Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

TANGGAPAN PASIEN RAWAT INAP KELAS I, II DAN III TERHADAP PELAYANAN OBAT DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSUD KABUPATEN BREBES Indri Dwi Rahasasti; Abdul Karim Zulkarnain
Majalah Farmaseutik Vol 9, No 1 (2013)
Publisher : Faculty of Pharmacy, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (505.024 KB) | DOI: 10.22146/farmaseutik.v9i1.24105

Abstract

Pelayanan obat merupakan bagian dari pelayanan kesehatan umumnya pasien menuntut kualitas pelayanan yang bermutu. Keadaan sosial-ekonomi dan pendidikan masyarakat yang semakin tinggi menjadikan masyarakat lebih kritis dalam menilai kualitas rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan dari kualitas pelayanan obat ditinjau dari dimensi berwujud, keandalan, daya tanggap, kepastian dan empati terhadap tanggapan pasien, mengetahui tingkat tanggapan pasien sebagai pengguna layanan rawat inap, dan mengetahui perbandingan tingkat tanggapan pasien rawat inap antar kelas terhadap pelayanan obat. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif non eksperimental dan data diperoleh dari penyebaran kuesioner dan pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling sebanyak 60 responden yang diambil pada bulan Februari-Maret 2007. Data dianalisis dengan uji kruskal-wallis dan korelasi bivariate (T Kendall) dengan bantuan program SPSS for window ver.12.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh signifikan antara kualitas pelayanan obat ditinjau dari dimensi keandalan terhadap tanggapan pasien, sedangkan pengaruh dimensi daya tanggap, kepastian, empati, dan berwujud tidak signifikan. Penilaian responden terhadap pelayanan obat di bangsal penyakit dalam RSUD Kabupaten Brebes masuk dalam kategori cukup baik untuk dimensi daya tanggap, sedangkan dimensi keandalan, dan empati masuk dalam kategori tidak baik, dan dimensi kepastian, berwujud, serta tanggapan pasien secara keseluruhan terkait dengan kelima dimensi adalah masuk dalam kategori cukup baik. Ada perbedaan tingkat tanggapan antara pasien kelas I, II, dan III.
Kualitas mikrobiologi basis pelembab dari lemak daging Sapi metode low temperature dan bouble boiling berdasarkan angka lempeng total (ALT) Kurniawati, Triani; Luviriani, Eva; Rahasasti, Indri Dwi; Calyptranti, Rosellynia; Shafly, Alman
Borobudur Pharmacy Review Vol 5 No 1 (2025): January- June
Publisher : Universitas Muhammadiyah Magelang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31603/bphr.v5i1.13560

Abstract

Dry skin is a problem that bothers many people. One of the causes of dry skin is skin dehydration, which can be overcome by using moisturizing cosmetics. Vaseline is a moisturizer commonly used by the public because it does not cause allergies and has good moisturizing capabilities. However, it is derived from non-renewable petroleum, necessitating alternatives. Animal fats can be used as cosmetic moisturizers and are considered safer than chemical substances like zinc oxide. According to BPOM, cosmetic products must pass safety tests such as microbial contamination, heavy metal contamination, and chemical contamination tests. Beef fat contains water and fatty acids that can create a suitable medium for microbial growth. However, temperature and water content affect microbial growth, necessitating further research on the microbiological quality of beef fat using low temperature and double boiling methods. This study aims to determine the microbiological quality of beef fat moisturizer bases using low temperature and double boiling methods through Total Plate Count (TPC) testing. This research is a pre-experimental study with a one-shot case study design. The results show that the TPC values of beef fat using low temperature and double boiling methods are each 1 x 10^4 CFU/g. This indicates that the TPC values of beef fat using low temperature and double boiling methods do not meet BPOM criteria, which is < 500 CFU/g. Keywords: Moisturizer; Beef Tallow; Low Temperature; Double Boiling; Total Plate Count.
Aktivitas Antibakteri Sediaan Masker Gel Peel Off Ekstrak Mentimun (Cucumis Sativus) Dan Tomat (Solanum Lycopersicum) Terhadap Staphylococcus Epidermidis Rahasasti, Indri Dwi; Luviriani, Eva; Calyptranti, Rosellynia; Kurniawati, Triani; Rahayu, Lia Handayani
Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ) Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Pharmaceutical and Biomedical Sciences Journal (PBSJ)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15408/pbsj.v6i2.35117

Abstract

Acne is a disease that can be caused by bacteria, one of which is Staphylococcus epidermidis. Acne can be treated with active compounds derived from natural ingredients such as cucumbers and tomatoes. Gel masks peel off. This study aims to determine the average diameter of the inhibition zone, the difference in the average diameter of the inhibition zone, and the antibacterial activity of the peel-off from a mixture of cucumber (Cucumis sativus) and tomato  (Solanum lycopersicum) with a concentration of 5%, 10 %, 15%, 20% against  Staphylococcus epidermidis. This experimental study uses a Completely Randomized Design (CRD) consisting of one factor and 6 levels. The results showed that the average diameter of the inhibition zone of the anti-acne peel-off gel mask preparation of cucumber and tomato extracts against Staphylococcus epidermidis at a concentration of 5%, 10%, 15% and 20% were 16.38 mm, respectively. ; 24.88 mm; 29.88 mm and 34.88 mm. There was a significant difference in the average diameter of the inhibition zone of the peel off mixture of cucumber and tomato extracts with a concentration of 5%, 10%, 15%, and 20%; against Staphylococcus epidermidis. gel mask preparation peels off from a mixture of cucumber and tomato extracts against Staphylococcus epidermidis at a concentration of 5%, 10% concentration, 15% concentration and 20% concentration, namely strong, very strong, very strong and very strong.