Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Kinerja Model Fisik Konverter Energi Ombak Rangkaian Gear Searah pada Periode Ombak yang Bervariasi Muchtar, Masjono; Manjang, Salama; Suriamiharja, Dadang A; Thaha, M Arsyad
MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL Volume 22, Nomor 2, DESEMBER 2016
Publisher : Department of Civil Engineering, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (529.933 KB) | DOI: 10.14710/mkts.v22i2.12871

Abstract

To date there were few research on the effect of non-linearity properties of the ocean waves on the performance of wave energy converter (WEC), which uses a series of unidirectional gear. One such parameter is the variation of wave period. The influence of wave period variations on the performance of physical model of the wave energy converters have been investigated at the Hydraulics Laboratory, Department of Civil Engineering, Hasanuddin University Indonesia. This WEC physical model was fabricated and assembled at Politeknik ATI Makassar Indonesia. The investigation steps consists of physical model development, physical model investigation at wave flume prior to the wave period  variation, measuring input output parameters of the physical model under test and empirical model formulation based on observed data analysis. Physical model test carried out on the wave flume at the Hydraulics Laboratory of the Department of Civil Hasanuddin University, at a water depth of 25 cm, wave height between 5-9 cm and wave period between 1.2 - 2.2 seconds. Investigation result based on flywheel radial speed (RPM) and torque (Nm) indicated that calculated harvested power was inversely proportional with the wave period. The longer the period of the waves, the energy produced is getting smaller. The derived empirical formula was y = -85.598x + 208.53 and R² = 0.8881. Y is energy produced (Watt) and X is the wave period (Second). Formulations generated from this study could be used as a reference for future research in dealing with wave period variations on a design one way gear wave energy converter as a source of renewable energy.
Pemetaan Struktur Massa Air di Muara Sungai Jeneberang Dengan Menggunakan ArcGis Karamma, Riswal; Pallu, Muhammad Saleh; Thaha, Muhammad Arsyad; Hatta, Mukhsan Putra
Jurnal Teknik Sipil : Rancang Bangun Vol 6, No 1 (2020): April 2020
Publisher : Universitas Muhammadiyah Sorong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (501.844 KB) | DOI: 10.33506/rb.v6i1.1008

Abstract

Estuary adalah tempat pertemuan air tawar dan air asin yang di pengaruhi oleh pasang surut. Pengaruh pasang surut terhadap sirkulasi aliran seperti kecepatan, profil muka air dan intrusi air asin di estuari dapat sampai jauh ke hulu sungai tergantung pada tinggi pasang surut. Penelitian ini dilakukan di Muara Sungai Jeneberang dengan mengukur langsung masa air yaitu salinitas, temperature, dan densitas. Penelitian dilakukan untuk memetakan pola sebaran dan stratifikasi struktur massa air secara spasial pada saat spring tide dan neep tide di Muara Sungai Jeneberang pada saat kondisi pasang menuju surut dan pada saat kondisi surut menuju pasang. Tahapan dalam pengolahan data menggunakan tools Sistem Informasi Geografis/Geographic Infromation System (ArcGis) yang sebelumnya dilakukan pengukuran, pengamatan, perekaman, dan pemetaan. Data hasil pengukuran kemudian dibuat dalam model spasial dengan menggunakan Aplikasi ArcGis untuk melihat pola sebaran struktur massa air akibat pengaruh pasang surut. Pola sebaran dan pelapisan massa air ini diperlihatkan secara spasial pada saat spring tide dan neep tide, pada kondisi pasang menuju surut dan kondisi surut menuju pasang. Pola sebaran struktur massa air secara spasial ini perlu ditambahkan dengan memperlihatkan pola sebabarannya secara vertical, sehingga dapat melihat profil kolom air dan kondisi pencampuran yang terjadi akibat pengaruh pasang surut
Pengaruh Morfologi Muara terhadap Penjalaran Pasang Surut dan Gelombang Pecah pada Muara Sungai Jeneberang Riswal Karamma; Muhammad Saleh Pallu; Muhammad Arsyad Thaha; Mukhsan Putra Hatta
JURNAL SIPIL SAINS Vol 10, No 1 (2020)
Publisher : Program Stud Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/sipilsains.v10i1.1535

Abstract

Pola hidrodinamika pantai di sekitar muara bergantung pada gelombang, debit sungai, dan pasang surut. Faktor gelombang, debit sungai, dan pasang surut  akan bekerja secara simultan. Faktor gelombang memberikan pengaruh yang lebih dominan pada muara sungai yang berada di laut terbuka. Gelombang yang datang menuju pantai secara teoritis dapat menimbulkan arus di daerah pantai. Pola arus disekitar muara ditentukan oleh besarnya sudut yang dibentuk antara gelombang datang dengan garis pantai. Tujuan dan manfaat penelitian ini adalah menganalisis pola difraksi gelombang dan panjang penjalaran pasang surut menuju pantai di muara. Hasil analisis ini bisa digunakan sebagai masukan dalam upaya pengelolaan dan pengembangan daerah pantai di muara Sungai Jeneberang. Panjang penjalaran pasang surut dari muara Sungai Jeneberang adalah sekitar 1220 meter kearah hulu. Difraksi gelombang terjadi dari arah utara, arah barat laut dan arah barat muara sungai di mana difraksi gelombang terbesar datang dari arah barat sebesar 0.73 m dan difraksi gelombang terkecil datang dari arah utara sebesar 0.04 m.
Monitoring Perubahan Penggunaan Lahan Menggunakan Citra Satelit Sentinel 1 di DAS Wanggu Kota Kendari Feri Fadlin; Muhammad Arsyad Thaha; Farouk Maricar; Mukhsan Putra Hatta
Jurnal Teknik Sumber Daya Air Vol. 1 No. 2 (Desember 2021)
Publisher : Himpunan Ahli Teknik Hidraulik Indonesia (HATHI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1821.276 KB) | DOI: 10.56860/jtsda.v1i2.5

Abstract

Perubahan penggunaan lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan salah satu isu penting bagi penyusun kebijakan. Monitoring perubahan penggunaan lahan pada DAS membutuhkan data dan informasi spasial dan bersifat multitemporal. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan pemanfaatan citra satelit Sentinel 1 yang dapat diperoleh secara gratis. Sentinel 1 merupakan satelit milik Europan Space Agency (ESA) yang diluncurkan pada tahun 2014 dengan membawa sensor Synthetic Aperture Radar (SAR). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola efektifitas pemanfaatan SAR untuk pemantauan perubahan penggunaan lahan di DAS Wanggu. Pengumpulan dan analisis awal data dilakukan menggunakan Google Earth Engine (GEE) yang merupakan platform berbasis cloud data dengan arsip data berskala dunia yang memberikan kesempatan kepada pengguna untuk mengakses dan menganalis data secara online dan gratis. Hasil penelitian ini memberikan informasi bahwa pemanfaatan teknologi SAR dapat digunakan untuk pemantauan perubahan penggunaan lahan pada DAS. Hasil dari pengolahan citra SAR memberikan informasi terkait rona, warna dan pola penggunaan lahan tanpa dipengaruhi oleh kondisi cuaca khususnya tutupan awan. Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan citra satelit resolusi tinggi diperoleh bahwa citra satelit Sentinel 1 memiliki akurasi 76,13% khususnya pada klasifikasi penggunaan lahan permukiman. Kata Kunci: Sentinel-1, Synthetic Aperture Radar (SAR), Google Earth Engine (GEE), Maximum Likelihood
Pemilihan Tipe Bangunan Pelindung Pantai di Desa Sikeli Berbasis Bahan Lokal Herawati, Herawati; Thaha, Muhammad Arsyad; Paotonan, Chairul
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 24 No 1 (2020)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.052020.14

Abstract

Abstrak Wilayah pesisir merupakan pertemuan antara wilayah laut dan wilayah darat, dimana daerah ini merupakan daerah interaksi antara ekosistem darat dan ekosistem laut yang sangat dinamis dan saling mempengaruhi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan material lokal yang potensial dapat digunakan sebagai bahan bangunan pelindung pantai dan memilih tipe bangunan pelindung pantai yang sesuai kondisi hidro-oseanografi di lokasi studi dengan metode Analythic Hierarchy Process. Lokasi penelitian berada di Provinsi Sulawesi Tenggara, tepatnya di Pulau Kabaena, Kecamatan Kabaena Barat Desa Sikeli kabupaten Bombana. Pulau Kabaena memiliki luas 873 km2. Secara geografis terletak antara 4°22’ 59,4” - 5°28’ 26,7” Lintang Selatan serta antara 121°27’46,7”-122°09’,4” Bujur Timur. Hasil penelitian menunjukkan perairan disepanjang tanjung perak sangat mempengaruhi hidro-oseonografi disekitar pantai desa Sikeli. Kondisi ini berpengaruh terhadap pola pergerakan arus dan tinggi gelombang datang disekitar pantai desa Sikeli. Tinggi gelombang rata-rata yang paling besar merambat dari arah barat sebesar 0.49 m dengan presentase kajadian sebesar 32.42 %, disusul arah barat laut sebesar 0.39 m (20.56 %), arah tenggara sebesar 0.31 m (8.72 %) arah barat daya sebesar 0.31 m (7.99 %), arah utara sebesar 0.20 m (6.94 %), arah timur sebesar 0.15 m (11.81 %), arah selatan sebesar 0.12 m (3.42 %), dan arah timur laut sebesar 0.11 m (8.15 %). Pengambilan keputusan untuk memilih tipe bangunan pelindung pantai dengan metode AHP (Analytical Hierarchy Process) untuk penanganan abrasi pesisir pantai desa Sikeli berbasis bahan lokal diperoleh bahwa alternatif bangunan dengan nilai keterpilihan yang tertinggi adalah detached breakwater (0,4432) disusul groin (0,2479), sea-wall (0,1700) dan revetment (0.1389). Detached breakwater berfungsi untuk menahan laju sedimen kearah laut, mengurangi ketinggian dan meredam energi gelombang dan tidak dibangun sepanjang garis pantai yang akan dilindungi sehingga kapal nelayan dapat ditambat dipesisir pantai dengan aman. Abstract The Selection Type of Coastal Protection Structures in Sikeli Village Based on Local Materials. The coastal area is a meeting point between the sea and land areas, where this area is an area of interaction between terrestrial ecosystems and marine ecosystems which are very dynamic and influence each other. The purpose of this research is to determine local materials that can be used as coastal protection materials and to select the type of coastal protection that is suitable for the hydro-oceanographic conditions in the study location using the Analythic Hierarchy Process method. The research location is in Southeast Sulawesi Province, precisely on Kabaena Island, Kabaena Barat District, Sikeli Village, Bombana Regency. Kabaena Island has an area of 873 km2. Geographically it is located between 4° 22' 59.4"- 5° 28' 26.7" South Latitude and between 121° 27' 46.7 "-122° 09' 4" Longitude East. The results showed that the waters along Tanjung Perak greatly affect the hydro-oseonography around the coast of Sikeli village. This condition affects the current movement pattern and the height of the incoming waves around the coast of Sikeli village. The largest average wave height propagating from the west is 0.49 m with a kajadian percentage of 32.42%, followed by the northwest direction of 0.39 m (20.56%), southeast direction of 0.31 m (8.72%) to the southwest of 0.31 m (7.99%), to the north of 0.20 m (6.94%), to the east of 0.15 m (11.81%), to the south of 0.12 m (3.42%), and to the northeast of 0.11 m (8.15%). The decision to choose the type of coastal protection using the AHP (Analytical Hierarchy Process) method for the coastal abrasion management model in Sikeli village based on local materials was obtained that the alternative building with the highest electability value was the detached breakwater (0.4432) followed by groins (0.2479), sea-wall (0.1700) and revetment (0.1389). The detached breakwater model which functions to restrain the sediment rate towards the sea, reduce the height and reduce wave energy and is not built along the coastline which will be protected so that fishing boats can be moored to the coast safely.
Studi Eksperimental Kecepatan Aliran Slurry pada Saluran Tertutup Akbar, Muhammad Taufiq; Sulhairi, Sulhairi; Thaha, Muhammad Arsyad; Bakri, Bambang
Jurnal Penelitian Enjiniring Vol 25 No 1 (2021)
Publisher : Center of Techonolgy (COT), Fakultas Teknik, Universitas Hasanuddin

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jpe.052021.06

Abstract

Dalam suatu aliran yang melewati sistem atau instalasi jaringan pipa air limbah akan terjadi hambatan aliran yang disebabkan oleh faktor-faktor instalasi jaringan pipa itu sendiri seperti perubahan kecepatan, perubahan penampang (dimensi pipa, belokan, sambungan) dan perubahan kekasaran permukaan. Hambatan aliran akan menyebabkan turunnya energi dan tekanan. Sape (2016) menguraikan sumber dari self head loss dan limit deposit velocity (DHLLDV) berdasarkan konsentrasi volume dan ukuran butiran partikel seragam yaitu (1) kehilangan energi pada regime fixed atau stationary flow yang di sebabkan oleh turbulensi aliran bed; (2) kehilangan energi pada regime slidding bed yang di sebabkan oleh slidding friction benda padat pada dinding pipa; (3) kehilangan energi pada regime heterogeneous akibat energi potensial (gravitasi) dan energi kinetik (tumbukan benda padat dengan dinding pipa); (4) kehilangan energi pada regime homegen disebabkan oleh turbulensi partikel besar; (5) kehilangan energi pada regime slidding yang disebabkan oleh slidding friction, energi potensial dan energi kinetik.. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendapatkan besaran pengaruh parameter aliran slurry terhadap regime aliran pada pipa lurus dan pipa belok. Pengambilan data primer secara analisis kuantitatif dengan pengumpulan data utama melalui pengukuran dengan mengunakan rangkain pipa sebagai model pengujian, serta didahului dengan pengumpulan data pendukung yaitu analisis karakteristik sampel air. Karakteristik sampel air yang digunakan adalah density (ρw) 1.000 kg/m3, density padatan (ρs) 2.670 kg/m3 viskositas kinematik 0,804 x 10-6 m2/det, viskositas dinamik (µ) 0,801 x 10-3 Nd/m2, nilai viskositas (kekentalan) 8,5x10-7 m2/det, dan berat jenis (y) 1,00355 gr/cm3, serta suhu 29,5 oC. Variasi debit yang digunakan ada 3 yaitu 0,004 m3/det, 0,003m3/det, dan 0,002 m3/det serta tinggi jatuh (head) 0,5 meter. Air yang mengandung partikel padat atau sedimen (slurry) yang mengandung sedimen seragam berupa pasir dengan ukuran 0,15 mm, 0,25 mm dan 0.42 mm
Socialization of Utilization of Coastal Boundary Space and Coastal Abrasion in South Galesong District K, Riswal.; Maricar, Farouk; Thaha, Muh Arsyad; Lopa, Rita Tahir; Mustari, A. Subhan; Bakri, Bambang; Pongmanda, Silman; Pallu, Muh. Saleh; Hatta, Mukhsan Putra; Puspita, A. Ildha Dwi
JURNAL TEPAT : Teknologi Terapan untuk Pengabdian Masyarakat Vol 8 No 1 (2025): Community Empowerment through Higher Education Community Service Programs
Publisher : Faculty of Engineering UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25042/jurnal_tepat.v8i1.564

Abstract

South Galesong District, South Sulawesi, is a coastal area facing a serious threat due to beach erosion, exacerbated by the improper use of coastal setback areas that do not align with their ecological functions. The South Galesong District Government and the community of Mangindara Village, as partners in this program, face challenges in sustainably managing coastal setback areas. This community service program aims to raise public awareness and understanding of coastal setback management and erosion mitigation through various educational methods and community-based training. The implemented methods include lectures, distribution of educational leaflets and banners, as well as pre-test and post-test assessments to measure the improvement in public understanding. Additionally, community-based mitigation training was conducted using a hybrid approach that combines nature-based solutions and engineering techniques for erosion control. Baseline evaluation through questionnaires indicated that the initial level of public understanding regarding coastal setbacks and erosion issues ranged between 27% and 37.5%. After the program, post-test results showed a 40% increase in understanding of coastal protection structure planning, with an overall average improvement of 35.66%. Based on the results of this community service program, it can be concluded that the socialization of coastal setback utilization and beach erosion has had a significantly positive impact on public understanding in South Galesong District. The educational materials proved effective in increasing awareness of the importance of coastal setbacks, the risks of erosion, and the planning of protective coastal structures. Moving forward, it is expected that fishermen and communities residing in coastal setback areas will have an even greater awareness of the importance of sustainable coastal setback utilization in accordance with ecological functions, as well as a better understanding of coastal erosion.
Hydrodynamic Condition of Tides and Wave Diffraction in the Estuary of Jeneberang River Karamma, Riswal; Pallu, Muhammad Saleh; Thaha, Muh Arsyad; Hatta, Mukhsan Putra
INTEK: Jurnal Penelitian Vol 7 No 1 (2020): In Press
Publisher : Politeknik Negeri Ujung Pandang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1216.229 KB) | DOI: 10.31963/intek.v7i1.2103

Abstract

The coastal hydrodynamic pattern around the estuary is determined by the wave, river discharge, and the tidal condition which work simultaneously. The wave factor contributes to more dominant influence on estuaries located in the open sea. Wave coming towards the coast can generate current on the coast. The current pattern around the estuary is determined mainly by the magnitude of the angle formed between the incoming wave and the coastline. The objective of this research is to analyze the wave diffraction patterns and the length of tidal propagation towards the direction of the coast in the estuary. Investigated area is situated in the estuary of Jeneberang River. The analysis of tidal propagation and wave diffraction covers a reach of 4270 meters upstream. Data collected include bathymetric, wind, and tidal data. Furthermore, the result of this analysis can be used as an input in efforts to manage and develop the coastal area in the estuary of Jeneberang River. The length of the tidal propagation in the estuary of Jeneberang River is approximately 1220 meters upstream. Wave diffraction occurs from the north, northwest, and west direction. The highest wave diffraction came from the west direction with the value of 0.73 m and the lowest wave diffraction came from the north direction with the value of 0.04 m.
Struktur Hybrid Engineering sebagai Permeable Breakwater untuk Mereduksi Energi Gelombang pada Pantai Berpasir Hafid, Hendra; Thaha, Muhammad Arsyad; Maricar, Farouk; Bakri, Bambang
Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS 2022: Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil UMS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (277.981 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menemukan pengaruh porositas pada struktur Hybrid Engineering sebagai permeable breakwater sebagai salah satu alaternatif untuk meredam energi gelombang yang menyebabkan abrasi pantai. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimental laboratorium dengan permodelan fisik membuat prototype dan mengadakan pengujian pada kolam uji (wave flume) untuk mengetahui deformasi gelombang terhadap adanya struktur hybrid engineering dengan beberapa skenario model dengan merubah porositas atau kerapatan dari brushwood terhadap ketinggian muka air, panjang dan periode gelombang. Energi gelombang dihitung pada lokasi di depan struktur dan di belakang struktur. Perhitungan dilakukan dengan membandingkan energi gelombang pada kedua lokasi tersebut sehingga dapat diketahui pengaruh struktur hybrid engineering terhadap efisiensi peredaman energi. Pengaruh dimensi struktur terhadap peredaman energi gelombang tertinggi diperoleh dengan nilai peredaman enenergi tertinggi adalah pada saat kondisi h/d = 0.75 dimana kondisi tersebut ketinggian struktur lebih tinggi dari permukaan air. Pada kondisi peredaman energi gelombang jika dibandingkan dengan kedalaman perairan (d) nilai peredaman energi terbesar adalah pada saat d = 15 cm, sehingga dalam pemanfaatanya sebagai peredam energi gelombang ketinggian struktur harus lebih tinggi dari ketinggian Mean sea level (MSL) diperarian yang akan ditempatkan struktur permeable breakwater.