Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Pengaruh pemberian urine kelinci dan air kelapa terhadap pertumbuhan rimpang dan kandungan minyak atsiri jahe merah Kusnadi, Kusnadi; Tivani, Inur
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Fakultas Pertanian UNPAD

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1004.347 KB) | DOI: 10.24198/kltv.v16i3.13992

Abstract

Bahan alami yang dapat digunakan sebagai sumber pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diantaranya adalah urine kelinci dan air kelapa. Pemberian urine kelinci, air kelapa dan kom-binasinya diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan rimpang dan kandungan minyak atsiri jahe merah. Percobaan telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Oktober 2017 di Kebun Percobaan Prodi Farmasi Politeknik Harapan Bersama. Perlakuan yang digunakan adalah beberapa konsentrasi urine kelinci, air kelapa dan kombinasi urine kelinci dengan air kelapa. Rancangan percobaan yang digunakan adalah dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdapat 9 perlakuan yang diulang 3 kali. Perlakuan dengan urine kelinci terdiri dari 3 level, yaitu u0 = 0 % pupuk fermentasi urine kelinci, u1 = 25 % pupuk fermentasi urine kelinci, u2 = 50 % pupuk fermentasi urine kelinci, sedangkan dengan air kelapa terdiri dari 3 level yaitu ; k0 = 0 %, k1 = 25 % air kelapa dan k2 = 50 % air kelapa. Berdasarkan hasil percobaan menunjukan bahwa adanya pengaruh pemberian konsentrasi urine kelinci dan air kelapa dan kombinasinya terhadap pertumbuhan rimpang dan kandungan minyak atsiri. Perlakuan u0k2 (urine kelinci 0 % + air kelapa 50 %)dan u2k1 (urine kelinci 50% + air kelapa 25%) menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah anakan, dan berat kering rimpang jahe merah yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya pada umur 20 mst. Perlakuan u0k2 dan u2k1 jugamenghasilkan kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya, masing-masing sebesar 1,48 g (0,98 %), dan 1,40 g (0,93 %) pada umur 32 mst. Kata kunci : Air Kelapa, Minyak Atsiri, Jahe Merah,Urine Kelinci
PEMBUATAN DAN UJI SIFAT FISIK GEL ANTINYERI KOMBINASI MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH ( Syzygium aromaticum(L.) Merr.&Perry ) DAN SEREH (Cymbopogon nardus L. Rendle) Purgiyanti, Purgiyanti; Tivani, Inur
Jurnal Ilmiah Manuntung Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Ilmiah Manuntung
Publisher : jurnal ilmiah manuntung akademi farmasi samarinda

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (50.37 KB)

Abstract

Clove and lemongrass are agricultural commodities that have high economic value. One of the natural compounds produced from both and is usually obtained by distillation is essential oil. The use of clove oil and citronella oil that has often been used by the public is as an analgetics. The purpose of this study was to make an analgetics gel from a combination of essential oils of clove and citronella oil with variations in the concentration of CMC-Na as a gelling agent and to determine the gel that wasmost preferred by respondents. This research is an experimental research, the method of document collection uses qualitative and quantitative data from laboratory experiments. The resulting gel is then tested for physical properties of the preparation which includes organoleptic test, homogeneity, pH, clarity, dispersion , protection power, and adhesion. Test of preference for 10 respondents to determine the most preferred gel. The results showed that the gel combination of clove and citronella oil with 2% CMC-Na concentration was the best formula seen from the physical test and preference test.
Pengaruh pemberian urine kelinci dan air kelapa terhadap pertumbuhan rimpang dan kandungan minyak atsiri jahe merah Kusnadi Kusnadi; Inur Tivani
Kultivasi Vol 16, No 3 (2017)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1004.347 KB) | DOI: 10.24198/kultivasi.v16i3.13992

Abstract

Bahan alami yang dapat digunakan sebagai sumber pemberian Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) diantaranya adalah urine kelinci dan air kelapa. Pemberian urine kelinci, air kelapa dan kom-binasinya diharapkan dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan rimpang dan kandungan minyak atsiri jahe merah. Percobaan telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai Oktober 2017 di Kebun Percobaan Prodi Farmasi Politeknik Harapan Bersama. Perlakuan yang digunakan adalah beberapa konsentrasi urine kelinci, air kelapa dan kombinasi urine kelinci dengan air kelapa. Rancangan percobaan yang digunakan adalah dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdapat 9 perlakuan yang diulang 3 kali. Perlakuan dengan urine kelinci terdiri dari 3 level, yaitu u0 = 0 % pupuk fermentasi urine kelinci, u1 = 25 % pupuk fermentasi urine kelinci, u2 = 50 % pupuk fermentasi urine kelinci, sedangkan dengan air kelapa terdiri dari 3 level yaitu ; k0 = 0 %, k1 = 25 % air kelapa dan k2 = 50 % air kelapa. Berdasarkan hasil percobaan menunjukan bahwa adanya pengaruh pemberian konsentrasi urine kelinci dan air kelapa dan kombinasinya terhadap pertumbuhan rimpang dan kandungan minyak atsiri. Perlakuan u0k2 (urine kelinci 0 % + air kelapa 50 %)dan u2k1 (urine kelinci 50% + air kelapa 25%) menghasilkan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, jumlah anakan, dan berat kering rimpang jahe merah yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya pada umur 20 mst. Perlakuan u0k2 dan u2k1 jugamenghasilkan kandungan minyak atsiri yang lebih tinggi daripada perlakuan lainnya, masing-masing sebesar 1,48 g (0,98 %), dan 1,40 g (0,93 %) pada umur 32 mst. Kata kunci : Air Kelapa, Minyak Atsiri, Jahe Merah,Urine Kelinci
UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT PISANG KEPOK (Musa paradisiaca) TERHADAP BAKTERI (Staphylococus Aureus, Streptococus Mutan dan Eschericia Coli) Inur Tivani; Meliyana Perwitasari
Bhamada: Jurnal Ilmu dan Teknologi Kesehatan (E-Journal) Vol 12 No 1 (2021)
Publisher : STIKES BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jik.v12i1.263

Abstract

Kemajuan zaman yang pesat diringi pula dengan meningkatnya berbagai penyakit. Salah satunya penyakit infeksi. Penyebab utama penyakit infeksi yaitu bakteri. Staphylococus aureus, Streptococus mutan dan Eschericia coli merupakan bakteri yang sering menginfeksi manusia. Ketiga bakteri ini dilaporkan telah banyak mengalami resistensi terhadap antibiotik. Oleh karena itu diperlukan usaha guna mencari alternatif antibiotik dari bahan alam seperti kulit buah. Kulit buah pisang kepok memilki kandungan senyawa seperti saponin yang bersifat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pada konsentrasi berapa ekstrak kulit buah pisang kepok paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus, Streptococus mutan dan Eschericia coli. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama. Ekstrak kulit buah pisang kepok dibuat menggunakan metode soxhletasi. Ekstrak kulit buah selanjutnya dibuat 3 konsentrasi yaitu 5%, 15% dan 25%. Pengujian antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi sumuran dengan tiga kali replikasi. Rata-rata luas daerah hambat terhadap bakteri S.aureus pada konsentrasi ekstrak kulit pisang kepok 5% sebesar 0 mm2, 15% sebesar 23 mm2 ± 14 dan 25% sebesar 79 ± 9,5 mm2. Luas Daerah hambat terhadap bakteri S. mutan pada konsentrasi ekstrak kulit pisang kepok 5% sebesar 0 mm2, 15% sebesar 0 mm2 dan konsentrasi 25% sebesar 3 ± 3,3 mm2. Luas daerah hambat terhadap bakteri E coli pada konsentrasi ekstrak kulit pisang kepok 5% sebesar 320±66 mm2, 15% sebesar 514 mm2 ± 31 dan 25% sebesar 670 ± 43 mm2. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi 25% ekstrak kulit pisang kepok paling efektif menghambat bakteri S. aureus, S. mutan dan E coli. Luas daerah hambat paling baik ditunjukkan pada penghambatan terhadap bakteri E. coli
Uji Kandungan Saponin Pada Daun, Tangkai Daun Dan Biji Tanaman Turi (Sesbania Grandiflora) Wilda Amananti; Inur Tivani; Aldi Budi Riyanta
Prosiding 2nd Seminar Nasional IPTEK Terapan (SENIT) 2017 Vol 2, No 1 (2017): Mei 2017
Publisher : Politeknik Harapan Bersama Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

- Tanaman turi merupakan hijauan pakan yang disukai rumanisia dan bernilai nutrisi tinggi. Namun keunggulannya, pohon turi ini mempunyai zat antinutrisi yang berbahaya bagi ternak yaitu saponin. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi pada bagian-bagian tertentu. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan saponin dalam organ tanaman turi daun, tangkai daun dan biji tanaman turi. Proses penelitian ini diawali dengan pengambilan sampel dan persiapan sampel, diikuti oleh uji pendahuluan, termasuk uji busa dan uji warna untuk pengukuran saponin secara kualitatif. Saponin diekstraksi dan diisolasi dengan maserasi menggunakan pelarut metanol. kandungan saponin diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada 209 nm. Hasil penelitian menunjukan menunjukkan bahwa semua sampel daun, tangkai dan biji tanaman turi mengandung saponin. Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil uji busa pada sampel daun, tangkai daun dan biji. Semua sampel telah terbentuk busa paa ketinggian masing-masing secara berturut-turut 4,5cm, 3 cm dan 2 cm. hasil uji warna juga menunjuakan bahwa semua sampel mengandung saponin yaitu setelah direaksikan dengan pereaksi LB semua sampel membentuk warna ungu kecoklatan yang menunjukan bahwa sampel mengandung saponin triterpenoid. Hasil uji spektrofotometer UV-Vis semua sampel mengandung saponin dan kandungan saponi yang paling tinggi adalah pada daun yang memiliki kadar saponin sebesar 0,536mg/10ml.
Uji Angka Lempeng Total (ALT) pada Jamu Gendong Kunyit Asem di Beberapa Desa Kecamatan Talang Kabupaten Tegal Inur Tivani; Wilda Amananti; Purgiyanti Purgiyanti
PSEJ (Pancasakti Science Education Journal) Vol. 3 No. 1 (2018)
Publisher : Program Studi Pendidikan IPA, FKIP Universitas Pancasakti (UPS) Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.524 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menguji Angka Lempeng Total (ALT) jamu gendong Kunyit asam di beberapadesa di kecamatan Talang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu mendeskripsikan AngkaLempeng Total (ALT) pada sediaan jamu gendong kunyit asam di beberapa desa di kecamatan Talang. UjiALT merupakan metode untuk menghitung angka cemaran bakteri aerob mesofil yang terdapat dalam sampeldengan metode cara tuang (pourplate) pada media padat dan diinkubasi selama 24-48 jam pada suhu 35-450C dengan posisi dibalik. Salah satu parameter dari Peraturan KBPOM Nomor 12 Tahun 2014 menyatakanbahwa untuk Angka Lempeng Total (ALT) tidak lebih dari 104. Hasil uji Angka Lempeng Total pada DesaGembong didapatkan nilai rata-rata sebesar 1,2 x 107koloni/mL, Desa Kaladawa didapatkan nilai rata-ratasebesar 1,8 x 106koloni/mL, dan Desa Bengle didapatkan nilai rata-rata sebesar 5,2 x 106koloni/mL. Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data ketiga desa, maka jamu kunyit asam yang dijajakan ketiga desadi kecamatan Talang belum memenuhi persyaratan mutu dilihat dari nilai ALT
EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK BEBERAPA KULIT BUAH TERHADAP BAKTERI Eschericia coli Inur Tivani
JCPS (Journal of Current Pharmaceutical Sciences) Vol 4 No 2 (2021): March 2021
Publisher : LPPM - Universitas Muhammadiyah Banjarmasin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penyebab utama penyakit infeksi yaitu bakteri. Eschericia coli merupakan salah satu bakteri penyebab penyakit diare. Banyak beredar produk guna mengatasi masalah ini. Namun, penggunaan bahan alam banyak diminati oleh masyarakat. Kulit buah nanas madu, kulit pepaya dan kulit pisang kepok memiliki kandungan saponin serta glikosida sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui kulit buah mana serta pada konsentrasi berapa yang paling efektif menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi DIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama. Ekstrak kulit buah dibuat dengan menggunakan metode soxhletasi. Ekstrak beberapa kulit buah selanjutnya dibuat 3 konsentrasi yaitu 5%, 15% dan 25%. Pengujian antibakteri dilakukan menggunakan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata diameter daerah hambat untuk ekstrak kulit nanas dengan konsentrasi 5% sebesar 32,86 ±1,22 mm, konsentrasi 15% sebesar 37,06 ± 0,61 mm, konsentrasi 25% sebesar 42,83 ± 5,96 mm. Ekstrak kulit pepaya dengan konsentrasi 5% sebesar 25,4 ±0,79 mm, konsentrasi 15% sebesar 28,09 ±1,05 mm dan konsentrasi 25% sebesar 31,78 ± 1,93. Ekstrak kulit pisang kepok konsentrasi 5% sebesar 19,95 ±1,58 mm, 15% sebesar 25,23 ± 0,47 mm dan konsentrasi 25% sebesar 29,48 ± 1,55 mm. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa kulit buah yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli yaitu ekstrak kulit buah nanas madu dengan konsentrasi 25%
Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Nanas Madu dan Kulit Buah Pepaya terhadap Staphylococcus aureus Inur Tivani; Meliyana Perwita Sari
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 18 No. 01 Juli 2021
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30595/pharmacy.v18i1.8030

Abstract

Staphylococus aureus merupakan satu dari banyak bakteri yang amat erat hubungannnya dengan infeksi kulit. Berbagai jenis infeksi yang umum terjadi pada kulit akibat bakteri ini contohnya adalah jerawat. Pengobatan penyakit infeksi umumnya menggunakan antibiotik. Namun imbas dari pengobatan ini dapat menimbulkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Perlu adanya terobosan baru untuk mengatasi masalah tersebut melalui pemanfaatan zat aktif pada bahan alam yang berpotensi sebagai antibakteri sekaligus memiliki harga relatif murah. Kulit buah merupakan solusi dari permasalahan ini mengingat bahan tersebut belum dimanfaatkan dan hanya dianggap sebagai limbah belaka. Di dalam kulit buah terkandung zat aktif antibakteri yang dapat digunakan sebagai alternatif dalam penanganan resistensi terhadap antibiotik. Di Tegal, kulit buah nanas madu dan kulit buah pepaya belum dimanfaatkan dengan baik, padahal kulit dari buah tersebut memiliki kandungan flavonoid. Kandungan ini bersifat sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak kulit buah nanas madu dan papaya serta konsentrasi berapa yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan S. aureus. Kulit buah diekstraksi menggunakan metode soxhletasi pada konsentrasi 5, 15, dan 25% dengan tiga kali ulangan. Metode pengujian antibakteri menggunakan metode difusi sumuran. Hasil penelitian menunjukkan kulit buah nanas madu dengan konsentrasi 5, 15, dan 25% memiliki luas daerah hambat masing-masing sebesar 1,22±0,07; 2,50±0,29; dan 4,98±0,49 cm2. Luas daerah hambat kulit buah pepaya pada konsentrasi 5, 15, dan 25% masing-masing sebesar 0,90±0,12; 1,19±0,21; dan 2,52±0,59 cm2. Uji statistik menggunakan two-way ANOVA menunjukkan bahwa jenis kulit buah dan konsentrasi berpengaruh nyata terhadap luas daya hambat bakteri. Dari hasil peneitian dapat disimpulkan bahwa kulit buah yang paling baik dalam menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus adalah kulit buah nanas madu pada konsentrasi 25%.
Uji Efektivitas Antifungi Perasan Daun Turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) terhadap Jamur Candida albicans Inur Tivani; Wilda Amananti
PHARMACY: Jurnal Farmasi Indonesia (Pharmaceutical Journal of Indonesia) Jurnal Pharmacy, Vol. 17 No. 01 Juli 2020
Publisher : Pharmacy Faculty, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (760.064 KB) | DOI: 10.30595/pharmacy.v17i1.5867

Abstract

Penyebab keputihan salah satunya yaitu jamur Candida albicans. Daun turi (Sesbania grandiflora (L.) Pers.) memiliki kandungan saponin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bagian tangkai dan bijinya. Saponin dikenal sebagai antibakteri dan antimikroba. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pada konsentrasi berapa perasan daun turi paling efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans. Populasi dalam penelitian ini adalah daun turi yang diambil dari persawahan daerah Talang. Daun turi yang diperoleh selanjutnya dibuat perasan dengan cara memeras daun tersebut menggunakan blender agar diperoleh air kemudian diencerkan dengan menggunakan akuades. Perasan daun turi dibuat dengan konsentrasi 5, 15, dan 25%. Medium pembiakan jamur Candida albicans menggunakan media Potato Dextrose Agar (PDA). Penelitian ini menggunakan dua medium PDA yaitu medium padat dan medium cair. Uji efektivitas antifungi menggunakan metode difusi sumuran. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa perasan daun turi dengan konsentrasi 5% memiliki luas daerah hambat sebesar 94,16±56,37 mm2, konsentrasi 15% memiliki luas daerah hambat 227,24±101,91  mm2,sedangkan perasan daun turi 25% memiliki luas daerah hambat  329,94 ±133,52 mm2. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perasan daun turi yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans yaitu perasan daun turi dengan konsentrasi 25%.   
Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model Problem-Based Learning pada Mahasiswa Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal Tahun 2015/2016 Inur Tivani
Cakrawala: Jurnal Pendidikan Vol 10 No 1 (2016)
Publisher : Universitas Pancasakti Tegal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.267 KB) | DOI: 10.24905/cakrawala.v10i1.94

Abstract

Hasil temuan dalam pembelajaran mikrobiologi di program studi DIII Farmasi PoliteknikHarapan Bersama Tegal menunjukkan perkuliahan lebih di dominasi oleh model ceramah,tanya jawab dan pemberian tugas. Imbas dari keadaan ini berdampak pada rendahnyakemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Sebagian besar mahasiswa lebih terfokuspada menghafal konsep materi yang diajarkan. Dosen juga tidak memberikanpembelajaran yang mengarah pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah. Olehkarena itu, dilakukan penelitian tindakan kelas (PTK) menggunakan model pembelajaranProblem-based Learning (PBL) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalahmahasiswa Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal pada mata kuliah mikrobiologi.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research), yangberlangsung selama tiga siklus. Alur penelitian dimulai dari tahap perencanaan,pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subyek penelitian ini yaitu mahasiswaDIII Farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal semester satu berjumlah 30 orang yangsedang menempuh mata kuliah mikrobiologi pada tahun pelajaran 2015/2016. Waktupelaksanaan PTK yaitu tanggal 30 September – 28 Oktober 2015. Perangkat pembelajaranyang dipersiapkan antara lain Satuan Acara Perkuliahan (SAP), alat evaluasi, lembarobservasi dan lembar kerja untuk diskusi. Data dianalisis dengan melihat ketuntasanbelajar siswa yaitu persentase siswa yang mendapat skor ≥ 65.Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan belajar mahasiswa pada siklus Isebesar 13 %, pada siklus II sebesar 40% sedangkan pada siklus III meningkat menjadi63 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran PBL mampumeningkatkan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.