Achmad Fickry Faisya, Achmad Fickry
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Analisis Paparan Kadmium, Besi, Dan Mangan Pada Air Terhadap Gangguan Kulit Pada Masyarakat Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir Sunarsih, Elvi; Faisya, Achmad Fickry; Windusari, Yuanita; Trisnaini, Inoy; Arista, Dini; Septiawati, Dwi; Ardila, Yustini; Purba, Imelda Gernauli; Garmini, Rahmi
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 17, No 2 (2018): Oktober 2018
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.17.2.68-73

Abstract

Latar Belakang : Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Kualitas air bersih menurun akibat tingkah-laku manusia seperti sisa pembuangan pabrik-pabrik kimia/industri, zat-zat detergen, dan asam belerang.  Dampak dari terpaparnya air yang mengandung bahan kimia seperti kadmium, besi, dan mangan dapat menimbulkan efek gangguan terhadap kesehatan kronis maupun akut.Metode : Penelitian ini menggunakan desain studi potong lintang (cross sectional) dengan teknik purposive sampling. Besar sampel yang diambil sebanyak 100 sampel.Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata kadmium (Cd) 0,277 mg/L, besi (Fe) 0,414 mg/L, dan mangan (Mn) 0,213 mg/L masih memenuhi syarat Permenkes Nomor 32 Tahun 2017. Proporsi responden yang mengalami gangguan kulit sebanyak 45%. Variabel lama pajanan dan status alergi mempunyai hubungan yang bermakna (p value < 0,05), sedangkan variabel konsentrasi Cd, Fe, Mn, jenis kelamin, dan umur tidak mempunyai hubungan yang bermakna (p>0,05) terhadap gangguan kulit.Simpulan : Konsentrasi rata-rata Cd, Fe, Mn masih memenuhi syarat Permenkes, tetapi belum memenuhi syarat fisik karena memiliki rasa dan berwarna keruh. Gangguan gatal pada kulit disebabkan lama pajanan terhadap air sungai dan status alergi responden. Perlu dilakukan upaya promotif dan edukasi seperti pembuatan pengolah air sederhana skala rumah tangga kepada masyarakat. ABSTRACTTitle: Analysis of Cadmium, Iron, and Manganese Exposure on Water Cause of Skin Disorders in Desa Ibul Besar Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan IlirBackground : Water is a vital element in human life. The quality of clean water decreases because of human behavior such as waste disposal of chemical / industrial plants, detergent, and sulfuric acid. The impact of exposure from water containing chemicals such as cadmium, iron, and manganese that cause chronic and acute health effects.Methods : This study used cross sectional study design with purposive sampling technique. There are 100 samples.Results : The results showed that the average concentration of cadmium (Cd) 0.277 mg / L, iron (Fe) 0.414 mg / L, and manganese (Mn) 0.213 mg / L still appropriate quality standard from Permenkes Number 32 Year 2017. The proportion of respondents got skin disorders 45%. The variables of exposure and allergic status had significant relationship (p value < 0.05). The concentration variables Cd, Fe, Mn, sex, and age had no significant relationship (p > 0.05) to skin disorders.Conclusion : The average concentrations of Cd, Fe, Mn still appropriate quality standard from Permenkes, but they are not appropriate the physical requirements because they have a taste and muddy. Itchy skin disorders are caused by exposure of river water and allergic status of respondents. It needs promotive and educational efforts such as making simple household water processing to the community. 
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Paparan Hidrogen Sulfida (H2S) dan Ammonia (NH3) Pada Masyarakat Wilayah TPA Sukawinatan Kota Palembang Tahun 2018 Faisya, Achmad Fickry; Putri, Dini Arista; Ardillah, Yustini
Jurnal Kesehatan Lingkungan Indonesia Vol 18, No 2 (2019): Oktober 2019
Publisher : Master Program of Environmental Health, Faculty of Public Health, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jkli.18.2.126-134

Abstract

Latar belakang: TPA Sukawinatan merupakan salah satu tempat pembuangan akhir yang masih beroperasi aktif di Kota Palembang. TPA Sukawinatan berjenis controled landfill dengan risiko peningkatan aktivitas dekomposisi mikroorganisme secara anaerob sehingga menghasilkan gas hidrogen sulfida and ammonia setelah proses penimbunan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan lingkungan paparan gas hidrogen sulfide dan ammonia pada masyarakat sekitar TPA Sukawinatan.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode analisis kuantitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu dengan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Sampel dalam penelitian ini adalah 50 orang masyarakat dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dalam radius 300 dan 600 m. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis univariat dan analisis risiko.Hasil: Hasil penelitian untuk kadar risk agent menunjukkan bahwa kadar H2S tertinggi sebesar 0,003 mg/m3, kadar NH3 tertinggi yaitu 0,031 mg/m3. Nilai RQ (NH3) untuk setiap risk agent dilokasi studi seluruhnya menunjukkan dibawah 1, sedangkan nilai RQ (H2S)  untuk setiap risk agent berbeda terdapat nilai yang menunjukkan diatas 1.Simpulan: Berdasarkan hasil penelitian menunjukaan bahwa H2S di sekitar kawasan TPA sukawinatan memiliki risiko terhadap gangguan kesehatan masyarakat karena masih terdapat nilai RQ>1. Untuk itu sebaiknya Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Palembang sebaiknya dapat melakukan manajemen risiko terhadap masyarakat yang beresiko mengalami gangguan kesehatan. ABSTRACTTitle: Enviromental Health Risk Analysis Of Hydrogen Sulfide (H2s) And Ammonia (Nh3) Exposure In The Communities Around Sukawinatan Landfill In Palembang 2018Background: Sukawinatan landfill is a one of landfill that still operates actively in the city of Palembang. The types of Sukawinatan landfill was control landfill with increased risk of decomposition activity of anaerobic microorganisms to produce hydrogen sulfide and ammonia gases after the waste dumping process. This study aims to analyze risk factors of hidrogen sulfide and ammonia gases exposure to communities around Sukawinatan Landfill.Methods: This study was descriptive research and used quantitative analysis method. The approach used was Environmental Health and Risk Analysis. Sample in this research was 50 human sample and technique was used Purposive Sampling within the radius of 300 and 600 m. Data analysis was conducted using  univariate and risk analysis.Results: The results of research showed that the highest levels of risk agent H2S levels is 0,003 mg/m3, the highest levels of NH3 is 0,031 mg/m3. The level of risk (NH3) showed below 1, while The level of risk (H2S) for each different risk agent there is showed above 1.Conclusion: Based on the result of this research, assesment is who received RQ>1 in TPA Sukawinatan Departement  of environmental and sanitation in Palembang must to do risk management towards people who are at risk of wxperiencing health problems. 
Analysis of Environmental Health Risks of Cement Dust in Cement Grinding and Packing Susanti, Widia Eka; Faisya, Achmad Fickry; Novrikasari, Novrikasari
Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol 6, No 2: June 2021
Publisher : Universitas Aisyah Pringsewu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1339.012 KB) | DOI: 10.30604/jika.v6i2.471

Abstract

The cement industry has the potential to cause dust as contamination or pollution in the air. Dust generated from the cement production process can be a health threat to cement industry workers. This study aims to assess the magnitude of the environmental health risk of cement dust exposure in the Cement Grinding and Packing section of PT X. This research is a quantitative descriptive study with the approach used is the Environmental Health Risk Analysis (ARKL). The number of sampling points in this study was 20 sampling points with a sample of 62 workers with a sample selection technique using a purposive sampling method with the criteria that workers have worked for at least 1 year. The results showed that the highest dust concentration was 0.84 mg/m3 and the lowest was 0.04 mg/m3. The dust concentration is still below the Threshold Limit Values (TLVs) which is 1 mg/m3. The results of the Environmental Health Risk Analysis (ARKL) indicate that more than a portion of the dust RQ value showed below 1 (RQ less than 1) and there are still RQ values showed above 1 (RQ more than 1) in some workers. The risk of a lifetime with a calculation of a work period of 30 years results in the majority of dust RQ value showed above 1 (RQ more than 1).Abstrak: Industri semen memiliki potensi menimbulkan debu sebagai kontaminasi atau pencemaran di udara. Debu yang dihasilkan dari proses produksi semen dapat menjadi ancaman kesehatan bagi pekerja industri semen. Penelitian ini bertujuan untuk menilai besaran risiko kesehatan lingkungan paparan debu semen di bagian Cement Grinding and Packing PT X.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan yang digunakan adalah Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL). Jumlah titik sampling pada penelitian ini sebanyak 20 titik sampling dengan sampel pekerja sebanyak 62 pekerja dengan teknik pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria pekerja telah bekerja minimal 1 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi debu tertinggi yaitu 0,84 mg/m3 dan terendah yaitu 0,04 mg/m3. Konsentrasi debu tersebut masih dibawah Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu 1 mg/m3. Hasil Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) menunjukkan bahwa lebih dari sebagian nilai RQ debu masih berada di bawah 1 (RQ kurang dari 1) dan masih terdapat nilai RQ lebih dari 1 (RQ lebih dari 1) pada beberapa pekerja. Besar risiko lifetime dengan perhitungan masa kerja 30 tahun didapatkan hasil sebagian besar RQ debu berada di atas 1 (RQ lebih dari 1).
KORELASI KEBERSIHAN KUKU TERHADAP INFEKSI KECACINGAN PADA PEMULUNG ANAK DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) Komalasari, Febrianti; Faisya, Achmad Fickry; Windusari, Yuanita; Hasyim, Hamzah
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 6, No 2: Agustus 2021 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v6i2.659

Abstract

Latar belakang: Infeksi kecacingan yang ditularkan melalui tanah oleh cacing parasit yaitu, Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, dan cacing tambang. Risiko terinfeksi kecacingan lebih meningkat di lingkungan dengan kondisi air, sanitasi dan penerapan personal hygiene yang buruk. Kegiatan memulung sampah di TPA banyak dilakukan oleh pemulung dewasa maupun pemulung anak. Infeksi kecacingan pada anak akan sangat berdampak karena, anak masih dalam proses pertumbuhan. Karena, aktivitas pemulung anak yang secara langsung bersentuhan dengan barang-barang yang kotor, serta bersentuhan langsung dengan tanah yang telah terkontaminasi oleh telur cacing parasit. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kebersihan kuku terhadap infeksi kecacingan pada pemulung anak. Metode: Desain penelitian ini adalah cross sectional  dengan 65 pemulung anak sebagai responden. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 01 Januari s.d 10 Februari 2021di TPA Sukawinatan. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuesioner dan observasi kuku responden serta, pemeriksaan feses respoden dilakukan dengan metode kato-katz. Teknik analisa data secara univariat dan uji chi-square. Hasil: Prevalensi infeksi kecacingan sebesar 29,2% dengan jenis cacing yang menginfeksi adalah Ascaris lumbricoides. Uji statistik menujukkan hubungan signifikan antara kebersihan kuku terhadap infeksi kecacingan (p=0,003; PR=3,351 95%CI 1,529-7,293). Saran: Diharapkan untuk diadakan penyuluhan berkala dan pemeriksaan kecacingan serta, pemberian obat cacing kepada pemulung. Kata kunci : Infeksi Kecacingan, Personal Hygiene, Kebersihan Kuku
DETERMINANTS OF WORK MOTIVATION AMONG DOCTORS AT COMMUNITY HEALTH CENTERS IN INDONESIA Rusdiana, Rusdiana; Faisya, Achmad Fickry; Idris, Haerawati
Indonesian Journal of Health Administration (Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia) Vol. 13 No. 1 (2025): June
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jaki.v13i1.2025.30-43

Abstract

Introduction: Effective work motivation among healthcare professionals significantly enhances health service performance and plays a pivotal role in improving service quality. Aims: This study aims to analyze the determinants influencing work motivation among doctors at community health centers in Indonesia. Methods: This study employed a quantitative approach with a cross-sectional design, utilizing secondary data from the 2017 Indonesian Workforce Research in the Health Sector. The study sample comprised 9,988 respondents. Logistic regression was employed for data analysis. Results: In 2017, 55.1% of doctors at community health centers in Indonesia reported high work motivation. Significant correlations were identified between work motivation and various factors: individual characteristics (age, education, marital status, position), intrinsic factors (training and continuing education), extrinsic factors (salary/wages, work area), financial incentives (performance allowances, capitation fund incentives), and non-financial incentives (official vehicles) (p < 0.05). Among these, the type of position was identified as the most dominant factor influencing work motivation (p < 0.05; prevalence ratio (PR) = 1.805 CI 95% [1.608-2.028]). Conclusion: Work motivation among doctors at community health centers in Indonesia is significantly influenced by individual characteristics, intrinsic and extrinsic factors, as well as financial and non-financial incentives, with the type of position being the most dominant factor. To enhance motivation and improve healthcare services, policymakers should strengthen career development, expand training opportunities, improve financial and non-financial incentives, and implement targeted retention strategies, especially in underserved areas. Keywords: Community health center, doctor, Indonesia, work motivation
ANALISIS KEPADATAN LARVA AEDES SPP DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE Romadhoni, Romadhoni; Faisya, Achmad Fickry; Windusari, Yuanita
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 5, No 2: Agustus 2020 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v5i2.399

Abstract

Latar belakang: Aedes merupakan genus nyamuk yang berasal dari daerah tropis dan subtropis, Aedes berperan menularkan demam berdarah dengue. Aedes Aegypti merupakan vektor utama penyebab DBD. Adanya kejadian DBD bisa disebabkan karena kepadatan larva Aedes spp yang terdapat di wilayah tersebut. Tujuan: Penelitian ini adalah mengetahui hubungan kepadatan larva Aedes spp dengan kejadian DBD di Kecamatan Sukarami Kota Palembang. Metode: Penelitian ini merupakan observasi analitik dengan pendekatan kasus kontrol. Penelitian ini dilakukan dengan jumlah sampel sebanyak 168 orang. Sampel diambil dengan metode Total Sampling untuk kelompok kasus dan multistage random sampling untuk kelompok kontrol. Data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan dianalisis statistik dengan uji chi-square dengan derajat kepercayaan 95%. Hasil: Dari 168 subyek penelitian, kelompok kasus yang memiliki kepadatan larva tinggi 23 rumah (41,1%) dan kepadatan larva rendah 33 rumah (58,9%), sedangkan kelompok kontrol yang memiliki kepadatan larva Tinggi 64 rumah (57,1%) dan kepadatan larva rendah 48 rumah (42,9%). Uji chi square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna p=0,113(>p=0,05) antara kepadatan larva Aedes spp dengan kejadian DBD di  Kecamatan Sukarami Kota Palembang. Saran: Bagi masyarakat, perlu meminimalisir tempat penampungan Air didalam rumah karena nyamuk Aedes Aegypti lebih cenderung berkembang biak didalam rumah, Perlunya meningkatkan kegiatan sanitasi lingkungan khususnya ditujukan pada pemutusan rantai perkembangbiakan larva dan nyamuk Aedes Aegypti, misalnya dengan penggunaan abate, kegiatan 3M (menguras dan menutup tempat penampungan air serta mengubur kaleng bekas) serta pemeliharaan ikan tempalo.Kata Kunci: Kepadatan Larva Aedes SPP, Kejadian DBD
ANALISIS RISIKO PAPARAN GAS HIDROGEN SULFIDA DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH SUKAWINATAN KOTA PALEMBANG Fithriyani, Eka; Fajar, Nur Alam; Faisya, Achmad Fickry
Jurnal 'Aisyiyah Medika Vol 5, No 2: Agustus 2020 Jurnal 'Aisyiyah Medika
Publisher : stikes 'aisyiyah palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36729/jam.v5i2.388

Abstract

Latar belakang: Pencemaran udara akibat proses dekomposisi sampah merupakan salah satu dampak lingkungan yang  ditimbulkan dari tempat pembuangan akhir (TPA) sampah. Gas toksik hasil dekomposisi sampah yang berbau sangat tajam yaitu hidrogen sulfida (H2S) merupakan salah satu gas berbahaya di TPA yang berpotensi menimbulkan gangguan pernapasan. Tingkat risiko paparan gas hidrogen sulfida (H2S)  terhadap kesehatan dapat dinilai melalui pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) dengan menghitung nilai RQ (Risk Quotient) untuk menentukan tingkat risiko paparan pada kategori aman atau tidak aman terhadap kesehatan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko paparan gas hidrogen sulfida di tempat pembuangan akhir (TPA) sampah Sukawinatan kota Palembang. Metode: Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan ARKL (Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan) untuk menilai risiko paparan gas hidrogen sulfida di TPA Sukawinatan kota Palembang. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat berupa distribusi frekuensi. Hasil: Hasil penilaian ARKL menunjukkan bahwa risiko paparan gas hidrogen sulfida di TPA Sukawinatan berada di tingkat risiko tidak aman (RQ>1). Saran: adanya tingkat risiko paparan gas hidrogen sulfida yang tidak aman bagi kesehatan pemulung di TPA Sukawinatan, maka diharapkan pemulung dapat menggunakan alat pelindung diri untuk mengurangi risiko paparan gas hidrogen sulfida.Kata Kunci: ARKL, Gas Hidrogen Sulfida, Risk Quotient