ABSTRAK: Peristiwa gerakan 30 September 1965 di Indonesia telah mengahiri persaingan politik antara TNI-AD (Tentara Nasional Indonesia â Angkatan Darat) dengan PKI (Partai Komunis Indonesia). Namun sampai saat ini peristiwa tersebut masih menjadi misteri dalam sejarah Indonesia modern. Pihak TNI-AD menyebut peristiwa tersebut sebagai GESTAPU (Gerakan September 30) dan memandangnya sebagai peristiwa makar yang dilakukan oleh PKI. Berbagai kajian akademik telah dilakukan terhadap peristiwa tersebut. Ada sementara kalangan yang setuju dan ada yang tidak setuju tentang keterlibatan PKI dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965. Tulisan ini akan mengkaji berbagai perspektif tentang peristiwa Gerakan 30 September 1965 dan perubahan-perubahan politik yang menyertainya pasca peristiwa tersebut di Indonesia. Tulisan ini juga akan mengkaji tentang militer Indonesia yang setelah peristiwa GESTAPU tahun 1965 ianya muncul sebagai kekuatan yang memerintah. Dalam konteks ini TNI-AD memberi nama pemerintahan yang diusungnya dengan istilah âOrde Baruâ. Tujuan utama pemerintahan Orde Baru adalah untuk mempertahankan wujudnya nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Sementara itu pemerintahan Presiden Soekarno dicap sebagai kekuatan âOrde Lamaâ yang oleh pemerintahan Orde Baru digambarkan sebagai kurun waktu yang penuh dengan kegelapan, keterbelakanan, serta penyimpangan terhadap nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Untuk mendapatkan legitimasi politik dari masyarakat, pemerintah Orde Baru menyelenggarakan PEMILU (Pemilihan Umum) tahun 1971 yang hasilnya dimenangkan oleh kekuatan politik dukungan pemerintah, yakni GOLKAR (Golongan Karya). Walau bagaimanapun, hasil PEMILU tersebut tidak memuaskan masyarakat karena kemenangakan GOLKAR, dalam banyak hal, didapat lewat cara-cara kekerasaan yang di lakukan oleh prajurit TNI-AD di lapangan.    Kata-kata kunci: peristiwa GESTAPU tahun 1965, kontroversi keterlibatan PKI, peran TNI-AD dalam politik dan pemerintahan Orde Baru.  About the Author: Dr. Abdul Haris Fatgehipon is a Lecturer at the Department of History Education UNPATTI (University of Pattimura) in Ambon, Maluku, Indonesia. He was born in Ternate, Maluku, on July 28, 1973. He earned his Sarjana (Drs.) degree from UNPATTI Ambon (1996); Master of Social Science (M.Si.) degree from UGM (Gadjah Mada University) in Yogyakarta (2002); and Ph.D. from UKM (National University of Malaysia) in Bangi, Selangor Darul Ehsan, Malaysia (2007). He is also actively involved in various researchs such as education, history and social matters. For academic purposes, he can be contacted at: Study Program of History Education UNPATTI in Ambon, Maluku, Indonesia. His e-mail is: pertahanan@yahoo.com How to cite this article? Fatgehipon, Abdul Haris. (2009). âThe 30th September Movement and the Emerging of the New Order Regime in Indonesiaâ in SOSIOHUMANIKA: Jurnal Pendidikan Sains Sosial dan Kemanusiaan, Vol.2, No.1 [Mei], pp.1-14. Bandung, Indonesia: Minda Masagi Press, UPI Bandung, and UMS Kota Kinabalu, Malaysia, ISSN 1979-0112. Chronicle of article: Accepted (March 15, 2009); Revised (April 25, 2009); and Published (May 20, 2009).