Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

The Representation of Social Actors in Political Editorial Reports of an On-Line Indonesian National Newspapers Barzan Faizin
Khazanah Hukum Vol 4, No 3 (2022): Khazanah Hukum Vol 4, No 3 November (2022)
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kh.v4i3.20813

Abstract

This article is a critical discourse analysis of the representation of social actors in an on-line Indonesian National newspaper’s (Media Indonesia) editorial reports on the political issues on ‘intolerance’ recovery, the allocation of Regional Government Budget, and reclamation project post the Jakarta governor election 2017. In line with this historical event, this study attempts to examine how social actors—Anies, Ahok and society are  represented in the MI’s editorial reports. The main objectives of this research are: (1) to examine the exclusin and inclusion strategies in which the social actors are represented in the reports, and (2) to describe how the social actors are positioned (whether) in the positive self- and negative other presentation This study applied Van Leeuwen’s Social Actor Network and Wodak’s Discourse-Historical Approach. The study reveals that the present governor, Anies is mostly represented negatively in the political issues post the Jakarta governor election 2017. Conversely, the other social actor, Ahok is completely portrayed in a positive manner and society is depicted in a neutral mode. In the terms of power and ideology, it is obvious that Media Indonesia has a dominant power over its readers, and embraces secularism ideology in politics and capitalism ideology in economy.
APAKAH CAMPUR KODE BAHASA PADA BALITA BAGIAN DARI LINGUISTIC NEO IMPERIALISM? Faizin, Barzan; Kalsum, Nyimas Umi
Khazanah Multidisiplin Vol 5, No 2 (2024): Khazanah Multidisiplin
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kl.v5i2.33346

Abstract

Interaksi anak balita dengan game online dan tayangan YouTube akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku kebahasaan campur code dalam komunikasi sehari-hari dengan orang-orang di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi jenis campur kode yang dipakai oleh anak beserta konteks tuturannya, dan mengungkap hegemoni bahasa Inggris terhadap bahasa lokal dan Indonesia. Metode yang dipakai dalam studi ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik untuk mendalami tuturan anak balita yang mencampurkan dua kode, dan pendekatan kritis untuk mengungkap dominasi kultural yang direpresentasikan dalam satuan kebahasaan campur kode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campur kode tipe Penyisipan menempati posisi teratas, yang diikuti campur kode tipe Pemanfaatan, Preferensi, Alternasi, dan terakhir Kongruen. Berdasarkan urutan pemakaian campur kode tersebut, paling tidak ada dua karakteristik pada aktivitas campur kode anak pertama, anak balita cenderung menyisipkan leksem bahasa asing dan gaul secara acak (manasuka) tanpa melihat konteks tuturan. Kedua, anak balita cenderung memilih leksem yang mudah diucapkan karena ia telah menghafalnya dari tontonan atau game yang berulang-ulang ia lihat di internet. Fenomena ini menegaskan berkembangnya neo-imperialsime bahasa karena dorongan yang kuat dari dalam masyarakat yang merasakan keuntungan ekonomis dari penguasaan bahasa Inggris dan rasa percaya diri penutur ketika mampu berbicara bahasa Inggris serta munculnya rasa rendah diri pada sebagian masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang rendah.
Polarization of Religious Issues in Indonesia’s Social Media Society and Its Impact on Social Conflict Faizin, Barzan; Fitri, Susanti Ainul; AS, Enjang; Maylawati, Dian Sa'adillah; Rizqullah, Naufal; Ramdhani, Muhammad Ali
Journal of Applied Data Sciences Vol 6, No 1: JANUARY 2025
Publisher : Bright Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47738/jads.v6i1.447

Abstract

In this new era, people use social media to share information and discuss political, social, and religious issues, leading to pros and cons arguments. In Twitter’s hashtags and tweets, religious issues frequently trigger a hot conversation that causes disputes among citizens and even street movements. This study is intended to reveal the religious issues that often trigger polarization among Twitter users and how they influence horizontal conflict in society as what happened during the election period in 2019. This research applied mixed methods with social media analytics to conceal religious issues in Indonesia's social media society. The data collection was done by crawling data from the Indonesian Twitter users’ tweets regarding religious issues hashtags, which is a reference for further analysis. The research findings show that the top eight religious issues widely discussed based on 23,433 Twitter users’ tweets are the hashtags (#) salafi, wahabi, intoleransi (intolerance), taliban, anti-Pancasila, politisasi agama (politicization of religion), politik identitas (identity politics), and radikalisme (radicalism). In social conversation networks, these issues are related to each other and other issues such as political figures, the three presidential candidates, the general election, and the Republic of Indonesia presidential election in 2024. Concerning these issues, Twitter users believe that the issues, positive or negative, do not influence their religious and political stance. However, to a certain extent, they believe that religious issues impact social discourses regarding horizontal conflicts. 44% opinions prove this indicated that the debate over religious matters had little influence on their opinion of these topics, and 64.5% agreed that religious concerns can cause social strife. Finally, it is hoped that further studies will elaborate on how religious issues on Twitter and other social media directly impact social harmony in everyday life.
Analisis Framing Debat Capres dan Cawapres pada Pemilihan Umum Tahun 2024 Zulfikar, Muhammad Zaldy; Faizin, Barzan
Annaba: Jurnal Ilmu Jurnalistik Vol. 9 No. 3 (2024): ANNABA: Jurnal Ilmu Jurnalistik
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/annaba.v9i3.39154

Abstract

Penelitian ini menganalisis framing berita tentang debat capres dan cawapres 2024 oleh MediaIndonesia.com, Viva.co.id, dan Okezone.com dari 12 Desember 2023 hingga 4 Februari 2024. Menggunakan pendekatan kualitatif dan teori framing Robert N. Entman, studi ini mengevaluasi empat elemen framing Define Problems, Diagnose Causes, Make Moral Judgement, dan Treatment Recommendation dalam tiga puluh berita. Metode komparasi digunakan untuk membandingkan cara penyajian informasi oleh ketiga media online. Hasilnya menunjukkan bahwa media-media ini lebih fokus pada isu yang menguntungkan salah satu kandidat, menganalisis ketidaksepemahaman visi-misi, dan menilai pentingnya isu substantif. Mereka juga merekomendasikan transparansi, akuntabilitas, dan penghargaan terhadap pendapat berbeda sambil menghindari pembahasan persoalan pribadi.
Strategi Jurnalisme Online Pada Media Sosial Tiktok @InfoBandungKota Dewanti, Sinta; Astuti, Dyah Rahmi; Faizin, Barzan
Annaba: Jurnal Ilmu Jurnalistik Vol. 10 No. 1 (2025): ANNABA: Jurnal Ilmu Jurnalistik
Publisher : Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/annaba.v10i1.43925

Abstract

This study aims to elaborate the online journalism strategy on Info Bandung Kota tiktok account through Paul Bradshaw’s BASIC principles that cover brevity, adaptability, scannability, interactivity, and community and conversation. This research uses an interpretive paradigm, with a qualitative approach. The method used in this research is descriptive method with data collection techniques. The results of this study reveal that the online journalism strategy on @infobandungkota tiktok include the following points: First, strategies for Brevity through duration summarization and caption writing. Second, strategies for adaptability using language selection and choosing the type of music that is tailored to the characteristics of the audience. Third, the strategy to Scannability is by using catchy headlines and footage, as well as the use of hastags that match the content of the news. Fourth, strategies to Interactivity is by using the viral events and content outside of journalism that influences journalistic content. Fivth, strategies to create Community and Conversation by using group forum, tiktok features, and replying to audience comments.
APAKAH CAMPUR KODE BAHASA PADA BALITA BAGIAN DARI LINGUISTIC NEO IMPERIALISM? Faizin, Barzan; Kalsum, Nyimas Umi
Khazanah Multidisiplin Vol. 5 No. 2 (2024): Khazanah Multidisiplin
Publisher : UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15575/kl.v5i2.33346

Abstract

Interaksi anak balita dengan game online dan tayangan YouTube akan berpengaruh terhadap sikap dan perilaku kebahasaan campur code dalam komunikasi sehari-hari dengan orang-orang di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengelaborasi jenis campur kode yang dipakai oleh anak beserta konteks tuturannya, dan mengungkap hegemoni bahasa Inggris terhadap bahasa lokal dan Indonesia. Metode yang dipakai dalam studi ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan sosiolinguistik untuk mendalami tuturan anak balita yang mencampurkan dua kode, dan pendekatan kritis untuk mengungkap dominasi kultural yang direpresentasikan dalam satuan kebahasaan campur kode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campur kode tipe Penyisipan menempati posisi teratas, yang diikuti campur kode tipe Pemanfaatan, Preferensi, Alternasi, dan terakhir Kongruen. Berdasarkan urutan pemakaian campur kode tersebut, paling tidak ada dua karakteristik pada aktivitas campur kode anak pertama, anak balita cenderung menyisipkan leksem bahasa asing dan gaul secara acak (manasuka) tanpa melihat konteks tuturan. Kedua, anak balita cenderung memilih leksem yang mudah diucapkan karena ia telah menghafalnya dari tontonan atau game yang berulang-ulang ia lihat di internet. Fenomena ini menegaskan berkembangnya neo-imperialsime bahasa karena dorongan yang kuat dari dalam masyarakat yang merasakan keuntungan ekonomis dari penguasaan bahasa Inggris dan rasa percaya diri penutur ketika mampu berbicara bahasa Inggris serta munculnya rasa rendah diri pada sebagian masyarakat Indonesia yang memiliki kemampuan bahasa Inggris yang rendah.