Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

Analisis Performansi Traffic Offload Data Antara 3G Dan Wifi Fazliadi Rahmatillah; Uke Kurniawan Usman; Tengku Ahmad Riza
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Terjadinya peningkatan dan pertumbuhan layanan data secara global seiring peningkatan penggunaan Smartphone (iPhone, BlackBerry phones and Android phones) dan perangkat pintar lainnya (PDA, Tablet PC, Notebook) mengakibatkan trend akses layanan informasi dan data di Indonesia ikut meningkat terutama akses data di jaringan 3G Mobile Broadband. Keterbatasan insfrastruktur jaringan 3G di Indonesia seperti BTS (Base Transceiver Station) Mini, Femtocell, Picocell mengakibatkan akses data oleh user yang berada di suatu gedung dan di tempat umum pada jam sibuk menjadi terhambat dikarenakan adanya kepadatan trafik data. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan Traffic Offload / Mobile Data Offload (Seamless Connectivity) yaitu trafik data di jaringan 3G dialihkan melewati jaringan WiFi (Wireless fidelity) karena WiFi mampu memberikan akses data dengan kecepatan yang lebih tinggi, menambah kapasitas jaringan dan infastruktur WiFi yang dapat dipergunakan secara bersama. Pada penelitian ini dilakukan analisis dan simulasi Traffic Offload Data antara 3G dan WiFi dengan menggunakan Software MATLAB R2013b. Analisis dilakukan dengan mengamati parameter Received Signal Strength, handover user dan drop user, Handover Delay, dan Throughput. Dari hasil penelitian didapatkan Received Signal Strenght (RSS) yang tepat untuk melakukan Offloading dari jaringan 3G ke jaringan WiFi yaitu pada RSS 3G sebesar -84 dBm dan RSS WiFi -69 dBm sehingga diperoleh handover user sebesar 260 user dan drop user 240 user pada kecepatan user 50 m/s. Dan RSS yang tepat untuk Offloading dari jaringan WiFi ke jaringan 3G yaitu pada RSS 3G sebesar -91 dBm dan RSS WiFi -76 dBm sehingga diperoleh handover user sebesar 138 user dan drop user 111 user dengan kecepatan user 50 m/s. Untuk handover user sebanyak 245 user diperoleh handover delay 40,05 milisecod dan throughput yang diperoleh user di jaringan 3G 2 Mbps pada jarak 0,1 km dari Node B dan throughput di jaringan WiFi 2,9 Mbps pada jarak 50 meter dari Access point WiFi (1,5 km dari Node B 3G). Kata kunci : 3G, WiFi, Traffic Offload, Seamless Connectivity, Mobile Data Offload.
Implementasi Dan Analisis Kinerja Load Balancing Pada Virtual Server Menggunakan Zen Load Balancer Radiv Herdian; Rendy Munadi; Tengku Ahmad Riza
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zen Load Balancer digunakan sebagai load balancer untuk mengatur distribusi pengolahan data ke beberapa server. Skenario pertama perbandingan antara single server dengan menggunakan load balancer, skenario kedua menggunakan pembagian beban dengan bobot yang berbeda, skenario ketiga melakukan failover pada Zen Load Balancer. Untuk pengujian terakhir dilakukan perbandingan antara Zen Load Balancer dengan LVS. Pada penelitian ini telah diimplementasikan load balancing pada virtual server. Didapatkan nilai throughput sebesar 13202 Kbps , dan jumlah layanan per-detik dengan nilai 1592 request per-second . Terjadi penurunan 65,527 % penggunaan CPU virtual server pada skenario round robin dan terjadi penurunan 20,7124 % penggunaan CPU real server pada skenario weighted. Pada skenario failover didapatkan nilai rata-rata downtime sebesar 9622 ms. Nilai throughput LVS mencapai 11916 Kbps, dan LVS dapat melayani maksimal 1321 request per-second. Kata Kunci : load balancing, zen load balancer
Desain Dan Realisasi Bi-directional Couplers Untuk Mengurangi Isolasi Pada Transceiver 2,425 Ghz Untuk Aplikasi Sistem Nano Satelit Varhantz Reinardy; Heroe Wijanto; Tengku Ahmad Riza
eProceedings of Engineering Vol 3, No 2 (2016): Agustus, 2016
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bi-Directional Coupler merupakan komponen telekomunikasi yang memiliki fungsi untuk mengurangi isolasi antara bagian transmitter dan bagian receiver, agar sinyal receiver tidak dipengaruhi dari sinyal yang berasal dari perangkat transmit sendiri (siklus dalam), Bi-Directional Coupler yang akan direalisasikan diharapkan memiliki coupling isolasi sebesar 20 dB baik untuk transmit dan receiver, maupun sebaliknya (Forward Coupling Isolation dan Reverse Coupling Isolation). Bi-Directional Coupler yang direalisasikan memiliki frekuensi sebesar 2.425 GHZ. Dalam realisasinya sebuah Bi-Directional Coupler harus memiliki beberapa karakteristik yang harus dipenuhi seperti VSWR ≤1.5, impedansi 50Ω, coupling ±-20 dB, isolasi ≤-20dB Untuk itu dalam tugas akhir ini dirancang dan direalisasi Bi-Directional Coupler pada frekuensi 2.425 GHz, Bi-Directional Coupler memiliki karakteristik yang harus dipenuhi khususnya pada port coupling akan menghasilkan nilai ± -20 dB, RL ≤ -20 dB, sedangkan hasil untuk port isolasi ≤ -20 dB agar alat dapat diaplikasikan sesuai dengan tujuan. Pada simulasi didapatkan hasil bandwidth sesuai spesifikasi dengan nilai return loss sebesar -46.83 dB, isolasi sebesar -23.72 dB, coupling sebesar -28.93 dB. Hasil pengukuran dari Bi-Directional Coupler yang direalisasikan memiliki bandwidth sesuai spesifikasi, nilai return loss sebesar -43.12 dB, isolasi sebesar - 23.08 dB, dan nilai coupling sebesar -23.68 dB. Kata Kunci : Isolasi, Bi-directional, Receiver dan Transmitter
Perancangan Dan Realisasi Antena Mikrostrip E-sahped Fraktal Triplrband Untuk Sistem Komunikasi Seluler Arif Rahman Harahap; Tengku Ahmad Riza; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 2, No 2 (2015): Agustus, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Saat ini dikembangkan sebuah sistem teknologi baru yang dikenal dengan small cell solution. Sistem teknologi ini dibuat untuk mengoptimalkan jaringan seluler baik 2G,3G maupun 4G pada daerah yang padat trafik. Salah satu komponen penting dalam sistem komunikasi seluler adalah antena. Untuk mendukung sistem teknologi small cell ini dibutuhkan sebuah antena yang efektif dan efisien terutama dari segi ukuran agar tidak memakan banyak ruang dalam pengaplikasiannya. Permasalahan yang terjadi adalah bagaimana membuat antena yang efisien, berdimensi kecil, dan memenuhi spesifikasi untuk komunikasi seluler. Untuk saat ini banyak antena yang telah direalisasikan yang memenuhi spesifikasi antena BTS, seperti antena sectoral. Namun ukurannya terlalu besar jika diaplikasikan dalam sistem teknologi small cell. Maka dari itu, pada Tugas Akhir ini dirancang dan direalisasikan sebuah antena microstrip E-shaped Fractal Tripleband yang bekerja pada frekuensi GSM, UMTS dan LTE dalam satu antena yang mendukung teknologi komunikasi seluler yang bertujuan untuk efisiensi penggunaan antena. Antena mikrostrip dipilih karena struktur yang ringan dan dimensi yang kecil namun tidak mengurangi kualitas dari antena yang dirancang. Digunakan teknik end parasitic untuk meningkatkan gain dari antena. KATA KUNCI : E-shaped fractal, end parasitic, sectoral, small cell
Perencanaan Dan Realisasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi 4-18 Ghz Elektronic Support Measures Adiasa Surya Wardhana; Tengku Ahmad Riza; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 2, No 3 (2015): Desember, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Didalam kemajuan teknologi pada saat ini, banyak negara-negara yang berlomba untuk meningkatkan kemampuan dalam perang elektronika sebagai bagian dari sistem pertahanan modern. Penelitian ini sendiri merupakan lanjutan dari penelitian mengenai perancangan antena horn conical untuk ESM. ESM secara umum merupakan sebuah peralatan elektronik yang berfungsi untuk menerima sinyal gelombang elektromagnetik kemudian sinyal tersebut diproses dan dianalisa sehingga diperoleh lokasi, kuat sinyal, dan parameter lainnya. Pada perancangan ESM ini dibutuhkan enam buah antenna horn conical yang mempunyai pola radiasi direksional dan polarisasi linear yang nantinya akan digunakan sebagai antena penerima dan hasilnya dikirim ke stasion ESM dan diproses, sehingga nantinya didapat lokasi, kuat sinyal serta parameter lainnya. Pada tugas akhir ini, akan dirancang sebuah antena horn conical yang bekerja pada frekuensi c-band, xband, ku-band yaitu 4-18 GHz dengan diameter cone 220 mm dan panjang cone sebesar 270 mm. Setelah dirancang dan direalisasikan, Antena horn conical memiliki karakteristik bandwidth yang lebar (wide band) dengan polaradiasi direksional yang bertujuan untuk mendukung fungsi ESM dalam menentukan lokasi dan posisi asal sinyal radar atau sinyal elektronis musuh lainnya.Karena kegunaan ESM sebagai radar detektor dengan sifat sebagai penerima (receiver) dibutuhkan VSWR dibawah 2. Antena horn conical dirancang menggunakan plat kuningan 1 mm yang dibentuk kerucut, Pada antena monopole-nya dipasang menggunakan matching impedance ¼ , agar matching impedansi antara antenna dengan konektor bernilai 50 Ω. Hasil realisasi antena sesuai dengan kebutuhan, dengan VSWR 5-18 Ghz dibawah 2 kecuali frekuensi 4 namun dapat dimaklumi, Gain diatas 15 dB, dan Pola radiasi unidireksional. Kata kunci : Antena Horn Conical, Circular Waveguide, ESM.
Implementasi Dan Analisa Performansi Layanan Voip Dan Video Call Pada Jaringan Transisi Ipv4/ipv6 Dengan Metode Dual Stack Dan Configured Tunneling Reza Fahlevi Zulkarnaen; Rendy Munadi; Tengku Ahmad Riza
eProceedings of Engineering Vol 5, No 2 (2018): Agustus 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Saat ini, ketersediaan alamat IPv4 sudah hampir habis, sehingga dieprkirakan tidak dapat mengakomodasi seluruh host yang berada di internet, sehingga dikembangkan protokol IPv6 sebagai pengganti IPv4 yang mampu memberikan jumlah alamat lebih banyak dibandingkkan IPv4. Agar tidak menginterferensi jaringan existing, migrasi IPv4 ke IPv6 perlu dilakukan secara bertahap, dengan mempertimbangkan kompabilitas perangkat existing. Mekanisme dual stack dan configured tunneling merupakan metode transisi yang memiliki kompabilitas terhadap perangkat existing [5] [14] . Tugas akhir ini mengimplementasikan mekanisme dual stack dan configured tunneling , dan dilewatkan layanan VoIP dan video call. Dari pengukuran QoS yang diperoleh, terlihat bahwa layanan VoIP dan video call yang dilewatkan pada jaringan dual stack cenderung memiliki nilai throughput lebih rendah dibandingkan dengan mekanisme dual stack. Hasil one way delay dan jitter juga demikian, nilai yang diperoleh oleh mekanisme tunneling cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan mekanisme dual stack. Keseluruhan skenario yang dilakukan masih memenuhi standar yang telah ditentukan oleh ETSI. Pada pengukuran MOS, semua skenario yang dilakukan masih memenuhi standar yang ditentukan berdasarkan ITU-T P.800 dengan memenuhi kategori “Satisfied”. Pada pengukuran CPU usage dan memory usage, nilai yang didapatkan oleh mekanisme tunneling baik tunneling 6in4 maupun tunneling 4in6 cenderung lebih tinggi dibanding dual stack. Kata Kunci : IPv6, Dual Stack, 6in4, 4in6, VoIP, Video Call Abstract Currently, the availability of IPv4 addresses is running low, so it is unlikely to accommodate all hosts on the internet, so IPv6 protocols are developed instead of IPv4 that can provide more IPv4 addresses. In order not to interfere with the existing network, IPv4 to IPv6 migration needs to be done gradually, consider with compatibility of existing devices. The mechanism of dual stack and configured tunneling is a transition method that has compatibility with existing devices [5] [14] . This final task implements a dual stack and configured tunneling mechanism, and VoIP and video call service. From QoS measurements, it appears that VoIP and video call services that are passed on dual stack networks tend to have lower throughput values than dual stack mechanisms. The result of one way delay and jitter also, the value obtained by the tunneling mechanism tends to be higher when compared with the dual stack mechanism. The entire scenario still meets the standards set by ETSI. For MOS measurement, all scenarios performed still meet the standards determined under ITU-T P.800 with "Satisfied" category. In the measurement of CPU usage and memory usage, the values obtained by tunneling mechanisms both tunneling 6in4 and 4in6 tunneling tend to be higher than dual stack. Keywords : IPv6, Dual Stack, 6in4, 4in6, VoIP, Video Call
Perancangan Dan Simulasi Antena Horn Conical Pada Frekuensi C-Band Untuk Electronic Support Measures Afif Nichi Mulia; Tengku Ahmad Riza; Yuyu Wahyu
eProceedings of Engineering Vol 2, No 1 (2015): April, 2015
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Didalam kemajuan teknologi pada saat ini, banyak negara-negara yang berlomba untuk meningkatkan kemampuan dalam perang elektronika sebagai bagian dari sistem pertahanan modern. Perang elektronika merupakan suatu tindakan militer yang melibatkan penggunaan energi elektromagnetik yang diarahkan untuk mengendalikan, mengurangi atau menyerang spektrum elektomagnetik lawan, guna menjamin efektifitas penggunaan spektrum elektromagnetik sendiri. ESM secara umum merupakan sebuah peralatan elektronik yang berfungsi untuk menerima sinyal gelombang elektromagnetik yang kemudian sinyal tersebut diproses dan dianalisa sehingga diperoleh lokasi, kuat sinyal, dan parameter lainnya. Pada perancangan ESM ini dibutuhkan enam buah antenna horn conical yang mempunyai pola radiasi direksional dan polarisasi linear yang nantinya akan digunakan sebagai antena penerima dan hasilnya dikirim ke stasion ESM dan diproses, sehingga nantinya didapat lokasi, kuat sinyal serta parameter lainnya. Pada penelitian ini, akan dirancang sebuah antena horn conical yang bekerja pada frekuensi c-band yaitu 6 GHz dengan diameter cone 250 mm dan panjang cone sebesar 500 mm. Setelah dirancang dan direalisasikan, Antena horn conical memiliki karakteristik bandwidth yang lebar (wide band) dengan polaradiasi direksional yang bertujuan untuk mendukung fungsi ESM dalam menentukan lokasi dan posisi asal sinyal radar atau sinyal elektronis musuh lainnya.Karena kegunaan ESM sebagai radar detektor dengan sifat sebagai penerima (receiver) dibutuhkan VSWR dibawah 2. Antena horn conical dirancang menggunakan plat kuningan 0.4 mm yang dibentuk kerucut,serta pada waveguide dirancang menggunakan tipe WC 175 yang mengacu pada standar EIA (Electronic Industry Association) dengan menggunakan mode dominan TE 11 yang mana arah dari magnetiknya sejajar dengan arah propagasinya. Pada antena monopole-nya dipasang menggunakan matching impedance ¼ , agar matching impedansi antara antenna dengan konektor bernilai 50 Ω. Kata kunci : antena horn conical, circular waveguide, ESM
Kajian Implementasi Alokasi Frekuensi Komunikasi untuk Pelayaran Rakyat di Indonesia RIZA, TENGKU AHMAD
ELKOMIKA: Jurnal Teknik Energi Elektrik, Teknik Telekomunikasi, & Teknik Elektronika Vol 4, No 2: Published July - December 2016
Publisher : Institut Teknologi Nasional, Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26760/elkomika.v4i2.197

Abstract

ABSTRAKPada saat ini pelayaran di Indonesia melakukan komunikasi antar nelayan pada pelayaran rakyat menggunakan frekuensi yang tidak resmi dengan alasan perangkat komunikasi lebih murah dan mudah didapat. Dalam penelitian ini dilakukan kajian implementasi alokasi spektrum frekuensi yang digunakan khusus untuk pelayaran rakyat di Indonesia. Alokasi spektrum frekuensi ini dapat digunakan oleh nelayan untuk melakukan komunikasi antar nelayan dengan menggunakan frekuensi yang resmi. Dimana untuk menetapkan frekuensi digunakan dengan melakukan studi literatur. Hasil kesimpulan yang diperoleh adalah untuk komunikasi antar nelayan dari satu kapal ke kapal lainnya dapat menggunakan frekuensi VHF (Very High Frequency) 30 – 300 MHz dengan pertimbangan jarak jangkauan.Frekuensi yang dimungkinkan untuk digunakan oleh pelayaran rakyat adalah 2170-2173,5 KHz, 2190-2194 KHz, 8100-8195 KHz, 18780-18900 KHz, 25070-25210 KHz, 159.05 MHz, 159.075 MHz dan 172-173 MHz.Kata kunci: Spektrum Frekuensi, Pelayaran Rakyat, Perangkat Komunikasi, Komunikasi, nelayanABSTRACTAt this time a cruise in Indonesia communication between fishermen on the cruise people using unofficial frequencies by reason of communication devices are cheaper and accessible. In this research, the study of the allocation of the frequency spectrum used specifically for cruise people in Indonesia. The allocation of the frequency spectrum can be used by fishermen for communication between fishermen using official frequency. Where to set the frequency used by the study of literature. The conclusion obtained for communication between fishermen from one ship to another fist using VHF frequencies (Very High Frequency) 30-300 MHz frequency range and distance considerations in the possible to be used by the cruise people are from 2170 to 2173.5 KHz , 2190 -2194 kHz , 8100-8195 kHz , 18780-18900 kHz , 25070-25210 kHz , 159.05 MHz , 159 075 MHz and 172-173 MHz Keywords: Frequency Spectrum, Civil marine, Communication Peripheral, Communication, Fisherman.
Public Protection and Disaster Relief Planning Using Terrestrial Trunked Radio in West Java Ahmad Riza, Tengku; Mulyana, Asep; Munadi, Rendy
JOIV : International Journal on Informatics Visualization Vol 6, No 2-2 (2022): A New Frontier in Informatics
Publisher : Society of Visual Informatics

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30630/joiv.6.2-2.1146

Abstract

This research aims to implement Public Protection and Disaster Relief (PPDR) planning using Terrestrial Trunked Radio (TETRA) in the West Java area. This plan will work at frequencies 806-821 MHz and 851-866 MHz (bandwidth of 15 MHz). PPDR planning study using TETRA in West Java with a total area of 37,315 Km2. This TETRA planning study uses the simulation method. Simulation using ATOLL software using parameters used by the West Java Regional Police (Polda) because it follows the conditions of the province of West Java. This plan does three things, firstly plans the coverage area to determine the number of base stations by looking for the link power budget and MAPL, followed by finding the cell radius value, secondly planning the network capacity to be used by following the assumptions and predictions of the TETRA mobile station (ms), and the third is planning the frequency spectrum. The three methods are tested and validated using Atoll software simulation. The planning results for the West Java region required 58 sites (base station). The required channels are 94 channels, while from 15 MHz, TETRA digital radio trunking bandwidth provides 600 channels so that TETRA digital trunking radio can be implemented in West Java. In the future, this TETRA radio trunking plan can be implemented in other provinces in Indonesia and even be expanded to all regions in Indonesia to handle disasters
Implementasi Sistem Pemantauan Jaringan Di Server Diskominfo Kota Cirebon Menggunakan Grafana Fauzi, Ajie Ahmad Fathi; Riza, Tengku Ahmad; Alfiardi, Trias
eProceedings of Applied Science Vol. 11 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : eProceedings of Applied Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak — Di era digital yang saat ini terus mengalami kemajuan, keandalan jaringan komputer menjadi faktor yang dianggap penting dalam mendukung operasional suatu instansi, termasuk instansi Dinas Komunikasi Informatika, dan Statistik (DISKOMINFO) Kota Cirebon. Sistem pemantauan jaringan yang efektif dan real-time diperlukan untuk kelancaran layanan informasi dan komunikasi. Salah satu perangkat yang dapat dimanfaatkan untuk kelancaran tersebut yaitu Grafana, sebuah perangkat lunak visualisasi dan analitik berbasis open-source yang dapat digunakan untuk menampilkan data jaringan secara interaktif dan dapat dipahami dengan mudah. Penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan perangkat Grafana sebagai alat pemantau pada Mikrotik RouterOS untuk meningkatkan keamanan dan kelancaran sistem jaringan di Diskominfo Kota Cirebon. Dengan adanya sistem pemantauan ini, administrator jaringan dapat mengawasi kondisi jaringan secara real-time, mendeteksi potensi gangguan sebelum terjadi, serta mengambil tindakan yang diperlukan dengan cepat. Hasil dari implementasi perangkat Grafana ini diharapkan dapat meminimalkan downtime di lingkungan Diskominfo Kota Cirebon. Kata kunci— Grafana, Mikrotik RouterOS, Pemantauan Jaringan.