Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM RUMAH TANGGA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Rozak, Purnama
Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak Vol 9, No 1 (2013): Oktober 2013
Publisher : Sawwa: Jurnal Studi Gender dan Anak

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.94 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i1.665

Abstract

Kekerasan terhadap anak menjadi salah satu persoalan yang memprihatinkan bagi bangsa ini. Apalagi jika hal itu terjadi dalam keluarga, yang seharusnya menjadi tempat bernaung yang paling aman bagi anak-anak. Ironisnya, pelaku kekerasan tersebut adalah orang-orang yang dekat dengan anak, bahkan tak jarang adalah orang tua mereka sendiri. Banyak faktor yang menjadi pemicunya; kekerasan yang diwariskan, stress sosial, isolasi sosial dan juga struktur keluarga. Pada­hal sudah jelas, hukum nasional, internasio­nal dan juga hukum islam memberikan perlindungan yang tegas terhadap hak-hak anak, dan kekerasan menjadi satu hal yang di­kecam. Pendidikan anak yang humanis, pemberian kasih sayang yang tulus dan ucapan yang lemah lembut jauh dari nuansa kasar dank keras merupakan awal bagaimana menanamkan kelembutan dan kasih sayang pada anak dan menjauh­kan mereka dari segala tindak kekasaran dan kekerasan.
Indikator Tawadhu dalam Keseharian Rozak, Purnama
Madaniyah Vol 7, No 1 (2017): Madaniyah (Edisi Januari 2017)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Character in islam known with the term akhlaq, namely the condition of being born and human inner. Akhlaq divided into akhlaq good and bad akhlaq. Akhlaq good or akhlaq mahmudah, as patient, thanksgiving, sincere, received, humble or tawadhu, honest or sidiq, philanthropist or jud, mandate, excusing, and gracefully. Akhlaq bad as petulant , do not give thanks , showy , voracious , arrogant , stingy , perfidious , revenge , and blasphemy. Indicators group this character quantitatively can be developed by involving the various the theory community close to support restrictions character good and bad above. Individual character behold a reflection of what is in individual self. individuals can be expressing what is his power. The process of actual potential itself up to individual have to of domestic which need to actualized and which need to controlled. This factor more played by psychologists or counselor to map potential individuals and stretches, so formed to individuals characterless.
Evaluasi Afektif dalam Pembelajaran Rozak, Purnama
Madaniyah Vol 4, No 1 (2014): Madaniyah (Edisi Januari 2014)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam taksonomi Benjamin S.Bloom ada tiga ranah pendidikan,  yaitu ranah berpikir (cognative domain), ranah  nilai  atau  sikap  (affective  domain), dan ranah keterampilan (psychomotor domain). Tiga ranah pendidikan ini yang menjadi tujuan dari pendidikan di Indonesia, sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bertujuaan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, jadi dapat kita simpulkan ranah kognitifnya adalah berilmu. Ranah afektifnya adalah beriman dan bertaqwa, berahlak  mulia,  mandiri,  demokratis, bertanggung jawab. Ranah  psikomotoriknya  adalah  sehat,  cakap,  kreatif. Ketiga ranah ini harus dijadikan sasaran dalam setiap kegiatan evaluasi belajar.Dalam mengukur hasil belajar kawasan afektif termasuk sukar karena menyangkut kawasan sikap dan apresiasi. Evaluasi afektif berkaitan dengan pembentukan dan perubahan sikap.
Model Pembelajaran Responsif Gender Di STIT Pemalang Bakhri, Amirul; ., Srifariyati; Rozak, Purnama
Madaniyah Vol 6, No 1 (2016): Madaniyah (Edisi Januari 2016)
Publisher : STIT Pemalang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu usaha untuk mengeliminir kesenjangan gender adalah melalui pendidikan responsif gender dengan menanamkan nilai- nilai keadilan dan keseteraan gender melalui model Pembelajaran responsif gender. Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Pemalang dalam rangka memperkecil ketimpangan gender pada aspek pendidikan dituntut dan diharapkan dapat mengembangkan dan mengimplementasikan model pembelajaran responsif gender yang memperhatikan dan mengakomodasi kepentingan mahasiswa laki- laki dan perempuan secara seimbang dari aspek akses/peluang, partisipasi, kontrol dan manfaat.Dalam pengembangan ini diakukan beberapa uji coba yaitu uji coba skala kecil dengan lapangan terbatas, uji coba skala besar dengan lapangan diperluas dan uji validasi model, dengan hasil sebagai berikut: 1) Akses dalam belajar, prosentase menunjukkan responsif gender yakni di semester 1 A: 92,59%, di semester 1 B: 93,3%, di  semester 3 A:  90,47%,  di  semester  3 B: 100%, di semester 5 A: 79,41% dan di semester 5 B: 96,15%. 2) Partisipasi dalam belajar, prosentase menunjukkan tidak responsif gender. Hal ini disebabkan karena mahasiswa dan mahasiswi yang tidak bekerjasama dalam tugas kelompok yang diberikan dosen. 3) Memiliki kontrol atas sumber pembelajaran, prosentase menunjukkan responsif gender yakni di semester 1 A: 62,96%, di semester 1 B: 80%, di semester 3 A: 85,72%, di semester 3 B: 68,18%, di semester 5 A: 67,65% dan di semester 5 B: 76,92%., dan 4) Manfaat dalam belajar, prosentase menunjukkan responsif gender dengan hasil 100% di semua tingkatan semester.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DANASARI KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN PEMALANG Rozak, Purnama; Hasan, Hafiedh; Sugarno, Sugarno; Srifariyati, Srifariyati; Nugraha, Afsya Septa
Jurnal Ilmu Dakwah Vol 36, No 1 (2016)
Publisher : Da'wa and Communication Faculty State Islamic University Walisongo, Semarang, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21580/jid.v36.1.1624

Abstract

The success of the development of a nation is determined by the Human Development Index (HDI). International scale parameter indicates the level of development of human resources emphasizes on three areas: education, health, and income per capita. The various dimensions of community development was a collective responsibility to make it happen. One way to do is through the proselytizing activities of community empowerment. This is as done in the village of Pemalang district, Danasari that has HDI levels is low compared than other villages. Community development in this village was done by taking three primary focus , they are the field of economics, health, and education and religion.***Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh Human Develop-ment Indeks (HDI). Parameter berskala internsional ini menunjukkan tingkat pengembangan sumber daya manusia yang menitiberatkan pada tiga bidang yaitu pendidikan, kesehatan, dan pendapatan perkapita. Pengembangan masyarakat yang berbagai dimensi tadi merupakan tanggung jawab bersama untuk mewujudkannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui kegiatan dakwah pemberdayaan masyarakat. Hal ini sebagaimana dilakukan di Desa Danasari Kabupaten Pemalang yang memiliki tingkat HDI yang rendah dibandingkan desa lainnya. Pemberdayaan masyarakat di desa ini dilakukan dengan mengambil tiga fokus utama yaitu bidang ekonomi, bidang kesehatan, dan pendidikan dan keagamaan. Potensi yang ada perlu diberdayakan secara bersama dengan tujuan pencapaian perbaikan kehidupan masyarakat desa Danasari.
KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM RUMAH TANGGA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Rozak, Purnama
Sawwa: Jurnal Studi Gender Vol 9, No 1 (2013): Oktober 2013
Publisher : Pusat Studi gender dan Anak (PSGA) Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (353.94 KB) | DOI: 10.21580/sa.v9i1.665

Abstract

Kekerasan terhadap anak menjadi salah satu persoalan yang memprihatinkan bagi bangsa ini. Apalagi jika hal itu terjadi dalam keluarga, yang seharusnya menjadi tempat bernaung yang paling aman bagi anak-anak. Ironisnya, pelaku kekerasan tersebut adalah orang-orang yang dekat dengan anak, bahkan tak jarang adalah orang tua mereka sendiri. Banyak faktor yang menjadi pemicunya; kekerasan yang diwariskan, stress sosial, isolasi sosial dan juga struktur keluarga. Pada­hal sudah jelas, hukum nasional, internasio­nal dan juga hukum islam memberikan perlindungan yang tegas terhadap hak-hak anak, dan kekerasan menjadi satu hal yang di­kecam. Pendidikan anak yang humanis, pemberian kasih sayang yang tulus dan ucapan yang lemah lembut jauh dari nuansa kasar dank keras merupakan awal bagaimana menanamkan kelembutan dan kasih sayang pada anak dan menjauh­kan mereka dari segala tindak kekasaran dan kekerasan.
Optimized convolutional neural network deep learning for Arabian handwritten text recognition Ritonga, Mahyudin; L. Bangare, Manoj; Manoj Bangare, Pushpa; L. Bangare, Sunil; Sachin Vanjire, Seema; Moholkar, Kavita; Kasat, Kishori; Rozak, Purnama
Bulletin of Electrical Engineering and Informatics Vol 14, No 2: April 2025
Publisher : Institute of Advanced Engineering and Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.11591/eei.v14i2.7696

Abstract

In general, the term handwritten character recognition (HCR) refers to the process of recognizing handwritten characters in any form, whereas handwritten text recognition (HTR) refers to the process of reading scanned document images that include text lines and converting those text lines into editable text. The identification of recurring structures and configurations in data is the primary focus of the field of machine learning known as pattern recognition. Optical character recognition, often known as OCR, is a challenging issue to solve when it comes to the field of pattern recognition. This article presents machine learning enabled framework for accurate identification of Arabian handwriting. This framework has provisions for image processing, image segmentation, feature extraction and classification of handwritten images. Images are enhanced using contrast limited adaptive histogram equalization (CLAHE) algorithm. Image segmentation is performed by k-means algorithm. Classification is performed using convolutional neural network (CNN) VGG 16 and support vector machine (SVM) algorithm. Classification accuracy of CNN VGG 16 is 99.33%.
PEMBERDAYAAN PEREMPUAN BERBASIS EDUKASI BISNIS AKSES KEUANGAN SYARIAH PADA UMKM SANDI MORSE S. Purnamasari; Nurul Listyani; Rozak, Purnama; Abdul Hadi
PAKDEMAS : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): Desember
Publisher : Fakultas Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58222/pakdemas.v4i1.293

Abstract

Pemberdayaan masyarakat, khususnya pemberdayaan pada perempuan, adalah kunci suksesnya program perubahan sosial untuk merubah kualitas hidup dan kesehatan masyarakat ke arah yang lebih baik. Kaum perempuan terfokus pada ibu-ibu rumah tangga sesungguhnya berpotensi dan tidak ingin hanya berpangku tangan menunggu pendapatan dari suami yang dirasa tidak/belum mencukupi kebutuhan rumah tangganya. Ini menunjukkan adanya kemamuan, semangat yang kuat untuk mandiri, berdaya, membantu biaya rumah tangga. Pada rumah tangga tidak hanya yang menjadi permasalahan terkait ekonomi melainkan juga terkait banyaknya sampah yang dihasilkannya dan inipun menjadi masalah yang krusial dan kultural di Indonesia tak terkecuali di Pekauman Banjarmasin. Olehkarena itu perlu adanya usaha bersama dalam menangani permasalahan yang ada dan mendukung program pemerintah dengan ragam aplikasi usaha riil di masyarakat. Juga sebagai wujud aksi melaksanakan Go Green. Sebagaimana komitmen pemerintah dengan Millineum Development Goals (MDGs) yaitu diantaranya berusaha untuk memberdayakan kaum perempuan. Permasalahan dalam kegiatan pengabdian ini adalah kurangnya pengetahuan perempuan terfokus ibu rumah tangga tentang bisnis dan akses keuangan syariah serta kurangnya pelatihan, pendampingan pada perempuan. Metode pengabdian pada masyarakat ini dilaksanakan dalam bentuk pemberdayaan pembinaan secara aktif partisipatif dan focus group discussion (FGD) serta conseling group menggunakan metode edukasi dan pendampingan. Adapun hasilnya mitra dapat mempunyai pengetahuan yang baik terkait bisnis dan akses keuangan syariah yang berbasis komunitas. Pegadaian merupakan lembaga keuangan yang concern dan sensitif gender serta dapat mendorong terwujudnya gender equalities karena menganggap penting potensi, partisipasi, dan akses untuk UMKM Perempuan terhadap sumber-sumber keuangan. Bahkan mampu meningkatkan peranan perempuan dalam bidang ekonomi sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan memacu pertumbuhan industri (home industry), dan pada gilirannya dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dan kualitas hidup. Di samping itu kaum perempuan nantinya dapat lebih memaksimalkan Al-quwwah al-aqliyyah yang mereka miliki, atau keunggulan potensi intelektual yang antara lain berfungsi melatih keahlian untuk menghasilkan sarana-sarana pendukung kehidupan (peradaban) dalam rangka memecahkan berbagai permasalahan dan mencapai maslahah khususnya dalam bidang ekonomi. Keyword: Pemberdayaan perempuan, Edukasi Bisnis, Akses Keuangan Syariah, UMKM
Islamic Microfinance and Cultural Synergy: A Catalyst for Women’s Economic Independence in Sandi Morse MSMEs Purnamasari, S; Zainul, M; Rozak, Purnama; Huzaini, Huzaini
Mimbar Agama dan Budaya Vol 41, No 2 (2024)
Publisher : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/mimbar.v41i2.41693

Abstract

The main agenda of the UN Sustainable Development Goals (SDGs) and the African Union (AU) Agenda 2063 is to end poverty and inequality in all its forms without exception through the economic empowerment of women. The broad geographical and cultural conditions as well as the demographic conditions of society, especially MSME actors who are dominated by women and have various levels of knowledge (education, knowledge) must be the main focus. This research answers the potential for using the Islamic financing model as a tool to increase the capacity of women's empowerment and what are the obstacles to financial independence for women in Morse Indah MSMEs. This research is qualitative research with a case study approach and descriptive analytical data analysis techniques. The results of this research are that microfinance institutions have a model in the form of providing access to financial services for women such as financing and business savings through training models in management and business development opportunities. Based on the curation of analysis and research findings, the obstacles are problems in the field of access to financing, and the encouragement of digitalization/onboarding of MSMEs for women/expansion of marketing through digitalization.