Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

KOREOGRAFI KUAU DALAM PERSPEKTIF ALAM FAUNA Riswani, Riswani; Saputra, Mugi Ari
Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni Vol 13, No 2 (2017): Garak Jo Garik
Publisher : Garak Jo Garik : Jurnal Pengkajian dan Penciptaan Seni

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1010.961 KB)

Abstract

Kuau adalah nama burung yang oleh masyarakat Jambi dianggap sakral sementara di Kalimantan burung Kuau dianggap Agung. Untuk menggarap konsep, pengkarya menghasilkan dua karakter yang berbeda dari kedua wilayah dan makna filosofsis burung kuau dengan menggunakan properti sayap yang berbentuk setengah lingkaran seperti kipas. Ekslporasi gerak terkait dengan pengembangan dari tingkah laku burung Kuau yang divisualisasikan dengan karakter pengkarya. Metode yang digunakan dalam pelahiran karya ini diantaranya, observasi, pengolahan data, studi pustaka, pemilihan pendukung karya, eksplorasi, penataan gerak, improvisasi, dan evaluasi. Dalam karya ini terdiri dari tiga bagian, bagian pertama menggambarkan bagaimana karakter burung kuau yang berada di Jambi yang dianggap oleh masyarakat bahwa burung kuau adalah burung yang sakral, bagian kedua menggambarkan burung kuau yang berada di Kalimantan yaitu yang berkarakter lebih atraktif dan bersifat agung oleh masyarakat suku Dayak, dan bagian ketiga menggambarkan interpretasi pengkarya terhadap filosofi Burung Kuau. Kuau is the name of a bird that is considered sacred by the people of Jambi whilein Borneo the Kuau bird is considered as supreme (grand). To work on the concept, the creator produces two different characters from the two regions and the philosophical meaning of the kuau bird by using wing properties that aresemicircular like a fan. Exploration of motion is related to the development of thebehavior of the Kuau bird which is visualized by character of the creator. Themethods used in the delivery of this work include observation, data processing, literature study, selection of supporting works, exploration, structuring motion,improvisation, and evaluation. This work consists of three parts, the first pardescribes how the character of the kuau birds in Jambi, which is considered bythe community that the bird is a sacred, the second part depicts the kuau bird iBorneo, which has more attractive and noble by Dayak tribes, and the third partdescribes the about an interpretation of the philosophy of the Kuau bird from creators perspective.
Guna dan Fungsi Tari Bedana bagi Masyarakat Etnis Arab Melayu Jambi Hasnah Sy, Sy; Hartati M; Riswani Riswani
INVENSI (Jurnal Penciptaan dan Pengkajian Seni) Vol 4, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.02 KB) | DOI: 10.24821/invensi.v4i1.2665

Abstract

Abstrak Etnik Arab Melayu merupakan salah satu sub-etnik Melayu Jambi. Mayoritas mereka bermukim di Desa Seberang yang berseberangan dengan Angso Duo Kota Jambi. Bedana berupa tarian dengan iringan ansambel musik gambus berkhas Arabic telah diwarisi secara turun-temurun dari leluhur mereka. Tulisan ini mengkaji aspek guna dan fungsi tari Bedana yang telah fungsional untuk memeriahkan dan memberi suasana hiburan bagi pelaksanaan berbagai upacara berciri khas budaya Islami yang dimiliki masyarakat etnis Arab Melayu Jambi tersebut, sehingga tari Bedana menjadi identitas etnik Arab Melayu di tengah-tengah masyarakat etnis lain di Kota Jambi. Capaian tulisan ini berupa deskripsi kualitatif pada aspek guna tari Bedana sebagai pemeriah helat, hiburan, dan menjadi wadah komunikasi dalam sebuah interaksi sosial mereka. Pada sisi fungsi, tari ini berhubungan dengan aspek status sosial ekonomi masyarakat pendukung, identitas budaya, masalah keberlanjutan status budaya, dan sebagai penguat sosial budaya etnis Arab Melayu di Jambi. Abstract Ethnic of Malay Arab represent one of the Malay sub-ethnic of Jambi. Their Majority live in countryside defect which is beside with Angso Duo of Jambi Town. Bedana in the form of dance with music ensemble accompaniment of gambus typical of Arabic have inherit hereditaryly from their ancestor. This article study aspect use and function of Bedana dance which have functional to enliven and give entertainment amusement atmosphere to execution various ceremony have cultural special of Islami had by ethnical society of Arab Malay of Jambi, that Bedana dance become ethnic identity of medial Arab Malay of other ethnical society in Town of Jambi. This Performance Article in the form of descriptions qualitative at aspect utilize dance of Bedana as ceremonial of party, entertainment, and become the place of communications in a social interaction of them. At function side, this dance relate to social status aspect of supporter society economics, cultural identity, problem continue cultural status, and as social of ethnical culture of Arab Malay in Jambi.
KOMPOSISI TARI DI BAWAH 35°C KLASIFIKASI GEJALA HIPOTERMIA DALAM PENGGARAPAN TARI TUNGGAL KONTEMPORER Dini Indah Putri; Riswani Riswani; Syahril Syahril
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 8, No 2 (2022): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v8i2.3108

Abstract

Karya tari ini berjudul Di Bawah 35°C terinspirasi dari sebuah fenomena yang dialami oleh penanjak gunung yaitu hipotermia. Hipotermia adalah keadaan suhu tubuh yang turun di bawah 35°C yang menyebabkan fungsi sistem saraf dan organ tubuh lainnya mengalami gangguan. Gejala yang terjadi pada penderita hipotermia yang menjadi ketertarikan dan fokus pada karya ini. Untuk menggarap konsep menjadi sebuah karya tari maka pengkarya meggunakan salah satu metode untuk penggarapan karya yaitu pengumpulan data atau observasi, pengolahan data, studi pustaka, eksplorasi, penataan gerak, improvisasi, pembentukan dan evaluasi melalui konsep pendekatan inovasi dan interpretasi. Karya Di Bawah 35°C terdapat tiga bagian. yaitu bagian pertama hipotermia dengan klasifikasi ringan dengan gerak bergetar dengan postur mengecil atau menringkuk menggunakan musik iringan suara angin dan piano, bagian dua hipotermia dengan klasifikasi sedang, tubuh kaku, postur tubuh tegang dengan tenaga yang kuat menggunakan musik pengiring suara hujan, petir dan cello, pada bagian tiga yaitu hipotermia dengan klasifikasi berat, kesulitan bernafas, menggunakan gerak-gerak kontrek menggunakan musik iringan suara elektrocardiogram, alunan suara wanita, dan suara angin. Karya ini di pertunjukkan di pentas arena gedung Boestanul Arifin Adam dan menggunakan rias cantik panggung melalui rias korektif dengan kostum jaket bulu berwarna ungu, baju kaos turtleneck berwarna ungu, celana cargo panjang berwarna hitam, sarung tangan berwarna hitam, kaos kaki berwarna hitam mengkilap dan ungu. Kata kunci : Gejala, hipotermia, klasifikasi.
Interpretasi Ritual Kabaji Dalam Penciptaan Karya Tari Babaleh Tikam Rahmah Nadiati Nami; Wardi Metro; Riswani Riswani
Laga-Laga : Jurnal Seni Pertunjukan Vol 9, No 1 (2023): Laga-Laga: Jurnal Seni Pertunjukan
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/lg.v9i1.1086

Abstract

 Karya yang berjudul “Babaleh Tikam” ini terinspirasi dari salah satu praktek gaib dan ilmu hitam yang ada di daerah MinangKabau khususnya di Kabupaten Pasaman Barat. Kabaji adalah guna-guna untuk membuat hubungan suami istri, usaha, atau persahabatan hancur dan rusak sehingga saling membenci, biasanya dengan menggunakan ramuan dan mantra. Biasanya  faktor penyebab kabaji adalah dendam, iri, dengki. Ramuan yang biasa digunakan seperti kain putih (kafan), benang tiga warna (merah, kuning,hitam), tanah orang mati kecelakaan, air mayat, jarum, rambut mayat. Dalam kehidupan ini ada hukum yang berlaku seperti pribahasa “apa yang kamu tanam, itu yang akan kamu tuai” yang artinya apa yang kita perbuat itu yang akan kita dapatkan. Jika kita ­berbuat baik, maka akan mendapatkan kebaikan, begitu juga sebaliknya,  jika kita  berbuat jahat maka akan mendapatkan kejahatan pula, secara umum yang kita kenal sebagai Karma. Pengkarya tertarik dari pengertian kabaji yang diinterpretasikan kepada pelaku atau pengirim yang mendapatkan balasan atas apa yang telah di perbuat (karma). Pada karya ini menggunakan tema non literer dan tipe abstrak. Metode yang digunakan pada karya ini adalah observasi, ekplorasi, improvisasi, pembentukan, dan evaluasi. Karya ini terdiri tiga bagian, bagian pertama menggambarkan pelaku yang mulai  menunjukan sikap iri, dengki, dan dendam dan memilih praktek ilmu hitam sebagai tindakannya, bagian dua menggambarkan bagaimana orang yang dikendalikan oleh kabaji, bagian tiga menggambarkan bagaimana perbuatan yang telah dilakukan akan berbalik kepada dirinya sendiri.Kata Kunci: Kabaji; Babaleh Tikam; Ritual; Karya Tari 
Harmonizing Identities: Language's Role in Shaping 'The Sounds of Islamic Identity' - Salawat Dulang Alam and Qodratullah (Harmonisasi Identitas: Peran Bahasa dalam Membentuk 'Suara Identitas Islam' - Salawat Dulang Alam dan Qodratullah) Firdaus Firdaus; Riswani Riswani; Syafniati Syafniati; Firman Firman; Jufri Jufri
Jurnal Gramatika Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2023.v9i2.7365

Abstract

This article explores the transformation of the text Salawat Dulang Alam and Qodratullah music into a new artwork form that embodies the narrative form of Islamic identity in West Sumatra. The research involved a collaborative work of transformation by practitioners of Salawat Dulang. The Festival Musica Sacral committee commissioned the creation of this musical artwork, and the artists created new performances with new texts following the theme requested by the committee. The production was done by adopting contemporary songs and inserting theatrical elements that collaborated with traditional Salawat Dulang song texts, highlighting the role of language as identity. The research resulted in a new form of Salawat Dulang music that is more communicative and touches the heartstrings. Incorporating contemporary text songs and theatrical elements created a fresh perspective on Salawat Dulang music, embodying Islamic identity's narrative form in West Sumatra. The study suggests that transforming traditional art forms into contemporary ones can create a new way of looking at the art form, leading to increased communication and emotional connection with the audience. It is also suggested that further research should be carried out to explore the possibilities of transforming other traditional art forms similarly, recognizing the role of language as a vital component of identity.
Harmonizing Identities: Language's Role in Shaping 'The Sounds of Islamic Identity' - Salawat Dulang Alam and Qodratullah (Harmonisasi Identitas: Peran Bahasa dalam Membentuk 'Suara Identitas Islam' - Salawat Dulang Alam dan Qodratullah) Firdaus Firdaus; Riswani Riswani; Syafniati Syafniati; Firman Firman; Jufri Jufri
Jurnal Gramatika Vol 9, No 2 (2023)
Publisher : Universitas PGRI Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22202/jg.2023.v9i2.7365

Abstract

This article explores the transformation of the text Salawat Dulang Alam and Qodratullah music into a new artwork form that embodies the narrative form of Islamic identity in West Sumatra. The research involved a collaborative work of transformation by practitioners of Salawat Dulang. The Festival Musica Sacral committee commissioned the creation of this musical artwork, and the artists created new performances with new texts following the theme requested by the committee. The production was done by adopting contemporary songs and inserting theatrical elements that collaborated with traditional Salawat Dulang song texts, highlighting the role of language as identity. The research resulted in a new form of Salawat Dulang music that is more communicative and touches the heartstrings. Incorporating contemporary text songs and theatrical elements created a fresh perspective on Salawat Dulang music, embodying Islamic identity's narrative form in West Sumatra. The study suggests that transforming traditional art forms into contemporary ones can create a new way of looking at the art form, leading to increased communication and emotional connection with the audience. It is also suggested that further research should be carried out to explore the possibilities of transforming other traditional art forms similarly, recognizing the role of language as a vital component of identity.
Meningkatkan Kepercayaan Diri Siswa SMAN 11 Muaro Jambi Melalui Pelatihan Akting Teater Modern Gunawan, Indra; Riswani, Riswani; Irianto, Ikhsan Satria; Handayani, Lusi; Gustyawan, Tofan
Batoboh Vol 9, No 1 (2024): BATOBOH: JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/bt.v9i1.4042

Abstract

Program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa SMAN 11 Muaro Jambi melalui pelatihan akting teater modern. Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui dua tahapan, yaitu pelatihan akting dan presentasi akting. Akting teater modern yang dipilih dalam kegiatan pelatihan ini adalah akting teater realis yang berlandaskan kepada metode akting Stanislavski. Metode pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah metode praktik dan kolaborasi. Peserta kegiatan adalah anggota dari ekstrakulikuler teater di SMAN 11 Muaro Jambi. Kegiatan pelatihan dilaksanakan sebanyak dua kali seminggu dalam tiga bulan. Hasil dari pengabdian ini adalah siswa SMAN 11 Muaro Jambi menjadi lebih percaya diri ketika berhadapan dengan publik.
Dramaturgical Design Based on The Legend of Dideng Puti Dayang Ayu from Rantau Pandan Irianto, Ikhsan Satria; M., Hartati; Riswani; Gustyawan, Tofan
Mudra Jurnal Seni Budaya Vol 39 No 2 (2024)
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/mudra.v39i2.2631

Abstract

Dideng is an oral art from Rantau Pandan Village whose existence is of concern due to the lack of regeneration. In fact, Dideng art has theatrical, musical and gestural power. The content of Dideng is the legend of Puti Dayang Ayu which has great dramatic potential. Designing a performance concept (dramaturgical design) based on the legend of Puti Dayang Ayu is an effort to revitalize and develop Jambi's dramatic arts. This research aims to find dramatic material to then reassemble into a dramaturgical plan based on the legend of Dideng Puti Dayang Ayu. This research uses a qualitative method with a case study approach. The data collection techniques used were interviews and observation. Data analysis was carried out using three analytical tools, namely data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results achieved from this research are 1). Dideng is a means of entertainment for the people of Rantau Pandan village which does not yet have a good regeneration of speakers. Therefore, creativity is needed to create Dideng in more attractive packaging. 2). The Dideng text was passed down orally so it does not have a standard story. Each speaker has their own version of the story. Therefore, the preparation of the story is adjusted to the dramatic needs of the story. 3). The writing of this play was motivated by the dramatic vision of "rationalization of legend". The main theme is broken promises and is structured in an aristolelian episodic plot.