Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Manifestasi Klinis Neonatus yang Lahir dari Ibu Terinfeksi Covid-19 dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam Wati, Liana; Souvriyanti, Elsye; Arsyad, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 5 (2024): Januari 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Saat ini COVID-19 menjadi penyakit infeksi yang dialami seluruh dunia. Kasus COVID-19 masih berkembang di Indonesia hingga tanggal 16 Agustus 2020 dikonfirmasi mencapai 137.468 dengan 6.071 kematian. Neonatus merupakan salah satu golongan usia yang dapat mengalami penyakit infeksi COVID-19. Neonatus yang terinfeksi COVID-19 dapat tidak mengalami gejala apapun, tetapi terdapat neonatus lainnya yang mengalami gejala ringan atau sedang. perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis pada neonatus yang lahir dari ibu terinfeksi COVID-19 serta persentase manifestasi klinis terbanyak berdasarkan pemeriksaan fisik dan laboratorium. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan data kuantitatif dan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah neonatus yang lahir dari ibu terinfeksi COVID-19 di Rumah Sakit Yarsi dan Rumah Sakit Pertamina Jaya Jakarta. Manifestasi klinis yang dapat ditemukan pada neonatus yang lahir dari ibu terinfeksi COVID-19 berdasarkan pemeriksaan fisik antara lain ikterik (52,5%), muntah (5,0%), dan sesak (4,3%). Pemeriksaan laboratorium menunjukkan 124 dari 125 neonatus memiliki kadar neutrofil batang rendah (99,2%), 18 dari 19 neonatus memiliki kadar bilirubin total tinggi (94,7%), dan 52 dari 96 neonatus memiliki kadar eritrosit rendah (54,2%). Hasil penelitian menunjukkan persentase manifestasi klinis terbanyak pada pemeriksaan fisik antara lain ikterik (52,5%) sementara berdasarkan pemeriksaan laboratorium, persentase manifestasi klinis terbanyak adalah penurunan kadar neutrofil batang (99,2%).
The Potential of Transmission in Neonates Born to Mothers Infected with Covid-19 and Its Review According to The Islamic Perspective Medina Nursalfa, Azzahra; Souvriyanti, Elsye; Arsyad, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 9 (2024): Mei 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i9.4229

Abstract

Coronavirus Diseases 2019 (COVID-19) is a new type of disease that occurs in humans, has a causative agent, namely the Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2). Transmission of COVID-19 can occur through droplets and close contact with infected patients. Groups that can be at risk of infection are the elderly and patients with certain medical conditions. Meanwhile, transmission of respiratory viral infections is rare intrauterine. There was two reported cases explaining the possibility of congenital infection in two neonates within 48 hours after birth in the isolation of COVID-19 from the amniotic fluid, placenta, and nasopharynx. This research is a descriptive study with quantitative data collection and cross sectional design. The sample of this study was neonates born to mothers infected with COVID-19 at Yarsi Hospital and Pertamina Jaya Hospital Jakarta. The results showed that there was a 1.4% potential for transmission. As many as two out of 139 neonates born to infected mothers experienced COVID-19 transmission. As a result of being infected with COVID-19 the maternal mortality rate is 1.4% and for neonates 1.4%. Vertical transmission of COVID-19 from infected pregnant women to neonates has little potential. Nevertheless, prevention must still be carried out so that transmission does not occur and has a major impact on the mother and baby.
Manifestasi Klinis dan Gambaran Laboratorium pada Anak yang Terinfeksi COVID-19 dan Tinjauannya Menurut Pandangan Islam oktoey, asviaditha; Souvriyanti, Elsye; Arsyad, Muhammad
Junior Medical Journal Vol. 2 No. 10 (2024): Juni 2024
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas YARSI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33476/jmj.v2i10.4246

Abstract

COVID-19 ditransmisikan melalui mediator seperti droplet, kontak langsung, transmisi fecal-oral, dengan mediator tersebut menyebabkan penyebaran COVID-19 lebih mudah terutama pada anak-anak. Anak-anak yang terinfeksi COVID-19 dapat tidak mengalami gejala dan memperlihatkan hasil laboratorium yang normal. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apa saja manifestasi klinis dan gambaran laboratorium pada anak-anak yang terinfeksi COVID-19. Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pengambilan data kuantitatif dan desain cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah anak-anak yang terinfeksi COVID-19 di Rumah Sakit Yarsi dan Rumah Sakit Pertamina Jaya Jakarta. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan persentase manifestasi klinis terbanyak pada pemeriksaan fisik antara lain batuk dengan presentase (70,1%) dan terdapat manifestasi klinis lainnya seperti demam, diare, mual, muntah, flu, sesak nafas, nyeri tenggorok, anosmia, dan urtikaria. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan gambaran trombositosis dengan presentase (11,7%) terdapat juga leukositosis dan leukopenia. Sebanyak 14 orang pasien memiliki kadar D-dimer ≥ 0.1. Terdapat 13 orang pasien memiliki kadar CRP di atas 6 dan sebanyak 26 orang pasien memiliki gambaran foto thoraks pneumonia. Kesimpulan : Manifestasi klinis pada anak yang terinfeksi COVID-19 adalah batuk, demam, diare, mual, muntah, sesak nafas, flu, nyeri tenggorok, anosmia, dan urtikaria. Sedangkan gambaran laboratorium yang abnormal didapatkan trombositosis, leukositosis, leukopenia dan gambaran foto thoraks pneumonia.
Evaluation of Mortality Risk Factors of COVID-19 in Jakarta Tertiary Hospital During Peak of Second Wave and Predictive Utility of Community RT-PCR Low CT Values Putra, Andika Chandra; Burhan, Erlina; Aufa, Akhdan; Bur, Rika; Pangestu, Hendri; Bahri, Syukrini; Souvriyanti, Elsye; Muchtiar, Mulyadi; Erlina, Andi; Aditama, Tjandra Yoga; Yuliwulandari, Rika; Kusuma, Indra; Suciati, Yulia; Rifqatussaadah, Rifqatussaadah; Jalal, Fasli; Gusnanto, Arief; Utomo, Ahmad Rusdan H
Respiratory Science Vol. 4 No. 2 (2024): Respiratory Science
Publisher : Indonesian Society of Respirology (ISR)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36497/respirsci.v4i2.133

Abstract

Background: The Delta variant of SARS-CoV-2 led to a surge in COVID-19 cases in Indonesia. This study aimed to assess the demographic profile and mortality rates of hospitalized COVID-19 patients in YARSI referral hospital, Jakarta, comparing pre-Delta and Delta wave periods. The study also investigated whether low CT values in RT-PCR tests indicated heightened viral transmission before the Delta wave surge. Method: A retrospective analysis was conducted on 1,457 COVID-19 patients hospitalized at YARSI (January-August 2021) and 25,279 RT-PCR test results from walk-in patients (April-August 17, 2021). Differences were evaluated using Chi-square or Fisher’s Exact Tests while binary logistic regression was used to assess mortality risk factors. Results: There were increased proportions of pregnant women, patients aged 20-29 and those with coronary artery disease during the Delta wave. This period also showed a significant increase in mortality rates, with the highest seen in patients >60 years old or those with multiple comorbidities. Notably, most of the deceased patients (131 of 139) were unvaccinated. Analysis of RT-PCR data showed rising percentages of positive results with low CT values (below 21 or 15) from April to June. Conclusion: The Delta wave saw a higher risk of hospitalization among young individuals and pregnant women, despite their low mortality risk. The unvaccinated and those with multiple comorbidities faced higher mortality risks. Increases in RT-PCR positivity with low CT values preceded the July COVID-19 case surge.
Hubungan Pemberian Asi Eksklusif dan Asi Non Eksklusif Terhadap Kejadian Diare Pada Anak Usia 0-24 Bulan Syahroni, Siti Zahra Shafira; Souvriyanti, Elsye; Arifandi3, Firman
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 2 No. 10 (2022): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v2i10.456

Abstract

The percentage of exclusive breastfeeding in Indonesia is still quite low, which is only 37.3%, followed by 9.3% partial breastfeeding and 3.3% predominant breastfeeding. This is motivated by mothers who give other types of food to babies. Low breastfeeding will affect the incidence of diarrhea in children aged 0-24 months. In Indonesia, the Ministry of Health of the Republic of Indonesia supported by the Indonesian Doctors Association has issued a guideline to reduce diarrhea rates, namely the Five Steps to Complete Diarrhea. A program consists of giving zinc for 10 consecutive days, fluids, selective antibiotics, advice to the patient's family, and breast milk and food. Therefore, it is important to know the relationship between exclusive and non-exclusive breastfeeding on the incidence of diarrhea in children. This study used analytic description with a cross-sectional study design. The population of this study was children aged 0-24 months at YARSI Hospital Jakarta. Data analysis was performed by bivariate analysis. The results showed that of 140 children, 108 people (77.1%) did not have diarrhea and 32 people (22.9%) had diarrhea. There is a significant relationship between exclusive breastfeeding and non-exclusive breastfeeding on the incidence of diarrhea in children aged 0-24 months at YARSI Hospital Jakarta with a p-value of 0.042. As well as the command of Allah SWT to mothers to breastfeed their babies.
Pengaruh Pemberian Asi Ekslusif dan ASI Non Eksklusif Terhadap Pertumbuhan Bayi 0-12 Bulan Di RS YARSI Jakarta dan Tinajuannya Menurut Pandangan Islam Widianti Mukaromah, Dian; Souvriyanti, Elsye; Arifandi, Firman
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 3 No. 1 (2023): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v3i1.511

Abstract

Latar Belakang: Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interselular, berarti bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruhan, sehingga dapat diukur dengan satuan panjang dan berat. Pertumbuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu, faktor genetik, faktor lingkungan, faktor internal, faktor postnatal, faktor prenatal, dan faktor nutrisi. Nutrisi terbaik bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya adalah ASI. Pemberian ASI eksklusif dari sejak lahir sampai usia 6 bulan direkomendasikan oleh WHO dan UNICEF (WHO, 2020). Penelitian di Meksiko menunjukan bahwa 12,3% anak-anak berusia 6-35 bulan mengalami stunting disebabkan oleh kurangnya pemberian ASI. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui hubungan pemberian ASI terhadap pertumbuhan bayi usia 0-12 bulan dari pandangan kedokteran dan Islam. Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini yaitu anak usia 0-12 bulan di Rumah Sakit YARSI Jakarta. Analisis data dilakukan secara analisis bivariat menggunakan alat bantu alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil menunjukan dari 51 anak bahwa anak yang mendapatkan ASI eksklusif yakni sebanyak 27 orang atau 52.9% dan hanya 24 orang atau 47.1% yang memberikan ASI non eksklusif. Berdasarkan hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square terdapat hubungan bermakna antara status gizi baik dan status gizi kurang dengan p value 0.03.
Pengaruh Pemberian ASI Eksklusif dan ASI Non Eksklusif Terhadap Perkembangan Bayi 0-12 Bulan di Rumah Sakit YARSI Jakarta dan Tinjaunnya Menurut Pandangan Islam An-Nisa, Hamida; Souvriyanti, Elsye; Arifandi, Firman
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 3 No. 1 (2023): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v3i1.513

Abstract

Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber nutrisi terbaik bagi bayi baru lahir dan eksklusif untuk ASI yang diberikan kepada bayi usia 0-6 bulan. Pada ASI terdapat kolostrum yang mengandung protein sistem kekebalan tubuh, yang membantu membunuh banyak bakteri, dan kaya akan antibody. ASI eksklusif dapat mengurangi risiko kematian bayi. Pemberian ASI eksklusif wajib diberikan oleh ibu kepada bayi hingga bayi sudah mengenal Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini yaitu anak usia 0-12 bulan di Rumah Sakit YARSI Jakarta. Analisis data dilakukan secara analisis bivariat. Untuk mengolah data digunakan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Hasil menunjukan dari 50 anak bahwa anak yang memiliki perkembangan normal yakni sebanyak 44 orang (88%) dan 6 orang (12%) mengalami suspek perkembangan. Berdasarkan hasil uji Chi Square didapatkan nilai p pada motorik kasar 0.132 > 0.05, Bahasa 0.697 > 0.05, motorik halus 0.661 > 0.05 dan personal sosial 0.232 > 0.05 dan pada perkembangan anak secara menyeluruh nilai p adalah 1.000 dengan signifikansi p adalah <0,05. Hal ini menyatakan bahwa hipotesis ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif dan ASI non eksklusif terhadap perkembangan bayi usia 0-12 bulan berdasarkan panjang badan dan berat badan di Rumah Sakit YARSI Jakarta. Tidak terdapat hubungan bermakna antara pemberian ASI eksklusif dan ASI non ekslusif terhadap perkembangan motorik kasar, bahasa dan kognitif, motorik halus dan personal sosial pada bayi usia 0-12 bulan di Rumah Sakit YARSI Jakarta.
Laporan Kasus: Sindrom Nefritik Akut Et Causa Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus Prameswari, Nadisa Ardikha; Mustakim, Mustakim; Souvriyanti, Elsye
Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia Vol. 5 No. 3 (2025): Cerdika: Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/cerdika.v5i3.2454

Abstract

Sindrom nefritik adalah kondisi yang disebabkan oleh gangguan atau kerusakan pada glomerulus, yang dalam istilah histopatologi dikenal sebagai glomerulonefritis akut (GNA). Sindrom nefritik yang berkaitan dengan GNA umumnya terjadi akibat kerusakan dan peradangan pada glomerulus setelah infeksi bakteri grup A beta hemolytic streptococcus, dikenal sebagai glomerulonefritis akut pasca streptokokus (GNAPS). Gejala yang muncul mencakup proteinuria, hematuria, azotemia, silinder eritrosit, oliguria, dan hipertensi. Laporan kasus ini menggambarkan sindrom nefritik akut akibat glomerulonefritis akut pasca streptokokus di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Slamet Garut. Pada kasus ini, pasien menunjukkan keluhan bengkak pada mata dan tungkai, dengan BAK berwarna seperti teh dan riwayat sakit tenggorokan berulang. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan urin rutin yang menunjukkan hematuria, proteinuria, dan silinder eritrosit, serta hasil positif pada pemeriksaan imunologi Anti Streptolysin Titer O (ASTO). Pemeriksaan fisik mengungkapkan edema pada palpebra kedua mata dan kedua tungkai. Pasien mendapatkan terapi berupa injeksi ampicilin 4 x 800 mg, kaptopril 2 x 12,5 mg, dan furosemid 2 x 20 mg selama perawatan di rumah sakit. Sindrom nefritik akut akibat glomerulonefritis akut pasca streptokokus merupakan penyebab utama glomerulonefritis akut pada anak-anak dan dapat berpotensi menyebabkan gagal ginjal akut hingga gagal ginjal stadium akhir. Implikasi klinis dari laporan ini menegaskan pentingnya diagnosis dan terapi yang cepat dan adekuat untuk mencegah komplikasi serius, serta perlunya pemantauan berkelanjutan terhadap fungsi ginjal pasien untuk memastikan hasil yang optimal dan mencegah perkembangan penyakit lebih lanjut.