Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

Kondisi Tutupan Karang Perairan Kepulauan Tanakeke Kabupaten Takalar Sri Wulandari; Nursyahran Nursyahran; Mesalina Tri Hidayani; Nurwina Nurwina
Lutjanus Vol 27 No 1 (2022): Lutjanus Edisi Juni
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/jlpp.v27i1.449

Abstract

Terumbu karang mempunyai nilai dan arti yang sangat penting dari segi sosial, ekonomi maupun budaya, pemantauan tutupan terumbu karang penting dilakukan untuk mengetahui tingkat kesehatan ekosistem karang tujuan pengelolaan. Tanakeke merupakan salah satu gugusan kepulauan sebagian besar perairannya dikelilingi oleh ekosistem terumbu karang yang dimanfaatkan oleh nelayan sebagai area Fishing Ground untuk menangkap ikan dan sebagai alur pelayaran transportasi kapal. Namun beberapa penelitian yang telah terpublikasikan sebelumnya lebih fokus pada komunitas ikan di sekitar terumbu karang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tutupan karang dengan menggunakan Metode Point Intercept Transect (PIT), metode ini merupakan salah satu metode yang dikembangkan untuk memantau kondisi karang hidup dengan cara menghitung persen tutupan substrat dasar secara acak. Penelitian ini dilakukan pada Bulan Oktober 2021. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekosistem terumbu karang yang berada di Perairan Kepulauan Tanakeke khususnya di sebelah timur-timur laut, di sebelah barat laut, dan di sebelah timur laut Kecamatan Kepulauan tergolong karang rusak, karang baik, dan karang sedang. Pada stasiun 1, tutupan karang jenis Acropora sebesar 18% dan tutupan karang jenis Non-Acropora sebesar 22%. Pada stasiun 2, tutupan karang jenis Acropora sebesar 70% dan tutupan karang jenis Non-Acropora sebesar 18%. Sedangkan pada stasiun 3, tutupan karang jenis Acropora sebesar 28% dan tutupan karang jenis Non-Acropora sebesar 48%.
Analisis Pemanfaatan Fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia Rahmawati Dania Saputri; Muh. Akmal Ibrahim; Sri Wulandari
Lutjanus Vol 27 No 2 (2022): Lutjanus Edisi Desember
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pelabuhan perikanan adalah area yang berfungsi sebagai tempat penyelenggaraan pemerintahan dan penyelenggaraan bisnis perikanan, juga sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan. Setiap pelabuhan perikanan memiliki tiga fasilitas berupa fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang yang memiliki manfaat berbeda. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan fasilitas pokok, fasilitas fungsional dan fasilitas penunjang, serta untuk menganalisis tingkat pemanfaatan fasilitas Pelabuhan Perikanan Nusantara Untia. Metode yang digunakan adalah mixed methods yakni merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif. Wawancara dilakukan terhadap 46 responden, dilanjutkan dengan analisis melalui formula tingkat pemanfaatan. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan April sampai Mei 2022 di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Untia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Seluruh fasilitas pokok yang terdapat pada PPN Untia dinyatakan berfungsi. Namun pada fasilitas fungsional PPN Untia ada yang dinyatakan berfungsi, adapula yang tidak berfungsi. Sedangkan pada fasilitas penunjang PPN Untia seluruhnya dinyatakan berfungsi. Untuk Tingkat pemanfaatan fasilitas pokok pada PPN Untia termasuk dalam kategori sangat kurang dimanfaatkan dan kategori dimanfaatkan dengan nilai sama masing-masing sebesar 37.5%. Untuk tingkat pemanfaaan fasilitas fungsional PPN Untia termasuk dalam kategori tidak dimanfaatkan sebesar 33%. Sedangkan tingkat pemanfaaan fasilitas penunjang PPN. Untia yang termasuk dalam kategori sangat dimanfaatkan sebesar 66.6%.
Analisis Kelengkapan Alat Keselamatan pada Kapal Perikanan di Pangkalan Pendaratan Ikan Beba Sri Wulandari; Nuraeni L Rapi; Dandi Pratama Putra
Lutjanus Vol 27 No 2 (2022): Lutjanus Edisi Desember
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Perhatian nelayan terhadap alat keselamatan di atas kapal masih rendah, banyak nahkoda dan awak kapal yang mengabaikan risiko pekerja diatas kapal seperti tidak menggunakan alat keselamatan walaupun sudah tersedia dan telah mengikuti pelatihan tertentu. Penelitian ini bermanfaat sebagai sumber informasi kepada nelayan di Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Beba terkait pentingnya memerhatikan kelengkapan alat keselamatan pada kapal perikanan agar meminimalisir terjadinya kecelakaan. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif terhadap 15 responden yang bertujuan untuk mengidentifikasi kelengkapan alat keselamatan pada kapal perikanan tangkap di PPI. Beba, dan untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan keterampilan nahkoda tentang penggunaan alat keselamatan yang menunjang keselamatan awak kapal. Alat keselamatan yang dimaksud adalah life buoy, life jacket, APAR, peralatan P3K, radio, kompas, echosounder, dan fish finder. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai Bulan Oktober 2022. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keseluruhan responden memiliki alat keselamatan berupa life jacket, dan kompas, namun tidak semua kapal perikanan memiliki life buoy, radio, APAR, peralatan P3K, echosounder, dan fish finder. Beberapa kapal perikanan juga menyediakan alat keselamatan tradisional berupa jeriken, ban dalam, ban luar dan sempang. Selain itu, pengetahuan dan keterampilan nakhoda tentang penggunaan alat keselamatan didominasi pada tingkat mengetahui, hanya beberapa nelayan saja yang mengakui cukup mengetahui, dan tidak ada nelayan yang tidak mengetahui cara pengoperasian alat keselamatan di atas kapal.
Analisis produktifitas serasah mangrove (Rhizophora sp.) di kawasan ekowisata mangrove Lantebung Kota Makassar Andi Rusdianto; Hartati Tamti; Sri Wulandari
Agrokompleks Vol 23 No 1 (2023): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v23i1.479

Abstract

Serasah mangrove merupakan sampah organik berupa daun, ranting, buah dan atau bunga mangrove yang sudah mengering dan berubah dari warna aslinya. Serasah mangrove memiliki peran yang sangat penting bagi ekosistem mangrove, karena menjadi sumber makanan bagi organisme perairan, semakin banyak serasah yang dihasilkan oleh hutan mangrove maka semakin banyak organisme yang akan datang untuk memakan serasah, sehingga keanekaragaman organismenya semakin tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat kerapatan Rhizophora sp., menganalisis produktifitas serasah Rhizophora sp., mengetahui jenis serasah Rhizophora sp. yang dominan ditemukan, dan menganalisis hubungan antara kerapatan Rhizophora sp., dengan produktifitas serasah Rhizophora sp. Hasil penelitian ini diharapkan agar dapat menjadi bahan informasi bagi stakeholder sehingga dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melestarikan ekosistem mangrove. Penelitian ini dilaksanakan selama 28 hari berturut-turut di Ekowisata Mangrove Lantebung Kota Makassar dengan transek line berukuran 10x10 meter dan litter trap untuk menampung serasah yang jatuh yang berukuran 7x7 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kedua stasiun termasuk dalam kategori kerapatan mangrove sedang, dimana produktivitas serasah Rhizophora sp. pada stasiun 1 dan stasiun 2 adalah 23,78 gram/m2/minggu dan 46,47 gr/m2/minggu. Serasah Rhizophora sp. yang dominan ditemukan adalah berupa daun senilai 37,19 gr/m2/minggu, disusul oleh serasah ranting, buah dan tidak ditemukan serasah bunga selama penelitian. Selanjutnya untuk hubungan kerapatan mangrove dengan produksi serasah setelah diuji menggunakan Uji Regresi memeroleh nilai R2 = 0,812, nilai ini mendekati 1 sehingga tergolong memiliki hubungan yang erat.
Kelimpahan ikan glodok (Boleophthalmus boddarti Pallas 1770) pada ekosistem mangrove di ekowisata Lantebung Kota Makassar Nata Pramunandar; Hartati Tamti; Sri Wulandari
Agrokompleks Vol 23 No 1 (2023): Agrokompleks Edisi Januari
Publisher : Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51978/japp.v23i1.480

Abstract

Ikan glodok merupakan ikan yang sangat unik yang hanya dapat ditemukan di daerah hutan mangrove. Ikan ini memiliki kemampuan merangkak di darat atau di akar mangrove, memiliki mata yang besar dan menonjol keluar dari kepalanya, serta memiliki otot pada pangkal sirip dada dimana sirip ini dapat ditekuk seperti lengan yang berfungsi untuk bergerak, melompat, dan merangkak. Sampai saat ini untuk Wilayah Sulawesi, ikan glodok teridentifikasi hanya ditemukan di Kota Manado, Kota Minahasa Utara, Kota Konawe, Kabupaten Sinjai, dan Pulau Muna. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesies ikan glodok yang mendiami mangrove Lantebung, mengetahui kelimpahan ikan glodok, serta mengetahui karakter parameter oseanografi habitat ikan glodok. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dasar keberadaan ikan glodok di Ekowisata Mangrove Lantebung Kota Makassar. Penelitian ini dilakukan di dua stasiun berbeda dengan menggunakan katapel yang dikombinasikan secara visual selama tujuh hari berturut-turut dengan transek line berukuran 10x10 meter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya terdapat satu jenis ikan glodok yang mendiami mangrove Lantebung yakni Boleophthalmus boddarti, nilai kelimpahan tertinggi berada di stasiun dua yakni sebesar 0,73 ind/m2, dan nilai kelimpahan terendah berada di stasiun satu yakni sebesar 0,24 ind/m2. Hasil pengukuran parameter oseanografi memeroleh nilai suhu 30.5°C, salinitas 17 ppt, kecerahan 127.5, pH 8.35, kecepatan arus 0.04 m/s, dan tipe pasang surut campuran condong ke harian tunggal (Mixed tide prevailing diurnal tide).
Sebaran Ukuran Rajungan (Portunus Pelagicus Linnaeus, 1758) yang Tertangkap Bottom Gillnet dengan Umpan yang Berbeda Nuraeni L Rapi; Jumrawati Jumrawati; Muhammad Sabir; Sri Wulandari
Jurnal Riset Diwa Bahari (JRDB) Volume 1, Nomor 1, 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gill net fishing gear is a passive fishing gear that usually blocks the swimming direction of fish, with the addition of bait as a lure is expected to increase the chances of fish that will be used as a target catch willing to enter the fishing gear. aims to analyze the composition of crab catches on different baits and analyze the size distribution of crabs. The expected benefits of this research are as one of the information materials for efficient crab fishermen about the use of chicken intestine waste bait and fly fish against crab catches with bottom gill net fishing gear related to the availability of fish bait stocks that are uncertain and quite expensive prices. This research was conducted in January - February 2022. From the results of the t-test analysis, the tcount value was obtained at 5.014 while the t-table was obtained at 2.042 with a significance value of 0.000. Because the t-count value is greater than the t-table and the significance value is smaller than the real level of 5% or 0.05, it is concluded that there is a difference in catches between the chicken intestine bait group and fly fish bait with an average catch using chicken intestine bait higher than using fly fish bait
Hasil Tangkapan Rajungan (Portunus Pelagicus Linnaeus, 1758) di Perairan Pancana berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2020 Muhammad Sabir; Nuraeni L Rapi; Jumrawati Jumrawati; Sri Wulandari Wulandari
Jurnal Riset Diwa Bahari (JRDB) Volume 1, Nomor 1, 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Portunus pelagicus is one type of crab that has a very high economic value. The high selling price of crab encourages an increase in fishing effort, where the pressure of increasing fishing effort can cause less catch per effort obtained. To maintain the sustainability of the availability of fisheries resources, improve community welfare, equality of cultivation technology, investment development, increase foreign exchange, and development of cultivation and crab (Portunus spp.), the Minister of Marine Affairs and Fisheries Regulation Number 12 of 2020 was issued to re-regulate the provisions for catching and/or releasing crab, therefore this study aims to determine the feasibility of catching crab (Portunus pelagicus) based on the Minister of Marine Affairs and Fisheries Regulation Number 12 of 2020. This study uses a quantitative method by measuring the frequency distribution of carapace width and crab weight which will then determine the frequency of each class by entering the width data of each crab based on the Minister of Marine Affairs and Fisheries Regulation Number 12 of 2020. The results showed that more than 90% of the crab catches followed the Minister of Marine Affairs and Fisheries Regulation Number 12 of 2020, namely carapace width size above 10 (ten) cm and weight above 60 (sixty) grams per tail. Although the catch of unfit crabs is less than 10%, it should be released back to nature to support the sustainability of crab.
Analisis Daya Simpan Bajabu Ikan Bandeng (Chanos chanos) Sri Wulandari; Harianti Harianti; Jawiana Saokani; Ridha Asriani
Jurnal Riset Diwa Bahari (JRDB) Volume 1, Nomor 2, 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bandeng merupakan salah satu jenis ikan yang banyak digemari karena merupakan jenis ikan yang paling banyak diproduksi untuk dikonsumsi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2023 di laboratorium UPT. Balai Penerapan Mutu Produk Perikanan (BPMPP). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya simpan ikan bandeng bajabu (Chanos chanos) asal Kabupaten Maros dan Kabupaten Pinrang. Penelitian ini menggunakan metode komparatif dengan menggunakan uji Independent sample T-test. Parameter yang diukur untuk mengetahui umur simpan adalah uji ALT dengan lama penyimpanan (0 hari, 14 hari, dan 30 hari) yang masing-masing perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Parameter kadar air dengan lama penyimpanan (0 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 30 hari) dilakukan dengan 1 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji ALT bajabu Maros dan Pinrang mengalami peningkatan pada penyimpanan 0 hari, 14 hari, dan 30 hari, dimana hasil uji ALT tertinggi mencapai 8,6 x 103 untuk bajabu Maros dan 9,1 x 103 untuk bajabu Pinrang, keduanya pada saat penyimpanan. masa penyimpanan 30 hari. Sedangkan kadar air bajabu Maros mengalami peningkatan dari masa penyimpanan 0 hari, 7 hari, 14 hari, 21 hari, dan 30 hari, sedangkan kadar air bajabu Pinrang mengalami penurunan pada masa penyimpanan 14 hari, dimana kadar air tertinggi uji kadar mencapai 14,65% untuk bajabu Maros dan 8,31% untuk bajabu Pinrang, keduanya pada masa penyimpanan 30 hari.
Keanekaragaman Hayati Ekosistem Mangrove Lantebung Sri Wulandari; Suprianto Suprianto
Jurnal Riset Diwa Bahari (JRDB) Volume 1, Nomor 2, 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mangrove ecosystems provide high biodiversity because, in addition to being inhabited by various types of vegetation, another role is to provide important areas used by various fauna species for spawning, nurturing, and feeding. This scientific article is a literature review. The data obtained is then analyzed and presented descriptively. The sources of data are reliable scientific references and various relevant sources of information including direct visual observations. The results of the study show that mangrove vegetation found in the Lantebung Mangrove Ecosystem is six species namely Rhizopora mucronata, Rhizopora apiculata, Bruguiera gymnorhiza, Avicennia marina, Avicennia alba, and Sonneratia alba. The mangrove fauna consists of classes of aves, Pisces, reptiles, crustaceans, Insecta as well as several species of gastropods, other macrozoobenthos, and phytoplankton. The Lantebung Mangrove Ecosystem has the potential to provide more biodiversity if mangrove management is carried out comprehensively.
Karasteristik Serbuk Buah Mangrove Rhizophora sp. Sri Wulandari; Ziana Karmila; Tri Widayati Putri; Zul Khairiyah
Jurnal Riset Diwa Bahari (JRDB) Volume 1, Nomor 2, 2023
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Institut Teknologi dan Bisnis Maritim Balik Diwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mangroves have various roles for human life, one of which is as an alternative food ingredient, namely coffee raw material. Mangrove propagules, especially the fruit, can be processed and produce powders that can be brewed like coffee in general so this study aims to analyze the characteristics of mangrove fruit powder by calculating ash content, water content, caffeine, followed by sensory and hedonic testing of Rhizophora sp. This study used a laboratory-scale quantitative method followed by panelists' assessment of two different samples. Sample one is Rhizophora sp. mangrove fruit powder, while sample two is a mixture of Rhizophora sp. mangrove fruit powder with the addition of Arabica coffee beans. The test results of ash content, moisture content, caffeine, sensory, and hedonic testing respectively showed values of 2.48 and 1.49; 2.94 and 3.03; 1.36 and 0.92; 23.3 and 25.1; and 27.1 and 28.3. So it can be concluded that the water content and ash content of mangrove fruit powder with the addition of arabica coffee beans are higher than mangrove fruit powder. Although the caffeine content of mangrove fruit powder is higher than those that get additional arabica coffee. Mangrove fruit powder with the addition of Arabica coffee beans has a higher value in sensory and hedonic testing, panellists prefer and feel more satisfied when consuming mangrove fruit powder with the addition of Arabica coffee.