan kemunduran fisik dan juga mental. Kemunduran tersebut dapat berdampak pada terjadinya depresi pada lanjut usia. Depresi merupakan masalah mental yang paling banyak ditemui pada lansia dengan prevalensi depresi pada lansia didunia sekitar 8 - 15%. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan activity of daily living (ADL) dengan tingkat depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Kabupaten Bandung. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif non-eksperimental dan termasuk dalam penelitian korelasional dengan rancangan Cross Sectional. Teknik sampel yang digunakan adalah teknik Non Probability sampling dengan pendekatan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah semua lansia yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang berjumlah 60 lansia. Pengumpulan data dengan kuesioner barthel index untuk mengukur kemampuan ADL lansia yang masih dapat dilakukan dan geriatric depression scale (GDS) untuk mengukur tingkat depresi pada lansia. Analisis data secara univariat dan bivariat menggunakan uji Rank Spearman. Analisis bivariat menggambarkan bahwa tingkat activity of daily living lansia mandiri (56,7%), tingkat depresi lansia yang tidak mengalami depresi (43,3%). Uji statistik menunjukkan ada hubungan activity of daily living dengan tingkat depresi pada lansia di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Kabupaten Bandung dengan nilai p-value (0,000) <0,05 Hₐ diterima searah dengan tingkat korelasi cukup sedang (0,442). Ada hubungan activity of daily living dengan tingkat depresi di Balai Perlindungan Sosial Tresna Werdha Ciparay Kabupaten Bandung, diharapkan pihak panti dapat mempertahankan activity of daily living (ADL) agar tingkat depresi pada lansia tidak meningkat.
HUBUNGAN PERSEPSI DENGAN PENERIMAAN SOSIAL SISWA REGULAR TERHADAP SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH INKLUSI SDN 003 TEBING Mery Tania; Erna Irawan; Suci Rahmah Yanti
Jurnal Keperawatan BSI Vol 9 No 1 (2021): Jurnal Keperawatan BSI
Publisher : LPPM Universitas BSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (192.821 KB)

Abstract

Anak berkebutuhan khusus memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan. Dalam pendidikan di Sekolah Inklusi Siswa berkebutuhan khusus satu kelas dengan siswa reguler normal, dan dapat diharapkan memahami, menghargai, dan menerima siswa ABK dengan segala perbedaan dan keterbatasannya. Ketika siswa ABK kurang diterima oleh teman-teman nya walaupun tidak membully namun cenderung tidak mengajak bermain dan belajar. Sehingga hal tersebut dapat terjadi persepsi yang negative kepada siswa ABK. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui adakah hubungan persepsi penerimaan sosial siswa regular terhadap siswa berkebutuhan khusus. pendekatan kuatitatif dengan jenis penelitian analisis korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah sebanyak 221, sedangkan sampel yang digunakan ialah 160 siswa di kelas 4-6 SD N 003 tebing karimun. Tahap pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan kuesioner yang disebar online melalui akun media sosial menggunakan Google Form. Hasil penelitian menunjukkan terdapat (66,9) yaitu 107 Responden memiliki persepsi tinggi, (59,4%) yaitu 95 responden memiliki penerimaan sosial tinggi , adanya hubungan yang signifikan antara persepsi dan penerimaan sosial dengan nilai sig (0,000) <0,05. Nilai Correlation Coefficient didapatkan +0.36 termasuk nilai Correlation Coefficient (0,26-0,50) maka korelasi antara persepsi dengan penerimaan sosial termasuk tingkat hubungan cukup kuat. . Maksudnya jika persepsi siswa regular terhadap siswa berkebutuhan khusus positif maka penerimaan sosial akan tinggi. Dikarenakan kondisi Pandemi Covid-19 yang sedang berlangsung di Negara bahkan didunia yang menyebabkan peneliti tidak dapat bertatap muka langsung bersama responden. Oleh karena itu bagi peneliti selanjutya dapat melengkapi kekurangan yang ada dalam penelitian ini serta dapat meneliti lebih lanjut untuk faktor faktor lain yang dapat mempengaruhi persepsi dan penerimaan sosial siswa regular terhadap siswa berkebutuhan khusus