Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

KORELASI ANTARA SURAT AL-NAHL 78 DENGAN GAYA BELAJAR MANUSIA Yuhadi, Irfan
Al-MAJAALIS Vol 5 No 1 (2017): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (421.349 KB)

Abstract

Melalui pendidikan seorang manusia mampu memahami perintah dan larangan yang dibebankan kepadanya. Di dalam Surat An-Nahl ayat 78 disebutkan tentang kondisi awal manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berpengetahuan. Namun Allah telah melengkapi manusia dengan tiga perangkat penting dalam mengakses pengetahuan, yaitu; pendengaran, penglihatan dan hati. Ketika ketiga perangkat tersebut dioptimal fungsinya untuk belajar, niscaya hasil pendidikan dapat lebih maksimal dalam durasi waktu yang tidak terlalu panjang. Penelitian ini fokus pada: (1) tafsir dari Surat An-Nahl ayat 78, (2) konsep gaya belajar manusia, (3) korelasi antara Surat An-Nahl ayat 78 dengan gaya belajar manusia. Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), Adapun teknik dalam pengumpulan data adalah: pertama, menelusuri tafsir Surat An-Nahl ayat 78 pada beberapa kitab tafsir. Kedua, menelusuri konsep tentang gaya belajar manusia. Ketiga, menganalisis dan menemukan korelasi antara Surat An-Nahl ayat 78 dengan gaya belajar manusia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara Surat An-Nahl ayat 78 dengan gaya belajar manusia adalah saling terkait dan saling melengkapi. Gaya belajar visual dan auditorial sejalan dengan Surat An-Nahl ayat 78. Jika dalam teori gaya belajar hanya menyebutkan tentang perangkat pengakses keilmuan, maka dalam Surat An-Nahl ayat 78 melengkapinya dengan menambahkan perangkat filter keilmuan, yaitu hati atau akal.
EFEKTIFITAS KULIAH EKSTRA TAFSIR ALQURAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEILMUAN ALQURAN MAHASISWA (STUDI KASUS PADA MAHASISWA AHWAL SYAKHSIYAH DAN ILMU HADITS DI STDI IMAM SYAFI’I JEMBER) Yuhadi, Irfan
Al-MAJAALIS Vol 5 No 2 (2018): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (514.566 KB)

Abstract

Tafsir dalam istilah para ulama? adalah menerangkan makna Alquran, yang maksudnya lebih luas daripada sekedar menjelaskan lafazh yang musykil, dan lebih luas pula daripada sekedar menjelaskan makna yang zhahir. Ilmu tafsir Alquran merupakan salah satu ilmu mulia, yang hendaknya dipelajari oleh setiap muslim. STDI Imam Syafi?i Jember memiliki dua prodi, yaitu Ahwal Syakhsiyah dan Ilmu Hadits. Pembelajaran di STDI Imam Syafi?i Jember telah menggunakan standar KKNI. Di antara mata kuliah yang disederhanakan SKSnya adalah mata kuliah tafsir Alquran. Penelitian ini mengkaji: (1) pelaksanaan kuliah ekstra tafsir Alquran, (2) efektifitas kuliah ekstra tafsir Alquran, (3) saran dalam pelaksanaan kuliah ekstra tafsir Alquran agar menjadi lebih baik dan lebih efektif dalam meningkatkan keilmuan Alquran mahasiswa ahwal syakhsiyah dan ilmu hadits di STDI Imam Syafi?i Jember. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah studi kasus. Adapun teknik dalam pengumpulan data adalah melalui teknik observasi, wawancara serta pemanfaatan dokumen yang berkaitan dengan rumusan masalah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) perkuliahan ekstra tafsir Alquran dilakukan sekali dalam sepekan dengan durasi 2 SKS per pertemuan. Perkuliahan tafsir Alquran dimulai dari juz 29 lalu berpindah pada juz 28. Adapun sistematika pembelajaran dimulai dari surat yang berada di awal juz; (2) kuliah ekstra tafsir Alquran sudah cukup efektif dalam rangka meningkatkan keilmuan Alquran mahasiswa, terutama pada sisi: a) kemampuan mahasiswa dalam mengetahui sabab al-nuzul suatu ayat atau surat, b) pengetahuan mahasiswa tentang makna ayat Alquran, dan c) menumbuhkan kecintaan para mahasiswa terhadap Alquran sehingga mereka merasa lebih nikmat ketika membaca Alquran dan lebih mudah dalam menghafal Alquran. Namun pada sisi pengambilan faidah dari suatu ayat masih kurang; (3) Saran yang utama adalah masalah waktu pelaksanaan kuliah ekstra, sebaiknya dilakukan di pagi hari. Hendaknya setiap mahasiswa yang mengikuti kuliah ekstra tafsir Alquran mempunyai kitab ajarnya, agar memudahkan dalam menyerap materi tafsir yang sedang disampaikan.
EFEKTIFITAS PENYEBARAN PESAN AL-QURAN SEBAGAI KONTRIBUSI DALAM MEMBENTUK GENERASI QURANI Yuhadi, Irfan
Al-MAJAALIS Vol 6 No 1 (2018): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (574.364 KB)

Abstract

Al-Quran merupakan sebuah kitab suci yang berisi petunjuk bagi manusia sekaligus pembeda antara kebaikan dengan keburukan. Di dalam Al-Quran terdapat perintah untuk melakukan kebaikan dan ada pula perintah untuk menjauhi berbagai keburukan. Oleh karena itu, maka orang- orang yang beriman perlu diingatkan dengan pesan-pesan dalam Al-Quran. Di era modern sekarang ini cara penyebaran pesan-pesan Al-Quran bisa dilakukan melalui media sosial. Sehingga hanya dalam waktu yang singkat pesan-pesan Al-Quran tersebut dapat viral tersebar ke penjuru nusantara melalui ponsel pintar mereka. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang: (1) konsep penyebaran pesan Al-Quran, (2) efektifitas penyebaran pesan Al-Quran, (3) saran dalam penyebaran pesan Al-Quran agar lebih efektif sebagai kontribusi dalam membentuk generasi Qurani. Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Pesan Al-Quran dibuat dengan mengambil potongan ayat-ayat Al-Quran, lalu disebarkan kepada beberapa koordinator yang tersebar di beberapa kota di Jawa Timur melalui berbagai sarana media sosial. (2) Penyebaran pesan Al-Quran melalui media sosial dinilai cukup efektif sebagai kontribusi dalam membentuk generasi. (3) Di antara saran agar penyebaran pesan Al-Quran menjadi lebih efektif adalah: (a) Memperbanyak tema tentang hubungan antar manusia, (b) Tidak menggunakan bahasa yang terlalu formal, (c) Desain tulisan dan gambarnya diperbagus.
TRADISI MUSLIMAH BERCADAR (STUDI LIVING HADIS PADA MASYARAKAT TEGAL BESAR JEMBER) Yuhadi, Irfan; Murtini, Nurul Budi
Al-MAJAALIS Vol 6 No 2 (2019): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (428.06 KB) | DOI: 10.37397/almajalis.v6i2.116

Abstract

Allah Subhanahu wa Ta?ala menjadikan wanita sebagai sesuatu yang indah dalam pandangan laki-laki. Salah satu godaan setan bagi kaum laki-laki adalah masalah wanita. Allah Subhanahu wa Ta?ala juga memerintahkan kepada para muslimah agar berhijab dengan mengenakan kerudung yang dapat menutupi kepala dan dada-dada mereka. Tegal Besar adalah sebuah kelurahan di kecamatan kaliwates kabupaten Jember Jawa timur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang: (1) faktor pendorong dan tahapan yang dilalui oleh muslimah dalam mengenakan cadar, (2) tantangan yang dihadapi dan kenikmatan yang dirasakan oleh muslimah setelah mengenakan cadar, (3) hadis dan atsar yang mensyari?atkan muslimah untuk menggunakan cadar.Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif, dengan model penelitian ini adalah studi living hadis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Ada 7 faktor pendorong para muslimah tersebut untuk bercadar dan ada 6 tahapan yang dilalui oleh para muslimah hingga mereka berhasil untuk mengenakan cadar. (2) Ada dua tantangan yang dihadapi oleh muslimah setelah mengenakan cadar, yaitu: dituduh mengikuti aliran sesat dan dicela orang, namun mereka juga merasakan kenikmatan tersendiri setelah mereka kontinyu mengenakan cadar. (3) Terdapat nash-nash dalil yang mensyari?atkan muslimah untuk menggunakan cadar, baik dari hadis Nabi Shallalahu ?alaihi wa Sallam maupun dari atsar dari Sahabat dan Tabi?in.
LIVING HADIS: FENOMENA SARAPAN BERSAMA PASCA PENGAJIAN AHAD PAGI MASYARAKAT BANGAH SIDOARJO Yuhadi, Irfan; Murtini, Nurul Budi
Al-MAJAALIS Vol 7 No 1 (2019): AL-MAJAALIS: JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (390.927 KB) | DOI: 10.37397/almajalis.v7i1.124

Abstract

Kata sarapan berasal dari kata sarap yang diberi akhiran-an, kata sarap atau menyarap adalah kata kerja yang berarti makan sesuatu pada pagi hari. Sarapan yaitu makanan yang dimakan pada pagi hari sebelum beraktivitas dan yang dimakan kurang lebih sepertiga dari makanan sehari. Sarapan banyak bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Sarapan akan terasa lebih menyenangkan jika dilakukan secara bersama-sama. Bangah adalah salah satu desa yang berada di kecamatan Gedangan Sidoarjo Jawa Timur. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah tentang: (1) konsep pengadaan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi, (2) manfaat kegiatan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi, (3) hadis-hadis yang mensyari?atkan untuk memberi makan orang lain serta makan bersama. Pendekatan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dengan model penelitian ini adalah studi living hadis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Konsep pengadaan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi berawal dari keinginan untuk mengaplikasikan ilmu tentang keutamaan dan pahala yang besar bagi orang-orang yang memberi makan kepada para penuntut ilmu. Adapun sumber pendanaan kegiatan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi adalah dari infak para jamaah dan donatur masjid. (2) Kegiatan sarapan bersama pasca pengajian ahad pagi banyak membawa manfaat positif, baik dari secara personal maupun sosial. (3) Terdapat hadis-hadis yang mensyari?atkan untuk memberi makan orang lain serta hadis makan secara bersama-sama.
FENOMENA PRAKTIK CINGKRANG IMPLEMENTASI LARANGAN ISBAL (Studi Living Hadis Pada Masyarakat Muslim Mangunharjo Probolinggo) yuhadi, irfan; Nurul Budi Murtini
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 7 No 2 (2020): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.843 KB) | DOI: 10.37397/almajaalis.v7i2.143

Abstract

Clothing serves to cover the nakedness of Adam’s children and also as jewelry for them. A muslim should wear beautiful clothes, but should not be excessive and not accompanied by a sense of arrogance when wearing them. The term isbal means lengthening, anchoring and extending clothes to cover the ankles and touching the ground, either because of arrogance or not. Mangunharjo is one of the villages in Mayangan sub-district, Probolinggo, East Java. The formulations of the problem in this research are about: (1) the driving factor and the stages which are passed by a muslim in using his cingkrang (cropped) pants, (2) the challenges that are taken and the pleasure felt by a muslim after wearing a cingkrang (cropped) pants, (3) hadiths which prescribe a muslim to wear wearing a cingkrang (cropped) pants. The approach usedin this research is qualitative approach with the study of living hadith models. The results of this study indicate that: (1) There are 4 motivating factors for Mangunharjo’s muslims in wearing cingkrang (cropped) pantsand there are 5 stages that are passed by these muslims until they succeed in wearing it. (2) There are 5 challenges faced by muslims after wearing cingkrang (cropped) pantsand there are 4 of the toughest challenges they feel after they wearing it. On the other hand, they actually feel the 4 pleasures after they continue wearing it. (3) There are a number of hadiths which prescribe a muslim to wear cingkrang (cropped) pants as an implementation of the prohibition on isbal.
KORELASI ANTARA SURAT AL-NAHL 78 DENGAN GAYA BELAJAR MANUSIA irfan yuhadi
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 5 No 1 (2017): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v5i1.74

Abstract

Melalui pendidikan seorang manusia mampu memahami perintah dan larangan yang dibebankan kepadanya. Di dalam Surat An-Nahl ayat 78 disebutkan tentang kondisi awal manusia dilahirkan dalam keadaan tidak berpengetahuan. Namun Allah telah melengkapi manusia dengan tiga perangkat penting dalam mengakses pengetahuan, yaitu; pendengaran, penglihatan dan hati. Ketika ketiga perangkat tersebut dioptimal fungsinya untuk belajar, niscaya hasil pendidikan dapat lebih maksimal dalam durasi waktu yang tidak terlalu panjang. Penelitian ini fokus pada: (1) tafsir dari Surat An-Nahl ayat 78, (2) konsep gaya belajar manusia, (3) korelasi antara Surat An-Nahl ayat 78 dengan gaya belajar manusia. Pendekatan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), Adapun teknik dalam pengumpulan data adalah: pertama, menelusuri tafsir Surat An-Nahl ayat 78 pada beberapa kitab tafsir. Kedua, menelusuri konsep tentang gaya belajar manusia. Ketiga, menganalisis dan menemukan korelasi antara Surat An-Nahl ayat 78 dengan gaya belajar manusia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa korelasi antara Surat An-Nahl ayat 78 dengan gaya belajar manusia adalah saling terkait dan saling melengkapi. Gaya belajar visual dan auditorial sejalan dengan Surat An-Nahl ayat 78. Jika dalam teori gaya belajar hanya menyebutkan tentang perangkat pengakses keilmuan, maka dalam Surat An-Nahl ayat 78 melengkapinya dengan menambahkan perangkat filter keilmuan, yaitu hati atau akal.
EFEKTIFITAS KULIAH EKSTRA TAFSIR ALQURAN DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEILMUAN ALQURAN MAHASISWA (Studi Kasus Pada Mahasiswa Ahwal Syakhsiyah dan Ilmu Hadits di STDI Imam Syafi’i Jember) irfan yuhadi
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 5 No 2 (2018): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v5i2.91

Abstract

Tafsir dalam istilah para ulama’ adalah menerangkan makna Alquran, yang maksudnya lebih luas daripada sekedar menjelaskan lafazh yang musykil, dan lebih luas pula daripada sekedar menjelaskan makna yang zhahir. Ilmu tafsir Alquran merupakan salah satu ilmu mulia, yang hendaknya dipelajari oleh setiap muslim. STDI Imam Syafi’i Jember memiliki dua prodi, yaitu Ahwal Syakhsiyah dan Ilmu Hadits. Pembelajaran di STDI Imam Syafi’i Jember telah menggunakan standar KKNI. Di antara mata kuliah yang disederhanakan SKSnya adalah mata kuliah tafsir Alquran. Penelitian ini mengkaji: (1) pelaksanaan kuliah ekstra tafsir Alquran, (2) efektifitas kuliah ekstra tafsir Alquran, (3) saran dalam pelaksanaan kuliah ekstra tafsir Alquran agar menjadi lebih baik dan lebih efektif dalam meningkatkan keilmuan Alquran mahasiswa ahwal syakhsiyah dan ilmu hadits di STDI Imam Syafi’i Jember. Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Sedangkan jenis penelitian ini adalah studi kasus. Adapun teknik dalam pengumpulan data adalah melalui teknik observasi, wawancara serta pemanfaatan dokumen yang berkaitan dengan rumusan masalah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) perkuliahan ekstra tafsir Alquran dilakukan sekali dalam sepekan dengan durasi 2 SKS per pertemuan. Perkuliahan tafsir Alquran dimulai dari juz 29 lalu berpindah pada juz 28. Adapun sistematika pembelajaran dimulai dari surat yang berada di awal juz; (2) kuliah ekstra tafsir Alquran sudah cukup efektif dalam rangka meningkatkan keilmuan Alquran mahasiswa, terutama pada sisi: a) kemampuan mahasiswa dalam mengetahui sabab al-nuzul suatu ayat atau surat, b) pengetahuan mahasiswa tentang makna ayat Alquran, dan c) menumbuhkan kecintaan para mahasiswa terhadap Alquran sehingga mereka merasa lebih nikmat ketika membaca Alquran dan lebih mudah dalam menghafal Alquran. Namun pada sisi pengambilan faidah dari suatu ayat masih kurang; (3) Saran yang utama adalah masalah waktu pelaksanaan kuliah ekstra, sebaiknya dilakukan di pagi hari. Hendaknya setiap mahasiswa yang mengikuti kuliah ekstra tafsir Alquran mempunyai kitab ajarnya, agar memudahkan dalam menyerap materi tafsir yang sedang disampaikan.
EFEKTIFITAS PENYEBARAN PESAN AL-QURAN SEBAGAI KONTRIBUSI DALAM MEMBENTUK GENERASI QURANI irfan yuhadi
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 6 No 1 (2018): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v6i1.106

Abstract

Al-Quran is a holy book that contains instructions for humans as well as distinguishing between good and evil. In the Quran there is an order to do good and there is also an order to stay away from various evils. Therefore, people who believe need to be remembered with messages in the Quran. In today’s modern era, ways to spread Al-Quran messages can be done through social media. Only a short time the messages of the Quran can be spread throughout the archipelago through their smart phones. The formulation of the problem in this study is about: (1) the concept of spreading the message of the Quran, (2) the effectiveness of spreading the message of the Quran, (3) suggestions in the spread of the message of the Quran to be more effective as a contribution in shaping the Quranic generation. The approach in this study is to use a qualitative approach.The results of this study indicate that: (1) Al-Quran messages were made by taking pieces of Al-Quran verses, then distributed to several coordinators spread across several cities in East Java through various social media facilities. (2) The spread of Al-Quran messages through social media is considered quite effective as a contribution in shaping generations. (3) Among the suggestions that the spread of the message of the Quran be more effective are: (a) Increase the theme of human relations, (b) Do not use language that is too formal, (c) the writing and drawing designs are improved.
TRADISI MUSLIMAH BERCADAR (Studi Living Hadis Pada Masyarakat Tegal Besar Jember) irfan yuhadi; Nurul Budi Murtini
Al-Majaalis : Jurnal Dirasat Islamiyah Vol 6 No 2 (2019): AL-MAJAALIS : JURNAL DIRASAT ISLAMIYAH
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/almajaalis.v6i2.116

Abstract

Allah Subhanahu wa Ta’ala makes a woman something beautiful in the eyes of men. One of Satan's temptations for men is a woman's problem. Allah Subhanahu wa Ta'ala also ordered the Muslim women to wear hijab by wearing a veil that could cover their heads and chests. Tegal Besar is a sub-district in the Kaliwates sub-district of Jember, East Java. The formulation of the problem in this study is about: (1) the driving factors and stages that are passed by Muslim women in wearing the veil, (2) the challenges faced and pleasures felt by Muslim women after wearing the veil, (3) hadith and atsar which make Muslim women to use veils. The approach in this study is to use a qualitative approach, with this research model is the study of living hadith. The results of this study indicate that: (1) There are 7 driving factors for Muslim women to veil and there are 6 stages that are passed by Muslim women until they succeed in wearing the veil. (2) There are two challenges faced by Muslim women after wearing the veil, namely: accused of following cults and being criticized by people, but they also feel their own pleasure after they continually wear the veil. (3) There are texts on theorem that make Muslim women use veils, both from the traditions of the Prophet Shallalahu aih alaihi wa Sallam and from atsar from Sahabat and Tabi’in.