Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KKN-PPM Masyarakat Lingkar Pulau Wisata Camba-Cambang Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Heriansah Heriansah; Fathuddin Fathuddin; Hartati Tamti; Yeni Savitri A. Lawi; Arnold Kabangnga; Muhammad Ikramullah
Celebes Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 1 No 2 (2019): Oktober
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.024 KB) | DOI: 10.37541/celebesabdimas.v1i2.190

Abstract

Tujuan pengabdian Kuliah Kerja Nyata – Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ini adalah mem-berdayakan masyarakat agar memiliki kapasitas yang dapat menjadi bagian dari pengelolaan pulau wisata Camba-cambang. KKN-PPM ini juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Pendekatan pemberdayaan adalah participatory rural appraisal, participatory tecnology development, dan community development dengan metode pelatihan, demonstrasi plot, dan pendampingan. Program kerja yang dilaksanakan disebut Catur Program Kerja, yaitu : (1) Pengembangan fish apartment sebagai potensi spot wisata, (2) Diversifikasi olahan hasil perikanan dan desain kemasan, (3) Penanganan sampah plastik, dan (4) Budidaya sistem IMTA. Operasional kegiatan diawali dengan koordinasi dan aosialisasi, selanjutnya penyiapan administrasi kegiatan, pelaksanaan panca program kerja, serta monitoring dan evaluasi. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan instrumen pre test dan post test serta pengamatan dan penilaian kinerja. Program KKN-PPM di lingkar pulau wisata Camba-cambang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan kelompok sasaran yang terdiri dari nelayan dan pembudidaya, ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri, organisasi pemuda, siswa sekolah dan anak-anak putus sekolah. Kelompok sasaran telah meningkat pengetahuan dan keterampilannya dalam memanfaatkan potensi sumberdaya pulau, khususnya yang terkait dengan catur program kerja. Program pengabdiaan KKN-PPM ini juga dapat meningkatkan kompetensi teknis mahasiswa dalam pemberdayaan masyarakat.
Kondisi Sumberdaya Alam dan Masyarakat Pulau di Kota Makassar: Studi Kasus Pulau Kodingareng dan Pulau Barrangcaddi Hartati Tamti; Ratnawati Ratnawati; Asni Anwar
OCTOPUS : JURNAL ILMU PERIKANAN Vol 3, No 1 (2014): Octopus
Publisher : Universitas Muhammadiyah Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.663 KB) | DOI: 10.26618/octopus.v3i1.544

Abstract

Kondisi sumberdaya alam di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil Kota Makassar telah banyak mengalami kerusakan. Walaupun masyarakat kepulauan khususnya di Pulau Kodingareng dan Pulau Barrangcaddi pada umumnya menyadari pentingnya menjaga kelestarian sumberdaya alam tersebut, namun mereka belum sepenuhnya mampu menyelesaikan berbagai kendala yang ada. Salah satu kendala yang sering dijumpai adalah lemahnya penegakan hukum terhadap para nelayan yang menggunakan bahan-bahan terlarang seperti bom dan bius. Hal ini tidak hanya menyebabkan masyarakat menjadi apatis, tapi kondisi terumbu karang di wilayah tersebut juga semakin mengalami kerusakan. Kendala lain yang masih mereka jumpai adalah kondisi fisik pulau mereka yang kemungkinan terancam oleh abrasi. Disamping berbagai mengatasi masalah tersebut, juga masih diperlukan banyak upaya strategis untuk membantu mereka dalam pengembangan mata pencaharian alternatif dan atau mengembangkan berbagai jenis usaha yang mereka telah lakukan selama ini.Kata Kunci: Sumberdaya alam, Pulau Kodingareng, Pulau Barrangcaddi, masyarakat pesisir, pemberdayaanThe condition of natural resources in coastal areas and small islands of Makassar has a lot of damage. Although the island communities, especially in Kodingareng and Barrangcaddi Island generally aware of the importance of conserving the natural resources, but they are not yet fully capable of completing various constraints. One of the obstacles often encountered is the lack of enforcement against fishermen using controlled substances such as bombs and pushers. This not only causes people to become apathetic, but the condition of coral reefs in the region are also getting damaged. Another obstacle they encounter is still the physical condition of the island, who may be threatened by erosion. Besides the variety of the problem, too many strategic efforts are still needed to assist them in the development of alternative livelihoods and or develop various types of businesses that they have done so far.Keywords: Natural resources, Kodingareng, Barrangcaddi Island, coastal communities, empowerment
Analisis produktifitas serasah mangrove (Rhizophora sp.) di kawasan ekowisata mangrove Lantebung Kota Makassar Andi Rusdianto; Hartati Tamti; Sri Wulandari
Agrokompleks Vol 23 No 1 (2023): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v23i1.479

Abstract

Serasah mangrove merupakan sampah organik berupa daun, ranting, buah dan atau bunga mangrove yang sudah mengering dan berubah dari warna aslinya. Serasah mangrove memiliki peran yang sangat penting bagi ekosistem mangrove, karena menjadi sumber makanan bagi organisme perairan, semakin banyak serasah yang dihasilkan oleh hutan mangrove maka semakin banyak organisme yang akan datang untuk memakan serasah, sehingga keanekaragaman organismenya semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerapatan Rhizophora sp., menganalisis produktifitas serasah Rhizophora sp., mengetahui jenis serasah Rhizophora sp. yang dominan ditemukan, dan menganalisis hubungan antara kerapatan Rhizophora sp., dengan produktifitas serasah Rhizophora sp. Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi bahan informasi bagi stakeholder sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan ekosistem mangrove. Penelitian ini dilaksanakan selama 28 hari berturut-turut di Ekowisata Mangrove Lantebung Kota Makassar dengan transek line berukuran 10x10 meter dan litter trap untuk menampung serasah yang jatuh yang berukuran 7x7 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua stasiun termasuk dalam kategori kerapatan mangrove sedang, dimana produktivitas serasah Rhizophora sp. pada stasiun 1 dan stasiun 2 adalah 23,78 gram/m2/minggu dan 46,47 gr/m2/minggu. Serasah Rhizophora sp. yang dominan ditemukan adalah berupa daun senilai 37,19 gr/m2/minggu, disusul oleh serasah ranting, buah dan tidak ditemukan serasah bunga selama penelitian. Selanjutnya untuk hubungan kerapatan mangrove dengan produksi serasah setelah diuji menggunakan Uji Regresi memeroleh nilai R2 = 0,812, nilai ini mendekati 1 sehingga tergolong memiliki hubungan yang erat.
Kelimpahan ikan glodok (Boleophthalmus boddarti Pallas 1770) pada ekosistem mangrove di ekowisata Lantebung Kota Makassar Nata Pramunandar; Hartati Tamti; Sri Wulandari
Agrokompleks Vol 23 No 1 (2023): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v23i1.480

Abstract

Ikan glodok merupakan ikan yang sangat unik yang hanya dapat ditemukan di daerah hutan mangrove. Ikan ini memiliki kemampuan merangkak di darat atau di akar mangrove, memiliki mata yang besar dan menonjol keluar dari kepalanya, serta memiliki otot pada pangkal sirip dada dimana sirip ini dapat ditekuk seperti lengan yang berfungsi untuk bergerak, melompat, dan merangkak. Sampai saat ini untuk Wilayah Sulawesi, ikan glodok teridentifikasi hanya ditemukan di Kota Manado, Kota Minahasa Utara, Kota Konawe, Kabupaten Sinjai, dan Pulau Muna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies ikan glodok yang mendiami mangrove Lantebung, mengetahui kelimpahan ikan glodok, serta mengetahui karakter parameter oseanografi habitat ikan glodok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dasar keberadaan ikan glodok di Ekowisata Mangrove Lantebung Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan di dua stasiun berbeda dengan menggunakan katapel yang dikombinasikan secara visual selama tujuh hari berturut-turut dengan transek line berukuran 10x10 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat satu jenis ikan glodok yang mendiami mangrove Lantebung yakni Boleophthalmus boddarti, nilai kelimpahan tertinggi berada di stasiun dua yakni sebesar 0,73 ind/m2, dan nilai kelimpahan terendah berada di stasiun satu yakni sebesar 0,24 ind/m2. Hasil pengukuran parameter oseanografi memeroleh nilai suhu 30.5°C, salinitas 17 ppt, kecerahan 127.5, pH 8.35, kecepatan arus 0.04 m/s, dan tipe pasang surut campuran condong ke harian tunggal (Mixed tide prevailing diurnal tide).
Sea urchins in the intertidal zone on Karanrang Island, Pangkep Regency; Density, abundance, community structure, and distribution patterns Sri Nursyarina Fitri; Hartati Tamti; Mesalina Tri Hidayani; Heriansah Heriansah
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.akuatikisle.7.1.77-83

Abstract

Sea urchins were ecologically and economically important biota, but scientific information on sea urchins is still very minimal and there is no ongoing monitoring. The purpose of this study was to determine the density, abundance, community structure, and distribution patterns of sea urchins in the intertidal zone of Karanrang Island, Pangkep Regency. The research in June-July 2022 was carried out at high and low tide using three transects measuring 1 x 1 m consisting of four plots measuring 50 x 50 cm.  Determination of stations based on information from local residents to get observation stations based on tidal conditions. The results showed that three species of sea urchins from two families were found, namely Diadema setosum, Echinothrix calamaris, and Tripneustes gratilla. The species of D. setosum was found to be very abundant (97.3-97.6%) and tended to be more abundant during high tide than during low tide. The index of diversity and uniformity of porcupine species is low (H' = 0.130-0.142 and E = 0.118-0.129). The species dominance index was in the range of 0.946-0.953 indicating high dominance of D. setosum. Spatially, D. setosum had a uniform distribution pattern, whereas E. calamaris and T. gratilla were distributed in clusters. Further spatial and temporal research is needed to comprehensively determinant the conditions of the sea urchin population on Karanrang Island, Pangkep Regency.
Sea urchins in the intertidal zone on Karanrang Island, Pangkep Regency; Density, abundance, community structure, and distribution patterns Sri Nursyarina Fitri; Hartati Tamti; Mesalina Tri Hidayani; Heriansah Heriansah
Akuatikisle: Jurnal Akuakultur, Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Vol 7, No 1 (2023)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Wuna

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29239/j.akuatikisle.7.1.77-83

Abstract

Sea urchins were ecologically and economically important biota, but scientific information on sea urchins is still very minimal and there is no ongoing monitoring. The purpose of this study was to determine the density, abundance, community structure, and distribution patterns of sea urchins in the intertidal zone of Karanrang Island, Pangkep Regency. The research in June-July 2022 was carried out at high and low tide using three transects measuring 1 x 1 m consisting of four plots measuring 50 x 50 cm.  Determination of stations based on information from local residents to get observation stations based on tidal conditions. The results showed that three species of sea urchins from two families were found, namely Diadema setosum, Echinothrix calamaris, and Tripneustes gratilla. The species of D. setosum was found to be very abundant (97.3-97.6%) and tended to be more abundant during high tide than during low tide. The index of diversity and uniformity of porcupine species is low (H' = 0.130-0.142 and E = 0.118-0.129). The species dominance index was in the range of 0.946-0.953 indicating high dominance of D. setosum. Spatially, D. setosum had a uniform distribution pattern, whereas E. calamaris and T. gratilla were distributed in clusters. Further spatial and temporal research is needed to comprehensively determinant the conditions of the sea urchin population on Karanrang Island, Pangkep Regency.
Analisis Keunggulan Bersaing Berkelanjutan Ekowisata Mangrove Lantebung Kota Makassar Sri Wulandari; Haerun Nikma; Hartati Tamti
Jurnal Riset Diwa Bahari (JRDB) Volume 2, Nomor 1, 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preserving the mangrove ecosystem is very important for carrying out sustainable ecosystem management because the level of competition for eco-tourism in the mangrove ecosystem is increasing. An ecotourism can win the competition if it has a competitive advantage compared to its competitors. This idea of ​​competitive advantage comes from a resource-based perspective. We must have certain criteria so that the resource can be considered a strength or weakness. Therefore, the research method used is Mixed Method Research with the research aim of identifying Lantebung mangrove ecotourism resources, analyzing VR studies, and Lantebung mangrove ecotourism sustainability strategies. This research was conducted by placing resources and capabilities into five VRIOL categories. VRIOL is a tool for determining the nature of resources and capabilities. Meanwhile, the data collection technique is interviews and distributing questionnaires to 200 respondents using a sampling technique, namely purposive sampling. Furthermore, the data analysis technique used in this research is data triangulation. The research results show that VRIO analysis is used as a basis for identifying competencies possessed. To achieve a sustainable competitive advantage, these resources and capabilities must have four important attributes, namely valuable, rare, inimitable, and organized. This type of research is descriptive and qualitative research, data is collected using observation and interview methods. The research results show that there are sixteen types of resources in the Lantebung Mangrove Ecotourism consisting of tangible, intangible, and capability resources. Lantebung Mangrove Ecotourism has strategic strengths in sixteen resources at the Sustainable Competitive Advantage level.
Analisis Mikroplastik pada Sedimen di Perairan Tamalate Kecamatan Galesong Utara Kabupaten Takalar Arnold Kabangnga; Dian Islamiati; Hartati Tamti
Jurnal Riset Diwa Bahari (JRDB) Volume 2, Nomor 1, 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The existence of microplastics will cause the environment to be disturbed because of their microscopic size so organisms very easily swallow them. This research aims to analyze the microplastic content in sediment based on type, color, shape, size, and type of microplastic polymer. The research method used is quantitative with a survey approach. Sampling was conducted using transects stretched along the coastline for 25m into the sea. Observations at each location consisted of 3 sub transects with 2 repetitions. The research results show that the forms of microplastic found in North Galesong waters are in the form of lines and fragments. A total of 2 particles are in the form of fragments and 41 are in the form of lines. Analysis of the color of the microplastics found 27 particles blue, 7 particles transparent, 8 particles red, and 1 particle green. The size of microplastics at station 1 was dominated by line shapes with sizes ranging from 0.084-0.854 mm and those in fragment form ranging from 0.222 mm, at station 2 the size of line shape microplastics ranged from 0.069-0.963 mm and fragments 0.092 mm, and at station 3 the microplastic particles were in the form of lines range from 0.063-0.693 mm. The total abundance of microplastics in North Galesong waters was 0.43 particles/gr, namely at station 1 as much as 0.11 particles/gr, station 2 as much as 0.11 particles/gr, and station 3 as much as 0.21 particles/gr. The types of polymers found at each station are polyester polymer, PAN film, isotactic polypropylene, powdered cellulose, cellulose, and cellophane.