Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi sekolah dalam menangani bullying terhadap Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK) di SMP Negeri 70 Jakarta. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian dipilih melalui teknik purposive sampling, yaitu kepala sekolah, guru Bimbingan dan Konseling (BK), dan 10 siswa berkebutuhan khusus (PDBK) yang terdiri dari 2 orang dari kelas VII dan 8 orang dari kelas VIII. Pemilihan ini dilakukan berdasarkan peran strategis informan dan pengalaman PDBK sebagai korban bullying. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bullying terhadap PDBK disebabkan oleh kurangnya perhatian keluarga, belum inklusifnya lingkungan sekolah, tekanan kelompok seusia, serta pengaruh media sosial. Untuk menangani hal tersebut, sekolah menerapkan strategi berbasis empat tahap manajemen strategi Wheelen dan Hunger: pengamatan lingkungan, perumusan, implementasi, serta evaluasi dan kontrol. Keempat tahap ini diterapkan melalui strategi preventif berupa sosialisasi anti-bullying dan pendidikan karakter; strategi edukatif melalui pembelajaran inklusif, mediasi konflik, dan pembentukan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK); strategi kuratif melalui konseling, mediasi, sanksi edukatif, serta pelibatan orang tua; serta strategi preservatif berupa pemantauan berkala, pelibatan pengurus kelas, komunikasi aktif dengan orang tua, dan evaluasi rutin. Keberhasilan penerapan strategi secara menyeluruh tercermin dari tidak adanya laporan kasus bullying yang masuk serta meningkatnya rasa aman dan kenyamanan PDBK dalam proses pembelajaran.