Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Pengaruh Lama Fermentasi Bahan Organik Pada Eco-Enzyme Terhadap Daya Hambat Bakteri Staphylococcus aureus Febrianti, Mutiara Nur Suci; Tivani, Inur; Susiyarti, Susiyarti
Justek : Jurnal Sains dan Teknologi Vol 7, No 1 (2024): Maret
Publisher : Unversitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/justek.v7i1.21896

Abstract

Abstract:  Skin diseases are one of the most common most common health problems in Indonesia. One of the bacteria causing skin disease is Staphylococcus aureus. Eco-enzyme is an organic liquid resulting from the fermentation of organic waste, water and molasses sugar. This study aims to determine the effect of the length of fermentation of eco-enzyme organic material on the inhibitory activity activity and to find out the best fermentation time of eco-enzyme in inhibiting Staph bacteria. best in inhibiting Staphylococcus aureus bacteria. Research This research was conducted with a laboratory experimental approach using the simple random sampling method. Samples of eco-enzyme fermented for 3 months, 4 months and 5 months were tested for antibacterial activity against the growth of Staphylococcus aureus bacteria by the well diffusion method with aquadest as negative control. The results of the research data were analyzed statistically analyzed using One Way Anova test. Antibacterial test results of eco-enzyme that has been fermented for 3 months, 4 months, and 5 months inhibits the the growth of Staphylococcus aureus bacteria with an average inhibition zone of 13.73 mm, 17.73 mm, and 5 mm, respectively. 13.73 mm, 17.73 mm, and 21.4 mm, respectively. Based on this study, eco-enzyme fermentation time is proven to inhibit Staphylococcus aureus bacteria. aureus. Eco-enzyme that had the best bacterial inhibition was the eco-enzyme fermented with is eco-enzyme fermented for 5 months with an average inhibition zone of 21.4 mm. inhibition zone of 21.4 mm.Abstrak: Penyakit kulit menjadi salah satu dari berbagai masalah kesehatan yang paling banyak dijumpai di Indonesia. Salah satu bakteri penyebab penyakit kulit adalah bakteri Staphylococcus aureus. Eco-enzyme merupakan cairan organik hasil fermentasi limbah organik, air dan gula molase. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lama fermentasi bahan organik eco-enzyme terhadap aktivitas daya hambat yang dihasilkannya serta mengetahui waktu fermentasi eco-enzyme yang paling baik dalam menghambat bekteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan eksperimen laboratorium menggunakan metode simple random sampling. Sampel eco-enzyme yang di fermentasi selama 3 bulan, 4 bulan dan 5 bulan diuji aktivitas antibakterinya terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan metode difusi sumuran dengan aquadest setril sebagai kontrol negatif. Hasil data penelitian dianalisis secara statistik menggunakan uji One Way Anova. Hasil uji antibakteri eco-enzyme yang telah difermentasi selama 3 bulan, 4 bulan, dan 5 bulan menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan rata-rata zona hambat masing-masing 13,73 mm, 17,73 mm, dan 21,4 mm. Berdasarkan penelitian ini, waktu fermentasi eco-enzyme terbukti dapat menghambat bakteri Staphylococcus aureus. Eco-enzyme yang memiliki daya hambat bakteri paling baik yaitu eco-enzyme yang difermentasi selama 5 bulan dengan rata-rata zona hambat sebesar 21,4 mm.
Anti-Inflammatory Activity Test of Ethanol Extract of Kencur Rhizome (Kaempferia galanga L.) on Male White Mice (Mus musculus L.) Induced Carrageenan Khasanah, Nisfi Lailatul; Riyanta, Aldi Budi; Susiyarti, Susiyarti
Journal of Experimental and Clinical Pharmacy (JECP) Vol 4, No 1 (2024): February 2024
Publisher : Poltekkes Kemenkes Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52365/jecp.v4i1.949

Abstract

Inflammation needs to be addressed, considering that inflammation is a local protective response caused by tissue damage. This condition can indeed be overcome by consuming chemical drugs, one of which is in the NSAIDS group, namely diclofenac sodium, but chemical drugs have many negative effects, including nonsteroidal anti-inflammatory drugs and steroids. Therefore, there has been the creation of anti-inflammatory drugs using natural ingredients, especially plants. For generations, Indonesian people have used kencur as an edema medicine. This study aims to examine the anti-inflammatory properties of kencur ethanol extract rhizomes. This study tested anti-inflammatory activity through regeninduced suppression of foot edema in male white mice. In this study, 15 eligible mice aged 2–3 months and weighing 20–30 grams were divided into 5 treatment groups. Three separate doses of galangal rhizome extract—50 mg/kgBW, 150 mg/kgBW, and 250 mg/kgBW—were used in the test. Ethanol extract of kencur rhizomes at a dose of 250 mg/kgBW can reduce edema in male white mice produced by carrageenan by 1% and show possible anti-inflammatory properties, according to the results of studies tested by measuring edema using a digital caliper.
Edukasi tentang Pemilihan Kosmetik Aman melalui Pengenalan Cara Uji Kualitatif Hidrokuinon pada Produk Skincare pada Siswi SMK Muhammadiyah Lebaksiu Tegal Susiyarti, Susiyarti; Febriyanti, Rizki; Mahardika, Muladi Putra; Riyanta, Aldi Budi
Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada Vol. 6 No. 1 (2024): Juni: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Wahana Usada
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan KESDAM IX/Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47859/wuj.v6i1.334

Abstract

Latar belakang: Perilaku remaja di Indonesia mengalami perubahan seiring dengan perubahan zaman. Masyarakat di Indonesia terutama para remaja putri sekarang lebih mempercayai produk perawatan kulit ataupun skincare yang memberi janji wajah berubah semakin putih bersih untuk tampilan yang lebih menarik. Produk skincare yang digunakan oleh para remaja saat ini, lebih banyak mengandung hidrokuinon dan merkuri. Hidrokuinon dan merkuri merupakan zat yang telah dilarang digunakan dalam kosmetik. Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini adalah meningkatkan pengetahuan kesehatan kulit siswi SMK Muhammadiyah Lebaksiu dengan pemahaman tentang pemilihan kosmetik yang aman. Metode yang digunakan adalah 1) penyuluhan 2) sosialisasi bahaya merkuri dan hidrokuinon 3) praktek uji kualitatif kandungan hidrokuinon. Hasil peserta kegiatan pengabdian masyarakat diikuti oleh 84 siswi. Hasil menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan yang baik dilihat dari nilai rata-rata pre test peserta sebesar 66,07% dengan kategori cukup. Setelah dilakukan penyuluhan didapatkan nilai rata-rata post test 94,28% termasuk dalam kategori baik. Simpulan: Diharapkan dari kegiatan penyuluhan ini peserta akan lebih selektif dalam memilih dan menggunakan skincare demi kesehatan kulit.  
GAMBARAN KELENGKAPAN RESEP SECARA ADMINISTRATIF DI APOTEK RANDUSARI KABUPATEN TEGAL Armayanti, Dyah Ayu Putri; Purgiyanti, Purgiyanti; Sari, Meliyana Perwita; Susiyarti, Susiyarti
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 6 No. 1 (2025): MARET 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v6i1.42388

Abstract

Pengkajian resep adalah salah satu layanan kefarmasian yang dilakukan dengan memeriksa resep sesuai dengan persyaratan, salah satunya dengan pengkajian secara administratif guna mencegan mediaction error. Aspek ini berisi semua informasi resep tentang kejelasan dan validitas resep, sehingga aspek administrative merupakan skrining pertama dalam pengkajian resep. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelengkapan resep secara administratif di Apotek Randusari Kabupaten Tegal sesuai dengan aspek administratif berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif dengan data restropektif. Populasi berbentuk resep yang diambil pada bulan Januari sampai Agustus tahun 2024 yang berjumlah 30 lembar. Sampel diambil secara total sampling dan diperoleh sampel sejumlah 30 lembar resep. Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelengkapan resep secara administratif yaitu nama dokter, nomor SIP dokter, alamat dokter, nomor telefon dokter yaitu 13,3%, tanggal resep 100%, tanda R/ 100%, nama dan jumlah obat yaitu 100%, tanda cara pakai 73,3%, paraf dokter 6,7%, nama pasien 100%, usia dan alamat pasien yaitu 96,7% dan berat badan pasien 13,3%. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dalam kelengkapan administratif resep obat mencakup 6 bagian yaitu Inscriptio, Invocatio, Signature, Prescriptio, Subcriptio dan Pro. Didapatkan hasil penelitian yang memenuhi semua aspek invacatio 100%, praescriptio 100%, signature 73,3%, subcriptio 6,7%, inscriptio 23%, dan pro 30%. Dari hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa kelengkapan administratif resep di Apotek Randusari belum terpenuhi secara lengkap.
PROFIL TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK DELIMA SLAWI KABUPATEN TEGAL susiyarti, susiyarti; Purgiyanti, Purgiyanti; Putri A, Dyah Ayu
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 9 No. 1 (2025): APRIL 2025
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v9i1.42372

Abstract

Pelayanan kefarmasian selain menjadi tuntutan profesionalisme juga dapat dilihat sebagai faktor yang menarik minat konsumen terhadap pembelian obat di apotek agar memperoleh kepuasan pasien. Terdapat lima dimensi yang mewakili kepuasan pasien terhadap pelayanan yaitu dimensi Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty. Penelitian ini bertujuan mengetahui profil tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek Delima. Penelitian ini merupakan penelitian diskriptif kuantitatif. Data berupa data primer berdasarkan pengisian kuesioner. Populasi adalah pasien yang mendapatkan pelayanan kefarmasian berjumlah 400 orang. Sampel berjumlah 80 orang ditentukan dengan rumus Slovin, teknik sampling secara purposive sampling. Kuesioner berisi 25 pertanyaan terkait kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian berdasarkan lima dimensi kepuasan yaitu Tangibles, Reliability, Responsiveness, Assurance, dan Emphaty. Tingkat kepuasan diukur dengan menggunakan skala Likert’s sebagai berikut: 5 = sangat puas, 4 = puas, 3 = cukup puas, 2 = kurang puas, 1 = tidak puas. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis menggunakan analisa univariat. Berdasarkan hasil penelitian tentang profil tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kefarmasian di Apotek Delima Slawi Kabupaten Tegal diperoleh hasil pasien menyatakan Sangat Puas terhadap kualitas pelayanan di apotek tersebut. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai pada masing-masing dimensi kepuasan diperoleh nilai yang baik yaitu pada dimensi tangibles 4,15, reliability 4,31, responsiveness 4,45, assurance 4,23 dan dimensi emphaty 4,28. Rata-rata dari lima dimensi diperoleh skor 4,28, skor tersebut masuk dalam interval sangat puas yaitu 4,1 – 5.
EDUKASI DAN PELATIHAN PRODUK AROMATERAPI BAGI SISWA SMK UNTUK PRODUK TEACHING FACTORY Nurcahyo, Heru; Susiyarti, Susiyarti; Santoso, Joko; Widiyastuti, Iin
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 9, No 3 (2025): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v9i3.31826

Abstract

Abstrak: Tingginya pasar aromaterapi global diperkirakan mencapai USD 9.211,7 juta pada tahun 2024 dan diproyeksikan tumbuh pada Compounded Annual Growth Rate (CAGR) sebesar 8,9% dari tahun 2025 hingga 2030, hal tersebut mendorong konsep pembelajaran teaching factory sekolah vokasi yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan perkembangan industry bagi sekolah kesehatan. Permasalahan sekolah dibutuhkan kemitraan dengan perguruan tinggi yang mampu mendorong berkembangnya konsep pembelajaran tersebut, dimana tujuan pengabdian ini untuk meningkatkan soft-skill dan hard-skill bagi siswa dan guru dalam mewujudkan teaching factory. Metode kegiatan ini menggunakan beberapa tahapan yaitu koordinasi, materi, praktikum dan evaluasi. Kegiatan pengabdian ini diikuti oleh 50 siswa sebagai peserta dan 3 guru SMK Amanah Husada Pemalang sebagai pendamping berjalan dengan baik dan antusias, dimana hasil umpan balik pre-test dan post-test, menunjukkan peningkatan pemahaman peserta sebesar 30%. Hasil kegiatan pengabdian tersebut menunjukkan adanya peningkatan interprestasi tinggi dengan nilai ≥90.Abstract: The global aromatherapy market is projected to reach USD 9,211.7 million in 2024 and is expected to grow at a Compound Annual Growth Rate (CAGR) of 8.9% from 2025 to 2030. This trend encourages the implementation of teaching factory-based learning, which focuses on production and business, as a response to industry developments, particularly in health-related schools. One of the challenges faced by vocational schools is the need for partnerships with higher education institutions that can support the development of such learning models. This community service activity aims where the aim of this service is to improve soft skills and hard skills for students and teachers in realizing a teaching factory. The activity involved several stages: coordination, material delivery, practical sessions, and evaluation. A total of 50 students as a participant and 3 teachers from SMK Amanah Husada Pemalang as a companion participated enthusiastically in this program. Based on the feedback from pre-test and post-test results, there was a 30% increase in participants’ understanding. The outcome of this activity demonstrated a high level of interpretation, with scores reaching ≥90.
Sosialisasi Expire Date Dan Beyond Use Date Pada Masyarakat Desa Randusari Pagerbarang-Tegal Susiyarti, Susiyarti; Santoso, Joko; Sunardi, A.
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 4 No. 4 (2024): Journal Of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v4i4.1209

Abstract

Perilaku masyarakat dalam hal penggunaan dan penyimpanan obat menjadi fenomena yang berdampak terhadap kejadian yang tidak diharapkan dalam menjalani terapi. Sebelum menggunakan obat salah satu hal yang menjadi patokan apakah obat tersebut masih layak digunakan atau tidak adalah tanggal kadaluarsa ED dan BUD. Tanggal kadaluarsa (ED) merupakan batas waktu penggunaan obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi, sebelum kemasannya dibuka. BUD merupakan batas waktu penggunaan obat setelah diracik atau disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka atau rusak. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Masyarakat Desa Randusari Kecamatan Pagerbarang tentang ED dan BUD. Kegiatan dilaksanakan di Desa Randusari Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal Tanggal 2 Juni 2024 dengan metode ceramah dilengkapi dengan leaflet. Sosialisasi yang diberikan pada Ibu-ibu PKK, diawali dengan pre test dilanjutkan pemberian materi dan pembagian leaflet. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan post test. Hasil kegiatan terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang BUD secara signifikan. Nilai rata-rata pre test 37%, dan post test 97%, hal ini menunjukkan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta terkait expired date dan beyond use date dapat tercapai. Kegiatan ini diharapkan dapat memperluas informasi BUD dan Ibu-ibu PKK dapat menjadi kader kesehatan untuk menyampaikan informasi kepada keluarga dan masyarakat sekitar tentang pentingnya BUD untuk mencegah kesalahan penggunaan obat.
Sosialisasi Expire Date Dan Beyond Use Date Pada Masyarakat Desa Randusari Pagerbarang-Tegal Susiyarti, Susiyarti; Santoso, Joko; Sunardi, A.
Journal Of Human And Education (JAHE) Vol. 4 No. 5 (2024): Journal of Human And Education (JAHE)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jh.v4i5.1559

Abstract

Perilaku masyarakat dalam hal penggunaan dan penyimpanan obat menjadi fenomena yang berdampak terhadap kejadian yang tidak diharapkan dalam menjalani terapi. Sebelum menggunakan obat salah satu hal yang menjadi patokan apakah obat tersebut masih layak digunakan atau tidak adalah tanggal kadaluarsa ED dan BUD. Tanggal kadaluarsa (ED) merupakan batas waktu penggunaan obat setelah diproduksi oleh pabrik farmasi, sebelum kemasannya dibuka. BUD merupakan batas waktu penggunaan obat setelah diracik atau disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka atau rusak. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman Masyarakat Desa Randusari Kecamatan Pagerbarang tentang ED dan BUD. Kegiatan dilaksanakan di Desa Randusari Kecamatan Pagerbarang Kabupaten Tegal Tanggal 2 Juni 2024 dengan metode ceramah dilengkapi dengan leaflet. Sosialisasi yang diberikan pada Ibu-ibu PKK, diawali dengan pre test dilanjutkan pemberian materi dan pembagian leaflet. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan post test. Hasil kegiatan terdapat peningkatan pengetahuan peserta tentang BUD secara signifikan. Nilai rata-rata pre test 37%, dan post test 97%, hal ini menunjukkan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan peserta terkait expired date dan beyond use date dapat tercapai. Kegiatan ini diharapkan dapat memperluas informasi BUD dan Ibu-ibu PKK dapat menjadi kader kesehatan untuk menyampaikan informasi kepada keluarga dan masyarakat sekitar tentang pentingnya BUD untuk mencegah kesalahan penggunaan obat.
HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPUTUSAN PEMILIHAN PENGOBATAN TRADISIONAL MAHASISWA FARMASI POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA Susiyarti, Susiyarti; Barlian, Aniq
PREPOTIF : JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT Vol. 8 No. 1 (2024): APRIL 2024
Publisher : Universitas Pahlawan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/prepotif.v8i1.25619

Abstract

Penggunaan obat tradisional masih digemari masyarakat karena menganggap bahwa obat tradisional lebih aman dibandingkan obat-obatan kimia, serta lebih murah harganya. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam mempengaruhi terbentuknya perilaku seseorang. Mahasiswa farmasi merupakan calon tenaga kesehatan yang berperan sebagai ujung tombak pelayanan kefarmasian, mereka dibekali pengetahuan dan praktek yang berkaitan dengan obat dan obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi terhadap keputusan pemilihan pengobatan tradisional. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Subyek penelitian adalah Mahasiswa Farmasi Politeknik Harapan Bersama yang masih aktif di tahun akademik 2023-2024. Sampel Penelitian sebanyak 175 mahasiswa yang diambil secara cluster Random Sampling. Data dianalisis menggunakan SPSS versi 25.0 for windows untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan uji korelasi Chi-Square test (?2). Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi Politeknik Harapan Bersama Tegal kategori baik sebanyak 118 mahasiswa (67,43%) dan kategori cukup sebanyak 57 mahasiswa (32,57%). Sikap pengambilan Keputusan penggunaan obat tradisional menyatakan setuju sebanyak 156 responden (89,14%) dan tidak setuju sebanyak 19 responden (10,86%). Analisis Chi-square test didapatkan nilai p=value 0,000 (p=<0,05). Hasil uji korelasi menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap pengambilan keputusan penggunaan obat tradisional.
Appropriate Use Of Drug In Skin Disease Patients At Delima Pharmacy, Tegal District Prabandari, Sari; Susiyarti, Susiyarti; Monica, Monica
Jurnal EduHealth Vol. 14 No. 04 (2023): Jurnal eduHealt, 2023, December
Publisher : Sean Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Skin disease is one of the most common health problems in society and is a disease that is still very dominant and a public health problem in Indonesia. Treatment of skin diseases depends on the type of cause, so the accuracy of drug use is critical to prevent therapy failure in patients. Therefore, in the proper and rational use of drugs, it is necessary to carry out various activities to guarantee quality, one of which is the prescribing of drug use. The purpose of this study was to analyze the pattern of drug use in skin patients at Delima Pharmacy in terms of patient characteristics, patient diagnoses, and drug treatment received by patients. The research method uses descriptive analysis with qualitative and quantitative approaches. The research was conducted in May 2023. The population in this study was 990 sheets in March 2023 at Delima Pharmacy. The sample used in this study was 91 prescription sheets by the Slovin method, and the selection was made using the purposive sampling method, which met the inclusion and exclusion criteria. Furthermore, the interview method was carried out with the pharmacist in charge of the pharmacy and pharmaceutical technical staff working at the Delima Pharmacy location to explore more about drug use in patients using skin disease drugs at the Pomegranate pharmacy by providing drugs based on the diagnosis given by the doctor. The classification of drugs is based on therapeutic class, namely antibiotics, antihistamines, antifungals, corticosteroids, anti-inflammatories, and vitamins. Preparations used in the treatment are orally and topically. The most extensive use is topical, with an anti-inflammatory therapy class of 21.94%.