Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kota Sukabumi Berdasarkan Kondisi Iklim Lisa Hidayati; Upik Kesumawati Hadi; Susi Soviana
Acta VETERINARIA Indonesiana Vol. 5 No. 1 (2017): Januari 2017
Publisher : IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (42.789 KB) | DOI: 10.29244/avi.5.1.22-28

Abstract

Demam berdarah dengue (BDB) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dari famili Flaviridae yang ditularkan oleh serangga (arthropod borne virus = arbovirus) melalui perantara utama nyamuk Aedes aegypti. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor iklim dengan kejadian DBD di Kota Sukabumi. Data iklim merupakan data sekunder yang diperoleh dari Badan Klimatologi Meteorologi dan Geofisika wilayah II Dramaga. Sedangkan data kasus DBD diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Sukabumi. Data dianalisa menggunakan analisis correlation pearson product moment dan regresi linear sederhana. Hasil penelitian tentang faktor iklim menunjukkan bahwa ada hubungan antara suhu udara dengan kasus DBD di kota Sukabumi di tahun 2010-2015, tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara faktor iklim (curah hujan, dan kelembaban) dengan tingkat kejadian DBD karena data tidak dikumpulkan untuk jangka waktu yang cukup lama. Hasil ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam program pengendalian masa depan untuk Ae. aegypti, karena bisa dilakukan untuk meramalkan waktu pengendalian dan manajemen pengendalian yang efektif.
Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni) Terhadap Kematian Larva Culex sp Lisa Hidayati; Seli Suprihatini
ASPIRATOR - Journal of Vector-borne Disease Studies Vol 12 No 1 (2020): Jurnal Aspirator Volume 12 Nomor 1 2020
Publisher : Loka Litbang Kesehatan Pangandaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.894 KB) | DOI: 10.22435/asp.v12i1.2171

Abstract

Abstract. Mahogany seed extract (Swietenia mahagoni) is a natural larvacidal material which contains limonoid, flavonoid, saponins and alkoloid. Mahogany seed extract can kill Culex sp larvae, which known as filariasis vectors. There are several mosquitoes control are used to pressing Culex sp larvae growth, such as using larvacidal and fogging but have bad impact on the circumtances The study observed effect of mahogany seed extract on Culex sp. larvae mortality. This study utilized an experimental method with ANOVA and probit analysis to determined LC50 and LT50. Extraction method were used in this study was maceration method. This research used some variation of mahogany seed extract concentration, consist of 8%, 10%, 20%, 50%, with negative control (-) used distilled water. Research repetition was carried out 3 times with a total sample of 325 larvae. Observations were made at 15, 60, 120, 240, 420 and 720 minutes (12 hours). This study found that there was a significant effect between the concentration of mahogany seed extract on larval mortality with Fcount > Ftable (0.05 ≥ 0.01). The concentration that effectively kills 50% of Culex sp (LC50) larvae was 10%. the time which was needed to kill 50% of Culex sp (LT50) larvae was 204,230 minutes. The higher the concentration level of mahogany seed extract were used, so that more larval mortality rates. The morphology or larvae body structure after administration of mahogany seed extract was damaging in the abdomen and thorax, allegedly inhibited growth hormone due to the mechanism of action of mahogany seed extract as an antifeedant This reaserch can be using mahogany seed extract with different methods and larvae. Mahogany seed extracts are expected to be applied in society as a vector control and this research can be developed using mahogany seed extract with different methods and larvae. Keywords: Mahogany seeds, Extract, Culex sp, larvacidal, Maceration, Abstrak. Ekstrak biji mahoni (Swietenia mahagoni) merupakan bahan larvasida alami yang mengandung limonoid, flavonoid, saponin dan alkoloid. Ekstrak biji mahoni diduga bisa membunuh larva Culex sp, yang berperan sebagai vektor filariasis. Ada beberapa cara penanggulangan nyamuk yang digunakan untuk menekan pertumbuhan larva Culex sp, seperti penggunaan larvasida dan fogging tetapi memiliki dampak yang buruk untuk lingkungan. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat pengaruh ekstrak biji mahoni terhadap kematian larva Culex sp. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan analisis ANOVA dan analisis probit untuk menentukan LC50 dan LT50 . Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah modifikasi maserasi. Konsentrasi ekstrak biji mahoni yang diujikan yaitu 8%, 10%, 20%, 50%, dengan kontrol (-) menggunakan aquadest. Pengulangan dilakukan sebanyak 3 kali dengan total sampel 325 larva. Pengamatan dilakukan pada menit ke 15, 60, 120, 240, 420 dan 720 menit (12 jam). Penelitian ini memperoleh hasil bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara konsentrasi ekstrak biji mahoni terhadap kematian larva dengan Fhitung > Ftabel (0,05 ≥ 0.01). Konsentrasi yang efektif membunuh 50% larva Culex sp (LC50) adalah 10%. waktu yang dibutuhkan untuk membunuh 50% larva Culex sp(LT50 ) adalah 204,230 menit. Semakin tinggi tingkat konsentrasi ekstrak biji mahoni semakin tinggi pula tingkat kematian larva. Morfologi atau struktur tubuh larva setelah pemberian ekstrak biji mahoni mengalami kerusakan di bagian abdomen dan toraks, diduga mengalami penghambatan hormonpertumbuhan karena mekanisme kerja ekstrak biji mahoni sebagai antifeedant. Ekstrak biji mahoni diharapkan dapat diaplikasikan di dalam masyarakat sebagai pengendalian vector dan Penelitian ini bisa dikembangkan dengan menggunakan ekstrak biji mahoni dengan metode dan larva yang berbeda. Kata Kunci: Biji mahoni, Ekstrak, Culex sp, Larvasida, Maserasi
Pemanfaatan ovitrap dalam pengukuran populasi Aedes sp. dan penentuan kondisi rumah Lisa Hidayati; Upik Kesumawati Hadi; Susi Soviana
Jurnal Entomologi Indonesia Vol 14 No 3 (2017): November
Publisher : Perhimpunan Entomologi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (835.946 KB) | DOI: 10.5994/jei.14.3.126

Abstract

The incidence of dengue hemorrhagic fever (DHF) is still a public health problem in Indonesia. Observations over a period of 20 to 25 years since the beginning of  the discovering of the disease, has show the increase of the diseases incidence every five years. The purpose of this study are 1) study the diversity of Aedes’s mosquitoes in Sukabumi City, 2) measure the Aedes population based on the number of eggs and ovitrap index, and 3) to know the correlation between ovitrap index and house condition. Aedes eggs were collected from 14 villages in Sukabumi City that has the highest incidence rate, started from May 2015 until August 2015. Collecting eggs is done by setting a trap eggs (ovitrap) as many as 230 pieces in 115 homes (indoor and outdoor). The results showed that Ae. aegypti were found inside houses and Ae. albopictus were outside houses. The number of eggs collected from ovitrap inside the houses were three times more than those collected from outside. Ovitrap index inside houses was 60%, or 1.6 times more than the ovitrap index outside the houses (37%) in 14 villages in Sukabumi. Houses with poor ventilation and sanitation increased the risk 3.09 times of number of ovitrap index. The results of this study could be use as basic information for the communities to improved environment hygiene through reduced mosquito breeding sites, thus degraded the incidence of dengue
Perbandingan Identifikasi Telur Cacing Parasit pada Kubis ( Brasseca Oleracea ) Mentah dan Matang Lisa Hidayati
Formosa Journal of Applied Sciences Vol. 1 No. 2 (2022): July 2022
Publisher : PT FORMOSA CENDEKIA GLOBAL

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (228.614 KB) | DOI: 10.55927/fjas.v1i2.816

Abstract

Telur cacing dapat ditularkan melalui tanah, hewan, makanan, minuman. Sayuran kubis (Brassica oleracea) merupakan makanan yang sering dihidangkan sebagai lalapan. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan jumlah telur cacing pada Barssica oleracea mentah dan matang di pasar Banjaran Kabupaten Bandung. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional. Hasil pengamatan dilihat dibawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 10. Berdasarkan pengamatan diperoleh telur Ascaris lumbricoides, telur Trichuris trichiura, dan telur Hookworm masing- masing sebanyak 85% telur cacing parasit pada kubis mentah (Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura dan Hookworm) dan 15% pada kubis matang (Ascaris lumbricoides). Hasil uji independent sampel test diketahui nilai sig. (2-tiled) sebesar 0,004 < 0,05, yang berarti ada perbedaan telur cacing pada kubis mentah dan matang.
PENGARUH HUBUNGAN ASUPAN SUMBER PURIN DAN AKTIFITAS FISIK TERHADAP KADAR ASAM URAT Lisa Hidayati
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 1 No. 12: Agustus 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jcijurnalcakrawalailmiah.v1i12.3196

Abstract

Asam urat dikenal di masyarakat sebagai sebutan suatu penyakit, tetapi sebenarnya asam urat produk akhir metabolisme purin yaitu hasil degradasi purine nucletide bahan penting bagi tubuh. Faktor yang mempengaruhi terjadinya asam urat salah satunya gaya hidup, gaya hidup yang dimaksudkan adalah aktifitas fisik, pola makan dan kebiasaan istirahat. Tujuan penelitian mengetahui distribusi frekuensi asupan purin dan mengetahui frekuensi aktifitas fisik pada masyarakat, serta menganalisis antara hubungan aktifitas fisik dan hubungan asupan purin terhadap kadar asam urat pada masyarakat di Kelurahan Gumuruh Kecamatan Batununggal Bandung pada Tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode analitik kolerasi pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah wanita dan pria berusia > 25 tahun yang berada di Kelurahan Gumuruh Kecamatan Batununggal. Teknik pengambilan menggunkan teknik Accidental sampling. Pengumpulan data berupa formulir, kuisioner dan wawancara untuk mengkaji aktifitas fisik dan asupan purin. Untuk melihat adanya hubungan asupan purin dan akktifitas fisik terhadap asam urat menggunakan nilai p- value <0,05. Hasil yang didapatkan yaitu p-value 0,249 > α (0,05) yang berarti tidak ada hubungan asupan sumber purin dengan kadar asam urat , dan p- value 0,807 > α (0,05) yang berarti tidak ada hubungan dengan aktifitas fisik dengan kadar asam urat pada warga di Kelurahan Gumuruh Kecamatan Batununggal Bandung tahun 2018. Penelitian berikutnya perlu dilakukan untuk menyempurnakan pembahasan dan variabel penelitian
JAMUR ENTOMOPATHOGEN BEAUVERIA BASSIANA SEBAGAI PENGENDALI HAYATI NYAMUK Lisa Hidayati; Yoli Zulfanedi
Jurnal Cakrawala Ilmiah Vol. 2 No. 6: Februari 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cendawan genus Beauveria merupakan salah satu cendawan entomopatogen yang paling sering diisolasi dan memiliki penyebaran yang kosmopolitan. Serangga terinfeksi memperlihatkan gejala awal yang sama, yaitu tidak mau makan, lemah, dan kurang orientasi hingga lama kelamaan diam dan mati. Selain menginfeksi larva, cendawan Beauveria juga virulen terhadap nyamuk dewasa. Umumnya produk B. bassiana diformulasi dalam bentuk bubuk (powder) dan merupakan formulasi paling efektif memicu kontak dengan serangga sasaran.
Perbandingan telur cacing soil transmitted helminths pada daun kemangi (Ocimum sanctum) dengan metode flotasi dan sedimentasi Hidayati, Lisa; Dewi, Sri Rohmanti
Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Kedokteran Universitas Palangka Raya
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Palangka Raya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37304/jkupr.v11i1.8685

Abstract

Basil is a type of vegetable that is found the most as a carrier of STH (Soil Transmitted Helminths) is basil (Ocimum sanctum). This study aims to compare the number and types of STH worm eggs in Ocimum sanctum using 2 types of observation techniques, namely flotation and sedimentation. The research method was observational analytic with a laboratory approach. Samples were taken from vegetable farmers as much as 60 g then divided into 2 treatments each 30 g for the flotation and sedimentation methods. The results of observations on both STH worm eggs were found. Strongyloides sp. worm eggs found in sedimentation techniques and Ascaris sp, Trichuris sp. and hookworms were found in both observation methods. The average value of worm eggs in the flotation method was 9 and the sedimentation method was 6. This research serves as a reference for the community to always maintain the cleanliness of the food they will consume.
The Effect of Acupressure Massage (At Points SP 6, LI 4, and ST 36) on Primary Menstrual Pain in Adolescent Girls at SMP N 6 Payakumbuh City Pitri, Zilfi Yola; Nataria, Desti; Felina, Mutia; Hidayati, Lisa
JURNAL IBU DAN ANAK Vol 11 No 1 (2023): Jurnal Ibu dan Anak, Volume 11, No.1, Mei 2023
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau Under Health Ministry Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/jia.v11i1.754

Abstract

One way to relieve pain non-pharmacologically is with Accrued Massage which can stimulate the formation of endorphin hormones. The purpose of this study was to determine the effect of acupressure massage (at points SP6, LI4, and ST36) on primary menstrual pain in adolescent girls at SMP N 6 Kota Payakumbuh. This study used a quasi-experimental method with one group pre-post test design. population of 16 people using Accidental sampling technique, obtained a sample of 12 respondents. The sampling technique uses observation sheets. Furthermore, Shapiro Wilk normality statistical tests were carried out with the results of normal undistributed data. Thus bivariate analysis uses the Wilcoxon test. The results of the study found the average scale of menstrual pain before Acupressure Massage was 4.25. Meanwhile, after acupressure massage, symptoms were reduced with an average number of 0.25. From the results of the p value test, the result p = 0.002 where p <0.05. It can be concluded that acupressure has an effect on reducing menstrual pain.
Pemberdayaan Masyarakat dalam Pencegahan Stunting melalui Pembentukan Pos Sanitasi Total Berbasis Masyarakat Rita Gusmiati; Gustin, Rahmi Kurnia; Alwi, Nike Puspita; Alhamda, Syukra; Hidayati, Lisa; Wenny, Dwi Mutia; Thusdiyah, Halimah; Wulandari, Lara
Jurnal Abdidas Vol. 5 No. 6 (2024): Desember
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/abdidas.v5i6.1055

Abstract

Prevalensi stunting di Puskesmas Singgalang adalah sebesar 16,3%, dimana belum tercapainya Target Nasional Indonesia prevalensi stunting yaitu sebesar 12,5%. Berdasarkan Perpres nomor 72 tahun 2021, Pemerintah Indonesia memasukkan sanitasi sebagai salah satu strategi utama penurunan stunting. Sedangkan capaian Sanitasi di Puskesmas Singgalang masih belum mencapai target yaitu sebesar 67,6%, dimana hal ini masih jauh dari capaian target Nasional yaitu 100%.  Strategi STBM- Stunting merupakan solusi yang dapat di laksanakan dalam penyelesaian permasalahaan yang ada di Nagari Singgalang. Solusi tersebut merupakan upaya yang sistematis untuk dapat terjadinya perubahan perilaku yang higienis, saniter dan mencegah stunting. Metode yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah: Melakukan advokasi terkait pelaksanaan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, Pembentukan kader Pos STBM, Membentuk Pos STBM, Melakukan pelatihan kepada kader tentang metode pemicuan 5 pilar STBM dan 3 pilah pencegahan stunting, Memberikan penyuluhan dan promosi kesehatan dengan menggunakan media leaflet serta pemasangan billboard terkait perubahan perilaku pada masyarakat tentang hygiene, sanitasi dan stunting, Menilai pengetahuan dan sikap Masyarakat tentang Stunting dan sanitasi, Melakukan monitoring dan evaluasi sanitasi setelah dilaksanakan kegiatan pengabdian kepada Masyarakat. Adapun hasil dan pencapaian dari kegiatan Pengabdian Masyarakat ini adalah terbentuknya Pos STBM, Telah dilatihnya 13 orang kader Pos STBM, peningkatan pengetahuan Masyarakat tentang sanitasi dan stunting manjadi 84,3%, dan pelaksanaan monitoring Pos STBM minimal 1 bulan sekali. Diharapkan kegiatan Pos STBM ini dapat dilakukan secara mandiri oleh kader pos STBM dengan support dari Masyarakat dan Puskesmas sehingga Pos STBM dapat dikatakan sebagai kegiatan usaha Kesehatan bersumber daya Masyarakat (UKBM).
Prevalensi Penyakit Parasit Darah dan Faktor Resiko Infestasi Vektor pada Sapi Potong di Kecamatan Koto Baru dan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya: Blood Parasite Prevalence and Risk Factor of Vector Infestation on Beef Cattle in Koto Baru and Sitiung Sub-district, Dharmasraya District Zulfanedi, Yoli; Hidayati, Lisa
Journal of Livestock and Animal Health Vol. 8 No. 2 (2025): August
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32530/jlah.v8i2.86

Abstract

Penyakit parasit darah merupakan penyakit hewan menular strategis (PHMS) dan menimbulkan kerugian ekonomis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi, tingkat keparahan infeksi dan faktor resiko penularan parasit darah di dua Kecamatan di Kabupaten Dharmasraya (Koto Baru dan Sitiung) Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2015 dengan pengambilan sampel dan pembuatan sediaan ulas darah dilakukan oleh UPT Puskeswan Koto Baru sedangkan pewarnaan dan identifikasi sampel dilakukan oleh Balai Veteriner (Bvet) Bukittinggi Sumatera Barat. Sebanyak 100 sampel darah sapi dikoleksi dari 10 (sepuluh) kelompok peternak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 100 sampel ulas darah sapi ditemukan 100 sampel (100%) positif terinfeksi Theileria spp., 19 sampel (19%) terindikasi Anaplasma spp. dan 1 sampel (1%) terindikasi Babesia spp. Prevalensi kejadian sebesar 81% oleh infeksi tunggal Theileria spp, 18 % infeksi campuran (Theileria spp., dan Anaplasma spp.) dan 1% Theileriaspp., Anaplasma spp., dan Babesia spp. Tingkat keparahan infeksi parasit darah yang ditandai dengan kondisi anemia ditemukan pada 3 sampel dengan prevalensi sebesar 3% disebabkan oleh infeksi tunggal Theileria spp. Tingginya prevalensi parasitemia ini kemungkinan dipengaruhi oleh adanya faktor resiko infestasi vektor yaitu sistem atau cara pemeliharaan serta waktu pengambilan rumput, pemakaian insektisida dan iklim.