Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Analisis akumulasi kandungan logam kadmium pada akar dan daun mangrove di Perairan Basaan-Belang Kabupaten Minahasa Tenggara dan Likupang Kabupaten Minahasa Utara Kawung, Nikita; Rompas, Rizald; Paulus, James; Lasut, Markus; Mantiri, Desy; Rumampuk, Natalie
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.20569

Abstract

Laut sangat bermanfaat dalam kegiatan budidaya, penangkapan ikan, rekreasi, transportasi dan sebagainya. Tapi laut juga menjadi alternatif terakhir yang menerima beban dari aktivitas-aktivitas antropogenik tersebut. Kadmium adalah salah satu logam berat yang paling berbahaya. Ketika kadmium memasuki ekosistem akuatik, kadmium akan terakumulasi dengan biota laut dan mempengaruhi rantai makanan sehingga mengancam kesehatan manusia yang sering mengeksploitasi sumber daya laut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis kandungan kadmium di akar dan daun mangrove Avicennia sp. dan Rhizophora sp. pada lokasi yang berbeda. Hasil analisis kadmium dari dua spesies mangrove di empat lokasi sampling yang berbeda dari penelitian ini, yang tertinggi pada Rhizophora sp. ditemukan di daun yaitu 26.742 ppb dan 21.027 ppb di akar dari Desa Ambon di Likupang, sedangkan kandungan terendah berjumlah <0,07 ppb ditemukan di akar dari Desa Buku di Belang dan 14.346 ppb di daun dari Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Desa Likupang Dua. Kemudian kandungan kadmium tertinggi pada Avicennia sp. ditemukan di akar yaitu 44.355 ppb dari Desa Ambon di Likupang dan 23.164 ppb di daun dari Laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Desa Likupang Dua, sedangkan kandungan terendah ditemukan di Desa Basaan, yaitu 22.234 ppb di akar dan 8.741 ppb di daun. Perbedaan akumulasi kadmium pada dua spesies mangrove disebabkan adanya perbedaan morfologi akar dan daun. Mangrove jenis Avicennia sp. dapat dijadikan sebagai tumbuhan fitoremediator karena memiliki daya serap logam kadmium lebih besar dibandingkan Rhizophora sp
Penapisan (skrining) aktivitas antibakteri beberapa ekstrak spons dari Teluk Manado Nowin, Edgar; Warouw, Veibe; Rimper, Joice; Paulus, James; Pangkey, Henneke; Sumilat, Deiske
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol 6, No 1 (2018): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.6.1.2018.20198

Abstract

Spons merupakan salah satu biota laut yang sangat prospektif sebagai sumber senyawa bahan-bahan alami seperti peptida, terpenoid, steroid, asetogenin, alkaloid, halida siklik, dan senyawa nitrogen lainnya. Senyawa-senyawa ini memiliki aktivitas farmakologis seperti antifouling, antitumor, antiinflamasi, antivirus, antibakteri, antijamur, antimalaria. Telah diekstrak dua belas spons yang dikoleksi dari Teluk Manado, Sulawesi Utara. Pengujian aktivitas antibakteri dalam penelitian ini menggunakan metode Kirby-Bauer yang dimodifikasi. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini  dari  koleksi beberapa ekstrak spons sebanyak 9,442 gram melalui proses maserasi dengan pelarut etanol dan evaporasi.  Kedua belas ekstrak yang diskrining didapatkan 10,6 mm (ekstrak 1), 7,4 mm (ekstrak 4) dan (10,6 mm) ekstrak 9  yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Bacillus megaterium sedangkan pada media bakteri Escherichia coli hanya ekstrak 1 (8,9 mm) yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri. Kontrol positif sebagai pembanding memiliki aktivitas yang jauh lebih besar terhadap bakteri B. megaterium dan E.  coli sehingga senyawa antibakteri yang terdapat dalam ekstrak spons yang dikoleksi dari Teluk Manado digolongkan sebagai senyawa yang bersifat sedang/moderate.
Accumulation of heavy metals (As, Cd, Pb, Hg) on brown algae, Padina australis, cultivated in Kima Bajo Waters, North Minahasa Regency Hidayat, Sarif; Mantiri, Desy M.H.; Paulus, James J.H.; Lasut, Markus T.; Rumampuk, Natalie D.C.; Undap, Suzanne; Sumilat, Deiske A.
AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT Vol 9, No 1 (2021): APRIL
Publisher : AQUATIC SCIENCE & MANAGEMENT

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jasm.9.1.2021.32470

Abstract

Although heavy metals have relatively low levels in water column and sediments, they will not be degraded and can even be absorbed and accumulated by marine algae. Research on accumulation of heavy metals on algae was done in Kima Bajo Waters, North Minahasa Regency. The research objective was to evaluate the accumulation of four heavy metals, i.e. arsenic (As), cadmium (Cd), plumbum (Pb), and mercury (Hg), on brown macroalgae Padina australis. The alga was introduced and cultivated in the research area using bottom method. The same method was also used in the experiment. One-week acclimatization process was done prior the experiment. Sampling of alga’s thallus was carried out every two weeks to measure the concentration of metals. The experiment was terminated after six weeks. Bottom sediment was also collected at the beginning of the experiment to measure the metal concentration. The results showed that the heavy metals (As, Cd, Pb, and Hg) were accumulated in the algae. The highest concentration of Cd, Pb, and Hg accumulated in the algae was 0.15 mg/kg wet weight, 3.5 mg/kg wet weight, and 0.009 mg/kg wet weight, respectively. All the concentrations were higher than the initial concentration of each metal. Accumulation of As was also occurred with the highest concentration (1,9 mg/kg wet weigh) occurred at fourth weeks; however, it was lower than the initial concentration. The accumulation varied according to type of metals and time; accumulation of Cd, Pb, and Hg were occurred on second weeks of cultivations and As on the fourth weeks. It can be concluded that cultivated alga can accumulate heavy metals.Indonesian title: Akumulasi logam berat (As, Cd, Pb, Hg) pada alga coklat, Padina australis, yang dibudidaya di Perairan Kima Bajo, Kabupaten Minahasa Utara
Morphological and Biomolecular of the Atergatis floridus Crab in the Intertidal Zone of the Minanga Coast, Manado City Tamara Angela Gabriela Siahaan; Darus Saadah J. Paransa; James J.H. Paulus; Stenly Wullur; Remy E.P. Mangindaan; Pankie Pangemanan
Jurnal Ilmiah Sains Volume 22 Nomor 2, Oktober 2022
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35799/jis.v22i2.46363

Abstract

This study examines the morphology and biomolecules of the Atergatis floridus crab found in the Intertidal Zone of the Minanga Beach, Manado City. Species identification was carried out by morphological and biomolecular analysis of DNA barcoding using the COI gene. Samples were collected in February and the isolation stage was in March 2022. The method used was the roaming method, namely exploring the research location to catch samples of crabs on the coast and catching crabs directly using hands protected with gloves and a flashlight for lighting. The morphological characters of concern are the shape of the carapace color and the anterior, posterior and abdominal characters. Furthermore, muscle tissue samples were taken from the crab claws for DNA isolation and sequencing processes at the company's first base laboratories, Malaysia. Based on the results of the research, samples that have been studied morphologically and sequenced show that 99.70% of the species are Atergatis floridus. Keywords: Atergatis floridus;  DNA barcode; Manado City; morphology Morfologi dan Biomolekuler Kepiting Atergatis floridus di Zona Intertidal Pesisir Pantai Minanga, Kota Manado  ABSTRAK Studi ini menelaah morfologi dan biomolekuler kepiting Atergatis floridus yang terdapat di Zona Intertidal Pesisir Pantai Minanga, Kota Manado. Identifikasi spesies dilakukan dengan pendekatan analasis morfologi dan biomolekuler DNA barcoding menggunakan Gen COI. Sampel dikoleksi pada bulan Februari dan tahapan isolasi pada bulan Maret 2022. Metode yang digunakan adalah metode jelajah, yakni menjelajahi lokasi penelitian untuk menangkap sampel kepiting di pesisir pantai dan penangkapan kepiting secara langsung menggunakan tangan yang dilindungi dengan sarung tangan dan senter untuk penerangan. Karakter morfologi yang menjadi perhatian adalah bentuk warna karapas dan karakter anterior, posterior dan abdomen. Selanjutnya diambil sampel jaringan otot pada bagian capit kepiting untuk dilakukan isolasi DNA dan proses sekuensing pada perusahaan first base laboratories, Malaysia. Berdasarkan hasil penelitian sampel yang telah ditelaah secara morfologi dan disekuens menunjukkan bahwa 99.70% spesies tersebut adalah Atergatis floridus. Kata kunci: Atergatis floridus; DNA barkoding; Kota Manado; morfologi
Shell Color Classification And Carotenoid Pigments On Littoraria pallescens (Philippi, 1846) From Mangrove Ecosystem Area On Mokupa Village, Tombariri Sub District and Basaan Village, Ratatotok Sub District) Susan M. Sumampouw; Desy M. H. Mantiri; Farnis B. Boneka; Medy Ompi; James J. H. Paulus; Adnan S. Wantasen
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 6 No. 2 (2018): ISSUE JULY-DECEMBER 2018
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.6.2.2018.20650

Abstract

The purpose of this study was to classify the color of the shell and to know the carotenoid pigment content in Littoraria pallescens based on color classification and population distribution in the mangrove ecosystem area of Mokupa Village, Tombariri Sub district and Basaan Village, Ratatotok Sub district. Sampling directly on mangrove trees as water begins to recede. Identification of L. pallescens species is done by looking at the shape of the shell, the color of the shell, the color of the operculum and the shape of the genital organ. Shell color classification by inserting into the Color Explorer application. Analysis of carotenoid pigments by extraction process with acetone and petroleum ether, further separation of pigment by thin layer chromatography. The results obtained show that L. pallescence dominates life on mangrove trees. Sex was inversely proportional to the two research sites, 53.8% of the male L. pallescens species and 46.2% female in Mokupa waters while from Basaan waters there were 47.1% males and 52.9% females. Color classification based on the percentage of occurrences of constant color that is black (18.5), black orange (16.3) brown black spots (16,3), gray (10.7), angry (6,3), yellow pale (17.8), brown yellow spots (14,1). The detected pigment based on the color classification of the shell is located on the identical and identifiable Rf for all colors is the β-carotene pigment.Keyword : Littoraria pallescence, Carotenoid pigments Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengklasifikasikan warna cangkang dan mengetahui kandungan pigmen karotenoid pada Littoraria pallescens berdasarkan klasifikasi warna dan sebaran populasinya di wilayah ekosistem mangrove Desa Mokupa kecamatan Tombariri dan Desa Basaan Kecamatan Ratatotok. Pengambilan sampel secara langsung pada pohon mangrove saat air mulai surut. Identifikasi spesies L. pallescens dilakukan dengan melihat bentuk cangkang, warna cangkang, warna operculum dan bentuk organ genital.  Pendataan untuk klasifikasi warna cangkang dengan memasukkan ke dalam aplikasi Color Explorer. Analisis pigmen karotenoid melalui proses ekstraksi dengan aseton dan petroleum eter, selanjutnya pemisahan awal pigmen dengan kromatografi lapis tipis. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa L. pallescence mendominasi hidup pada pohon mangrove. Jenis kelamin berbanding terbalik pada dua lokasi penelitian, spesies L. pallescens jantan 53.8% dan betina 46.2% di perairan Mokupa sedangkan dari perairan Basaan terdapat 47.1% jantan dan 52.9% betina. Klasifikasi warna berdasarkan persentase kemunculan warna yang konstan yaitu warna hitam (18,5), hitam oranye (16,3) coklat bercak hitam (16,3), abu-abu (10,7), Marah (6,3), kuning pucat (17,8), kuning bercak coklat (14,1). Pigmen yang terdeteksi berdasarkan klasifikasi warna pada cangkang adalah berada pada Rf yang sama dan yang dapat diidentifikasi untuk semua warna adalah pigmen ß-karoten.Kata kunci : Littoraria pallescence, Pigmen Karotenoid
Study Of Non Point Source Heavy Metal Cadmium Level In Mangrove Plant Sediment At Likupang: Addressed To The Conservation Of The Bunaken National Park James Jobert Hanoch Paulus; Desy M. H. Mantiri; Rene Ch. Kepel; Natalie D. C. Rumampuk; Fransiscus Rori; Engel V. Pandey; Chatrien A. L. Sinjal
Jurnal Ilmiah PLATAX Vol. 8 No. 1 (2020): ISSUE JANUARY-JUNE 2020
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.8.1.2020.28267

Abstract

Recognize close to Bunaken National Park and largely influenced by the mouth of the Likupang River, having a compact rooting system makes trapped particles suspended in the water column into the sediment. This study aims to determine the spatial distribution of Cadmium metal levels in Mangrove sediments. Sediment samples were taken spatially at point 1 (N 01 ° 40,314 'E 125 ° 04,032') area close to the mainland, point 2 (N 01 ° 40,336 'E 125 ° 03,999') at the center of Mangrove root are present, and point 3 (N 01 ° 40,328 'E 125 ° 03,973') leading to the sea. Sediment samples were analyzed with AAS in the BARISTAND laboratory in Manado with Indonesian National Standards (SNI). The results obtained with the average value in ppm at each point are first point 1, level 0.04, second point, level 5.88, and the third point, level 3.88. The concentration at point second and the third are above the CCME Criteria. This study result at point 2 as the center of concentration of Mangrove roots obtained the highest value, followed at point 3 at a point near the sea and then the lowest at point 1 close to the coast. Keywords: Sediment; Mangrove root; Cadmium ABSTRAKBerada berdekatan dengan TN Bunaken serta besar dipengaruhi oleh muara sungai Likupang, memilki sistem perakaran yang kompak menjadikan terperangkapnya partikel tersuspensi di kolom air menjadi sedimen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial kandungan logam Cadmium pada sedimen Mangrove. Sampel sediment diambil secara spatial yaitu titik 1 (N 01°40.314’ E 125°04.032’) yang dekat dengan daratan, titik 2 (N 01°40.336’ E 125°03.999’)pada bagian pusat adanya konsentrasi perakaran, dan titik 3 (N 01°40.328’ E 125°03.973’) berada pada kearah laut.  Sampel sedimen di analsis dengan AAS di laboratorium BARISTAND di Manado dengan standard SNI.  Hasil yang diperoleh dengan nilai rata rata dalam ppm ditiap titik adalah :  titik 1, nilai 0,04, titik 2, nilai 5,88, dan titik 3, nilai 3,88, pada titik 2, dan 3 sudah melebihi baku mutu yang direkomendasikan oleh CCME yaitu 0,7 ppm. Dari penelitian ini disimpukan pada titik 2 sebagai pusat konsentrasinya perakaran Mangrove diperoleh nilai paling tinggi, diikuti pada titik 3 pada titik arah dekat dengan laut kemudian terendah pada titik 1 yang dekat dengan arah pantai.Kata kunci: Sediment; Mangrove root; Cadmium
KANDUNGAN KARBON (C) SERASAH MANGROVE DI DESA PONTO KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Abd Razak; Calvyn F. A. Sondak; James J. H. Paulus; Noldy G. F. Mamangkey; Joice R. T. S. I. Rimper; Joudy R. R. Sangari
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 1 (2022): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.1.2022.52675

Abstract

Mangrove forests have a role as an absorber of carbon dioxide (CO2) from air and sea therefore they play an important role in mitigating climate change. The problems that exist today are the decline in the area of mangrove forests due to the conversion of land functions into ponds, and development in coastal areas. Decrease of mangrove forest areas can lead to reduced its ability to absorb and storage carbon dioxide (CO2). The purposes of this study were to analyze litter carbon content of mangrove leaf litter in the mangrove forest of Pontoh Village, Wori District, North Minahasa Regency and estimate the carbon content (C) in mangrove litter per hectare per year. Based on the results of the analysis, the total average percentage of carbon content in mangrove litter in Ponto Village, Wori District, North Minahasa Regency was 29.71% C/day, and from the estimation results, the average carbon content (C) in mangrove litter is 3.68 tons/ha/year. Key Word: mangrove, litter, carbon content ABSTRAK Hutan mangrove memiliki peran sebagai penyerap karbondioksida (CO2) dari udara sehingga berperan penting untuk mitigasi perubahan iklim. Permasalahan yang ada saat ini yaitu berkurangnya luas kawasan hutan mangrove akibat pengalihan fungsi lahan menjadi tambak, dan pembangunan di kawasan pesisir. Apabila berkurangnya kawasan hutan mangrove maka dapat menyebabkan berkurangnya sumber penyerapan dan penyimpanan karbodioksida (CO2). Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis kandungan karbon pada serasah daun mangrove hutan mangrove Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara dan mengestimasi Kandungan Karbon (C) pada serasah mangrove per luasan hektar per tahun. Berdasarkan hasil analisis didapatkan total rata-rata persentase kandungan karbon serasah mangrove di Desa Ponto, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara yakni sebesar 29,71% C/hari, serta dari hasil estimasi didapatkan rata-rata kandungan karbon (C) pada serasah mangrove sebesar 3,68 ton/ha/tahun. Kata Kunci: mangrove, serasah, kandungan karbon
INDEKS NILAI PENTING KOMUNITAS MANGROVE DI DAERAH PESISIR DESA MINANGA DUA, KECAMATAN PUSOMAEN, KABUPATEN MINAHASA TENGGARA, SULAWESI UTARA Bella R. Lelewa; Antonius P. Rumengan; Calvyn F. A. Sondak; James J. H. Paulus; Carolus P. Paruntu; Deiske. A. Sumilat
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 11 No. 3 (2023): JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.11.3.2023.54295

Abstract

Mangrove forests can be used indirectly as a resource in coastal areas. Besides, mangrove forests have dual functions that other ecosystems cannot replace. This research aims to identify types of mangrove communities on the Minanga Dua coast in Pusomaen District, Southeast Minahasa Regency. Field data was collected via line transects. The research found two types of mangroves: Sonneratia alba and Avicennia marina. The Avicennia marina mangrove dominates ecologically in the mangrove community habitat in Minanga Dua Village. The highest Importance Value Index (INP) is owned by the type/species of Avicennia marina in each transect, respectively: transect 1 (300.00%), transect 2 (257.42%), and transect 3 (248.51 %). Meanwhile, for the INP Sonneratia alba type in transect 1 (none), transect 2 (42.58%), and transect 3 (51.49%). The diversity index on transect 2, which has the highest diversity of all transects, shows that the Avicennia marina species is more abundant than the Sonneratia alba species in the mangrove forest community habitat of Minanga Dua Village. Keywords: Important Value Index, Community, Mangrove, Minanga Dua ABSTRAKHutan mangrove secara tidak langsung dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya di wilayah pesisir. Selain itu, hutan mangrove mempunyai fungsi ganda yang tidak dapat digantikan oleh ekosistem lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis komunitas mangrove di pesisir Minanga Dua di Kecamatan Pusomaen Kabupaten Minahasa Tenggara. Data lapangan dikumpulkan melalui transek garis. Penelitian menemukan dua jenis mangrove: Sonneratia alba dan Avicennia marina. Mangrove Avicennia marina mendominasi secara ekologis pada habitat komunitas mangrove di Desa Minanga Dua. Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi dimiliki oleh jenis/spesies Avicennia marina pada masing-masing transek, masing-masing: transek 1 (300,00%), transek 2 (257,42%), dan transek 3 (248,51%). Sedangkan untuk jenis INP Sonneratia alba pada transek 1 (tidak ada), transek 2 (42,58%), dan transek 3 (51,49%). Indeks keanekaragaman pada transek 2 yang mempunyai keanekaragaman tertinggi dari seluruh transek menunjukkan bahwa spesies Avicennia marina lebih melimpah dibandingkan spesies Sonneratia alba pada habitat komunitas hutan mangrove Desa Minanga Dua. Kata Kunci: Indeks Nilai Penting, Komunitas, Mangrove, Minanga Dua
KOMPOSISI DAN KEPADATAN SAMPAH DASAR LAUT BERUKURAN MESO DAN MAKRO DI PERAIRAN PANTAI MANADO Septian Z. Supit; Wilmy E. Pelle; James J. H. Paulus; Indri S. Manembu; Elvy L. Ginting; Joudy Sangari
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.3.2022.55011

Abstract

Manado shore is one of the water areas in North Sulawesi that has potential in coastal tourism. This is proved through the presence of tourists who want to enjoy the underwater beauty by diving either by snorkeling or by scuba. This study aimed to determine the density and composition of seabed waste in the waters of Manado shore. Sampling was carried out at 2 stations, the first station was in the estuary area of the Malalayang River and the second station was in the waters of the Megamas Manado area. The sampling method was carried out using the belt transect method by conducting SCUBA dives with a sampling area of 100 meters long and 2 meters wide. The identification results obtained 7 types of macro-sized marine debris which were classified into 17 types, while meso- sized garbage found 6 types of marine debris which were classified into 11 types. The composition for macro-sized waste is dominated by the type of plastic material (PL code; composition of 31%; weight of 7,990.025 g) while up to meso is dominated by the type of glass & ceramic material, (GC; 39%; 120.5 g). Macro and meso size marine debris density at the Manado Beach location, for macro size is dominated by the type of plastic material (PL code; 1.9 items/m2), while the meso size is dominated by the type of plastic material (PL; 1.42 items/m2). m2). Keywords: Meso Trash Composition, Density, Seabed ABSTRAK Pantai Manado merupakan salah satu wilayah perairan yang ada di Sulawesi Utara yang memiliki potensi dalam kepariwisataan pantai. Hal ini dibuktikan dengan hadirnya para wisatawan yang ingin menikmati keindahan bawah laut dengan menyelam baik dengan snorkeling maupun dengan SCUBA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui jumlah kepadatan dan komposisi sampah dasar laut di perairan Pantai Manado. Pengambilan sampel dilakukan pada 2 stasiun, stasiun yang pertama berada pada daerah estuari muara Sungai Malalayang dan stasiun kedua berada pada daerah perairan kawasan Megamas Manado. Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode belt transek dengan cara melakukan penyelaman SCUBA dengan luasan pengambilan sampel panjang 100 meter dan lebar 2 meter. Hasil identifikasi didapatkan 7 jenis sampah laut berukuran makro yang diklasifikasi kedalam 17 jenis, sedangkan sampah berukuran meso ditemukan 6 jenis sampah laut yang diklasifikasi kedalam 11 jenis. Komposisi untuk sampah ukuran makro didominasi jenis bahan plastik (kode PL; komposisi sebesar 31 %; berat sebesar 7.990,025 g) sedangkan sampai meso didominasi jenis bahan kaca & keramik, (GC; 39 %; 120,5 g). Kepadatan sampah laut ukuran makro dan meso di lokasi Pantai Manado, untuk ukuran makro didominasi oleh jenis bahan plastik (kode PL; sebanyak 1,9 item/m2), sedangkan ukuran meso didominasi oleh jenis bahan plastik (PL; sebanyak 1,42 item/m2). Kata Kunci: Sampah Meso, Sampah Makro, Komposisi, Kepadatan, Dasar Laut
STRUKTUR KOMUNITAS LAMUN DI DESA DARUNU KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA Immanuel S. T. Septian; Calvyn F. A. Sondak; Veibe Warouw; James J. H. Paulus; Rosita A. J. Lintang; Reny L. Kreckhoff
JURNAL PESISIR DAN LAUT TROPIS Vol. 10 No. 3 (2022): JURNAL PESISiR DAN LAUT TROPIS
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jplt.10.3.2022.55015

Abstract

Seagrass meadows have ecological roles such as habitats of other organisms, as primary producers in shallow waters, as substrates stabilizer, as well as carbon storage. The seagrass meadow community structure and condition of Darunu Village Waters has never been reported. The study purposes are to find out and analyze seagrass species abundance, community structure and diversity index. Data collection of seagrass community structure was taken using the line transect method. Three 100 m line transects were laid from the coast perpendicular to the sea. The distance between each transect is 50m . Then the data was taken using a 50 x 50 cm2 quadrant. The quadrat was placed from 0 m to 100m and the distance between each quadrat was 10 meters. This study found 6 types of seagrasses, namely Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Halodule pinifilia, and Syringodium isoetifolium. The diversity index of seagrass species at the research site was moderate (1 ≤ H' ≤ 3 diversity of medium species). Keywords: Darunu Village, Community Structure, Padang Lamun. ABSTRAK Kawasan ekosistem padang lamun yang ada di Perairan Desa Darunu sampai saat ini belum pernah ada informasi tentang keadaan struktur komunitas lamun yang ada disana. Padang lamun memiliki nilai ekologis seperti habitat organisme lain, produsen primer di perairan dangkal, penstabil substrat, dan bahkan penyimpan karbon di perairan dangkal. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui jenis-jenis lamun apa saja yang terdapat di perairan Desa Darunu dan juga untuk mengetahui gambaran dari struktur komunitas lamun yang ada di perairan Desa Darunu. Pengambilan data bioekolgi lamun struktur komunitas diambil dengan menggunakan metode line transect yang ditarik tegak lurus ke arah laut menjauhi pantai dengan jarak sejauh 100 meter, kemudian dilakukan pengamatan menggunakan kuadran cm2 yang sebelumnya sudah diletakkan pada titik awal 0 meter sampai dengan seterusnya di sepanjang garis transek dengan jarak antar kuadran yaitu 10 meter. Hasil penelitian menemukan 6 jenis lamun yaitu Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, Cymodocea rotundata, Halophila ovalis, Halodule pinifilia, Syringodium isoetifoliumKeanekaragaman jenis lamun di lokasi penelitian berdasarkan Shannon-Wiener memiliki tingkat keanekaragaman sedang (1 ≤ H’ ≤ 3 keanekaragaman spesies sedang). Kata Kunci: Desa Darunu, Struktur Komunitas, Padang Lamun.