Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KESEHATAN MENTAL MAHASISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN DARING SELAMA PANDEMI COVID-19 Hirza Ainin Nur; Luluk Cahyanti; Alvi Ratna Yuliana; Vera Fitriana; Icca Narayani Pramudaningsih
Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama Vol 12, No 1 (2023): Jurnal Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jcu.v12i1.1298

Abstract

The online learning process is learning in a network or called distance learning using information technology such as the internet. During the COVID-19 pandemic, online learning is mandatory in all educational institutions, both in Indonesia and abroad. In 2022 online learning will still be carried out in several educational institutions, one of which is Higher Education. There are several problems caused by online learning, one of which is student mental health. Mental health is defined as a healthy soul where a person feels happy physically and mentally, recognizes one's potential, is able to deal with stress, thinks positively, and is useful for others. Students are prone to experiencing mental health disorders because the stage of student development is in the late adolescent phase, where in this late adolescent phase students will experience an identity crisis, self-determination, and experience pressure from the environment. Signs and symptoms of mental health disorders include stress, depression, anxiety, confusion, anxiety, frustration, fear, sleep and eating patterns disturbances, feeling depressed, difficulty concentrating, and psychotic disorders. The impact of disturbed student mental health can result in reduced quality of life, use of psychoactive substances, psychotic disorders, and suicide. This study aims to determine the mental health of students in the online learning process during the COVID-19 pandemic. The research method used is quantitative with an analytic descriptive approach. The sample used was 220 students using total sampling. The research instrument uses SRQ-20. Data analysis used univariate analysis with frequency distribution tables. The results showed that as many as 56.82% of students were indicated to have mental health problems, and the remaining 43.18% were not indicated to have mental health problems. The conclusion of the study is that most students experience disturbed mental health, so it is hoped that there will be regular mental health screening of students.
PENGARUH TERAPI RELAKSASI OTOT PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA DIABETES MELITUS TIPE II Luluk Cahyanti; Devi Setya Putri; Alvi Ratna Yuliana; Vera Fitriana
PROFESSIONAL HEALTH JOURNAL Vol 5 No 1sp (2023): Special Issue Outcome PDP
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPPM) STIKES Banyuwangi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54832/phj.v5i1sp.638

Abstract

ABSTRACT Background: Type II Diabetes Mellitus or commonly called lifestyle diabetes is diabetes caused by an unhealthy lifestyle. In someone with type II diabetes mellitus, insulin can still be produced by the pancreas, but the amount of insulin is still insufficient so that type II diabetes mellitus is considered as NIDDM (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus). IDF estimates that there are 463 million people in the world experiencing diabetes mellitus in 2019. There has been an increase in the incidence of diabetes mellitus by 19.9% ​​in 2020. In Central Java in 2019 there were 13.4% new cases of diabetes mellitus. Data from the Kudus Regency Health Office in 2019 noted that 17,869 people had diabetes mellitus, especially at the UPTD health centers in Japan, as many as 1,210 people had diabetes mellitus in 2022. There are 4 pillars in the management of DM, such as education in the form of knowledge about DM, regulation/diet in the form of low carbohydrates, pharmacological therapy in the form of Oral Hyperglycemic Drugs (OHO), and physical exercise, one of which is progressive muscle relaxation therapy. The purpose of this study was to determine the effect of progressive muscle relaxation therapy on reducing blood glucose levels in diabetes mellitus. The design in this study was pre-experimental, with a one-group pre-test and post-test design approach. There are two variables, namely the independent variable giving Progressive Muscle Relaxation Therapy while the dependent variable is Blood Glucose Levels in Type II Diabetes Mellitus. The population is all patients with Diabetes Mellitus in the working area of ​​the Kudus Japan Health Center in 2022 as many as 1210 people. Taken by purposive sampling technique. Collecting data using a questionnaire and checklist. Data analysis techniques using SPSS with the Wilcoxon statistical test. The Asimp.Sig result is 0.000 <0.05, then H0 is rejected, meaning that there is an effect of progressive muscle relaxation therapy. The purpose of this study was to determine the effect of progressive muscle relaxation therapy on reducing blood glucose levels in diabetes mellitus II. Respondents who used it experienced a decrease in GDS after being given progressive muscle relaxation therapy 84.7% greater than before being given the action. For this reason, it is necessary to provide progressive muscle relaxation therapy to reduce blood glucose levels in diabetes mellitus II.
PENGETAHUAN GIZI SEIMBANG ANAK USIA SEKOLAH DASAR DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR Vera Fitriana; Luluk Cahyanti; Alvi Ratna Yuliana; Yuni Hatin Holifah; Zulfa Cahyaningrum; Eka Rusmiyati
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 3 No 2 (2022): Desember
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v3i2.443

Abstract

Gizi yang baik menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak usia sekolah. Asupan gizi seimbang penting untuk menjaga kesehatan tubuh, mempertahankan kekebalan tubuh dan meningkatkan kecerdasan. Status gizi yang baik dapat menjadikan kesehatan seseorang tersebut menjadi baik. Jika konsumsi gizi tidak sesuai dengan yang dibutuhkan akan menyebabkan masalah pada kesehatan baik konsumsi yang berlebih atau yang kurang. Anak usia sekolah yang kekurangan gizi mempunyai gejala yang ditimbulkan diantaranya mudah mengantuk, kurang bergairah sehingga mengganggu konsentrasi belajar. Oleh sebab itu dibutuhkan edukasi kepada siswa-siswi untuk mengetahui gizi seimbang. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan siswa-siswi tentang gizi seimbang. Metode yang digunakan adalah dengan memberikan pendidikan kesehatan kepada siswa siswi kelas 4 di SD N Tanjungrejo Kudus. Siswa-siswi memahami tentang gizi seimbang ditandai dengan bisa menjawab pertanyaan tentang apa saja yang termasuk kedalam gizi seimbang, siswa-siswi juga bisa menyebutkan jenis makanan sehat yang termasuk kedalam gizi seimbang. Selama proses kegiatan peserta menyimak dan antusias dalam mengikuti kegiatan. Hasil pengabdian masyarakat ini terbukti efektif dalam dalam meningkatkan pemahaman tentang gizi seimbang pada anak Sekolah Dasar.
EDUKASI 6 LANGKAH CUCI TANGAN UNTUK PENCEGAHAN INFEKSI Vera Fitriana; Icca Narayani; Hirza Ainin Nur; Eny Pujiati; Alvi Ratna Yuliana; Luluk Cahyanti; Jamaludin Jamaludin; Ngatmini Ngatmini; Putri Lestari
JABI: Jurnal Abdimas Bhakti Indonesia Vol 4 No 2 (2023): Desember
Publisher : UNIVERSITAS BHAMADA SLAWI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36308/jabi.v4i2.580

Abstract

Kebersihan tangan yang baik memainkan peran utama dalam mengurangi dan menghilangkan penyebaran kuman dan infeksi, karena tangan menjadi salah satu agen utama masuknya kuman yang menyebabkan penyakit, dimana kuman bisa masuk melalui mulut, hidung dan anggota tubuh lainnya. Banyaknya masalah kesehatan yang dapat ditimbulkan dari kebiasaan cuci tangan salah satunya adalah terjadinya infeksi. Cuci tangan secara rutin merupakan salah satu upaya yang sangat penting untuk menjaga kebersihan tangan dalam upaya dan pencegahan dan pengendalian infeksi. Tujuan pengabdian kepada masyarakat adalah kegiatan ini adalah mengidentifikasi pengetahuan tentang kebiasaan cuci tangan sebagai upaya menurunkan resiko infeksi pada pasien rawat jalan di UPT. Puskesmas Jepang. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan memeberikan penyuluhan kesehatan dan simulasi cuci tangan 6 langkah kepada pasien. Kegiatan dimulai dari tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil kegiatan penyuluhan. Hasil kegiatan ada perubahan pengetahuan tentang cuci tangan ditandai dengan pasien bisa menjawab pertanyaan seputar materi yang disampaiakan. Berdasarkan hasil pengabdian masyarakat ini terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang cuci tangan 6 langkah.