Muhamad Fauzi Ramadhan
STIKES SERULINGMAS CILACAP

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Pemanfaatan Empon-Empon Sebagai Pencegah Penyakit di Desa Klapagada Kecamatan Maos-Cilacap Muhamad Fauzi Ramadhan; supriani
JPS : Jurnal Pengabdian Serulingmas Vol. 1 No. 1 (2021)
Publisher : JPS : Jurnal Pengabdian Serulingmas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengobatan dengan menggunakan ramuan tumbuhan secara tradisional umumnya tidak menimbulkan efek samping yang berarti seperti yang sering terjadi pada pengobatan kimiawi. Obat tradisional sering kali berupa bahan ramuan dari tumbuh-tumbuhan tertentu yang mudah didapat di sekitar pekarangan rumah. Ramuan itu umumnya tidak mengandung risiko yang membahayakan pasien dan mudah dibuat oleh siapa saja, bahkan dalam keadaan mendesak. Tanaman berkhasiat obat yang banyak dijumpai di lingkungan masyarakat dan sering digunakan sebagai alternatif pengobatan seperti temulawak, kunyit, lengkuas, jahe, bengle, dan kencur. Tanaman obat tersebut juga disebut sebagai empon-empon dan banyak dijumpai di Desa Klapagada. Temulawak dapat bermanfaat untuk mencegah penyakit hati dan memperlancar buang air kecil. Kunyit memiliki kandungan yang dapat meredakan batuk dan berkhasiat antikejang. Lengkuas berkhasiat menghangatkan, membersihkan darah dan menambah nafsu makan. Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang bermanfaat untuk menghilangkan nyeri, antiinflamasi dan antibakteri. Bengle bermanfaat untuk antidotum, antiinflamasi dan antikolesterol dan kencur dapat meringankan batuk.
STUDI ETNOBOTANI TUMBUHAN BERKHASIAT OBAT DI DESA SARWADADI KECAMATAN KAWUNGANTEN KABUPATEN CILACAP Liyanti Esa Fitriyani; Wahyunita Yulia Sari; Muhamad Fauzi Ramadhan
Serulingmas Health Journal Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Stikes Serulingmas Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.131 KB)

Abstract

Tumbuhan berkhasiat obat telah digunakan dalam pengobatan tradisional sejak zaman prasejarah secara konvensional dan beralih dari generasi ke generasi yang akan datang. Mahluk hidup berkembang dan berinteraksi dengan mahluk hidup lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tumbuhan berkhasiat yang diketahui dan digunakan dan oleh masyarakat Desa Sarwadadi. Metode yang digunakan adalah metode observasi dengan mendeskripsikan hasil pengamatan tentang penggunaan tumbuhan berkhasiat obat. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 116 jenis tumbuhan berkhasiat obat. Bagian tumbuhan yang paling banyak digunakan adalah bagian daun 38,18%. Masyarakat Desa Sarwadadi menggunakan tumbuhan berkhasiat obat untuk mengobati penyakit seperti penyakit kronis, penyakit menular, penyakit tidak menular dan untuk perawatan kesehatan.
UJI KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) PADA BERAS DI DAERAH MAOS DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM (SSA) Risa Eka Pratiwiningsih; Muhamad Fauzi Ramadhan; Wahyunita Yulia Sari
Serulingmas Health Journal Vol. 2 No. 1 (2022)
Publisher : Stikes Serulingmas Cilacap

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (245.41 KB)

Abstract

Beras merupakan makanan pokok bagi masyarakat indonesia, khususnya beras putih, akan tetapi masih belum terjamin keamanannya. Kadmium merupakan logam berat yang tidak memiliki fungsi dalam tubuh manusia dan dapat menyebabkan toksik. Tujuan penelitian ini untuk menentukan kadar dan konsentrasi logam kadmium dalam beras yang berasal dari daerah Maos berdasarkan metode Spektrofotometri Serapan Atom. Hasil analisis kadar kadmium menunjukan bahwa konsentrasi logam kadmium dari 5 sampel yang terdeteksi paling tinggi berada pada desa Maoskidul sebesar 0,37 mg/kg tetapi masih memenuhi ambang batas logam kadmium pada beras yaitu sebesar 0,4 mg/kg. Pencemaran logam kadmium pada Desa Maoskidul disebabkan oleh penggunaan pestisida dalam jangka panjang, dimana dapat meningkatkan kandungan logam berat kadmium dan mempengaruhi beras yang dihasilkan.
Studi Etnomedisin Tumbuhan Berkhasiat Obat pada Masyarakat Desa Karangjengkol di Masa Pandemi Covid-19 Supriani Supriani; Wahyunita Yulia Sari; Muhamad Fauzi Ramadhan
Jurnal Farmasetis Vol 11 No 3 (2022): Jurnal Farmasetis: November 2022
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.044 KB)

Abstract

Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati, dengan 20.000-30.000 spesies tanaman. Masyarakat memanfaatkan sumber daya nabati untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, misalnya untuk menjaga kesehatannya yang dikenal dengan tumbuhan obat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengumpulkan data tanaman berkhasiat obat pada masyarakat di Desa Karangjengkol. Penelitian “Studi Etnomedisin Tumbuhan Berkhasiat Obat Pada Masyarakat Desa Karangjengkol di Masa Pandemi COVID-19” merupakan penelitian deskriptif dengan analisis data kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif dalam penggunaan tanaman berkhasiat obat, pengumpulan data bersifat eksploratif menggunakan proses wawancara dan observasi dilapangan, serta studi literatur. Data dianalisis menggunakan persentase kemunculan dan nilai use value. Masyarakat Desa Karangjengkol sedikitnya telah memanfaatkan 76 spesies dari tumbuhan berkhasiat obat, yang terdiri dari 67 genus dan 39 family. Tumbuhan berkhasiat obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat Desa Karangjengkol sebagian besar sudah dikenal, seperti rimpang jahe, kunyit, kencur, jeruk nipis dan batang serai. Masyarakat Desa Karangjengkol memanfaatkan bagian dari tumbuhan berkhasiat obat mulai dari daun, buah, rimpang, batang, herba, biji, bunga, akar dan biji. Daun merupakan bagian dari tumbuhan yang paling banyak digunakan karena daun mudah diperoleh dan paling sering dicoba oleh masyarakat khususnya wilayah tropis.
Studi Etnobotani Ramuan Obat Batuk dan Pijat Bayi Supriani Supriani; Muhamad Fauzi Ramadhan; Lukman Wildan Harira; Normalita Mutiara Fadlilah
Jurnal Farmasetis Vol 12 No 2 (2023): Jurnal Farmasetis: Mei 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v12i2.1063

Abstract

Batuk merupakan suatu tindakan reflek pada saluran pernapasan dengan tujuan untuk membersihkan saluran pernapasan bagian atas. Pijat bayi merupakan terapi sentuh yang paling tua dan popular yang dikenal manusia pijat bayi diwariskan secara turun temurun yang telah lama dilakukan di Indonesia. Studi tentang hubungan antara manusia dengan tumbuhan dikenal dengan ilmu etnobotani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan cara penggunaan tumbuhan dalam pengobatan batuk dan ramuan pijat bayi di Desa Tunjung Banyumas dan Desa Rawajaya Cilacap. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif  secara kualitatif dan kuantitatif dari hasil wawancara dengan narasumber. Hasil wawancara dikumpulkan dibagi berdasarkan nama tanaman, bagian yang digunakan, cara pengolahan dan persentasenya.  Tanaman yang paling sering dimanfaatkan untuk pengobatan batuk baik di Desa Tunjung maupun di Desa Rawajaya berupa tanaman Jeruk Nipis. Bagian yang digunakan untuk pengobatan batuk di Desa Tunjung bagian rimpang dan di Desa Rawajaya bagian buah. Cara memperoleh tanaman di Desa Tunjung maupun di Desa Rawajaya adalah dengan budidaya serta sama-sama diolah dengan cara ditumbuk dan direbus. Sedangkan hasil penelitian tanaman untuk ramuan pijat bayi spesies yang banyak digunakan di 2 desa tersebut adalah spesies bawang merah, dengan bagian yang digunakan rimpang, diperoleh dengan budidaya, dan cara pengolahan dengan cara ditumbuk.
Studi Etnobotani Tumbuhan Berkhasiat Obat Livie Nurlita; Wahyunita Yulia Sari; Muhamad Fauzi Ramadhan
Jurnal Farmasetis Vol 12 No 4 (2023): Jurnal Farmasetis: November 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v12i4.1780

Abstract

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman hayati. Masyarakat Indonesia masih menggunakan ramuan tradisional sebagai pengobatan. Studi etnobotani dilakukan untuk mengetahui interaksi diantara masyarakat khususnya Desa Glempang dengan pengggunaan tumbuhan sebagai pengobatan. Penelitian ini menggunakan metode observasi dengan mendeskripsikan hasil pengamatan yang meliputi, jenis, khasiat dan cara pengolahan tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat Desa Glempang. Sampel penelitian sebanyak 96 responden diperoleh menggunakan teknik purposive sampling dari 2.327 populasi. Kriteria pemilihan responden berdasarkan pada kriteria inklusi, kriteria eksklusi dan pengetahuan tentang tumbuhan berkhasiat obat. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 97 jenis tumbuhan berkhasiat obat yang digunakan oleh masyarakat. Bagian tumbuhan yang sering digunakan adalah daun (47,15%). Jenis penyakit yang banyak dijumpai oleh masyarakat diantaranya, hipertensi, diabetes, luka memar, demam dan masalah lambung. 
Studi Etnobotani Tanaman Jahe (Zingiberaceae Officinale Roscoe.) sebagai Pengobatan Tradisonal Supriani, Supriani; Ramadhan, Muhamad Fauzi; Aminah, Risa Putri; Marfu’ah, Lutfiyatul
Jurnal Farmasetis Vol 12 No 4 (2023): Jurnal Farmasetis: November 2023
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v12i4.1823

Abstract

Etnobotani adalah jenis penelitian ilmiah murni yang mengunakan pengetahuan tradisional untuk meningkatkan kualitas hidup, tidak hanya bagi manusia tetapi juga lingkungan. Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang dapat digunakan untuk mengobati penyakit berdasarkan pengalaman dengan bagian-bagian tumbuhan yang dapat digunakan diantara lain, akar, daun, bunga, buah dan biji. Jahe di Indonesia sudah digunakan sebagai pengobatan tradisional sejak zaman nenek moyang. Jahe merupakan salah satu komoditas tanaman biofarmaka yang memiliki kontribusi besar terhadap produksi hortikultura di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis dan cara penggunaan tanaman jahe dalam pengobatan di Desa Bulupayung Kecamatan Kesugihan Kabupaten Cilacap. Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif  secara kualitatif dan kuantitatif dengan populasi sampel sebanyak 97 sampel. Hasil: Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis jahe yang paling banyak digunakan masyarakat Desa Bulupayung adalah jahe emprit dengan jumlah responden sebanyak 52, bagian yang digunakan adalah bagian rimpang, diperoleh dengan cara membeli, diolah dengan diiris kemudian diseduh dengan khasiat obat batuk dan obat sakit tenggorokan.
Uji Fitokimia Ekstrak Etanol 96% dan Fraksi Air, Fraksi Kloroform serta Fraksi N-Hexana Rimpang Kunyit (Curcuma Longa L) Ramadhan, Muhamad Fauzi; Supriani, Supriani; Sari, Supriani, Wahyunita Yulia; Khotimah, Khusnul; Setyaningsih, Marriska
Jurnal Farmasetis Vol 13 No 2 (2024): Jurnal Farmasetis: Mei 2024
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32583/far.v13i2.2258

Abstract

Kunyit (Curcuma longa L.) memiliki kandungan senyawa yaitu kurkumin dan minyak atsiri. Kunyit memiliki khasiat sebagai obat nyeri haid, penyakit kulit, infeksi parasite, peradangan rematik, gangguan saluran empedu dan gangguan pernafasan. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini untuk menguji kandungan fitokimia atau metabolit sekunder ekstrak etanol 96%, fraksi air, fraksi kloroform, dan fraksi n-heksana rimpang kunyit. Metode: Penelitian ini dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol 96% dengan perbandingan 1:10, dilakukan fraksinasi berdasarkan kepolarannya menggunakan pelarut air, kloroform, dan n-heksan. Hasil ekstraksi dan fraksinasi dilakukan pengujian fitokimia meliputi uji alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, steroid, tanin, glikosida, triterpenoid dan minyak atsiri. Hasil: Ekstrak etanol 96% dan fraksi kloroform mengandung alkaloid, flavonoid, polifenol, saponin, steroid, tanin, glikosida, triterpenoid dan minyak atsiri. Fraksi air mengandung flavonoid, polifenol, saponin, tanin, dan glikosida. Fraksi n-heksana menunjukan hasil positif kandungan metabolit sekunder alkaloid, steroid, terpenoid dan minyak atsiri. Diskusi: Penyebaran senyawa metabolit sekunder pdada tiap fraksi mengikuti kepolaran yang dimiliki pelarut, senyawa yang ditarik oleh n-hexana adalah senyawa non polar, kloroform dapat menarik semua senyawa karena sifatnya yang semi polar dan fraksi air menunjukan hasil positif pada senyawa metabolit sekunder yang bersifat polar.