Claim Missing Document
Check
Articles

Found 14 Documents
Search

PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI PHOTOSCAPE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGEDIT FOTO PADA SISWA CEREBRAL PALSY DI SLB-D YPAC BANDUNG Sutisna, Nia
Jurnal Penelitian Pendidikan Vol 16, No 1 (2016): PENGEMBANGAN DAN STRATEGI PEMBELAJARAN
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/jpp.v16i1.2486

Abstract

Penelitian ini dilakukan terhadap seorang subjek yaitu siswa cerebral palsy jenis ataxia kelas XI SMALB di SLB-D YPAC Bandung. Subjek berinisial IGA (19 tahun) dan berjenis kelamin laki-laki. IGA telah memiliki kemampuan komputerisasi dasar, yaitu menghidupkan / mematikan komputer maupun laptop, mengetik menggunakan jempol, mengarahkan kursor menggunakan mouse dan panel sentuh, serta berselancar di dunia maya melalui jejaring sosial. Selain itu IGA juga memiliki minat yang cukup tinggi terhadap multimedia. Hal itu melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Pembelajaran program aplikasi Photoscape dalam meningkatkan kemampuan mengedit foto pada siswa cerebral palsy serta untuk melihat berapakah skor kemampuan mengedit foto yang didapat oleh IGA pada fase Baseline-1, Intervensi, dan Baseline-2. Kemampuan mengedit foto pada penelitian ini meliputi meninggikan kualitas pada foto, memotong bagian yang tidak diinginkan pada foto, mengatur cahaya, serta menambahkan objek berupa tulisan pada foto. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan Single Subject Research dengan menggunakan desain A-B-A. Penyajian data diolah dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan persentase dan ditampilkan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mean kemampuan awal IGA dalam mengedit foto di Baseline-1 sebesar 5% yang artinya kemampuan IGA dalam mengedit foto sangat kurang, kemampuan IGA cendrung meningkat pada fase intervensi dengan perolehan mean 94% yang artinya sangat baik, dan mencapai mean 100% pada fase Baseline-2 yang artinya sangat baik. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, membuktikan bahwa pembelajaran program aplikasi Photoscape dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan mengedit foto pada IGA, siswa cerebral palsy di SLB-D YPAC Bandung. Oleh sebab itu peneliti merekomendasikan kepada pihak sekolah untuk mempertimbangkan pembelajaran ini sebagai salah satu bahan ajar bagi siswa cerebral palsy yang memiliki potensi dalam komputerisasi.Kata Kunci: siswa cerebral palsy, kemampuan mengedit foto, pembelajaran program aplikasi photoscape
PENGARUH AKTIVITAS KOLASE TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA SISWA CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK Sutisna, Nia; Rachmawati, Yeni
PEDAGOGIA Vol 16, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i1.10743

Abstract

Kesulitan yang dihadapi oleh anak cerebral palsy dengan tipe spastik yaitu ia memiliki kesulitan dalam menggunakan otot-ototnya untuk bergerak, disebabkan adanya kekejangan pada otot, akibatnya gerakan tubuh menjadi terbatas dan lambat. Dampak dari kekejangan atau kekakuan yang dialami anak cerebral palsy tipe spastik diantaranya adalah hambatan dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan kemampuan otot, yaitu kemampuan motorik halus seperti dalam kegiatan bina diri dan belajar. Untuk mengembangkan kemampuan motorik halus pada siswa cerebral palsy tipe spastik dibutuhkan suatu metode atau aktivitas pembelajaran yang tepat agar kemampuan motorik halus yang dimiliknya dapat dikembangkan. Salah satunya dengan aktivitas kolase yang dilakukan guna melatih motorik halus anak, koordinasi mata dan tangan melalui sebuah aktivitas yang menyenangkan serta bermanfaat. Kolase merupakan teknik yang kaya akan aktivitas yang memungkinkan untuk mengembangkan keterampilan motorik halus terutama kelenturan dalam menggunakan jari-jarinya seperti merobek dan menempel. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah aktivitas kolase berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan motorik halus pada siswa cerebral palsy tipe spastik kelas VII di SMPLB-D YPAC Bandung. Metode penelitian yang digunakan adalah Single Subject Research (SSR) dengan desain penelitian A-B-A. Teknik pengumpulan data melalui tes perbuatan dan teknik analisis data menggunakan persentase, dengan indikator mampu mengambil dan meletakkan benda dalam berbagai posisi, mampu memasang dan melepas resleting celana, serta mampu memasang dan melepas kancing baju. Hasil penelitian diperoleh mean level baseline 1 (A-1) sebesar 50,97%, mean level intervensi (B) sebesar 71,8% dan mean level baseline 2 (A-2) sebesar 85,29%. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa melalui aktivitas kolase dapat meningkatkan kemampuan motorik halus pada siswa cerebral palsy tipe spastik (MBY), terbukti dari kenaikan mean level pada setiap sesi. Hasil penelitian ini sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi pendidik dalam pemilihan aktivitas pembelajaran pada anak cerebral palsy. Difficulties arising from the child's spastic cerebral palsy type is a person who has difficulty in using his muscles to move that affects muscle spasm. The impact of spasticity or stiffness experienced by children of cerebral palsy type is an obstacle in performing activities related to muscle ability. To develop fine motor abilities in students, the type of cerebral palsy spastic technology or the proper learning activities for fine motor skills that can be developed. This study was conducted to determine whether the collage process can improve fine motor skills in grade VII cerebral palsy spastic students at SMPLB-D YPAC Bandung. The research method used is Single Subject Research (SSR) with A-B-A research design. Data processing techniques through tests and data analysis techniques using percentages, with indicators that can be used in various positions, able to load and finish pants, and able to lift and remove clothes. The result of the research obtained average level of baseline 1 (A-1) equal to 50,97%, mean intervention level (B) equal to 71,8% and mean level of baseline 2 (A-2) equal to 85,29%. The results of this study suggest that through the collage stage can improve fine motor skills in students of cerebral palsy spastic type (MBY), as evidenced by the increase in the average rate in each session.
PENGARUH METODE VAKT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL BANGUN DATAR PADA ANAK CEREBRAL PALSY Sutisna, Nia; Rahmawati, Ayi
PEDAGOGIA Vol 16, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v16i2.11334

Abstract

AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Metode VAKT terhadap peningkatan kemampuan mengenal bangun datar pada Anak cerebral palsy. Metode VAKT merupakan singkatan dari Visual, Auditori, Kinestetik dan Taktil yang merupakan metode dengan menggunakan seluruh indera anak. Penggunaan Metode VAKT dalam penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengenal bangun datar pada Anak cerebral palsy. Materi bangun datar merupakan konsep paling dasar dalam pelajaran matematika. Pengetahuan akan bentuk diperlukan dalam berbagai aspek dalam kehidupan. Berdasarkan hal itu anak cerebral palsy di PAUD GaMus (Garasi Anak Muslim) mengalami masalah dalam mengenal bangun datar. Anak cerebral palsy memiliki intelegensi yang rendah (pelupa) serta memiliki rasa rendah diri. Metode dalam penelitian ini adalah penelitian Subjek tunggal atau disebut Single Subject Research. Desain penelitian yang digunakan adalah Desain A-B-A yang memiliki tiga fase yaitu : A-1 (Baseline 1), B (Intervensi), A-2 (Baseline 2). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa metode VAKT dapat meningkatkan kemampuan anak cerebral palsy dalam mengenal bangun datar. Hal itu dapat dilihat dari hasil mean level pada setiap sesi terjadi peningkatan. Dari mean level A-1 dengan hasil 33,33 %, mean level Intervensi dengan hasil mean level 82,29 % dan mean level A-2 100 %. Berdasarkan hasil perolehan itu dapat disimpulkan bahwa Metode VAKT dapat meningkatkan kemampuan mengenal bangun datar pada Anak Cerebral Palsy.AbstractThis study was conducted to determine the effect of VACT method on increasing the ability to recognize flat waking in children with cerebral palsy. The VAKT method stands for Visual, Auditory, Kinesthetic and Tactile which is a method using all children's senses. The use of VAKT method in this study aims to improve the ability to recognize flat waking in children with cerebral palsy. Flat building material is the most basic concept in mathematics. Knowledge of forms is needed in various aspects of life. Based on this, cerebral palsy children in GaMus Early Childhood Education (Muslim Child Garage) experience problems in getting to know flat building. Cerebral palsy children have low intelligence (forgetfulness) and have a sense of inferiority. The method in this study is a single subject research or called Single Subject Research. The research design used is A-B-A Design which has three phases, namely: A-1 (Baseline 1), B (Intervention), A-2 (Baseline 2). Based on the results of the study, it is known that the VAKT method can improve the ability of cerebral palsy children to recognize flat waking. It can be seen from the results of the mean level in each session an increase. From the mean level A-1 with a result of 33.33%, the mean level of intervention with the mean level of 82.29% and the mean level of A-2 is 100%. Based on the results of the acquisition, it can be concluded that the VAKT method can improve the ability to recognize flat waking in children with cerebral palsy.
COMPARISON USING MEDIA CARD IMAGES AND ANIMATION IN IMPROVING THE KNOWLEDGE METAMORPHOSIS OF ANIMALS IN DEAF CHILDREN Sutisna, Nia
EDUTECH Vol 15, No 1 (2016): MEDIA DAN MODEL PEMBELAJARAN TERBARU
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edutech.v15i1.2226

Abstract

Abstrack, The study, entitled "comparison using the media card images and animations to improve the knowledge of animal metamorphosis in deaf children", aims to determine the differences in media use picture cards and animations based on the results of the test after the treated media. Methods This study uses a quantitative approach to experiment with the design of Counter Balance, is the rotation design allows two classes of media research to get the same treatment, as for data analysis using the Wilcoxon test. This research was conducted in class IV and V SLB Gandasari Indramayu with a total sample of eight people and made two groups according to the class. The results of the test scores after tested with Wilcoxon test calculations in may conclude that researchers propose hypotheses accepted, that there are differences in the use of media cards and animated images in increasing knowledge of animal metamorphosis in deaf children. This study is expected to be a reference to the suggestion that more and more schools are given attention on the use of the media, especially the animation of deaf children to help improve knowledge in the subject matter.Keywords: Animal Metamorphosis Knowledge, Media Card Image, Animation.Abstrak, penelitian yang berjudul “perbandingan menggunakan media kartu gambar dan animasi dalam meningkatkan pengetahuan metamorfosis hewan pada anak tunarungu”, bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan media kartu gambar dan animasi berdasarkan hasil tes setelah diberi perlakuan media tersebut. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif eksperimen dengan desain Counter Balance, yaitu desain rotasi yang memungkin dua kelas penelitian mendapatkan perlakuan media yang sama, adapun analisis datanya menggunakan uji Wilcoxon. Penelitian ini dilakukan di kelas IV dan V SLB Gandasari Indramayu dengan jumlah sampel sebanyak delapan orang dan dijadikan dua kelompok sesuai kelas. Hasil skor tes setelah diuji dengan perhitungan Uji Wilcoxon didapat kesimpulan hipotesis yang peneliti ajukan diterima, yaitu terdapat perbedaan penggunaan media kartu gambar dan animasi dalam meningkatkan pengetahuan metamorfosis hewan pada anak tunarungu. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan saran bagi sekolah agar semakin lebih diberi perhatian tentang penggunaan media khususnya animasi bagi anak tunarungu untuk membantu meningkatkan pengetahuan dalam hal materi pelajaran.Kata kunci: Pengetahuan Metamorfosis Hewan, Media Kartu Gambar, Animasi.
THE EFFECT OF PICURE STORY VIDEO MEDIA ON THE SPEAKING SKILLS IMPROVEMENT OF CHILDREN WITH INTELLECTUAL CHALLENGES AT GRADE IV SPECIAL EDUCATION SCHOOL CLASS C (SPLB-C) OF CIPAGANTI SPECIAL EDUCATION FOUNDATION (YPLB CIPAGANTI) Sutisna, Nia
EDUTECH Vol 14, No 2 (2015): INOVASI DAN APLIKASI PENDIDIKAN
Publisher : Prodi Teknologi Pendidikan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/edutech.v14i2.1377

Abstract

Abstract. Children with intellectual challenges are those who experience barriers to intelligence, such as low academic skills, low personal and vocational abilities and have impaired speech. Further, those children have to deal with fine motor skills and hand-eye coordination which are essentially needed in speaking and performing various daily activities such as writing. The problem that is often faced by children with intellectual challenges is difficulty in beginning writing at the stage of imitating or copying text. Another problem found in children with intellectual challenges is related to communication barrier or developing oral language skills in accordance with society norms so that they are able to catch the feeling and the idea of the people they speak to and play active role in the society. To achieve the goals, there needs to be sufficient speaking practice or speech education using picture story video media with supporting activities. Therefore, this research aimed to find out the effect of using picture story video media in improving the speaking skills of children with intellectual challenges. This research used experimental method with One Group Pre Post Test design and Wilcoxon test. The subjects are four children with intellectual challenges at Grade IV SPLB-C YPLB Cipaganti.Keywords: video media, children with intellectual challenges, speaking skillsAbstrak. Anak tunagrahita adalah mereka yang mengalami hambatan dalam inteligensi, seperti rendahnya kemampuan akademik, kemampuan personal, kemampuan vokasional, dan mengalami gangguan berbicara. Selain itu, anak tunagrahita ringan mengalami motorik halus dan koordinasi mata tangan sangat diperlukan untuk berbicara dan melakukan berbagai aktivitas yang terkait dengan kehidupan sehari-hari seperti untuk menulis. Adapun masalah yang sering dihadapi anak tunagrahita dalam kemampuan menulis permulaan yaitu pada tahapan meniru atau menyalin tulisan.Masalah yang ditemukan pada anak tunagrahita yaitu berkaitan dengan hambatan berkomunikasi atau mengembangkan kemampuan bahasa lisan/berbicara sesuai dengan norma lingkungan dan dapat menangkap perasan dan gagasan lawan bicara serta berperan aktif dalam lingkungan. Untuk merealisasikan usaha tersebut perlu adanya latihan berbicara atau speech education yaitu melalui media video cerita yang memadai dan bentuk kegiatan yang menunjang. berdasarkan latar belakang masalah tersebut timbullah sebuah rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Adakah pengaruh penggunaan media cerita bergambar terhadap peningkatan kemampuan berbicara Anak Tunagrahita Ringan?” Dalam menjawab permasalahan penelitian tersebut, peneliti menggunakan metode eksperimen dengan bentuk One Group Pre test Post test Design uji Wilcoxon. Adapun subjek dalam penelitian ini adalah empat orang siswa tunagrahita kelas IV SPLB-C YPLB CipagantiKata kunci: media video, tunagrahita, kemampuan berbicara
PENGARUH STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK TERGADAP PENINGKATAN MEMBACA PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY Munandar, Ana; Sutisna, Nia
PEDAGOGIA Vol 17, No 3 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17509/pdgia.v17i3.20299

Abstract

AbstrakMMembaca permulaan merupakan kemampuan paling dasar dan penting untuk mempelajari simbol atau kode yang memiliki makna serta dapat diterjemahkan dalam bunyi atau suara. Komponen membaca permulaan yaitu membaca huruf, suku kata, kata dan kalimat sederhana. Membaca sangat penting untuk setiap orang, begitu juga anak berkebutuhan khusus. Cerebral Palsy adalah individu yang mengalami kerusakan otak menetap yang berdampak pada mobilisasi, gerak, komunikasi, dan lain sebagainya. Metode yang digunakan oleh guru di sekolah kurang dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan. Oleh karena itu, subjek memerlukan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaannya. Salah satunya yaitu metode pembelajaran Strukrural Analitik Sintetik. Penelitian ini menggunakan metode pembelajaran ini untuk melihat pengaruh kepada kemampuan membaca permulaan pada subjek. Metode penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, eksperimen Single Subject Research dengan desain A-B-A. Jumlah sesi pada A1 tiga sesi, B tujuh sesi, dan A2 tiga sesi. Subjek penelitian ini yaitu anak cerebral palsy spastik yang mengalami hambatan kecerdasan kelas IX SMPLB. etiap sesinya anak memperoleh rata-rata nilai A1 yaitu 59,06%, B 74,80%, dan A2 84,25%. Kesimpulannya metode struktural analitik sintetik dapat berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kemampuan membaca permulaan. AbstractPre-reading is the most basic and important ability to learn symbols or codes that have meaning and can be translated in sounds or sounds. The component of pre-reading is reading letters, syllables, words and simple sentences. Reading is very important for everyone, so are children with special needs. Cerebral Palsy is an individual who has permanent brain damage that affects mobilization, movement, communication, and so forth. The method used by teachers in schools is less able to improve pre-reading skills. Therefore, the subject requires learning methods that can improve the ability to read the beginning. One of them is the synthetic analytical structural learning method. This study uses this learning method to see the effect on early reading skills on the subject. The research method uses a quantitative approach, a single subject research experiment with A-B-A design. The number of sessions at A1 is three sessions, B is seven sessions, and A2 is three sessions. The subjects of this study are spastic cerebral palsy children who have intelligence problems in class IX SMPLB. for each session the children obtained an average A1 value of 59.06%, B 74.80%, and A2 84.25%. In conclusion, synthetic analytic structural methods can have a significant effect on improving early reading skills.
IMPROVED MATHEMATICS UNDERSTANDING OF TIME, DISTANCE AND SPEED USING TAMIYA GAME TOWARDS STUDENT WITH HEARING IMPAIRMENT Rusyani, Endang; Sutisna, Nia; Hernawati, Ati; Maryanti, Rina; Husaeni, Dwi Fitria Al; Ragadhita, Risti
Jurnal Pengajaran MIPA Vol 26, No 2 (2021): JPMIPA: Volume 26, Issue 2, 2021
Publisher : Faculty of Mathematics and Science Education, Universitas Pendidikan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18269/jpmipa.v26i2.37201

Abstract

This study aimed to determine the effect of using Tamiya's game in improving the mathematical understanding of students with hearing impairment on time, distance and speed. The method used was Classroom Action Research using Tamiya games as learning media. The research was conducted in two cycles using the Kemmis and Taggart model which consists of 4 components, namely planning, action, observation and reflection. From the research conducted, it was found that in cycle I, there was a slight increase in learning outcomes where 25% of students passed and 75% did not graduate from the initial conditions, 100% of students passed the class with an average score of 53.75. In cycle II there was a significant change, 100% of students passed after making learning improvements from cycle I, an active learning situation emerged and an increase in learning outcomes. These results were obtained due to an increase in the involvement of teachers and students in learning. The use of Tamiya games as a concrete learning medium by involving students in direct experience could help the limitations of deaf children in receiving information and abstraction power that cause obstacles to knowledge achievement. The impact of this study shows that the use of the Tamiya game as a concrete learning medium could improve the mathematical understanding of the topic of time, distance and speed towards fifth grade students with hearing impairment.
Peran Pendidikan Sepanjang Hayat bagi Penyandang Disabilitas Sutisna, Nia
JASSI ANAKKU Vol 11, No 2 (2011): JASSI Anakku: Volume 11, Issue 2, 2011
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4726.538 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v11i2.3992

Abstract

Pendidikan merupakan institusi atau pranata yang penting bagi kelangsungan hidup manusia. Pendidikan hadir bersama dengan tuanya kehadiran manusia di bumi ini. Kehadiran itu dalam bentuk interaksi dengan lingkungan, sesama manusia, dan interaksi dengan yang lain bahkan interaksinya menghasilkan adat istiadat. Bentuk peniruan, interaksi, sosialisasi dan enkulturasi telah lahir jauh sebelum masyarakat mengenal sebutan sekolah. Pendidikan nasional adalah salah satu sistem dari sistem pembangunan nasional, memiliki tiga subsistem pendidikan yaitu pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal. Manusia adalah makhluk yang tumbuh dan berkembang serta ingin mencapai suatu kehidupan yang optimal. Selama manusia berusaha untuk meningkatkan kehidupannya, baik dalam meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, kepribadian, maupun keterampilannya, secara sadar atau tidak sadar, maka selama itulah pendidikan masih berjalan terus.Kata kunci:pendidikan,sepanjang hayat, disabilitas
Pengaruh Metode Senam Otak Melalui Gerakan Arm Activation Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy Spastic Di SLB D YPAC Bandung Insan N, Nera; Sutisna, Nia
JASSI ANAKKU Vol 16, No 1 (2016): JASSI Anakku: Volume 16, Issue 1, 2016
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1012.234 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v16i1.5737

Abstract

Anak yang mengalami kerusakan otak pada daerah motorik salah satunya adalah anak cerebral palsy spastic. Masalah yang dihadapi kebanyakan adalah pada masalah kekakuan pada anggota tubuh, termasuk pada jari-jari tangan yang kurang berfungsi dengan baik dalam melakukan kegiatan seperti meraih, menggenggam begitupun dengan menulis. Menulis sangat penting ketika anak berada di lingkungan akademik. Adapun upaya untuk mengatasi masalah kekakuan serta hambatan dalam menulis permulaannya yaitu melalui pelaksanaan latihan senam otak melalui gerakan arm activation. Metode senam otak arm activation memberikan peranan yang sangat penting dalam mengembangkan kemampuan menulis permulaan anak cerebral palsy spastic. Hal ini dikarenakan metode senam otak arm activation melibatkan senam jari-jari tangan, bahu dan pergelangan tangan. Penelitian ini dilaksanakan di SLB-D YPAC Bandung dengan subjek penelitiannya berinisial D.A yang merupakan anak cerebral palsy spastic. Adapun penelitian yang digunakan adalah Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A dan menggunakan satuan ukur persentase. Adapun hasil penelitian ini menjawab rumusan penelitian yang diajukan karena terjadi peningkatan terhadap subjek penelitian dalam mean level. Persentase mean level untuk kemampuan subjek D.A dalam menjiplak mengalami peningkatan dari fase baseline adalah 79,425% dan fase intervensi adalah 81,937%. Mean level subjek D.A dalam kemampuan menebalkan huruf mengalami peningkatan pula yakni dari fase baseline adalah 63,35% dan fase intervensi adalah 75,825%. Mean level subjek D.A dalam kemampuan meniru huruf dari 53,325% pada fase baseline dan pada fase intervensi mengalami peningkatan yakni 81,675%. Begitupun dalam aspek menulis dikte, subjek D.A mengalami peningkatan yakni dari fase baseline adalah 25% dan fase intervensi adalah 68,325%.Kata kunci: Cerebral Palsy Spastic, Menulis, Metode, Arm Activation.
Peningkatan Koordinasi Mata dan Tangan melalui Keterampilan Kirigami pada Siswa Cerebral Palsy Spastik di SLB D YPAC Bandung Malika, Tressa Thursina; Sutisna, Nia
JASSI ANAKKU Vol 17, No 1 (2017): JASSI Anakku: Volume 17, Issue 1, 2017
Publisher : Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.641 KB) | DOI: 10.17509/jassi.v17i1.7656

Abstract

Manusia membutuhkan kemampuan motorik untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari, baik itu kemampuan motorik halus maupun motorik kasar. Selain itu, dibutuhkan juga koordinasi anggota tubuh agar dapat melakukan aktivititas sehari-hari. Tanpa koordinasi, seseorang tidak dapat melakukan gerak secara maksimal. Begitu pula yang terjadi pada anak dengan cerebral palsy, salah satu hambatan yang dialaminya adalah dalam aspek koordinasi mata dan tangan. Cerebral palsy merupakan suatu kelainan pada gerak tubuh yang ada hubungannya dengan kerusakan otak yang menetap. Akibatnya otak tidak berkembang, tetapi bukan suatu penyakit yang progresif. Untuk menangani hambatan dalam koordinasi mata dan tangan, pada penelitian ini diberikan intervensi melalui keterampilan kirigami. Kirigami merupakan suatu keterampilan yang berasal dari Jepang, yaitu seni menggunting kertas. Pertama, kertas dilipat terlebih dahulu, kemudian diberi pola sesuai dengan yang diinginkan, lalu guntinglah pola yang telah dibuat tersebut. Langkah terakhir, bukalah kembali secara perlahan lipatan kertas yang telah digunting itu sehingga menghasilkan suatu bentuk yang baru. Penelitian ini dilakukan pada siswa cerebral palsy spastik di SLB D YPAC Bandung yang berinisial S.B. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian dengan subjek tunggal atau yang biasa disebut dengan SSR (Single Subject Research). Penelitian ini dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase baseline 1 (A1), fase intervensi (B) dan fase baseline 2. Target behavior yang diukur mencakup tiga aspek, yaitu melipat kertas, menebalkan pola dan menggunting pola. Setelah diberikan intervensi, hasil yang diperoleh S.B. dalam ketiga aspek ini secara umum terjadi peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari mean level pada setiap aspek dan pada setiap fasenya mengalami peningkatan beberapa persen. Namun pada aspek-aspek tertentu seperti menggunting pola garis lengkung dan lingkaran, tidak terjadi peningkatan sama sekali. Berdasarkan perolehan data yang telah dianalisis, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan koordinasi mata dan tangan secara umum terjadi peningkatan setelah diberikan intervensi melalui keterampilan kirigami.